• Tasauf

    Sabar, Tunggu Waktunya Tiba! (Selesai)

    Makrifat bukan merupakan ilmu tapi sebuah anugerah, sebuah pencapaian hasil dari mujahadah hamba sehingga Allah berkenan memperlihatkan keindahan wajah-Nya kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh karena itu makrifat tidak bisa diperoleh dengan hasil diskusi apalagi perdebatan. Makrifat tidak akan pernah bisa diperoleh dengan membaca buku dan meneliti kitab-kitab tasawuf bahkan semakin banyak akan semakin sulit untuk mencapainya.

  • Tasauf

    Sabar, Tunggu Waktunya Tiba! (1)

    Agama adalah sarana bagi manusia untuk mencapai sebuah tujuan yaitu makrifatullah atau mengenal Allah. Ketika Makrifat kepada Allah dicapai maka manusia akan lebih sempurna melakukan pengabdian kepada Allah lewat ibadah dan amal-amal kebaikan yang diperintahkan Allah di dalam agama. Dengan agama manusia akan lebih memahami hakikat hidup dan ketika makrifat dicapai maka tindakan-tindakannya secara otomatis akan selaras dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Tuhan dalam agama. Sayangnya orang terlalu fokus kepada Agama sebagai sarana atau wadah dan melupakan tujuan dari agama itu sendiri yaitu Tuhan.

  • Tasauf

    Berdamai dengan Diri Melalui Thariqah Menuju Kedamaian Hakiki

    Thariqah adalah pertama, untuk meningkatkan kedudukan atau maqamatil ‘ubudiyyah secara individu, sehingga sadar dan meningkatkan kesadaran apa saja kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh Allah dalam meningkatkan taat kepada syari’atillah yang disertai khidmah (pengabdian) kepada Allah Ta’ala. Kedua, meningkatkan ketaatan dan khidmahnya kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang disertai mahabbah (cinta) kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Ketiga, mengetahui dan mengerti thariqah sebagai pengantar menuju jalan Allah dan Rasul-Nya. Keempat, thariqah adalah menghasilkan buah bernama tasawwuf dalam rangka tashfiyatul quluub (membersihkan hati) wa tazkiyatun nufus (menyucikan jiwa). Penyakit hati diantaranya dengki atau hasad, sombong (takabbur), riya’, dan lupa kepada Allah serta lupa kepada Rasul-Nya. Sehingga, menyebabkan individu tidak mencapai maqamatil ihsan karena iman…

  • Tasauf

    Menguak Kembali Definisi Tasawuf

    Dalam sejarah perkembangan nya, Sufi dan Tasawuf beriringan. Beberapa sumber dari kitab-kitab yang berkait dengan sejarah Tasawuf memunculkan berbagai definisi. Definisi ini pun juga berkait dengan para tokoh Sufi setiap zaman, disamping pertumbuhan akademi Islam ketika itu. Namun Reinold Nicholson, salah satu guru para orientalis, membuat telaah yang terlalu empirik dan sosiologik mengenai Tasawuf atau Sufi ini, sehingga definisinya menjadi sangat historik, dan  terjebak oleh paradigma akademik-filosufis. Pandangan Nicolson tentu diikuti oleh para orientalis berikutnya yang mencoba menyibak khazanah esoterisme dalam dunia Islam, seperti J Arbery,  atau pun Louis Massignon. Walaupun sejumlah penelitian mereka harus diakui cukup berharga untuk menyibak sisi lain yang selama ini terpendam.

  • Tasauf

    Nama SUFI Sudah Dikenal Zaman Pra Islam

    Bantahan Terhadap Orang Yang Berkata : “Kami Tidak Pernah Mendengar Nama Sufi Sebelumnya dan Nama Itu Tentu Nama Baru Diciptakan” Jika ada seseorang bertanya, “Kami tidak pernah mendengar istilah ash-Shufiyah dikalangan sahabat Rasulullah saw., tidak juga di kalangan kaum setelah mereka (tabi’in). Sedangkan yang kami ketahui hanyalah sebutan ‘Ubbad (Ahli Ibadah), Zuhhad (Ahli Zuhud), Sayyihin (para pengembara) dan fuqara’ (orang-orang fakir). Tidak pernah ada riwayat yang menuturkan, bahwa salah seorang di antara para sahabat dipanggil dengan sebutan Sufi”.

  • Tasauf

    Wishal, Puasa 3 Hari 3 Malam

    Secara umum kita mengetahui tentang definisi puasa sebagai menahan lapar dan dahaga serta dari yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Seluruh puasa, baik Puasa Ramdhan dan puasa sunnat yang lain merujuk kepada definisi itu yaitu berpuasa sehari dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Lalu apakah ada puasa yang lebih dari satu hari yang pernah dilakukan Rasulullah?

  • Nasehat

    Taqwa Dalam Pandangan Guru Sufi-2

    Zaman dulu, Guru Sufi sangat ketat dalam menyeleksi calon murid, bahkan adalah calon murid yang harus mengemis selama 3 tahun dijalanan kemudian baru diterima menjadi murid. Sunan Kalijaga harus menjaga tongkat dari sang Guru dalam jangka waktu yang sangat lama sebagai ujian awal kemudian baru diterima menjadi murid.