Tasauf

Apakah Keramat Mesti di-Zahirkan?

Ada orang bertanya apakah keramat itu sama dengan sihir atau sama dengan mukjizat, adan apapula perbedaan di antaranya. Perbedaan antara keramat dan dengan sihir adalah sihir itu terjadi dikalangan orang-orang fasik, orang-orang zindik dan orang-orang kafir yang tidak percaya dengan Allah SWT. Keramat terjadi pada orang-orang yang percaya pada Allah dan sungguh-sungguh mengerjakan syariat-Nya dan dengan mujahadah yang kuat sehingga sampai pada derajat wali.

Perbedaan antara keramat dengan mukjizat bahwa keramat itu terjadi pada wali-wali Allah yang tidak menyatakan dirinya sebagai Nabi atau Rasul. Mukjizat terjadi pada Nabi-Nabi dan Rasul Allah sebagai pembuktian atas kebenaran kenabian dan kerasulannya. Karena itu mukjizat wajib dinampakkan untuk keperluan dakwah dan dakwah dengan pembuktian mukjizat itu adalah akurat, sangat dibutuhkan.

Kemudian ada juga yang bertanya apakah seorang wali di mesti menzahirkan (menampakkan) kekeramatannya?

Seorang wali tidak wajib menzahirkan kekeramatannya, sebab ketentuan-ketentuan syariat agama telah tetap sesuai dengan yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT. Oleh sebab itu menzahirkan atau menyembunyikan kekeramatan boleh-boleh saja.

Akan tetap dikalangan para syekh sufi terdapat dua pendapat dalam masalah ini. Pendapat Pertama mengatakan sebaiknya para wali menyembunyikan kekeramatannya, sebab tidak ada kebutuhan dakwah untuk menampakkannya dan bisa juga menimbulkan fitnah atau ria yang bisa merusak kesucian rohani si wali itu sendiri. Para wali yang berpendapat demikian merasa takut kalau-kalau kekeramatan yang dia peroleh merupakan istidraj atau pemanjaan, karena kebencian, yang akan menjerumuskan sang wali. Yang berpendapat dengan pendapat pertama ini antara lain imam Abu Bakar bin Abu Fura.

Syekh Abu Yazid Al Bisthami mengatakan bahwa wali-wali Allah adalah pengantin-pengantin-Nya. Karena itu tak seorang pun boleh melihat para pengantin itu kecuali keluarganya. Mereka ditabiri dalam ruang khusus di hadirat-Nya oleh keakraban. Artinya seorang wali akan menampakkan kewaliannya kepada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk mendapatkan rahmat dan karunia Allah yang tersalur lewat sang Wali dan tentu saja dalam hal ini yang paling bisa merasakannya adalah para murid sang Wali Allah.

Abu Bakar Saydalani menuturkan, suatu ketika aku berulang kali memperbaiki batu nisan makam Abu Bakat At Tamasani dan mengukir namanya pada nisan itu. Setiap aku selesai memperbaikinya, batu nisan itu digali dan dicuri orang dan akhirnya aku bertanya kepada Abu ‘Ali ad-Daqqaq tentang hal ini. Dia menjelaskan bahwa syekh itu lebih suka tidak dikenal orang di dunia ini. Karena itu tidak suka juga dengan batu nisan yang berarti mempromosikan kenangan kepadanya. Hal ini serupa dengan Syekh Bahauddin Naqsyabandi  yang melarang menulis tentang riwayat hidup dan fatwa-fatwanya.

Rabi’atul Adawiyah tidak mengizinkan orang lain masuk ke dalam kamar khalwatnya, karena beliau tidak ingin orang lain menceritakan tentang keadaannya seperti memperoleh emas di bawah tikar shalat atau menanak nasi dengan tidak memakai api. Demikian diceritakan oleh Zulfah kemenakan Rabi’atul Adawiyah.

Pendapat Kedua mengatakan boleh saya seorang wali itu menzahirkan kekeramatannya, apabila kalau dirasakan hal itu perlu untuk kepentingan dakwah dan tentunya kekeramatan yang dinampakkan oleh wali tersebut tidak menimbulkan takabur dan ria. Abu Usman mengatakan bahwa: “Seorang wali mungkin termasyur kemana-mana, namun dia tidak akan tergoda oleh kemasyurannya itu”.

Prof. Dr. H. S. S. Kadirun Yahya mengatakan, pada zaman sekarang ini dirasakan perlu pada suatu saat menampakkan kekeramatan itu dalam rangka menangkis tuduhan atau pendapat bahwa agama itu adalah khayalan belaka dan tak dapat dibuktikan. Seorang wali tentu saja bisa membuktikan bahwa agama itu bukan hanya berisi dogma-dogma yang harus dipatuhi secara mutlak akan tetapi agama juga mengandung energi Maha Dahsyat kalau disalurkan dengan teknik yang tepat oleh sang Ahli (Wali Allah) maka akan muncul keajaiban-keajaiban diluar kemapuan manusia yang kemudian orang menyebutnya sebagai Keramat.

