Tasauf

Makrifat Bukan Tujuan Akhir

kaligrafi-allah-3Awal beragama Makrifatullah” begitu kata baginda Rasul untuk mengingatkan ummatnya untuk fokus mencapai tahap makrifat kepada Allah sebagai syarat awal agar seseorang dinilai telah beragama. Makrifatullah dalam makna umum berarti mengenal atau mengetahui tentang Allah. Makrifat terbagi menjadi Makrifat Asma (nama), Makrifat af’al/fi’il (perbuatan) dan Makrifat Dzat (Memandang Dzat Allah).

Makrifat dengan nama Allah berarti kita mengenal tentang Allah lewat nama-nama-Nya, adalah 99 nama yang baik (asmaul husna) yang terdapat dalam al-Qur’an. Ar-Rahman dan ar-Rahim misalnya mengajarkan kita bahwa Allah adalah sosok yang mempunyai sifat pengasih dan penyayang. Al-‘Aziz, Maha Perkasa atau Maha Kuat, dengan nama itu tergambar dalam pikiran kita akan Tuhan yang Maha Kuat, sumber dari segala kekuatan. Dengan mengetahui nama tersebut akan membuat kita sadar bahwa di atas kita ada sosok yang jauh melebihi kemampuan kita. Dengan mengetahui nama-nama-Nya adalah salah satu cara kita mengenal-Nya.

Makrifat dengan af’al/fi’il atau sifat, ada 20 sifat Allah yang wajib diketahui oleh hamba-Nya. Kalam, atau berkata-kata akan mengajarkan kita bahwa Allah memiliki sifat berkata-kata, dengan itu memberikan keyakinan bahwa Allah memberikan petunjuk kepada seluruh manusia dengan perantaraan kata-kata-Nya. Kata-kata-Nya yang disampaikan kepada Nabi ditulis dalam bentuk kitab suci sedangkan kata-kata-Nya yang disampaikan kepada hati orang beriman akan memberikan petunjuk secara pribadi kepada orang tersebut dalam kehidupannya. Sifat Kalam Tuhan itu abadi, artinya tidak mungkin Tuhan hanya berkata-kata zaman dulu saja ketika Nabi ada tapi Dia akan terus berkata-kata sepanjang zaman, cuma diperlukan ketenangan jiwa dan hati yang bersih untuk bisa mendengarkan firman-Nya.

Makrifat Dzat, mengenal Dzat Allah, ini adalah puncak makrifat, mengenal dengan sebenar kenal. Dengan makrifat seorang hamba yang telah disucikan dan intensif berdzikir lewat hati sanubarinya, dapat melihat Tuhan Allah SWT. Para Sufi mengatakan, “Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanya Allah SWT. Makrifat merupakan cermin. Jika seorang sufi melihat ke cermin, maka yang dilihatnya hanya Allah SWT. Yang dilihat orang arif sewaktu tidur maupun bangun hanya Allah SWT

Kenapa awal beragama makrifat kepada Allah, karena jika tidak mengenal Allah maka tidak mungkin manusia bisa menyembah-Nya dan tidak mungkin bisa mencintai-Nya. Maka sangat penting bagi seluruh manusia untuk mencapai tahap makrifat agar ibadah-ibadah yang dilakukannya tidak sia-sia.

Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk mengorbankan anaknya lewat mimpi, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Kenapa Ibrahim melaksanakan perintah yang “aneh” tersebut karena dia sangat yakin yang memerintahkan adalah Allah. Kenapa sangat yakin yang datang dalam mimpinya adalah Allah, karena Nabi Ibrahim telah mencapai tahap makrifatullah, mengenal Dzat Allah SWT. Akal tidak mampu menguraikan tentang wujud Allah yang datang dalam mimpi Ibrahim, tasawuf dengan mudah menguraikannya. Uraian tentang makrifat dan pengalaman-pengalaman tentang makrifat hanya bisa dipahami oleh orang yang telah berada di alam makrifat pula.

Makrifat tidak di dapat lewat perenungan, lewat kajian-kajian atau bacaan-bacaan. Ribuan buku tasawuf tidak akan membawa seseorang mencapai makrifat. Al-Ghazali berkata, “Alat seorang sufi mendapatkan makrifat adalah qalbu, bukan panca indera atau akal. Pengetahuan yang diperoleh qalbu lebih benar daripada pengetahuan yang diperoleh melalui akal. Jalan untuk memperoleh kebenaran adalah tasawuf (makrifat bukan filsafat)”. Al-Ghazali memaknai makrifat sebagai Memandang Wajah Allah.

Setelah mencapai tahap makrifat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, barulah seseorang bisa menerapkan segala ibadah yang dianjurkan oleh agama. Zunnun al-Mishri mengatakan bahwa makrifat mempunyai jangkauan moral yang nilai kemanusiaan seoptimalnya yang harus berhias ahklak Allah SWT. Pergaulan orang arif bila telah sampai ke tingkat ini bagaikan pergaulan dengan Allah SWT. Aisyah istri Nabi ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.

Hanya Allah yang mengetahui siapa dari hamba-Nya yang benar-benar mengenal-Nya, sampai ke tahap makrifat. Tapi tentu saja orang yang telah mengenal Allah sebagaimana disebutkan tadi maka Akhlaknya akan mengikuti akhlak Rasulullah SAW. Menurut zunnun adalah tiga tanda orang Arif (Orang yang telah mencapai tahap Makrifat) :

  • Cahaya Makrifat tidak memadamkan cahaya kerendahan hatinya,
  • Tidak mengakui secara bathiniah, ilmu yang bertentangan dengan hukum lahiriah (Hukum Syariat).
  • Nikmat Allah SWT yang banyak itu tidak mengiringnya untuk melanggar larangan Allah SWT.

Orang Arif dengan pengetahuannya yang luas, hakikat yang mendalam akan tetap menjaga amalan-amalan zahir yang di syariatkan oleh agama. Orang yang mengaku bermakrifat kemudian bertingkah aneh, meninggalkan kewajiban agama, berakhlak yang tercela akan diragukan tentang makrifatnya. Kehebatan dan kekeramatan yang diberikan Allah kepadanya tidak dipakai untuk melanggar perintah Allah, melakukan perbuatan-perbuatan tercela, ini penjelasan dari ciri-ciri orang makrifat menurut Dzunnun al-Mishri.

Kesimpulan dari tulisan ini bahwa makrifatullah atau mengenal Allah adalah awal beragama, dengan mencapai makrifat maka segala ibadah akan bermakna karena kita mengenal siapa yang kita sembah. Kalau Makrifatullah adalah awal beragama, lalu apa akhir dari agama? Akhir dari beragama juga makrifatullah karena Makrifatullah adalah ruh dari agama.

Demikian.

53 Comments

  • Teddy

    Bg SM…agak menyimpang sdkt…boleh minta Pantun Nenek Guru di Buayan yg lengkap yg sering bacakan hr Guru? Makasih…Salam Kasih dari sini buat seluruh Kru SM.

  • muji

    APA ITU SYARI’AT, TAREQAT, HAKIKAT DAN MA’RIFAT?

    Bismillah
    Berikut ini saya nukilkan klaim mereka , kaum tasawwuf tentang apa itu istilah2 yang populer di kalangan tasawwuf/Sufi dalam rangka menuju Ma’rifatullah :

    Ma’rifatullah, pada intinya adalah mengenal Allah.

    Di dalam dunia tasawwuf, ada tahap-tahap yang dilalui :
    – Syariat,
    – Tariqat,
    – Hakikat,
    – Ma’rifat.

    Pada puncak inilah seorang hamba mengenal pencipta-NYA. Saking mengenalnya maka seolah berpadu. Orang bilang ini, “manunggaling kawulo gusti”. Tapi hendaknya dipahami BERPADU disini tidak berarti melebur menjadi satu hingga muncul “Tuhan adalah Aku, Aku adalah Tuhan” seperti “manunggaling kawulo gusti”-nya Fir’aun beberapa abad sebelum masehi yang lalu.

    Berpadu, artinya terdiri dari entitas yang berlainan yang masing-masing punya peran dan fungsi berbeda tetapi rela untuk berpadu. Dalam pada itu keduanya memberi warna dalam bingkai ma’rifatullah yang tegas, yang selama tak dilanggar batas-batasnya maka lukisan itu (hidup dan kehidupan) menjadi indah dalam bingkainya.

