Tasauf

Sufi Kaya-2

Kehidupan Nabi yang begitu sederhana, kehidupan sahabat yang begitu bersahaja dan kehidupan para sufi yang faqir tercatat dalam sejarah mengikuti gaya hidup Nabi dan para sahabat, lalu apakah menjadi seorang sufi harus fakir, miskin dan melarat?. Sufi adalah orang yang tidak akan pernah bisa dikenal di zamannya, tidak akan pernah diketahui identitasnya kecuali oleh orang sejenis dengan mereka.

Nabi memilih hidup sederhana, itu merupakan pilihan gaya hidup Nabi, dan itu tidak ada hubungan dengan kualitas ibadah dan hubungan Beliau dengan Tuhan. Andai Rasulullah SAW mengambil pilihan hidup seperti Nabi Sulaiman seorang Nabi yang menjadi Raja, maka Beliau akan tetap menjadi kekasih Allah yang istimewa.

Nabi Muhammad kondisi saat itu memungkinkan Beliau untuk hidup jauh lebih baik dari gaya hidup yang Beliau jalani. Kalau kita ingin mencontoh kehidupan Nabi, kita harus menjadi orang kaya raya terlebih dulu baru kemudian membuat pilihan hidup menjalani kehidupan yang sederhana misalnya. Jadi kita hidup sederhana bukan karena kondisi yang menuntut demikian. Saidina Abu Bakar Siddiq bernah mengatakan bahwa puasa yang baik adalah menahan diri disaat dia masih ada pilihan untuk tidak menahan diri. Berpuasa tidak makan dan minum disaat dia memiliki kehidupan yang baik, memiliki makanan dan minuman yang berlimpah tapi dia berpuasa sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.

Kehidupan faqir Nabi erat hubungan dengan kondisi umat saat itu, dimana pengikut Beliau banyak dari kalangan miskin dan hidup di bawah garis kemiskinan. Beliau sangat ber empati kepada ummat sebagai wujud rasa cinta Beliau dan sampai di akhir hanyat pun tidak ada yang menjadi bahan pikiran Beliau selain dari ummat. Cinta demikian besar dari Nabi kepada ummat yang diwujudkan dengan gaya hidup sederhana menjadi kekuatan yang sangat besar yang membuat Islam bukan hanya menjadi sebuah agama tapi menjadi sebuah budaya baru yang mengubah peradaban dunia.

Seorang hamba Allah yang taat bisa saja dalam kehidupan duniawi begitu berlimpah namun dia tetap ingat kepada Allah, tetap menjadi hamba Allah yang baik, tidak melupakan kewajibannya kepada Allah. Kekayaan yang dimiliki tidak mempengaruhi kualitas hubungannya dengan Tuhan.

Tuhan memberikan kita pilihan dalam menjalani hidup seperti pilihan yang diberikan kepada Nabi, menjadi Hamba yang kaya atau menjadi hamba yang miskin. Di zaman sekarang, dengan kekayaan yang kita miliki akan lebih banyak kesempatan bagi kita untuk beramal membantu orang-orang yang memerlukan.

Di saat seorang murid menuntut ilmu, mengabdi kepada Guru Mursyid sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah tentu saja harus menjalani kehidupan faqir, tidak mempunyai uang, makan apa yang ada, menanggalkan segala atribut duniawi dan menampilkan diri sebagai sosok hamba yang tiada berdaya sebagaimana yang dilakukan oleh para Ahlul Suffah. Kehidupan seorang pengabdi dengan segala kesusaha akan memudahkan kita dalam mengenal diri sebagai syarat utama mengenal Allah. Kehidupan yang keras dan susah itu akan memudahkan kita menemukan MutiaraHikmah berupa Makrifat yang di cari orang seluruh manusia di muka bumi.

Setelah mutiara itu di dapat, maka Tuhan memberikan pilihan kepada para pengabdi, apakah dia akan menyembunyikan Mutiara tersebut dalam Jubah Kefaqiran atau dia menyembunyikan dengan cara lebih tersembunyi lagi yaitu bersembunyi dalam jubah kekayaan sehingga tidak seorang pun di dunia ini mengetahui bahwa dia memiliki Mutiara yang begitu mahal dengan demikian tidak seorang pun bisa merampas darinya. Kalau ingin bersembunyi dalam jubah kekayaan maka kita harus memiliki ilmu yang cukup tentang bagaimana menjadi orang kaya tidak hanya mengandalkan ilmu dzikir saja.

Dalam sejarah, para sufi pada umumnya bekerja sendiri untuk mencari nafkahnya dalam berbagai bidang usaha, sehingga ada diantara mereka itu diberikan julukan-julukan sesuai bidang usahanya itu. Seperti Al Hallaaj (Pembersih kulit kapas), Al Qashar (Tukang Penatu), Al Waraak (Tukang Kertas), Al Kharraaz (Penjahit Kulit Hewan), Al Bazzaaz (Perajin Tikar Daun Kurma), Az Zujaaji (Pengrajin dari kaca) dan Al Farraa’ (Penyamak Kulit).

Hanya Orang Gila dan Bodoh Yang Tidak Ingin Kaya

Guru saya yang mulia mengatakan, “Hanya orang gila dan orang bodoh yang tidak ingin kaya”, ucapan ini untuk memberikan semangat kepada seluruh murid agar bersunguh-sungguh dalam bekerja dan berkarya. Ditempat lain Beliau mengatakan, “Ciptakan pensiun mu 5 tahun mendatang”. Beliau sangat menganjurkan para murid untuk memiliki penghasilan besar dan menciptakan sumber penghasilan sendiri yang bisa membuat pensiun dini. Dengan pensiun dini akan memudahkan kita untuk beribadah kepada-Nya.

