• Nasehat,  Tasauf

    Jangan Kau Minum Racun, Meskipun Kau Ada Penawarnya!

    Bagi kaum muslimin memakan makanan halal hal terpenting dalam hidup. Makanan halal akan memberikan kesehatan jasmani juga rohani. Disamping jenis makanan halal, terpenting dari itu adalah bagaimana cara kita memperoleh makanan tersebut. Makanan halal diperoleh dengan cara haram maka hasilnya menjadi haram. Secara ilmiah, (+) X (-) = (-), unsur positif (+) dikalikan dengan unsur negative (-) maka hasilnya menjadi negatif atau tertolak. Tidak hanya makanan, pakaian kita pakai demikian juga. Pakaian dari uang haram kita pakai untuk ibadah maka hasilnya akan tertolak ibadah kita, hasilnya negatif!.

  • Nasehat,  Tasauf

    Cermai-nya Terlalu Asam

    Suatu ketika saya dipanggil oleh Guru ke kamar Beliau, hanya berdua saja. Kebahagiaan yang sulit saya lukiskan ketika diberi kesempatan untuk berdua dengan Guru, saat itulah Guru memberikan pelajaran yang bersifat khusus dan bermanfaat langsung untuk diri saya pribadi. Biasanya Beliau memulai dengan cerita, baik cerita tentang pengalaman Beliau berguru maupun kisah-kisah para Auliya, sahabat Nabi dan juga tentang Nabi SAW. Tapi kali ini ketika saya masuk ke kamar, Beliau langsung mengajukan pertanyaan, “Begitu besar pengorbanan manusia dalam beribadah, kalau dia telah menemukan Guru maka diabdikan diri sepenuhnya kepada Guru siang dan malam, untuk apa semua itu dilakukan? Apa yang dicari oleh manusia?”.

  • Tasauf

    Bunga…Engkau Begitu Bahagia

    Aku duduk di depan bangunan putih menanti mentari menyapa Pandangan mata tertuju kepada sekuntum bunga indah Teringat petuah dari Sang Guru, “Kalau cinta datanglah, bawa2 walau bunga tai ayam, lama2 nanti kau ganti dengan melati” Aku tatap bunga, aku lihat makam itu, laksana bilal menatap menara dan pusara silih berganti ketika Rasul telah tiada Air mata ini tanpa terasa mengalir deras membasahi pipi.

  • Nasehat,  Tasauf

    Terserah Pada-Mu ya Allah…

    Suatu hari Guru berkata, “Sebagian besar manusia berdoa agar diberi kekayaan duniawi, sebagian kecil orang-orang yang fokus kepada ibadah berdoa agar diberikan kekayaan akhirat, sedangkan aku tidak berdoa apa-apa tentang itu, aku terserah apa kehendak Allah”. Di lain kesempatan Beliau berkata, “Orang awam mohon kepada Allah agar dijauhkan dari Bala, sedangkan bagi sebagian Wali/Nabi justru meminta bala atau cobaan dari Allah karena bagi mereka cobaan adalah bentuk dari perhatian dan kasih sayang Allah, sedangkan aku.. terserah kehendak Allah semata, diberi nikmat aku syukuri, diberi cobaan aku syukuri, bagi ku keduanya sama-sama berasal dari Allah Yang Maha Baik”.

  • Nasehat

    Ulat WC…

    Sore itu ada dua orang datang ingin menemui Guru Sufi dengan niat belajar, diterima di sekretariat oleh murid yang bertugas disana. Sudah menjadi kebiasaan, kalau orang datang bertamu di luar jadwal yang telah ditentukan, biasanya harus dilapor dulu kepada Guru apakah Guru berkenan menemui atau biesa jadi Guru sedang dalam zikir yang lama sehingga tidak bisa melayani tamu. Setelah ngobrol setengah jam dan tahu maksud kedatangan tamu, kemudian murid datang kerumah Guru yang terletak 50 meter dari ruang sekretariat untuk melaporkan tentang tamu.

  • Nasehat

    Takut Pada Allah

    Tentang takut kepada Allah ada sebuah ungkapan bijak “Kalau engkau takut sesuatu maka engkau akan menjauh dari sesuatu tapi kalau engkau takut kepada Allah maka engkau akan mendekat kepada-Nya”. Takut kepada Allah dipahami sebagai takut melakukan dosa dan kesalahan yang membuat Allah menjadi murka. Takut kepada Allah dalam pandangan para pecinta adalah takut kehilangan cinta kepada-Nya dan takut kehilangan memandang kaagungan wajah-Nya. Tentang Takut Kepada Allah saya mengutip nasehat dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada pengajian hari Selasa sore, 18 Dzulqaidah 545 H yang disampaikan Beliau di madrasah dan dicatat dalam sebuah karya berjudul “Al-Fath ar-Rabbani wa al-Faydl ar-Rahmani”.

  • Nasehat

    Taqwa Dalam Pandangan Guru Sufi-2

    Zaman dulu, Guru Sufi sangat ketat dalam menyeleksi calon murid, bahkan adalah calon murid yang harus mengemis selama 3 tahun dijalanan kemudian baru diterima menjadi murid. Sunan Kalijaga harus menjaga tongkat dari sang Guru dalam jangka waktu yang sangat lama sebagai ujian awal kemudian baru diterima menjadi murid.