    Sirkuit Syariat (aturan, peribadatan, praktek, amalan, dsb) –melalui Tariqat (jalan, pencarian, pencapaian, pemahaman) – untuk kemudian mencapai Hakikat (hakiki, kesejatian, absolut) – dan pada akhirnya Ma’rifat (mengenal) adalah stasiun-stasiun yang umum dilewati para sufi. Ujungnya, Allah-nya. Pangkalnya, Allah-nya juga.

    Seseorang yang shalatnya benar, rukunnya benar, maka pahamnya benar, maka akan mendapatkan kesejatian yang benar, dan mengenal Allah dengan benar. Hamba yang mengenal Allah dengan benar maka shalatnya pun benar, rukunnya benar, pahamnya benar, dan kesejatian yang didapatinya pun benar.

    Itulah Ma’rifatullah, dimana hamba menyadari hak dan kewajibannya kepada Allah, sebagaimana Allah telah memenuhi hak dan kewajiban-NYA kepada hamba-NYA.

    Ibaratnya orang akan ke pasar nih. syariat adalah jalan kaki atau naik angkot atau apalah. tarikat adalah jalan yang kita lalui untuk menuju ke pasar tersebut. hakikat adalah dari kejauhan sudah nampak atau sudah terasa hingar bingarnya pasar. makrifat adalah kita sudah berada dalam pasar, melebur dan terlingkupi oleh pasar itu sendiri.

    Komentar terhadap perkataan diatas :

    Tingkatan syari’at, tarekat, hakikat dan ma’rifat, maka itu adalah istilah2 yang biasa digunakan kalangan tasawwuf atau ahli tarekat/Sufi.

    Sebab kalangan ahli tasawwuf dan tarikat itu sendiri ada banyak corak ragamnya. Dari yang kotorannya sedikit hingga yang paling kotor dan rusak.

    Namun tidak sedikit di antaranya yang justru sudah menginjak-injak syari’ah itu sendiri serta sulit menghindarkan diri dari khurafat, bid’ah dan fenomena syirik. Bahkan boleh dibilang sudah keluar dari syari’ah Islam yang telah ditetapkan oleh para ulama ahlus sunnah.

    Sehingga istilah syari’ah, tarekah, ma’rifat dan hakikat itu hanya sekedar “lips service”. Namun pada hakikatnya tidak lain merupakan sebuah pengingkaran dan pelecehan terhadap syari’ah serta merupakan penyimpangan dari manhaj salafus shalih.

    Ilmu hakikat ma’rifat adalah ilmu yang mempelajari cara memfanakan diri yaitu cara-cara menyatu secara mutlak dan meniadakan bilangan dan pecahan sehingga tidak di bedakan lagi antara hamba dan Tuhan bahkan semua adalah satu yaitu Tuhan adalah hamba dan hamba adalah Tuhan, tidak dibedakan lagi antara Kholiq (Pencipta) dengan makhluk, sedangkan perintah dan larangan syar’i hanya untuk orang-orang yang masih terhijab yaitu orang yang belum mencapai hakekat kefanaan (hakekat ma’rifat).

    Bagi orang hakekat ma’rifat perintah dan larangan adalah sesuatu yang tidak dibedakan sehingga bagi mereka tidak ada lagi ketaatan dan kemaksiatan karena sudah tidak ada lagi siapa yang harus taat dan siapa yang harus ditaati, bahkan seluruh isi al-Qur’an adalah kesyirikan karena masih membedakan antara perintah dan larangan, antara ketaatan dan maksiat, antara yang baik dan yang buruk.

    Inilah arti tauhid dan hakekat ma’rifat menurut mereka, sehingga mereka tidak membedakan lagi antara wali Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan musuh Alloh Subhanahu wa Ta’ala , antara orang yang dicintai Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan orang yang dimurkai Alloh Subhanahu wa Ta’ala, antara ma’ruf dan munkar, antara muttaqin dan orang durhaka, antara orang yang taat dengan ahli maksiat.

    Apabila seseorang memiliki keyakinan yang demikian maka terlepas Islam dari lehernya dan dia telah kafir dengan kekafiran yang nyata walaupun orangnya mengaku telah mencapai hakekat ma’rifat atau mengaku sebagai wali Alloh Subhanahu wa Ta’ala maka mereka adalah wali syetan.

    Padahal sebenarnya mereka telah menyatu dengan iblis dan tentaranya, mereka telah menyatu dengan setiap kekafiran, kesyirikan dan kedurhakaan. (Madarij : I/130-134).

    Dimana Dipelajari Ilmu Hakekat Ma’rifat?

    Ilmu hakekat ma’rifat adanya hanya pada tasawuf dan filsafat atau ajaran kebatinan (batiniyah). Ilmu hakikat ma’rifat tidak ada pada kitab-kitab ahlussunnah wal jama’ah semacam kitab Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Kitab Sunan at-Tirmidzi, Abu Dawud, Annasa’I, Ibnu Majah, dan seluruh ulama’ ahlussunnah wal jama’ah semacam al-Imam Abu Hanifah, al-Imam Malik bin Anas, al-Imam Asy-Syafi’I, al-Imam Auza’i, al-Imam Ahmad bin Hanbal, al-Imam an-Nawawi semuanya tidak pernah mengajarkan ilmu hakekat ma’rifat sebagai mana difahami kelompok sufi.

    Ilmu hakekat ma’rifat hanya bisa didapatkan di dalam kitab-kitabnya tokoh-tokoh sufi seperti al-Futuhat al-Fushush, Tarjamul Asywaq, Unaqo’, Maghrib, Mawaqiun Nujum semuanya karya Ibnu Arobi, kitab Insanul Kamil karya al-Jaili, Taiyah karya Ibnul Faridl, kitab at-Thibaqot, al-Jawahir, al-Kibrit, al Ahmar karya Asy Sya’roni, kitab al-Ibriz karya ad Dibagh, kitab al-Jawahim dan ar-rimah karya at-Tijari, kitab Roudlotulqulum karya Hasan Ridwan.

    Kalau kalian membaca kitab – kitab tasawuf tersebut kemudian membaca buku – buku karya Abu Sangkan maka akan mendapati kesamaan dan kesambungan benang merahnya.

    Mengapa Hanya Pada Ajaran Sufi, Filsafat dan Batiniyah Saja Adanya Ilmu Hakekat Ma’rifat? Karena hanya kelompok sufi yang telah mengajarkan dan membagi muslimin menjadi dua golongan yaitu :

    1. Ahli syari’at.

    Menurut istilah kelompok sufi, kelompok batiniyah, atau kebatinan, ahli syari’at adalah penganut zhohir atau kulit, atau penganut kertas dan mereka katakan sebagai agamanya (syari’atnya) orang awam.

    2. Ahli hakekat ma’rifat.

    Ilmu hakekat ma’rifat menurut orang tasawuf adalah ilmu yang berasal dari perasaan, kecintaan, dan hawa nafsu tanpa harus mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah, sedangkan ilmu hakekat menurut islam adalah ilmu yang berasal dari al-Kitab dan as-Sunnah dengan pemahaman as-Salafush shohih.

    Ahli hakekat ma’rifat mengaku menganut batin, penganut daya rasa, orang khusus, karena sudah mengerti batinnya atau intinya al-Quran dan al-Hadist yang hanya diketahui orang – orang sufi saja dan tidak diketahui oleh orang syari’at.

    Ibarat buah, orang syari’at adalah orang yang masih di kulit dan orang hakekat ma’rifat adalah orang yang sudah mencapai isi/inti yang sudah lepas dari kulit serta tidak butuh lagi dengan syari’at, orang – orang syari’at adalah orang – orang yang masih terikat oleh hukum – hukum syari’at, masih terikat hukum halal harom, perintah dan larangan, dan masih harus sholat, puasa, zakat, dan haji dan seterusnya.

    Sedangkan ahli hakekat ma’rifat sudah bebas dari semua itu. Kemudian mereka, tokoh – tokoh sufi terdahulu membuat thoriqoh sendiri untuk mencapai hakekat ma’rifat yaitu acara riyadloh, tujuan tertinggi dari riyadloh ini sama dengan latihan sholat khusyu’ buatan Abu Sangkan yaitu menyatunya hamba dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala atau wihdatul wujud atau manunggaling kawulo gusti.