Bagaimana cara menciptakan pensiun, berhenti bekerja dalam waktu 5 tahun dari sekarang tentu harus ada strategi dan ilmunya. Tidak bisa kekayaan itu datang hanya dengan dzikir siang malam, hanya dengan memperbanyak ibadah karena tidak ada hubungan antara rajin ibadah dengan kaya. Untuk bisa mewujudkan ucapan Guru “Ciptakan Pensiun mu 5 tahun mendatang” diperlukan strategi yang matang, perencanaan yang baik agar itu semua terwujud.

Seorang sufi yang sudah terbiasa istiqamah dalam dzikir dan ibadah, di siplin dalam amalan-amalan dan teguh memegang prinsip, mempunyai loyalitas yang tinggi kepada Guru, apabila sifat-sifat ini di arahkan kepada hal-hal bersifat duniawi, kemudian mau belajar ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kekayaan maka insya Allah dia akan menjadi seorang yang kaya raya.

Tuhan tidak melarang hamba-Nya untuk kaya, yang dilarang adalah mencintai dunia dan menempatkan hal-hal bersifat duniawi ke dalam hati. Miliki lah kekayaan sebanyak-banyaknya sebagai sarana untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai sarana untuk berbuat lebih banyak lagi kepada sesama dan dalam kekayaan yang berlimpah itu, hati tetap bersih dan tenang, disana hanya ada satu nama yaitu Tuhan..

11 Comments

  • firman

    Iya abangda,fatwa Pymm.Ayahanda Tidak Apa-apa punya Uang yang banyak,bahkan untuk bisa membeli Apapun yang kita inginkan.Hanya Hatimu jangan pernah lalai dalam Mengingat Tuhan.Kelihatan Hidup serba bercukupan dimata manusia,tapi FAKIR dihadapan TUHAN.Ciptakan Strategi KAYA dalam 5 Tahun kedepan.salam

  • belajar sufi

    Setiap tulisan nya …tdk pernah terlewatkan …aaah sangat banyak membantu untuk mendalami tg ilmu kesufian…ty SM

  • Jenggot

    Telah ada pada diri rosulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu ) bagi orang orang yang mengharapkan (rahmat )Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (dzikir). (QS. al-Ahzab/33:21),
    Beruntung sekali kita sebagai umatnya nabi Muhammad ,dan sekali lagi kita beruntung sebagai pengamal tarekat(banyak berdzikir) karena kita akan mampu mencontoh(menduplikat )Akhlak nya Rosulullah paling tidak 30% lah menjadi milik kita, dan lagi lagi kita beruntung karena cara menjadi kaya yang paling mudah di tiru adalah caranya Rosulullah yaitu berdagang , kalau kaya meniru nabi Yusuf harus menjadi menteri jauh lah itu,apa lagi jika harus meniru nabi Sulaiman menjadi raja (presiden) jaauh lah panggang dari pada api rasanya(tiada bermaksud merendahkan nabi yang lain)’
    Mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat sudah,berdzikir yang banyak(ahli tarekat sudah) ,tinggal berdagang (berniaga) yang dilaksanakan, selamat menjadi pengusaha(dagang) dan kaya untuk semua pengamal tarekat (tetapi kaya jangan dijadikan tujuan). Allah Maha Mengayakan sudah kah kita me makrifatinya ?? wassalam, mohon maaf bang SM

        • kamaruddin

          syukron..
          di daerah sy(martapura-kalsel),ada seorang mursyid ,nama beliau syaikh Muhammad Zaini.
          sy cuma pernah 1x bertemu.tp selama 15thn beliau slalu membimbing sy secara ruhani.baik sewaktu beliau msh hidup,maupun sesudah wafat.beliau mengajarkan sy tentang ilmu bathin (martabat7,tauhid ,khususnya nur Muhammad.
          selama ini beliau yg datang kpd sy secara ruhani.
          gimana bang caranya supaya sy yg datang menemui beliau,karena sejak Ramadhan td beliau tdk datang lg.
          sy cuma minta bimbing utk taubat..
          smoga bang sufimuda bisa bantu

  • alwi

    orang yg benar benar paham dan tahu ap itu hakikat dia takkan menunjukkan siapa dirinya ……. dia kan di cari cari bukan memperkenalkan diri ……….

  • alwi

    harta bukan lah tujuan utama kita hidup di dunia ini tapi tanpa harta di jaman yg serba bayar ini ?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? repot jadinya
    …………………………………………………………….

    • Ruslianto

      Alwi, Alwi…? mengapa dunia dipandang begitu nyata, padahal anda mengaku ahli hakekat ? “tanda tanya-nya buanyak” repot repot jadinya, zaman serba bayar, gitu aja kok repot.
      Sifat Rosulullah s.,a.w tidak menerima sedekah, tapi hadiah, yes,… di Zaman Nabi s.a.w seorang Khalifah yg sukses menguasai suatu wilayah, . memberi hadiah,.. namun Nabi s.a.w “menolak hadiah tsb” tanpa menyinggung kpd yg mberi.
      Lihat Al Qur’an; berkata rahasia kpd Nabi s.a.w (wajib) memberi sedekah.
      Maaf,..Alwi, kelihatannya anda sedang panik.
      Wass.

Tinggalkan Balasan ke firmanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca