-
SALAH MINUM OBAT (Bag. 2)
Di pagi Jumat penuh berkah ini saya ingin melanjutkan tulisan yang pernah saya tulis setahun yang lalu tepatnya 19 Maret 2017 dengan judul Salah Minum Obat. Salah Minum Obat adalah tulisan yang membahas tentang bagaimana seorang bisa menjalankan Tasawuf dengan benar. Tasawuf bisa menjadi hanya sekedar ilmu teori, membacanya kemudian melaksanakan apa yang tertulis untuk mengubah akhlak manusia menjadi lebih baik karena inti ajaran tasawuf adalah untuk menjadikan manusia berakhlak mulia sebagaimana yang di cita-citakan oleh Nabi Muhammad SAW.
-
Salah Minum Obat
Seorang dokter dengan ilmu dimilikinya mengetahui penyakit pasien dan memberikan obat sesuai dosis sehingga pasien memperoleh manfaat, menjadi sembuh. Bagimana kalau dokter tidak ahli atau dokter palsu maka bisa dipastikan resep obat diberikan keliru, bukan sembuh tapi bertambah parah sakitnya.
-
Setelah Shalat Subuh (11)
Salah Minum Obat Karena salah memahami tentang wasilah inilah sebagian orang menuduh praktek ibadah dalam tarekat menjadikan Guru sebagai perantara antara manusia dengan Allah. Perdebatan ini sudah berlangsung sejak lama, Al-Gazali telah mendamaikan dalam karya-karyanya namun dikemudian hari muncul lagi gerakan wahabi yang menyerang tradisi yang sudah terbangun selama ribuan tahun sejak zaman Nabi. Atas niat ikhlas namun kurang ilmu mereka melarang total tarekat/tasawuf di Arab Saudi dan berusaha mengeskpor pemahaman tersebut ke dunia Islam lain agar seluruh dunia melarang tarekat dan tasawuf.
-
SEKULER VS SEKULER TERSELUBUNG DALAM TERIAKAN NYARING: “Ulama Jangan Berpolitik” (2)
Kedua system ini disodorkan kepada kita atas dua dasar sifat manusia, mencari nikmat dan menghindari sengsara. Sebagian orang menganggap system sekuler turki itu baik karena Negara tidak mengintervesi ranah pribadi warga Negara yaitu sikap keshalehan dalam beragama. Sebagian setuju dengan system Arab Saudi, kehidupan beragama warga di atur oleh Negara bahkan cara beragama secara detail dibuat petunjuk jelas, berbeda mazhab pun dilarang. Kelihatan indah dan islami tapi kenyataannya itu semua semu, karena pemerintahannya sama sekuler dengan Turki, Cuma secara terselubung. Kelompok pendukung satu diberi lebel Liberal, kelompok diseberang diberi Lebel Fundamentalis dan pencipta keduanya senyum senyum diluar sana.
-
SEKULER VS SEKULER TERSELUBUNG DALAM TERIAKAN NYARING: “Ulama Jangan Berpolitik!”
Manusia pada dasarnya memiliki sifat kritis dan sifat ingin tahu yang besar, dengan sifat ingin tahu yang besar membuat manusia kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, atas dasar inilah peradaban manusia semakin lama semakin maju dan berkembang. Manusia juga memiliki sifat “Mencari Kenikmatan” dan “Menghindari Sengsara”, lewat dua sifat inilah manusia menentukan pilihannya, bisa salah satu atau kedua-duanya. Ketika dulu menempuh pendidikan, kita sangat semangat pergi kesekolah karena dua hal ini, “Mencari Kenikmatan/Kebahagiaan”, kenikmatan kumpul bersama kawan-kawan, kebagiaan yang dijanjikan apabila nanti selesai sekolah dapat kerja dan hidup lebih baik. Kita juga “Menghindari Sengsara” jika pendidikan tidak selesai akan jadi pengangguran dan masa depan jadi suram. Dalam beragama juga…
-
Saya Tidak Tahu
Di hari Jum’at penuh berkah ini, sejak subuh tadi banyak hal terlintas dalam pikiran untuk saya tuangkan dalam tulisan terutama tentang hakikat anjing, makhluk haram tapi hanya dengan memberi dia air minum menyebabkan seorang PSK masuk surga. Anjing juga yang termasuk salah satu binatang penghuni surga, anjingnya ashabul kahfi. Tentang hakikat anjing penyebab seorang PSK surga, termasuk apakah yang menemani 7 pemuda yang tertidur 300 tahun tersebut benar-benar anjing seperti yang kita lihat atau hanya sebuah kiasan semata.
-
Ketika Buya Hamka Mengimami Sholat Shubuh di Kediaman KH Abdullah Syafi’ie
Membaca tulisan yang saya kutip dari islampos.com dibawah ini membuat saya pribadi menjadi rindu akan sosok ulama kharismatik yang lebih mementingkan ukhwah islamiah dibanding ego pribadi, hal yang semakin lama semakin sulit di dapatkan. Maka menjadi benar pendapat yang mengatakan bahwa ketinggian ilmu seseorang bukan terletak banyak atau sedikit hal yang dia ketahui tapi terletak pada ahlak yang dimilikinya, silahkan di baca.