    Setelah mereka mengadakan riyadloh, mereka berkata:

    “sekarang kita tidak usah pedulikan perbuatan kita, adapun perintah dan larangan itu hanya untuk orang awam yang masih terkena beban (taklif)”. Terhadap perkataan tokoh sufi ini telah berkata Syaikhul Islam bin Taimiyah Rahimahullah :

    “Tidak diragukan lagi dikalangan ahli Ilmu dan iman bahwa ucapan ini adalah puncak kekufuran, melampaui kekufuran yahudi dan nashoro mengingkari sebagian dan mengimani sebagian dan tetap menyakini bahwa Alloh Subhanahu wa Ta’ala menetapkan perintah dan larangan bagi mereka”

    Beliau juga berkata:
    “Barang siapa yang berkeyakinan bisa keluar dari perintah dan larangan syari’at dan tidak berlaku padanya hukum harom maka ia adalah orang yang paling kufur di muka bumi dan tergolong jenis Fir’aun”.

    Padahal pembagian ini adalah muhdats, dusta dan kebohongan merupakan kebatilan yang besar karena tidak ada dalil yang menunjukan adanya pembagian muslimin menjadi dua golongan tersebut.

    Kalau syari’at diletakkan paling rendah, akan muncul kesan bahwa demi kepentingan tarekah, ma’rifat dan hakikat, syari’ah bisa dikesampingkan. Dan paham seperti ini berbahaya bahkan sesungguhnya merupakan bentuk pengingkaran terhadap agama Islam.

    Jadi, jangan sampai ada anggapan bahwa bila orang sudah mencapai derajat hakikat, apalagi ma’rifat, lalu dia bebas boleh tidak shalat, tidak puasa atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syari’at itu sendiri.

    Kalau ajaran seperti itu, dimana ma’rifat dan hakikat boleh menyalahi syari’ah, maka ketahuilah, ulama2 mereka adalah ulama su’ yang tidak lain adalah syetan yang datang merusak ajaran Islam.

    Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan
    ma’rifat dan hakikat, beliau hanya meninggalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman dalam menjalankan syari’ah. Dan tidaklah seseorang bisa mencapai derajat ma’rifah dan hakikat, manakala dia meninggalkan syari’ah.

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dgn tangannya, kemudian bersabda :
    “Inilah jalan Allah yg lurus”, lalu beliau membuat garis2 di kanan dan kirinya kmudian bersabda,”Inilah jalan2 yg sesat, tak satupun jalan2 itu kecuali didalamnya terdapat syaitan yg menyeru kepadanya”.[SHAHIH. HR. Ahmad 1/435, ad Darimi 1/72, al Hakim 2/261, al Lalika’i 1/90. Dishahihkan al Albani dlm Dzilalul Jannah (17)].

    • SufiMuda

      Saya sarankan pak muji membaca referensi lain juga jangan hanya satu sumber.
      Membaca tasawuf dari orang yang anti tasawuf = mempersiapkan diri untuk membenci tasawuf..
      Semoga bulan pernuh berkah ini memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa menerima hidayah yang tidak kita ketahui, amin

      • pengenjadisufi dipapua

        @bang SM, asslm
        Sepertinya Anda murid dari prof.dr.SS kadirun yahya alkholidi..
        Jika memang benar mohon kiranya abang sudi untuk menyapa saya di jomblo2010@gmail.com
        Kalau memang saya salah mohon kiranya untuk mengabaikan comment saya ini.
        Wsslm.

  • Ruslianto

    Sapa sih yang dimaksud si muji ini ? misalnya,..tatacara sholat abu sangkan yg katanya mirip sholat dgn orang tarekat, padahal tidak sedikit pun mirip.(ah,..menduga-duga ia) ato si muji pendatang baru kale, coba dianjurkan baca dulu artikel “sholat khusuk salah kaprah”. he,he,he… inilah gaya si muji yg menilai tarekat dari tulisan-tulisan ato buku yang anti tarekat.
    Si muji menilai golongan tarekat secara general (semua sama) tidak membedakan mana yg mu’tabaroh atau tidak.
    ada ada aja,..ji,..ji piye sampean niki.

    Demikianlah tanda kekuasaan ALLAH.Siapa yang ditunjuki ALLAH dapat petunjuklah dia, dan siapa yang disesatkan-Nya, tiadalah akan mendapat pimpinan yang menunjukkinya (Waliyam Mursyida).
    (QS.Al-Kahfi, ayat 17).
    ###Waliyam Mursyida = orang yang menerima Nurun ala Nurin dengan sempurna.

    Orang-orang yg membenci (anti) pada golongan Tarekat (Mu’tabaroh) seperti si muji (ini), berarti membenci amalan dzikrullah, sebab dzikrullah adalah amalannya pengamal tarekat ;

    Barang siapa berpaling dari dzikir (mengingat,menyebut akan ALLAH),Kami turunkan kepadanya seekor syaitan yang terus menerus menjadi kawan seiring baginya. (QS.Az-Zuchruf, ayat 36).

  • fadli

    Assalamalikum, nikmatnya dzikir
    ayuk pak muji kita belajar dzikir …….belajar mencari ridlo Allah.
    Pak muji …..Insan kamil mukamil itu memang ada ………!!!

    Pak muji (alm) Ayah saya dulu seorang peramal tarekhat pak muji…….
    ya ampyun pak muji, itu sholatnya beliau selama mengikuti tarekhat justru tambah banyak pak muji ……yg sunat- sunat juga dikerjakan.
    Alhamdulillah sakrat ayah saya diatas kasur (rumah)…. pak muji.
    dan pertemuan saya terakhir dengan ayah saya ketika beliau selesai mengambil air wudlu untuk sholat isya dan biasanya dilanjutkan dengan wirid/ dzikir pak muji dan selepas itu beliau istirahat dan sekitar jam 1 malam beliau berpulang

    Pak muji paman saya juga begitu pak muji belum lama masuk tarekhat bahkan belum sempat suluk beliau meninggal juga dikasur pak muji ketika digerak dengan istrinya beliau tau-tau juga sudah berpulang pak muji.

    kira-kira apakah kepergian dengan keadaan-keadaan spt itu mereka itu dijalan syaiton pak muji?

    mereka itu hanya peramal tarekhat pak muji bukan sekelas imam pak muji

    wallahualam, ……. pak muji

    nawaitu saya share saja pak muji …….saya hanya bisa mengambil contoh pada orang-orang terdekat saya.

    maaf jika tidak berkenan dan diperkenankan!!!

  • pengenjadisufi dipapua

    @pak muji,
    Sholat, puasa, zakat dll itu memang wajib, dan org ma’rifat jg tetap sholat, tapi taukah anda sebelum rasululllah melakukan sholat 5 wktu itu apa yang d lakukan oleh rasulullah? Sholat dan serangkaian rukun islam itu tdk muncul dgn sendirinya melaikan hasil bermujahnya Rasulullah kehadirat Allah swt, barulah rasulullah melakukan syari’at, @pak muji, sebenarnya susunan yang bpk paparkan itu terbalik, bukan syari’at yang berakhir ma’rifat, tapi yang benar ma’rifat yang berakhir syari’at.
    Dan himbauan buat pak.muji, kenali dulu diri anda sbelum anda berbicara,

  • jenggot

    Ass.
    usul bang bikin lagi satu judul beragama salah kaprah’
    qs 87(al a”la).ayat 14,15, ,sungguh beruntung orang yang menysucikan dirinya dengan iman. .dan menyebut nama Tuhannya,lalu dia sholat
    urutan perintah (petunjuk Allah) dalam ayat tersebut sungguh sangat jelas kecuali ada hijab yang membutakan anda terhadap petunjuk tersebut. urutan yang pertama sucikan diri terlebih dahulu,yg ke 2 sebut nama tuhanmu yg ke 3 lalu dirikan sholat , kebanyakan umat sholat lebih dulu, mereka abaikan 1 dan 2, sehingga apa yg terjadi solat nya jadi salah kaprah, ketika sholatnya salah kaprah akhlaknya jadi salah kaprah,berapa banyak org yg tinggi ilmu agamanya mereka solat tetapi bejat akhlaknya ,Lc gelarnya tetapi terhadap sapi dan betina dia doyan,Bukan sholatnya yg salah tapi tapi rukun dan saratnya tdk di penuhi, org tarekat mereka sucikan dirinya mereka sebut nama tuhan lalu mereka sholat ,baru terbukti sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

