-
Tobat (6)
Di dalam salah satu atsar disebutkan, “Tidak ada suara yang lebih dicintai Allah Ta’ala daripada suara hamba yang bertobat dari dosanya seraya berucap, ‘Ya Rabb.’ Lalu Allah berfirman, ‘Labbaika. Wahai hambaku, mintalah apa yang engkau kehendaki. Di hadapan-Ku engkau seperti sebagaian malaikat-Ku. Aku berada di sebelah kananmu, di sebelah kirimu dan di atasmu. Aku dekat di lubuh hatimu. Wahai para malaikat-Ku,saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memberikan ampunan untuknya.”
-
Tobat (5)
Suatu kekurangan dari mereka, sehingga Dia akan menutupinya. Bagian dari kemurahan Allah terhadap hamba-hambanya adalah berupa penerimaan tobat. Bila mereka berbuat maksiat lalu bertobat, kemudian kembali berbuat maksiat,lalu bertobat lagi, Allah tetap akan menerima tobat mereka.
-
Tobat (4)
Syarat tobat adalah menyesali perbuatan dosa yang telah berlalu, bertekad untuk tidak mengulanginya kembali, mengembalikan mazhalim kepada pemiliknya atau ahli warisnya dan bersedekah atas nama orang yang telah dizhalimi, pelepasan permusuhan dan berbuat baik kepada mereka yang sempat dimusuhi jika memungkinkan. Selain itu, wajib meng-qadha ibadah fardhu yang telah ditinggalkan.
-
Tobat (3)
Di dalam salah satu atsar disebutkan, “Tidak ada suara yang lebih dicintai Allah Ta’ala daripada suara hamba yang bertobat dari dosanya seraya berucap, ‘Ya Rabb.’ Lalu Allah berfirman, ‘Labbaika. Wahai hambaku, mintalah apa yang engkau kehendaki. Di hadapan-Ku engkau seperti sebagaian malaikat-Ku. Aku berada di sebelah kananmu, di sebelah kirimu dan di atasmu. Aku dekat di lubuh hatimu. Wahai para malaikat-Ku,saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memberikan ampunan untuknya.”
-
Tobat (2)
Suatu kekurangan dari mereka, sehingga Dia akan menutupinya. Bagian dari kemurahan Allah terhadap hamba-hambanya adalah berupa penerimaan tobat. Bila mereka berbuat maksiat lalu bertobat, kemudian kembali berbuat maksiat,lalu bertobat lagi, Allah tetap akan menerima tobat mereka. Di dalam satu riwayat disebutkan, ketika Allah member tangguh kehidupan kepada Iblis sampai Hari Kiamat, Iblis berkata kepada-Nya, “Demi kemuliaan-Mu, aku sungguh tidak akan keluar dari hati anak Adam selama ia masih memiliki ruh.” Allah Ta’ala berfirman. “Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan menghalangi manusia untuk bertobat selama ruh mereka masih di dalam tubuh. “Iblis berkata, “Aku akan mendatangi mereka dari arah depan, arah belakang, arah kanan, dan arah kirinya.”
-
Istiqamah
“Ilmu ini bisa kalian hapal dalam semalam, ilmu dari awal suluk sampai kaji suluk terakhir bisa kalian dapatkan hanya dalam semalam, akan tetapi untuk bisa duduk ilmu itu dalam diri kalian, memerlukan waktu yang lama, kalian harus istiqamah dalam mengamalkannya”. (Guru Sufi) Tulisan ini saya tulis untuk menyambut malam jum’at yang penuh berkah, penuh dengan kemulyaan di mana para hamba Allah dengan suka cita mendatangi Lingkaran Zikir yang dinamakan oleh Nabi sebagai “Taman-Taman Surga” di muka bumi. Mendatangi taman surga sama dengan mendatangi surga karena antara taman dengan surga tentu tidak terlalu jauh letaknya.
-
Tobat
Hal yang pokok bagi para penempuh jalan kepada Allah (Tareqatullah) adalah tobat, inilah jalan pembuka, pintu awal melangkahkan kaki menuju kehadirat Allah swt. Allah swt Yang Maha Suci tentu hanya menerima ruhani manusia yang telah di sucikan, karena itu Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada manusia untuk bertobat. Karena tobat merupakan hal yang pokok dalam tarekat, maka berikut akan kami jelaskan secara terperinci tentang tobat. Tulisan yang akan sahabat baca berikut kami kutip dari karya seorang Ulama Sufi Syekh Amin Al Kurdi dari kitab Beliau yang terkenal yaitu “Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah “Allam al-Ghuyub” dan menjadi rujukan sebagian besar pengamal tarekat.