-
Aku Tidak Mempunyai Pilihan…
Jika kita membahas tentang cinta kepada Allah dalam sudut pandang tasawuf, nama Rabi’ah al-Adawiyah akan selalu disebut dan dibahas baik oleh sufi generasi sezaman dengan dia maupun generasi setelahnya sampai saat ini. Rabi’ah al-Adawiyah lah yang mempopulerkan istilah “Mahabbah” atau maqam cinta, kondisi dimana seorang benar-benar terserap dalam cinta Ilahi sehingga tidak ada lagi yang di inginkan selain cinta kepada Allah.
-
Ketika Allah Mencintai…
Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.
-
HASAN AL-BANNA, MUHAMMAD ABDUH DAN 15 TAHUN SUFIMUDA.NET
Hasan al Banna tidak pernah menyangka bahwa kebiasaan dia nongkrong di warung kopi kemudian melahirkan Gerakan Islam paling besar di zaman modern ini yaitu Ikwanul Muslimin. Hasan al Banna memang senang nongkrong di warung kopi di pinggir sungai nil di Mesir, sekalian menyampaikan dakwahnya, mengikuti gaya pendahulunya yaitu Jamaluddin al-Afghany.
-
Sesuai Kapasitas
Meskipun Ibnu Arabi dicintai oleh semua Sufi, mempunyai banyak pengikut pribadi dan menjalankan fungsi teladan kehidupan, tidak diragukan ia merupakan suatu ancaman bagi kalangan formalis. Seperti al-Ghazali, kekuatan intelektualnya lebih unggul dari semua orang sezamannya yang lebih konvensional (di bidang pemikiran). Alih-alih menggunakan berbagai kemampuan ini untuk mengukir satu tempat dalam skolastisisme, ia menyatakan — seperti banyak Sufi lainnya — bahwa jika seseorang memiliki intelek yang kuat, fungsi terakhirnya adalah memperlihatkan bahwa intelektualitas hanyalah suatu sarana pengantar kepada sesuatu yang lain. Sikap ini bukan suatu kesombongan — apalagi kalau kita benar-benar bertemu dengan orang semacam ini dan mengetahui kerendahan hatinya.
-
Apa Yang Sempurna Dari Islam?
Misteri akan eksistensi Tuhan menjadi kajian dan pencarian manusia sepanjang sejarah peradabannya. Mulai dari kebudayaan sederhana sampai modern, manusia tidak bisa melepaskan diri dari hubungan kontak dengan Tuhan, kemudian hari hasil pencarian itu kemudian agama dan keyakinan manusia. Muhammad dalam pencarian di kesunyian Gua Hira akhirnya tersambung dengan Sang Pemilik Alam, Allah SWT. Beliau menjadi Sang Terpilih, menjadi utusan-Nya, menjadi Juru Selamat untuk menyelamatkan jiwa manusia melewati alam dunia sampai kepada alam keabadian.
-
Dimensi Manusia dan Dimensi Tuhan
Seorang perempuan menjadi seorang ibu melewati perjuangan panjang bisa dikatakan tidak mudah. Mengandung anak selama 9 bulan dengan susah payah kemudian membesarkan anaknya sampai sang anak mengenal ibunya, barulah dia sempurna menjadi seorang ibu. Ketika mengandung dan membesarkan anaknya, tidak pernah terfikir bagi ibu untuk mendapat jasa atau penghargaan dalam wujud apapun, dilakukan dengan ikhlas lebih tepat dilakukan dengan cinta. Cinta lah yang membuat dia mampu melewati masa masa kritis di dalam proses mengandung dan membesarkan anaknya.
-
Solusinya Adalah DIAM
Pelajaran paling penting di dalam menempuh jalan kepada Allah (thareqatullah) disamping mengamalkan zikir adalah belajar DIAM. Zikir pun di laksanakan dalam kondisi diam, hanya qalbu yang berzikir sedangkan mulut terkunci. Zikir yang dilaksanakan secara diam ini memiliki nilai 70 kali lebih baik dari pada zikir yang bersuara (zahar). Hal ini ditegaskan dengan hadis dari al-Baihaqi: “Dzikir yang tak didengar para malaikat pencatat lebih bertambah pahalanya 70 kali daripada dzikir yang didengar oleh para malaikat.” (ar-Ramli, Nihayat al-Muhtaj Ila Syarh al-Minhaj, III, 182).