    • rhd

      Comment Mas Jenggot oce, singkat, padat,
      Indah rasanya hidup ini bila sudah : Tasdiqul bil qolbi…Qaulun bil lisan … Wa amali bil arqan = Benarklan dalam qolbu… ucapkan dengan lisan… amalkan dengan perbuatan
      Maaf bila salah…

  • Julang Anak Jalanan

    Celakanyah orang baca cerita
    Mengikuti ocehan cerita
    Tetapi gengsi belajar kerja
    Untuk esah soheh taqwa

    Dongeng cerita hanya membawa
    Pada akidah musrik belaka
    Walau mekah madinah juga
    Cuma jadi bahan pemuja

    Namanyah muja bukanlah taqwa
    Walau serupa di amal taqwa
    Haji zakat solat puasa
    Tapi sahadat semalah buta

    Enam sahadat di buruk sangka
    Karna menyinggung setiep kerja
    Juga menyindir alim ulama
    Juga umaro penjabat negara

    Sahadat tauhid rosul juga
    Sahadat taklid yang ketiga
    Sahadat banyu tunggal juga
    Sahadat bumi di pulau jawa

    Jawa sendiri semalah buta
    Malah mekah di puja-puja
    Madinahpun begitu juga
    Membuwat musrik sepulau jawa

    Beruntunglah jawa berjawa
    Menjadikan indonesia
    Di kagumi seluruh negara
    Zaman karno harto juga

    Kurun ketiga muncul ulama
    Ulama picek lalu buta
    Ego congkak mempin negara
    Bebas nian mengadu domba

    Setelah umat teradu domba
    Semuwah umat merasa mulya
    Utama islam serakah dun’ya
    Paling bebas merusak dun’ya

    Alesannyah benerin taqwa
    Tapi ngatanyah bukti pakta
    Islam malah paling bencana
    Sesama islam silih mencela

    Selain islam montong di kata
    Memang total ahli naroka
    Walau dun’ya menjadi raja
    Raja nyiksa pada sesama

    Politik dahsyat masuk agama
    Di kala umat teradu domba
    Kompak curiga buruk sangka
    Tiada paham di pancasila

    Para umaro juga ulama
    Malah repot mencari nama
    Ditengah umat teradu domba
    Menjadi lalab bersaing masa

    Aji baca uji dan tanya
    Demi sadar rasa merasa
    Rumasa hidup tidak berdaya
    Lalu dewasa berpancasila

  • Julang Anak Jalanan

    Manusia lahir suci hati
    Memang suci si air mani
    Walau dari anjing babi
    Air maninyah tetap suci

    Akibat bangga merasa suci
    Hingga enggan mawas diri
    Juga enggan berintropeksi
    Komo berjuluk habib kiai

    Untungnyah julang bukan kiai
    Sedrajat anjing dan babi
    Cuman dowang ngeroko ngopi
    Ngeja bingung pencipta bumi

    Alloh dowang maha suci
    Komo jadi wanita seksi
    Walau godain rosul nabi
    Tetapi Alloh tetap ke aji

    Sulit di duga ezat yang suci
    Tetapi mudah dengan di aji
    Ada tempat taklit mengaji
    Ngaji sambil geguyon diri

    Kaga serius tetapi pasti
    Karena sorga memang pasti
    Naroka juga sudah pasti
    Jika betul dewasa ngaji

    Bagai ngerumpi tetapi ngaji
    Bahas tiep yang Alloh benci
    Tida perduli diri sendiri
    Jikalau keji ya tetap keji

    Buwat apah belaga suci
    Rasa merasa tukang ngaji
    Jikalau memang pakta dan bukti
    Malah mengkorup syariat nabi

    Hitob Taklip dan hitob wad’i
    Hukum sariat dan hukum akli
    Adat budaya hukum sendiri
    Serba jelas bila mengaji

    Diri kita ya diri sendiri
    Manusia man atu biji
    Biji berbiji menuhin bumi
    Biji yang pasti ezat ilahi

    Bertemu Alloh kembali suci
    Seperti bayi walau akinini
    Diri sendiri nemu ilahi
    Ya kaya Alloh ngaku sendiri

    Namun biji busukin biji
    Numpuk di tempat kumpul biji
    Merasa banyak ya hasud dengki
    Ngaku sendiri malah kecaci

    Martabat rosul nabi wali
    Semuwah juga ngaku sendiri
    Yang mendengar ya meyaqini
    Percaya tanpa pakta bukti

    Sami’na wa’ato’na ngarti
    Tanpa nunggu pakta bukti
    Yaqin Alloh pencipta bumi
    Kuasa ngutus perohmat bumi

    Tida sedikit mahluk penduduk bumi
    Tida ingin intropeksi mawas diri
    Membuwat budeg dan buta hati
    Cemburu buta hasud dan dengki

    Setelah adam Alloh cipta jadi
    Ejin dan iblis amatlah dengki
    Sehingga Alloh mereka caci
    Ngatah nyang begini di ciptai

    Alloh berfirman taupik aku miliki
    Silahkan sajah engkau nodai
    Si ejin iblis terlanjur dengki
    Tantang Alloh mao menguji

    Bertahun tahun adam hidup sendiri
    Di dalam sorga tanpa istri
    Ahirnyah Alloh nyiptakan istri
    Nemenin adam buwang sunyi

    Alloh berikan kata janji
    Bila dilanggar turun ke bumi
    Ejin iblis goda sepenuh hati
    Sampai sukses terpengaruhi

    Adam Hawa turun kebumi
    Ejin iblis bangga hati
    Mangkin congkak pada ilahi
    Merasa bisa mempengaruhi

    Terus dan terus di pengaruhi
    Sampai kobil rebutan istri
    Habil terbunuh saking dengki
    Awal cemburu iri hati

    Maka penyakit-penyakit hati
    Paling sulit di obati
    Selain intropeksi mawas diri
    Sadar mengenal diri sendiri

    Kalau sudah ada dengki
    Kehormatan harga diri
    Sama sekali tiada arti
    Selain puwas napsu emosi

    Mao mengaji rasa gengsi
    Mengaku salah harga diri
    Maksain benar beridolohi
    Ahirnyah panday beri solusi

    Tableg ceramah berjuluk kiai
    Pede ego congkak hati
    Walau salah ogah ngakuwi
    Malah marah balik mencaci

  • Julang Anak Jalanan

    Pertanyaan tiga perkara
    Wajib ain menjawab taqwa
    Demi terjawab iman taqwa
    Menuntun sadar rasa rumasa

    Penyebab iman di manusia
    Satu ucapan kaipiat beda
    Karna pilihan si manusia
    Merasa bener yang di bisa

    Penyebab amal iman berbeda
    Cuwek aturan qias ijma
    Hadis quran jadi ta guna
    Aturan hidup bagai ta ada

    Penyebab iman sekaba-kaba
    Karna melihat pakta nyata
    Pormalitas simbol nama
    Berbuwat salah tida rumasa

    Adapun pangkat gelar nama
    Nabi rosul alim ulama
    Empat nama tiada beda
    Satu kaipiat iman taqwa

    Quran hadis kias ijma
    Dalil padoman iman taqwa
    Bila ta gengsi ama nanya
    Masrig magrib tiada beda

    Kelas drajat memang beda
    Tapi disiplin bagai sekola
    Tida curiga buruk sangka
    Bila mateng arip dewasa

    Atas kebawah ibarat roda
    Bawah keatas naek tangga
    Jika disiplin tarak rama
    Walau berbeda ibarat bunga

    Zaman sekarang ibarat beda
    Beda corak hewan satowa
    Seturu-turu mencari mangsa
    Pabila laen ya di mangsa

    Surat Al a’rop amat nyata
    Jika manusia mateng dewasa
    Tida curiga dan buruk sangka
    Tapi mengaji mengkaji jiwa

    Jiwa hidup hidup bertanya
    Dari manah asalnya kita
    Mao kemana langkah kita
    Apakah Alloh sudi nerima

    Kalamulloh qur’an di baca
    Kitabulloh badan di tanya
    Aji amal ibadah jiwa
    Di terima apah kaga