Seorang wali yang dikenal memiliki kekeramatan pun terkadang tidak merasa dia dirinya punya kemampuan hebat dan tetap bersikap seperti manusia biasa seperti yang pernah saya sampaikan dalam tulisan Anak Muda, Di dunia ini Tidak ada manusia yang keramat!

Guru saya mengatakan bahwa kekeramatan yang paling hebat dan sering kali tidak disadari oleh para murid adalah hilangnya syetan dalam dada sang murid dengan masuknya unsur-unsur ke-Tuhanan berupa Nur ‘Ala Nurin. Bukankah makna hakiki dari Keramat itu adalah kemulyaan dan tentu saja kemulyaan yang utama apabila dalam diri kita telah ber-Tajjali Allah. Dengan demikian dalam diri kita telah ada sesuatu yang sangat berharga dan dicari oleh manusia diseluruh muka bumi yaitu SANG MAHA KERAMAT, wallahu’alam!

18 Comments

  • yudistira

    very nice posting ABANG SUFIMUDA:-)

    disaat orang banyak mempertanyakan bahkan mencari kekeramatan, SUFIMUDA membuka hakikat sebenarnya dari keramat.

    kebanyakan orang menganggap kekeramatan itu seperti bisa terbang, tahan bacok, bisa jalan diatas air, dsb….
    ternyata penjelasan SUFIMUDA tentang kekeramatan diatas sangat menggugah…..
    ternyata kelebihan seperti bisa terbang, tahan bacok, bisa jalan diatas air, dsb… bukanlah apa2 jika didalam dada kita masih ada syetannya.
    mending ndak bisa apa2 tapi syetan didada sedikit demi sedikit hilang

    illahi anta maksudi, wa ridho kamatlubi…

  • padimuda

    Bener juga ya, buat apa cari keramat bisa ini bisa itu? kalau syetan dalam dada bisa hilang, otomatis ruhani kita akan mudah beserta dengan Allah. Dan kalau sudah beserta dengan Allah Sang MAHA KERAMAT, dah ga perlu apa apa lagi. Nah, langkah pertamanya berarti bersihkan syetan dalam dada kita dulu kan, yaitu dengan,……..

  • mujahidahwanita

    semulia-mulia keramat itu adalah tidak lupa sedetik pun kepada Allah SWT, keramat itu berasal dari pada kata “KAROMAH” yang artinya kemuliaan.

    sungguh sangat mulia seseorang itu jika Allah sudah berkenan menurunkan anugrah_Nya kepada seseorang itu berupa “KAROMAH”.

    Yang pada intinya “KAROMAH” itu di dapat langsung di karenakan anugrah bukan sesuatu hal yang di dapat dari proses pembelajaran, tirakat, dll akan tetapi karena di landasi pengenalan akan Allah dan kedekatan dirinya dengan Allah sehingga tajalli lah Nur Allah pada dirinya menyebabkan dirinya tidak pernah lupa akan Allah sedetik pun juga. Itulah “KAROMAH” yang sesungguhnya dan yang paling sangat berharga.

  • RASA HATI

    Ada juga seorang kiai yang dianggap keramat, padahal dia bisa ini dan itu yang diluar nalar di bantu dengan jin. Gimana tuh… Seorang wali alloh punya keramat karena sudah sangat dekat dengan yang punya ridho. Jadi apa mau sang wali ya kehendak alloh. Orang bilang laduni kali…”…. Maka pendengaranku akan menjadi pendengaranmu, penglihatanku menjadi penglihatanmu…dst,” nuwun sewu

  • sufi baru

    Dekat api pasti panas,kalau tidak panas bukan api namanya… dekat es pasti dingin..kalau tidak dingin
    bukan es namanya.,,”dekat” dengan ALLAH pasti keramat kalau tidak keramat bukan ALLAH namanya…

    berdekatan dengan yang maha keramat pasti akan keramat juga..bahkan menjadi muridnya saja akan terimbas juga..

    kekeramatan atau menjadi keramat janganlah menjadi tujuan dalam bertasauf…karena itu tidak perlu di cari..yang terpenting adalh bagaimana allah ridho ama kita,,

    illahi anta maksudi wa ridhoka matlubi..

  • Aria

    ini dia nih, ketika seorang maestro suatu alat musik berkata ‘musik itu sebenarnya adalah suara hati yang diterjemahkan ke alat tertentu. dengarkan hatimu. maka apakah yang lebih merdu dari hatimu yang tenang itu?’ 🙂 kl posting ini menimbulkan salah persepsi kawan2 yang baca aria mohon Abangda SUFIMUDA jangan segan2 menghapus postingan ini ya.
    i just wanna say, u’re the best!

  • yudistira

    “tong kosong nyaring bunyinya”

    biasanya orang yang merasa keramat itu bukannya keramat,
    kalaupun dia punya kelebihan biasanya itu bukannya dari yang hak, tapi kebanyakan batil

    keramat tertinggi adalah selalu bersama dengan ALLAH.

