• Tasauf

    Memahami Hakikat Tuhan Lewat Kelapa

    Sebenarnya tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkan misteri tentang Tuhan dan tidak ada pula pembahasan yang bisa dengan sempurna menggambarkan hakikat Tuhan. Tuhan, dalam sepanjang sejarah peradaban manusia akan menjadi misteri dan akan terus misteri kalau proses pencariannya hanya dengan menggunakan ilmu akal semata. Untuk memudahkan manusia memahami hakikat Tuhan, maka di dalam kitab suci Tuhan memberikan perumpamaan-perumpamaan agar manusia lebih akrab mengenal-Nya.

  • Tasauf

    Menyembah Ka’bah Bag-2

    Kalau di Undang Oleh Allah, kenapa tidak berjumpa? Menarik untuk dibahas, bahwa haji sebagai puncak ibadah ummat Islam, tempat seluruh manusia berkumpul, melaksanakan ibadah dengan satu tujuan agar bisa merasakan kedekatan dengan Allah, bisa berjumpa dengan Allah. Wukuf di Arafah bukan sekedar menunggu kekosongan, bukan menunggu waktu habis, tapi menunggu turun nur Allah SWT yang Maha Agung.

  • Tasauf

    Menyembah Ka’bah Bag-1

    Syukur alhamdulillah di pagi Jum’at yang penuh berkah dan karunia yang melimpah ini, saya berkesempatan menulis tulisan ini, tulisan yang sudah lama ingin saya tulis sebuah judul yang menarik untuk kita telaah dan kita renungi bersama. “Menyembah Ka’bah” adalah tulisan yang saya buat bersambung karena memang pembahasannya panjang dan tidak mungkin selesai dalam sekali menulis. Tulisan ini hendaknya dibaca secara perlahan, dengan pikiran terbuka untuk menerima perbedaan-perbedaan dan membaca sampai selesai sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Dalam tulisan yang akan anda baca bersambung ini akan saya uraikan tentang banyak hal yang berhubungan dengan hakikat dan makrifat. Menyembah Ka’bah adalah judul yang menarik untuk dijadikan bahan bacaan dan bahan renungan untuk…

  • Tasauf

    Sabar, Tunggu Waktunya Tiba! (Selesai)

    Makrifat bukan merupakan ilmu tapi sebuah anugerah, sebuah pencapaian hasil dari mujahadah hamba sehingga Allah berkenan memperlihatkan keindahan wajah-Nya kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh karena itu makrifat tidak bisa diperoleh dengan hasil diskusi apalagi perdebatan. Makrifat tidak akan pernah bisa diperoleh dengan membaca buku dan meneliti kitab-kitab tasawuf bahkan semakin banyak akan semakin sulit untuk mencapainya.

  • Tasauf

    Sabar, Tunggu Waktunya Tiba! (2)

    Makrifat itu bukan benda yang bisa diberikan dengan begitu mudah apalagi bisa dijanjikan dengan sekehendak hati. Makrifat akan tercapai ketika hamba terbuka hijabnya sehingga mampu memandang kebesaran Allah SWT. Hijab pada diri manusia tidak lain adalah hawa nafsunya sendiri termasuk hawa nafsu untuk mencapai tahap Makrifat. Lalu bagaimana mungkin seorang hamba bisa mengendalikan hawa nafsunya tanpa melalui mujahadah, perjuangan dengan sungguh-sungguh.

  • Tasauf

    Sabar, Tunggu Waktunya Tiba! (1)

    Agama adalah sarana bagi manusia untuk mencapai sebuah tujuan yaitu makrifatullah atau mengenal Allah. Ketika Makrifat kepada Allah dicapai maka manusia akan lebih sempurna melakukan pengabdian kepada Allah lewat ibadah dan amal-amal kebaikan yang diperintahkan Allah di dalam agama. Dengan agama manusia akan lebih memahami hakikat hidup dan ketika makrifat dicapai maka tindakan-tindakannya secara otomatis akan selaras dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Tuhan dalam agama. Sayangnya orang terlalu fokus kepada Agama sebagai sarana atau wadah dan melupakan tujuan dari agama itu sendiri yaitu Tuhan.

  • Tasauf

    Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat itu SATU

    Saya seringkali dapat pertanyaan lewat email tentang hubungan antara syariat dan hakikat. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas hubungan yang sangat erat antara keduanya. Syariat bisa diibaratkan sebagai jasmani/badan tempat ruh berada sementara hakikat ibarat ruh yang menggerakkan badan, keduanya sangat berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Badan memerlukan ruh untuk hidup sementara ruh memerlukan badan agar memiliki wadah. Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan. Dalam beberapa pantun yang Beliau ciptakan tersirat pesan-pesan tentang pentingnya merawat tubuh sebagai perhatian utama sedangkan merawat baju juga tidak boleh dilupakan.