    Pahla kalau di terima
    Dosa kalau ta diterima
    Rasa merasa dan rumasa
    Sampai mati lanjut bertanya

    Ego congkak gengsi nanya
    Itulah iman budeg buta
    Bisa jadi sekaba-kaba
    Orang Cuma menduga-duga

    Sedangkan Alloh ogah di duga
    Tetapi suka di raba-raba
    Belay kasih cinta setiya
    Alloh juga balik meraba

    Meraba bukan meraba dada
    Dada montok kaum hawa
    Tapi rabalah sekujur jiwa
    Sebates mana punya kebisa
    =======================================================
    Benar yang benar atas penilaian Alloh dan rosulnyah maka ia kobul amal makbul iman.
    Ahlak prilakunyah tida suka usil kepada amal ibadah orang lain.
    Tetapi bila dirinyah di usili oleh orang lain maka ia berani menjelaskan amal ibadah dengan secara kersil dan terampil.
    Hingga ia di juluki insanul kamil. Alloh namainyah si Julang Anak Jalanan.
    Alloh amanatinyah Wali Abdal Imam Mahdi.
    Yang mempercayainyah dan meyaqininyah sebagai utusan Alloh maka beruntunglah ia dun’ya ahirat.
    Sebaliknyah orang menolak keberadaannyah maka cilaka dun’ya ahirat.
    Jadi jelaslah sudah.
    Orang beruntung sudah jelas
    Orang cilaka sudah jelas
    Tida perlu ribut-ribut.
    Orang beruntung bisa bertaklid esah soheh iman.
    Orang cilaka bertaklidnyah pada jahil murokab batil iman
    Tida perlu hujat debat
    Tetapi perlu cerdik cermat
    Inilah Alloh amanat Rosululloh berwasiat para leluhur mewangsit amanat wasiat.
    Ilmu ituh untuk maslahat bukan jahat berebut pangkat.
    Karena manusia punya pilihan
    Karena tida mao mengikuti aturan
    Karena manusia tida mao disalahkan
    Maka jadilah masing-masingan di luar tuntunan Alloh dan Rosulnyah dan di luar tatakrama iman taklid.

  • Julang Anak Jalanan

    Keyakinan itu satu

    Yaituh meyakinkan ezat secara pasti tanpa ragu tanpa pilihan ezat suci sang pencipta alam semesta yang bernama 99 yang terbaik nama sebutannya yaituh Alloh nama poyokannya Tuhan sebutan gaulnya Allah.
    Yang bersipat dengan sipat2 yang pasti ada duwa puluh yang wajib dengan wajib Aqli ada duwa puluh lawanan yang wajib yaituh mustahil / haram. Yang harus bagi ezatnyah bersipat semaonyah dewek yaituh ada satu dan satu pula lawanannyah yang di bahasakan sipat ituh harus / jaiz. Tetapi orang mu’min wajib Aqlinyah mewajibkan keyakinannyah untuk meyaqini Alloh bersipat semaonyah.
    Adapun keyakinan inih haram berbeda beda. Yang apabila beda berarti musrik kapir.
    Adapun ilmunyah memang berbeda beda dengan beda beda kelas drajat keyakinannyah. Bukan berarti beda pula keyakinannyah yang di bahasakan beda keyaqinan satu tujuwan. Maka akibat salah memahami beda2 inilah menjadi kacau balau keyaqinan yang mengakibatkan muncul goib2 abstrak pesaing Alloh taala.
    Yang benarnyah beda2 kelas ilmu satu keyaqinan. Keyaqinan di serupakan ijazah pendidikan. Tiep pendidikan satu tujuwan sukses lulus dapet ijazah tetapi beda2 kelas ilmu : Artinyah kelas 1 2 3 4 5 6 lulus SD SMP SMA dan seterusnyah.
    Mulai kelas satu tujuwannyah ya ijazah, ituh namanyah satu tujuwan beda2 pendidikan. Sama dalam keyaqinan satu tujuwan Alloh tapi beda2 amal sesuai pendidikan wajar bila ada yang ketinggalan ada juga yang duluwan.


    Coba pahami di inih zaman
    Iman yaqin bersaingan
    Organisasi partai golongan
    Beralasan beda aliran

    Aliran bila soal kerjaan
    Memang ia di sesuwaikan
    S k ijazah pendidikan
    Atawa bidang ekonomian

    Adapun yaqin wajib satukan
    Yaituh hanya Alloh dowangan
    Walau berbeda kelas amalan
    Sesuwaikan di pendidikan

    Dari itulah berkeyaqinan
    Ada struktur kedisiplinan
    Demi tida silih saingkan
    Tapi dewasa pengertian

    Kalau berbeda keyaqinan
    Lalu ilmu di satukan
    Amal menjadi acak2an
    Musrik kaya di inih zaman

    Disiplin dari kata padoman
    Paseh kalam kalimah qur’an
    Esah soheh mutakalim qur’an
    Ada bawahan ada atasan

    Bawah akibat ketinggalan
    Kurang rajin dawam amalan
    Ya otomatis pan ketinggalan
    Montong nyaci yang duluwan

    Nama julang anak jalanan
    Bukan lagi dulu duluwan
    Tetapi Alloh dateng duluwan
    Julang malah ketinggalan

    Julang malah jejampratan
    Gerowin Alloh dedewekan
    Tungguwin loh Julang jalanan
    Lagih jatoh jadi ketinggalan

    Alloh jawab yaa buruwan
    Kalau jatuh bangun dewekan
    Alloh lagi banyak urusan
    Alloh gendong hayoo buruwan

    Ciuy deh asyik temenan
    Di gendong Alloh ora jalan
    Malaikat mpee kesirian
    Julang bilang sukur temenan

    Jin iblis iprit setan
    Pada gondok kekeselan
    Nyuruh Alloh melemparkan
    Biar si Julang mampus pisan

    Nunan nonen Julang ucapkan
    Bari ngasih upah kentutan
    Jin iblis iprit setan
    Pada blukok ke enakan

    Jin iblis iprit setan
    Kepada hodam berhadengan
    Alim Ulama di pengaruhkan
    Buwat bantah Julang jalanan

    Bantah Julang bantah Tuhan
    Menjadi murtad islam iman
    Pabila wali di permainkan
    Cara curang duga dugaan

    Ngaku dewek tiep utusan
    Umat wajib mengiyakan
    Walau ta bisa mempelajarkan
    Cukup dengan beri dukungan

    Nulung Julang di tulung Tuhan
    Walau tanpa meyaqinkan
    Pengorbanan Alloh jasakan
    Alloh balas dengan belaan

    Allohu A’lam

  • Julang Anak Jalanan

    maaf bang Sufi lupa mohon ijin numpang amanat
    =======================================
    Kalau agama banyak bicara
    Adu argumen keras kepala
    Malah jadi perang agama
    Perang mulut perang saudara

    Kalah dan menang epro dan kontra
    Jadi dendam soal agama
    Nongsen ituh dalam agama
    Kalah bersaing jadi kecewa

    Agama ituh berlapang dada
    Berani ngaku saat kecewa
    Kalau salah minta hampura
    Ta ada menang amal agama

    Ada pemenang di amal taqwa
    Saat nafsu tunduk kepala
    Kalah tida merasa kecewa
    Tapi rumasa butuh kepala

    Sekarang inih hampir ta ada
    Orang jatoh tida kecewa
    Selain julang karuwan gila
    ora kenal kata kecewa

    Kecewa malah buwat tertawa
    Rasa merasa rumasa dosa
    Wajar sajah walau kecewa
    Yaqin Alloh memang murka
    ============================-
    Tahun baru ituh artinyah
    Pemanasan ketahun depannyah
    Demi lebih subur berkah
    Sandang pangan ekonominyah

    Ituh pasti Alloh janjinyah
    Bila benar penyambutannyah
    Minta ampun tahun yang sudah
    Minta bimbingan tahun depannyah

    Begitulah arti nyambutnyah
    Bukan girang tanpa artinyah
    Tetapi girang atas nikmatnyah
    Masih ketemu tahun barunyah

    Lalu bersyukur dengan sedekah
    Beri hadiah sekemampuannyah
    Walau hanya ke binatangnyah
    Atuh komo kemanusia mah