  • Cut Nanda Keumala

    Saya sering mendengar cerita tentang orang keramat dari kakek saya, tapi sampai saat ini saya belum jumpa dengan orangnya, apa syarat jumpa dengan dengan Auliya Allah?

  • sufi gaul

    “keramat” ini sudah dimilki oleh aulia-aulia Akbar para Waliyullah sebelumnya,… di Indonesia sendiri ada namanya “Wali Songo” di pulau jawa salah satunya Kanjeng Gusti Sunan Kalijaga, dimana dalam ajarannya dikatakan “Barang siapa yang memiliki ilmu JamusKalimahSodo apabila itu dihantamkan kenegeri Dewa kayangan (Perwira JIN) maka akan rontoklah negeri itu” ilmu inipun masih ada sampai sekarang. kemudian di Aceh disana ada Syekh Kuala yang sampai sekarang Mesjid yang didirikannya bahkan Makamnya ada di mesjid itu juga tidak terkena bencana Alam SUNAMI oleh karena kekeramatan beliau,di padang banyak Syekh dan di sulawesi yang terkenal nama Nya Syekh Yusuf dan beliau berdakwah sampai ke Afrika mengembangkan ilmu Tasawuf…

    sehingga kalau silsilah jelas sudah pasti keramatnya pasti datangnya dari Allah s.w.t.

    jadi yang membedakan yang mana keramatnya datangnya dari Allah atau syetan adalah asal usul ilmunya itu sendiri… sebab keramat yang datangnya dari syetan dan datangnya dari Allah itu setipis kulit bawang saja….

    inilah gunanya kita mencari GURU mursyid yang kamil mukamil agar kita tidak tersesat dalam mencari ridho Allah itu…

  • ABHusin

    ….MUKJIZAT / KERAMAH / MAUNNAH / SYIHIR….

    Perbuatan luar biasa atau pertunjukkan perkara yang dikatakan mencarik adat itu ada berbagai nama dan darjatnya pada sesuatu Peribadi dan ketika itu :

    (1) Kalo pada dan jaman Para Nabi / Raul dinamakan MUKJIZAT – Yang ini Para Nabi / Rasul bersandar terus dengan Allah. Allah izinkan demi untuk menegakkan kebenaran dan membuktikan kekuasaan kebesaran Allah. Mukjizat sudah tamat kerana Kenabian dalam Islam itu sudah berakhir. Walau bagaimana pun Warissatul Anbia dan Kewalian tetap berterusan…..

    (2) Kalo pada Para Warisatul Anbia / Wali / Aulia dinamakan KERAMAH / KERAMAT – Yang ini dasarnya dan tujuannya adalah sama seperti Mukjizat kerana Allah izinkan untuk menegakkan kebenaran dan jalan Allah. Namun Para Warisatul Anbia / Wali yang tahu diDirinya, mereka enggan tidak mahu menunjukkan kebolehan tersebut, kecuali benar-benar terdesak…..

    (3) Kalo pada orang-orang Waraq / Solihin / Sodiqqin dinamakan MAUNNAH – Yang ini dinamakan orang yang maqam makbul doanya. Kerana walau pun masih bertawassul pada Para Nabi, Wali dan Malaikat, atau mungkin terus dengan Allah, namun Allah Yang Maha Limpah Kurnia-Nya akan ijinkan…..

    (4) Kalo pada orang Islam dan Bukan Islam yang mengamal ilmu yang bukab Haqq dinamakan SYIHIR – Kerana berkapit dengan Dewa-Dewa, Saka Puakanya, Hantu, Jin, keris, batu permata, tangkal, azimat dll, serta perbagai amalan mantra yang bukan dari sumber Islam, kalo pada jalan kesufian ianya dianggap Istidraj lagi Syirik. Seperti ilmu kebal, pukau, menunduk, dll. Walau pun Allah ijinkan, namun hukumnya ISTIDRAJ dan SYIRIK…..

    Kalo orang Islam pengamal ilmu hitam itu nggak percaya, cobalah masuk jalan Tareqat. Kalo ilmu lama karut marut itu tidak dibuang 100%, masa berzikir itu tahulah kamu betapa panas hangat pijar tak tentu hala. Sesetengahnya ada yang separuh gila mahu lari kehutan…..

    Itu namanya “jasbah”, yaitu daya tarikan / berlawanan antara ilmu gelap vs ilmu cahaya. Itu pasal mahu cari dulu Guru Mursyid yang ariff lagi bisa membuang dulu ilmu setan dalam iblis yang telah lama bersarang dalam jasad muridnya……

    ….Wallahualam…..

  • ibnu taqarrub

    terdapat 8 perkara menyalahi kebiasaan atau disebut mencarik adat yg allah zohirkan diatas muka bumi ini sebagai maqbul doa` dan menunaikan hajat manusia.4 perkara luar biasa yg dipuji ialah 1-irhas 2-mukjizat 3-karamah 4-maunah dan 4 perkara luar biasa yg dibenci ialah 1-istidraj 2-sihir silap mata 3-ihanah 4-sya`wazah

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca