-
KITA PERLU KEINDAHAN
Syekh Said Bonjol baru selesai tawajuh zuhur, duduk santai dengan Syekh Kadirun Yahya diteras surau sederhana. Syekh Said Bonjol berkata, “Inilah kehidupan saya, di depan sawah, diujungnya ada gunung, kadang saya berfikir apa Allah Ta’ala sudah lupa menjemput saya”. DI usia yang mendekati 120 tahun, tentu sambil bercanda disebutkan jangan-jangan Allah sudah melupakan saya, sudah lupa mencabut nyawa saya, begitulah candaan Beliau. Suatu saat Syekh Kadirun Yahya menceritakan kepada muridnya dalam sebuah acara, “Baru kali ini Ayah dengar ada Auliya berkata bahwa Allah memiliki sifat Lupa”, Beliau tertawa dan murid yang mendengar pun tertawa.
-
Dunia Sufi Yang Misteri (Bagian 4)
Saat ini kita sedang hidup di dunia pasca modern dimana orang-orang sudah jenuh dengan kehidupan materi dan mulai mencari pencerahan jiwa. Kesadaran manusia modern mulai meyakini bahwa kesenangan materi itu tidak mampu memenuhi kehausan jiwa karena memang kebutuhan berbeda. Seluruh dunia sedang bergerak kepada usaha untuk memberikan kesenangan jiwanya. Maka Yoga atau meditasi menjadi salah satu alternatif untuk memberikan ketenangan kepada jiwanya. Orang-orang Islam pun mulai bergerak kembali kepada dasar agama yaitu Tasawuf, kelompok yang selama ini menolak tasawuf kemudian menggunakan istilah lain yaitu Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa), intinya manusia modern sedang bergerak kepada nilai-nilai spiritual.
-
Raja Salman, Nabi dan Khalifah Rasul…
Bulan Maret 2017 Indonesia dihebohkan dengan kedatangan Raja Salman bin Abdul Azis yang konon membawa rombongan sampai 1500 orang. Kedatangan Raja yang bergelar Pelayan Dua Kota Suci Mekkah dan Madinah (Khadimul Haramain Al-Syarifain) ini tentu saja menyita perhatian publik di Indonesia karena sudah 47 tahun sejak Raja Faisal bin Abdul Azis, baru kali ini Indonesia dikunjungi oleh Raja Saudi.
-
Cermai-nya Terlalu Asam
Suatu ketika saya dipanggil oleh Guru ke kamar Beliau, hanya berdua saja. Kebahagiaan yang sulit saya lukiskan ketika diberi kesempatan untuk berdua dengan Guru, saat itulah Guru memberikan pelajaran yang bersifat khusus dan bermanfaat langsung untuk diri saya pribadi. Biasanya Beliau memulai dengan cerita, baik cerita tentang pengalaman Beliau berguru maupun kisah-kisah para Auliya, sahabat Nabi dan juga tentang Nabi SAW. Tapi kali ini ketika saya masuk ke kamar, Beliau langsung mengajukan pertanyaan, “Begitu besar pengorbanan manusia dalam beribadah, kalau dia telah menemukan Guru maka diabdikan diri sepenuhnya kepada Guru siang dan malam, untuk apa semua itu dilakukan? Apa yang dicari oleh manusia?”.
-
Ulat WC…
Sore itu ada dua orang datang ingin menemui Guru Sufi dengan niat belajar, diterima di sekretariat oleh murid yang bertugas disana. Sudah menjadi kebiasaan, kalau orang datang bertamu di luar jadwal yang telah ditentukan, biasanya harus dilapor dulu kepada Guru apakah Guru berkenan menemui atau biesa jadi Guru sedang dalam zikir yang lama sehingga tidak bisa melayani tamu. Setelah ngobrol setengah jam dan tahu maksud kedatangan tamu, kemudian murid datang kerumah Guru yang terletak 50 meter dari ruang sekretariat untuk melaporkan tentang tamu.
-
Hanya Wali yang kenal dengan Wali…
Saya memulai tulisan ini dengan doa, “Yang Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Memberi Petunjuk, tuntun dan bimbilah kami agar mengenal salah seorang kekasih-Mu di muka bumi ini sehingga atas bimbingan kekasih-Mu kami bias mengenal Engkau sebagai mana diri-Mu ingin dikenal, Amin”. Imam Al-Ghazali ketika ditanya tentang Seorang Pembimbing Rohani, Guru Mursyid yang tidak lain adalah seorang Wali Allah, Beliau berkata, “Menemukan Guru Mursyid itu Lebih mudah menemukan sebatang jarum yang disembunyikan di padang pasir yang gelap gulita”. Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya menemukan sebatang jarum ditengah padang pasir di gelap gulita, dalam kondisi terang pun akan sulit menemukannya. Ungkapan Al-Ghazali yang digelar sebagai “Hujjatul Islam” tidaklah berlebihan,…
-
Sang Wali Akbar
Tahun 1974, Seorang Guru Sufi menunaikan ibadah haji ditemani 4 orang murid Beliau. Beliau berangkat dengan kloter 28 dari bandara Polonia Medan. Setelah menunaikan ibadah haji, tiba-tiba Beliau ingin pulang lebih cepat dengan kloter 1. Beliau mengatakan kepada muridnya, “Saya mendapat firasat kalau kloter-1 akan mengalami kecelakaan, dengan saya berada disana mudah-mudahan bencana itu bisa terhindari”.