    Paling tida juga berdoah
    Untuk aman mahluk semuwah
    Demi nyaman amal ibadah
    Majaziah pun hakikiahnyah

    Buwanglah sipat rasa ibadah
    Hanya solat puasa sajah
    Tapi ibadah banyak jalurnyah
    Bukan solat puasa sajah

    Demi hidup ta silih mitnah
    Pahamilah arti ibadah
    Majaziah wajib hukumnyah
    Sama wajibnyah di hakikiah

    Bila banggain salah satunyah
    Mentang2 pada ahirnyah
    Si mentang2 silih mempitnah
    Menjadi resah mahluk semuwah

    Proses hidup sepuluh tahunnyah
    Tiep sepuluh tahun umurnyah
    Proses hidup jadi berubah
    Berubah dengan ilmu imannyah

    Jika ta paham inih mas alah
    Terus2an silih mempitnah
    Yang cilaka anak cucunyah
    Dendam dengki hasud dan pitnah

    Bila tuwanyah menyadarinyah
    Pasti takut dengan mempitnah
    Menghawatiri anak cucunyah
    Doyan mempitnah rusak akidah

    Adapun hukum benar dan salah
    Ada hitob taklib wadinyah
    Jika dewasa mateng mahamnyah
    Agama ituh pantang mempitnah

    Walau langka peminatnyah
    Nazom sair terus sajah
    Berkiprah watak tobeatnyah
    Karakter bidang nyebar amanah

    Mao membantah silakan sajah
    Lebih bagus cepet mampusnyah
    Paling tida mati hatinyah
    Jadi memedi raga jasadnyah

    Memedi nyiksa kesesamanyah
    Silih menyiksa kehidupannyah
    Bergontok-gontok cara hidupnyah
    Jadi resep ngeliyatinnyah

    Mereka bela golongannyah
    Cara curang pembelaannyah
    Silih serbu ke sesamanyah
    Tahun duwa belas jadi serunyah

    Lihat sajah apah jadinyah
    Keributan di manah manah
    Silih serobot kesesamanyah
    Bagai tiada pemerintah

    Ulama perang ulamanyah
    Umaro perang umaronyah
    Siang malem rusuh resah
    Mungkin sampai hari kiamah

  • gading

    saya rasa semua benar mnurut persinya masing2,di ahli sufi saya rasa jg tidak salah.tapi yang menanggapi masih kurang mendalami jadilah setengah2 ujungnya salah juga.ahli sufi tidak mengajarkan syari’at,tarekat,hakekat dan makrifat yang akhirnya mengajarkan tidak sholat atau puasa lagi.malah justru itu yang wajib dilaksanakan.tujuan makrifat hanyalah mengenal untuk sayang dan cinta,kalau sdh sayang semua perintah pasti dilaksanakan,kemudian ahli sufi jg tidak membedakan golongan manusia syariat dan makrifat.hanya mengajak mengenal nama dan makna,artinya jangan hanya bisa mengucap nama allah saja tapi tidak mengerti maknanya,anak kecil bisa bicara allah,orang nasrani bs bilang allah,disinilah bedanya mukmin yg kenal nama dan makna.
    semua manusia yg menilai hanya allah dan akan kembali kepada allah.tapi yg jelas digaris bawahi bahwa ahli sufi tidak mengaku jadi tuhan dan tidak melepaskan perintah dan larangannya..semoga kita semua menjadi islam yang di ridhoi,,amin amin.. ya robal alamin…

  • A S B E S (@edwinnmaulana)

    sudah mengenal Allah secara ruhaniah kemudian menghentikan aktivitas sholatnya atau amal ibadah wajib lainnya. Ingat bahwa kita terdiri dari dua unsur yaitu jasad dan Ruh, yang mengenal itu bukan jasad yang mengenal itu adalah Ruh, sedangkan yang sholat bukanlah Ruh saja tapi juga jasad. jadi meski sudah mengenal Allah tetap saja harus sholat.
    nah Fungsi makrifat sebenarnya adalah untuk beribadah, bukan setelah bermakrifat malah meninggalkan ibadah. Dengan bermakrifat maka ibadah kita benar benar dengan makrifat , coba bedakan dengan orang yang beribadah tapi tidak bermakrifat, pasti lain kan. kalau kita berbibadah dengan mengenal Allah atau bermakrifat kepada Allah maka ibadah kita akan khusyu. tapi jika beribadah tidak bermakrifat pasti tidak akan khusyu.
    terimakasih smoga bermanfaat

  • Suhaimi Salih

    Bismillah… Ini hanya perumpamaan, cuba lihat cermin, anda akan melihat diri anda sendiri? Persoalannya, siapa diri di dalam cermin dan siapa diri di luar cermin?
    Di sini ada dua diri tapi melakukan gerak yang sama.
    Kalau jawapan anda ada 2 diri maknanya anda belum mengenal diri. Syirik jika mengadakan 2 diri atau 2 kewujudan…
    Kalau jawapan anda, yang di dalam cermin dan di luar cermin adalah satu…maknanya anda mengenal diri… yang dipuji dia yang memuji pun dia… yang disembah dia yang menyembah pun dia…
    Hilangkan kewujudan dirimu barulah Allah akan wujud, matikan hilangkan tiadakan diri, kenallah engkau pada Allah… wassalam

  • yogieyana

    Assalamualaekum wr wb.
    Audzubillahimansyaitonirodzim Bissmillahirohmanirohim Ashadualaillahailalloh waashaduanna muhammadarosululloh.

    Dalam artikel disebutkan : “Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanya Allah SWT. Makrifat merupakan cermin. Jika seorang sufi melihat ke cermin, maka yang dilihatnya hanya Allah SWT. Yang dilihat orang arif sewaktu tidur maupun bangun hanya Allah SWT”

    Berarti ketika sholat biar khusu mending tutup mata, baca bacaan dengan hati, pikiran kosongkan, qalbu menggapai rasa eling ke Alloh. Apa seperti itu?

    Lalu apakah getaran hati dan rasa yang kuat bisa sampai menggetarkan seluruh badan ketika sholat? Atau bagaimana ketika mencermati salah satu ayat:
    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. Al Anfal: 2).

    Mohon pencerahannya… 🙂
    Terimakasih,

  • Pencari Maghfirah

    Seorg sufi sejati tdk akan meninggalkan syariat. Sbb tanpa syariat mk tdk lah seseorg sampai pd Makrifatullah. Syariat tanpa Makrifatullah, mustahil,sia2. Sedang Makrifat tanpa syariat, adl menuju kekafiran. Menyinggung ttg Buku Abu Sangkan, sy tdk bermaksud menggurui. Namun shalat khusu’ tidaklah dpt diperoleh semudah apa yg tertulis pd buku/pelatihan2 shalat beliau. Sbb kekhusu’an pd shalat adl ‘perolehan’. Akibat sang hamba sdh mencapai kefana’an/kebaqa’an. Atau pd proses menuju kesana, sbg pemberian dan karunia Tuhan pdnya, krn kesungguhan nya dlm meniti jln inabah. Mk utk memperoleh shalat khusu’ dibutuhkan pelatihan diri fokus kpd Allah sepanjang hidup dan setiap helaan nafas tanpa sela. Dzikir adl apa yg diajarkan Al Quran dan As Sunnah, utk memperoleh fokus hidup hy pd Allah semata. Dan proses ini membutuhkan tahapan2 yg hrs dilalui, sbgmn kita meniti jln pendidikan, melalui tahapan2 naik kelas. Dan waktu yg tak terbatas, tergantung kapan Allah berkehendak menerima sang hamba dlm upayanya Makrifatullah.
    Jd mksd sy, pencapaian shalat khusu’ bukanlah dicapai dg cara melatih shalatnya semata, melainkan melalui jln dan upaya membenahi diri dan etika dihadapan Allah melalui proses pensucian hati. Inilah upaya hamba. Sedang kekhusu’an adl buahnya. Sbg karunia Allah. Berupa sambutan Allah pd hambaNya, yaitu tersambungnya konektivitas hamba dg Tuhannya, dan shalat adl puncak dr keadaan tsb. Sbb shalat adl puncak dzikir. Ketika dlm keseharian sang hamba berupaya trs menerus mengingat Allah dlm hdpnya, hg mencapai kesadaran yg tak pudar akan Allah, dan membawanya pd keadaan yg sgt sadar/berpengetahuan ttg Allah. Mencapai keadaan, ‘kemana kuhadapkan wajahku di sana ada wajah Allah’. Mk shalatnya adl mahligai pertemuan antar Kekasih dan Yg diKasihi. Keadaan keintiman yg indah / nikmat inilah khusu’. Sbgmn keadaan org yg sdg bermesraan, mk tiada yg lain yg dirasakan, dilihatnya dan diperdulikannya, kecualinya Kekasih dan kemesraannya.
    Menurut kcmt pandang sy, di sini perbedaan metode sufi dg metode pelatihan shalat khusu’ Abu Sangkan. Metode sufi menerapkan pembangunan diri scr keseluruhan dlm hdp sehari2, jalan berinabah, tanpa mengharap apapun kec Allah saja. Shg ta’rif Illahi turun, karunia ilmu, kebaikan, kenikmatan (termasuk kenikmatan shalat), dan ending nya adl keselamatan dan kebahagiaan sejati.
    Menurut sy pula, jgn lah mempersempit pandangan diri dan umat. Sdg ilmu Allah sgtlah tak terhingga luasnya.
    Seringkali sy menasihati diri sy sendiri, utk melemparkan cita2 pd puncak ketinggian, menujukan pandangan/manshur pd puncak pandangan yaitu Allah, agar sedikit demi sedikit, dg rahmat Allah, sy meniti jln menuju puncak cita2 sy.
    Jk sy melemparkan cita2 hanya sepenggalan tangan, mk jk Allah izinkan sy sampai, bukankah yg rugi sy sendiri? Krn hy menargetkan diri lbh rendah drpd ketetapan potensi diri yg tlh di’titipkan’Nya pd sy, pd seluruh mahlukNya yg bernama manusia…shadaqallah Al-adhim.

