Tasauf

BERSUNYI DIRI

Kita hidup di zaman teknologi yang semakin canggih dimana informasi bisa di dapatkan dengan mudah dari berbagai sumber. Teknologi informasi khususnya memberikan keleluasaan bagi kita untuk menerima banyak informasi baik langsung maupun tidak langsung, disadari ataupun tidak disadari. Kejadian yang beru terjadi dalam hitungan detik beritanya bisa di dapatkan di media sosial bahkan sebelum TV menyiarkan. Dulu kita hanya mengenal informasi berita dari TV, Radio dan Koran akan tetapi sekarang berubah secara total dan sampai kepada kita dengan sangat cepat.

Kecepatan informasi disamping memberikan kemudahan kepada kita juga memberikan dampak buruk yang tidak disadari oleh manusia. Maka kita hidup di zaman kelebihan informasi yang memberikan efek negatif kepada akal fikiran dan juga emosi kita. Peristiwa-peristiwa yang direkam oleh media yang kebanyakan bersifat negatif ketika tidak mampu kita saring memberikan pengaruh buruk kepada jiwa kita dan juga berefek kepada kesehatan zahir kita.

Berita tentang pembunuhan, bom bunuh diri, demontrasi dan lain sebagainya, awalnya hanya menjadi berita biasa akan tetapi ketika masuk ke alam bawah sadar kita hal ini berubah secara drastis mempengaruhi kesehatan mental dan tanpa kita sadari seperti yang kami sampaikan di atas secara pasti akan memberikan pengaruh buruk pada keseluruhan badan kita.

Di era informasi yang berlebih ini yang kita butuhkan justru bagaimana cara mengurangi informasi itu masuk minimal dalam jangka waktu tertentu. Kita perlu bersunyi diri dalam beberapa saat untuk mer-refresh kembali akal fikiran sehingga menjadi jernih kembali. Sekarang orang sudah mulai banyak melakukan praktek bersunyi diri, mulai dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Ada sekelompok orang melakukan “Puasa Media Sosial”, dalam waktu sekian hari tidak meng-akses informasi apapun dari media sosial, sebagian lain ada yang melakukan “Puasa Ponsel”, dalam waktu tertentu tidak menyentuh ponsel nya. Apa yang mereka lakukan itu ternyata memberikan pengaruh positif kepada kesehatan mental dan fisik mereka.

Islam sebagai agama yang sempurna mempunyai konsep bersunyi diri atau mengasingkan diri jauh lebih sempurna dari apa yang dilakukan orang diluar sana yang masih bersifat coba-coba. Nabi Muhammad SAW sejak muda telah melakukan bersunyi diri atau disebut berkhalwat di Gua Hira dan kemudian setelah menjadi Nabi tetapi Beliau lakukan yang dikenal dengan I’tikaf atau Suluk sampai akhir hayat Beliau.

Medote mengasingkan diri atau Suluk ini telah dilakukan sejak zaman Nabi dan diteruskan secara estafet ke generasi setelah itu sampai saat sekarang ini. Suluk adalah berpantang tidak melakukan urusan-urusan dunia dan hanya fokus kepada dzikir untuk mengingat Allah semata. Tradisi suluk ini banyak dilakukan terutama di Indonesia.

Terpenting dari semua itu adalah bagaimana suluk bisa memberikan energi positif kepada jiwa jamaah yang ikut suluk persis seperti yang dialami oleh para sahabat yang bersuluk kepada Nabi. Pokok dari itu semua adalah bagaimana hubungan rohani dari pimpinan suluk atau Mursyid dengan Rasulullah SAW tetap bisa terjalin, dengan cara ini lah maka kualitas suluk akan tetap sama seperti suluk di zaman Nabi. Tanpa ini maka suluk hanya menjadi sebuah tradisi semata, mengasingkan diri nya dapat sedangkan energi Ilahiyah dari Suluk itu tidak dapat sama sekali. Tujuan utama suluk adalah mendekatkan diri kepada Allah, mengenal Allah (Makrifatullah) dan dengan Makrifat itulah menjadi modal utama kita melakukan ibadah kepada Allah SWT.

Maka di zaman yang semakin modern ini kebutuhan kita akan bersunyi diri seharusnya semakin banyak dibanding dengan era sebelumnya agar jiwa kita menjadi tenang. Di tengah kesibukan duniawi yang tidak akan pernah selesai laksana meminum air laut maka ambillah waktu 10 hari untuk bersunyi diri, berkhalwat, semata-mata hanya bersama Allah SWT. Guru saya berkata, “10 hari mundur duniawi mu (di saat suluk) maka berjuta-juta tahun akan maju akhirat-mu (setelah melakukan suluk”.

Demikian.

7 Comments

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: