-
Tragedi Penyaliban Al-Halaj
Eksekusi al-Hallaj, seorang tokoh sufi adalah sejarah penyiksaan yang paling brutal. Setelah dikurung lebih delapan tahun, sebelum dieksekusi ia dicambuk 1000 kali, dipukuli, disayat-sayat, dimutilasi, kemudian disalibkan. Karena malaikat maut tak kunjung menjemput, esok hari lehernya dipenggal. Tubuh tanpa kepala itu disiram minyak dan dibakar. Abu jenazahnya dibawa ke menara pengintai, ditabur-taburkan agar dibawa lari angin dan jatuh hanyut ke aliran deras sungai Tigris. Kepala tanpa tubuh dikirim ke Khurasan, sebuah kawasan pengikut setia ajaran al-Hallaj. Peristiwa horor ini dilakukan di arena publik, di gerbang kota Baghdad yang selalu ramai sebagai pelintasan penduduk Baghdad atau pun para pendatang.
-
Pentingnya seorang Guru
“Barang siapa yang menuntut ilmu tanpa bimbingan Syekh (Guru Mursyid) maka wajib setan Gurunya” (Abu Yazid al-Bisthami). Ucapan tokoh besar sufi diatas di khususkan untuk yang berhubungan dengan kerohanian, mistik dimana jika kita belajar tanpa ilmu maka setan akan mudah menyusup dalam setiap ilmu yang kita pelajari. Tidak ada Guru menyebabkan tidak ada yang menegur, membimbing dan mengarahkan agar kita agar tetap berada di jalan yang benar.
-
Cinta, Sumber Kecemerlangan dan Kebahagiaan
Tasawuf memandang kehidupan dengan padangan iman. Ia menunjukkan kepada manusia sebuah sumber yang jernih dan murni, yang memancarkan ridha, ketenteraman dan kebahagiaan. Segala yang ada datang dari Allah. Allah Maha Pengasih, Allah cinta dan dicintai. Cinta adalah persetujuan, atau menurut Umar bin Abdul Aziz; yaitu suka citanya berada pada qadla’ dan qadar Allah. Maka untuk apa keresahan dan keguncangan melanda hidup kita, memanggang kening dan membakar hati kita?
-
Dosa Yang Lebih Besar dari Zina.
Dalam sebuah mejelisnya bersama Abu Dzar, Rasulullah pernah memberi nasehat berikut : “Wahai Abu Dzar, hindari dari perlakuan ghibah (menggunjing) karena dosanya lebih berat dari pada zina”. “Ya Rasulullah apa itu ghibah?” “Ghibah yaitu menyebut-nyebut saudaramu dengan yang tidak disukai.” “Ya Rasulullah walaupun sesuatu itu ada pada dirinya” “Ya apabila kau sebut-sebut aibnya, maka kau telah menggunjingnya; namun bila kau sebut aib yang tidak ada pada dirinya maka kau telah memfitnahnya.”