  • Nik

    Alhamdulilah :Bagus dari M.sia berkirim salam kepada keluarga besar ke tempat bapa semua sufi muda. Mari biar saya garap sedikit teori atau ilmu tambahan buat kita renungi.Nama saya di Pulau jawa adalah Raden Indera sukma.Pernah mengziarah seorang diri ke sumatra dan jawa seorang dir kurang lebih 2 bulan.Pernah diberi Izin beribadat seorang dalam masjid demak beberapa malam sekehendak mana pada malamnya dengan berkunci dari luar.Alhamdulillah.Bergaul dengan kaum musafir sufi keterbalikan baju sehari hari.

    Mari saya perkatakan teori yang mudah untuk capai fanabilah,marifat diri dan marifat Di Qurbah Allah. Jangan kita diskusi terlalu jauh.Namun saya fikir kalian semua tahu bahawa jalan sufi itu adalah jalan ke 6,manakala jalan ke 7.Jalan hakikat jalan ke 3.Jalan ke 8 adalah jalan kenabian.Maka kalau penetapan jalan ini didapati tiada dalam sebarang kitab,maka katakan saya yang mengariskan rumusan ini.Sebagaimana Sheikh Asyaari mengarisan formula sifat 2o itu. Maka saya terusan pesan agar kalian mencari tafsir sebenar 2 kalimah sahadat.Mencari dan bertanya mengapa berlaku itu ucapan yang pertama-tamanya.Berlaku pengucapan antara siapa dan dimana. Maka cari pengertian Allah yang dimaksudkan.Kalau masih gagal bagaimana kah kita memahami maksud pengucap pertama itu.Kemudian apa maksud pengucap ke 2 membalasnya Muhammadan Rasululah.Diamana berlaku peristiwa itu.?Bentuknya bagaimana?Alamnya dimana? Dijabarut atau lahut atau malakutkah.Kalau tahu tempat maka kita tahu mengapa Zat Allah digelar Allah.Zat Allah itu apa sebenarnya.Ia hanya dikenal oleh Nur Muhammad.Muhamad dalam rupa apa sebenarnya pada masa itu.

    Kita kemudian dikenakan rukun Iman dan Islam.Maka Islam itu bermulanya dimana? sejak bila.Siapa sebenarnya Islam.Islam itu benda.Maka agama adalah kepercayaan dan ritual ibadatnya dan lain-lain berkaitan.Maka setelah kita tauhid dengan 2 kalimah sahadat itu.Maka kita melaksanakan amal kebajikan dan amal ibadat yang ditetapkan ikut fekah.Apakah semua perkataan kita dan perbuatan dalam amal dan badat serta apa-apa yang sadar itu bebas dari syirik tersembunyi.

    Baiklah kita mulakan dengan mandi janabah adakah ada perkataan dan perbuatan syirik tersembunyi disitu?.Kalau ada maka bagaimana perkara itu.Kemudian kita berwudhu pula,apakah perbuatan dan perkataan untuk perkara itu masih juga syirik tersembunyidalam perkataan dan perbuatan.Nah apa kelangsungan ibadat-ibadat seterus termasuk fardhu haji kalau tidak bebas dari syirik tersembunyi.Mandi janabah yang tiada pernah bebas dari perkataan dan perbuatan syirik tersembunyi.

    Anda semua beribadat syariat biasa adalah cukup bagus,inipun jarang manusia islam umum laksanakan dengan kesadaran.Rata-ratanya tidak melaksaakannya. Namun juka kalian mahu terbaik atau memberi nafas marifat kepada ibadat syariat,maka bebaskan anda dari perkataan dan perbuatan tersembunyi.Seorang sahabat bernama Sahl telah beretemu nabi disebuah padang berumput lapang hijau dimalam yang cuacanya baik. Maka pada kejauhan Sahl nampak sebuah susuk tubuh bercahaya seperti lajimnya nabi .Maka ia mendekat,lalu ia dapati susuk itu baginda nabi.Nabi rupanya menagis terisak-isak.Selepas memberi salam dan bersapa dan bertanya kepada junjungan nabi. Maka nabi berkata<Bahawa Allah berkata bahawa umat islam tiada yang kafir namun mereka syirik tersembunyi dalam perkataan dan perbuatan. Lalu amalannya dicampak turun oleh penjaga pintu langit apabila cuba ditunjukan kepada Allah walhal diperakui fekahnya sempurna. Wahai bapak-bapak kaum sufi muda. Teliti perkara ini dahulu,kemudian berbuatlah amal syariat dengan unsur marifat yang bebas dari syirik tersebut.Buatlah zikir biasa dengan banyak dimalam hari.Kemudian rasakan ketepatan dan kelazatan ibadat anda. Bertanyalah kepada bapak kiyai agung tentang apa kah perkataan dan perbuatan syirik tersembunyi itu berlaku sehari-hari tanpa kita sadari.Sehingga wajib tertolak turun amal dan ibadat kita semua.Tertolak jua doa dan taubat lantaran syirik itu. Kemmudian baru redahi jalan keilmu-keilmuan berikutnya dengan mudah sehinga marifat marifatnya.

    Maka hendaklah anda sadari kini,ngak usahlah berteori besar dan mendalam dan sufi keterlaluan. Sufi itu pilihan Allah bukan lelakun manusia.Seumpama nabi itu pilihan Allah bukan lelakun awam.Nah mulakan seperti saya perkatakan diatas terlebih dahulu.Semua ilmu yang dikitabkan itu adalah teori kulit marifat sahaja.Tidak pernah ilmu sir dan ilmu laduni dibukukan dalam kitab-kitab mana pun kerana ia aurat kepada awam. Maka anda semua menerima salinannya adalah tidak mustahak bagi anda.Tiada apa pun isinya yang memungkinkan anda mengenali Allah selain atas dasar teori.

    Awaludin marifatullah itu maksudnya agama itu diadakan setelah para rasul benar-benar mengenal Allah kemudian menjadi rasul menyebarkan agama tersebut.Kita ini sudah dipertengah beragama islam,bagaimana baru kenal Allah barulah islam.Kenal diri dulu baru kenal Allah. Tidak mengapa bagi kita pertengahan jalan baru kenal Allah dengan melalui roh diri mengenal Allah kemudiannya. Ini khusus bagi rasul yang dibedah dadahnya beberapa kali agar mengenal rohnya,maka roh nabi inilah mengenal Allah Taala dan Mikraj. Begitulah jua nabi Ibarahim dari kecil masa disembunyi oleh bondanya di Gua. Ia mengenal Allah dulu barulah menjadi kemudiannya agama..Anda cobalah kenal diri itu,maksudnya dengan seperti lazaiom rasa mati telah dianugerah melihat 3 lembaga diri dihadapan diri.Maka itulah saatnya dinamakan kenal diri. Biasanya manusia dan jin yang menjadi mayat wajib hadapi suasana kenal 3 lembaga dirinya yang batin,ghaib dan yang sir. Nah dari sinilah akan berlaku berbagai marifat berikutnya dengan ehwal-ehwalnya tertentu. Namun Fanabillah adalah gerbang terdahulu patut berlaku.Ianya dijalan ke 3 iaitu jalan hakikat. Jalan menuju Allah oleh makhluk adalah 10 bukan 4. Jalan fakir adalah jalan ke5 ddengan ilmunya usul miskin.Jalan wali jalan ke7 dengan ilmunya usul Darjat.Jalan marifat adalah jalan ke 4 dengan ilmunya bernama usul mufatul ghuyub.Manakala sufi adalah jalan ke 6 dengan ilmunya bernama usul Muhabbah.Bukan total ilmu tasauf diperingkat akademik Universitas itu.beda jauh sekali dan dikit hubungan benang merahnya antara tasauf sufi dengan tasauf awam.Wassalam maaf ye

  • Nik

    Salam:Jangan cerita pasal isi buku orang lama atau baru.Bagi penuntut sebenar ia tidak terlalu berfaedah. Membandingkan bahasa dan buku-buku itu tidak memberi apa-apa pembukaan hijab.Menyetujui buku itu bukan bermakana telah makrifat.Kalau penulis buku menulis semasa mudanya.Maka buku telah beredar dengan berpuluh salinan. Masa tuanya ingin diperbetulkan dan ditambah baik maka,tiada dapat.Penulis meninggal dunia tanpa buku yang mutakhir.TIdak mungkin penulis buku membuka aurat jalan laduni dan sir Zat Allah.Jadi hampi semua buku adalah kulit kepada ilmu ilmu usul muftatul ghuyub sahaja.Maka marifat buku dan bincang namanya.

    Maka lebih baik kalian rujuk mendalam kedalam seni rahsia ucapan 2 kalimah sahadat.Kemudian merujuk kepada kitab Nur Muhammad yang mana mengandungi hadis-hadis kudsi berkaitan. Kalau kalian menerimanya dengan baik,maka teruskan pencarian guru mursyid.Kalau tidak menyetujui segala isi kitab Nur Muhammad.Maka jangan lagi bicarkan tentang ilmu ini dan jangan rujuk lagi mana-mana kitab sejenisnya. Kalian disaran tekuni hal fekah dan ilmu tasauf awam yang dijadikan subjek universitas islam serta tafsir kitab quran dan hadis.

    Kitab-kitab lain tidak perlu rujuk.Sesudah capai zauk dan fanabillah dan baqabillah baru baca buku tersebut dan mudah jumpa kesalahan-kesalahan isi buku tersebut.ketidaktepatan dan ketinggalan isinya. Maka semasa menuntut menjadi salik.Bukan kira tasauf,tarekat atau sufi. Tak ada benda-benda ini untuk nabi yang merupakan murid Allah terdahulu.Ada ilmu-ilmu yang amat rahsia tapi mudah.Tak sampai 2 mukasurat pun ilmu itu. Namun nabi tidak membukakan kepada awam.Ia aurat dan haram dibukakan dan berbahaya agama kerana penganut agama hampir keseluruhan adalah awam.Untuk kita mengajar mereka buat kita bodoh seperti menyeberang lautan dengan rakit buluh.Maka kita memilih seorang dua murid dalam seanjang hidup untuk ajarkan ilmu tersebut.Jika ditakdirkan boleh.

    Cuma beri tumpuan kepada perkataan dan perbuatan tanpa syirik tersembunyi sehari hari.Walaupun dalam ritual berzikir mesti itikadkan kata tauhid yang membawa makna tidak syirik tersembunyi jua pada perkataan dan perbuatan zikir itu.Mandi junub tanpa syirik tersembunyi ,malah menyembelih ayam pun tanpa syirik tersembunyi.Maka sepatutnya tidur pun harapnya tanpa syirik tersembunyi.Maka sepatutnya segala ibadat diperingkat syariaat itu dilaksanaklan tanpa syirik tersembunyi.Maka sehinggalah rasa suci,zauk,kemudian fanabillah,baqabillah,marifat,diri,marifat alam-alam dan penghuni nya dan marifat di Qurbah(sahadah). Diamkan ilmu itu untuk diri beberpa ketika.ajarkan kepada yang Allah kirimkan calunnya keada kita sahaja.Ikut darjat murid.Jika naik maka berilah atas sikit. Dengan jangan lupa memberi sufaat guru yang akan memudahkan murid menekuni ilmu dan yakin. Jangan serabutkan dengan unsur duniawi dan akhlak buruk.Itu halal ini halal tu tanda karut. Hormati jalan syariat kerana mereka adalah kekal ramai penganutnya.Mereka jualah yang membenam mayat kita ke perut bumi setelah kita mati.Bukan segalanya diuruskan oleh orang marifat dan sufi untuk kerja-kerja tersebut.Biarkan mereka dengan ilmu mereka. Alhamdulilah mereka bukan kafir tulin.Malah anak-anak kecil yang meninggal dunia. Kemudian orang yang cacat semenjak kecil yang tidak waras dan tidak mampu mengtahui agama dan ibadatnya dengan sempurna adalah penghuni syurga tanpa hisab walaupun dari keluarga bukan islam .dll sufaat nabi lagi.Biarkan untuk awam adalah kesejahteraan kehidupan awam dengan syariat mereka.Pimpin diri agar dicintai Allah kalau ingin jadi kasih Allah. Kemudian bacalah kitab-kitab dari penulis sufi.nescaya kamu ketawa.

    • rijal

      Jika manusia sudah mengenal tuhannya, dari sanalah manusia menjadi yakin terhadap Tuhannya. Merasakan kenikmatan beribadah, mersakan nikmat shalat, berdoa dan ibadah-ibadah lainnya. Benar tidak usah di perdebatkan marifatullah adalah wilayah pengalaman kita masing-masing. Jika Allah berkehendak menujuki jalan dan memberikan anugrahNya siapapun tidak akan bisa menolaknya.

  • arif

    Terimakasih, Artikel yang bagus.
    Numpang Promo ya sufimuda.net

    “TAMAN MURAH TERIMA JASA:”
    Pembuatan taman, Desain taman, Perawatan taman, Taman vertical, Track jogging, Kolam minimalis, Relief, Tebing batu alam dll
    MENJUAL:
    – Tanaman Hias
    – Jenis jenis Rumput
    – Pohon pelindung
    – Pohon Bonsai
    – Jenis jenis Bambu
    – Dll

    CONTAC US :
    Telpon : 0812-9391-1848
    Whatsapp : 0815-1469-0244
    Email : endang_garden@yahoo.com
    YM : endang_garden
    BB : 27FDC3D8
    Web : http://www.tamanmurah.com
    Web : http://www.tamanminimalisku.com

    Melayani : Jabodetabek
    Alamat : Jln Raya Parung-Bogor 16320

  • nasim

    kalau ingin ma’rifat jangan banyak tidur malam dan jangan banyak makan, malam gunakan munajat pada Allah dan berbuatlah baik pada makluk semua, kita harus bisa renda diri pada siapapun, contoh rosulullah ok.

  • Santri

    Ini yg Nulis Ngasal Banget ya. Cari Guru Sonoh! biar bener Fikiran mu itu loh. AWALUDIN MA’RIFATULLAH – “Awal-awal agama ialah mengenal Allah.” Syahadat kan Bersaksi. Rukun Islam No 1 apa bos? Tuntasin dulu no 1 baru no 2, 3, 4, 5.

  • jalanjalankeselamatan

    NURULLAH
    NURUMMUHAMMAD
    KUN FA YA KUN

    Meminta BARokah kepada MARifat.

    SUBULUSSALAM

    ALQURANUL KARIM

    INSYA ALLAH, JANNATUL FIRDAUS. AMIIINNNNNNNNNN

Tinggalkan Balasan ke SufiMudaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca