Tasauf

Tasawuf adalah Ajaran Rasulullah SAW dan Para Sahabat

Saya pernah menulis tentang dukungan para ulama besar Fiqih pendiri 4 mazhab besar dan juga pendapat ulama besar zaman sekarang seperti Syekh Yusuf Al-Qardawi dalam dua tulisan yaitu Kesaksian Ulama Fiqih Tentang Tasawuf dan khusus pendapat Syekh Yusuf Qardawi terhadap tasawuf bisa di baca di Fatwa Al-Qardawi Tentang Tasawuf. Berikut adalah tulisan  yang saya kutip sebuah komentar dari blog MutiaraZuhud tentang kehidupan Rasulullah dan Para Sahabat yang menjadi sumber ajaran tasawuf untuk meyakinkan kita semua bahwa ajaran tasawuf adalah benar-benar ajaran Rasulullah SAW.

Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan perilaku nabi Muhammad SAW.

Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalawat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengasingan diri Nabi SAW digua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalawat. Kemudian puncak kedekatan Nabi SAW dengan Allah SWT tercapai ketika melakukan Isra Mikraj. Di dalam Isra Mikraj itu nabi SAW telah sampai ke Sidratulmuntaha (tempat terakhir yang dicapai nabi ketika mikraj di langit ke tujuh), bahkan telah sampai kehadiran Ilahi dan sempat berdialog dgn Allah. Dialog ini terjadi berulang kali, dimulai ketika nabi SAW menerima perintah dari Allah SWT tentang kewajiban shalat lima puluh kali dalam sehari semalam. Atas usul nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya. Kemudian Nabi Muhammad SAW terus berdialog dengan Allah SWT. Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan sufisme dikemudian hari.

Perikehidupan (sirah) nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tasawuf yaitu pribadi nabi SAW yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia. Dalam salah satu Doanya ia memohon: ”Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin” (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

“Pada suatu waktu Nabi SAW datang kerumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata dirumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu ia menahan lapar dengan berpuasa” (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) .

Ibadah Nabi Muhammad SAW. Ibadah nabi SAW juga sebagai cikal bakal tasawuf. Nabi SAW adalah orang yang paling tekun beribadah. Dalam satu riwayat dari Aisyah RA disebutkan bahwa pada suatu malam nabi SAW mengerjakan shalat malam, didalam salat lututnya bergetar karena panjang dan banyak rakaat salatnya. Tatkala rukuk dan sujud terdengar suara tangisnya namun beliau tetap melaksanakan salat sampai azan Bilal bin Rabah terdengar diwaktu subuh. Melihat nabi SAW demikian tekun melakukan salat, Aisyah bertanya: ”Wahai Junjungan, bukankah dosamu yang terdahulu dan yang akan datang diampuni Allah, mengapa engkau masih terlalu banyak melakukan salat?” nabi SAW menjawab:” Aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur” (HR.Bukhari dan Muslim).

Selain banyak salat nabi SAW banyak berzikir. Beliau berkata: “Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya setiap hari tujuh puluh kali” (HR.at-Tabrani).

Dalam hadis lain dikatakan bahwa Nabi SAW meminta ampun setiap hari sebanyak seratus kali (HR.Muslim). Selain itu nabi SAW banyak pula melakukan iktikaf dalam mesjid terutama dalam bulan Ramadan.

Akhlak Nabi Muhammad SAW. Akhlak nabi SAW merupakan acuan akhlak yang tidak ada bandingannya. Akhlak nabi SAW bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah SWT yang artinya: “Dan sesungguhnya kami (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.(QS.Al Qalam:4) ketika Aisyah ditanya tentang Akhlak Nabi SAW, Beliau menjawab: Akhlaknya adalah Al-Qur’an”(HR.Ahmad dan Muslim). Tingkah laku nabi tercermin dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya.

Dalam diri nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh, santun dan tidak mabuk pujian. Nabi SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan di hatinya dan tidak pernah berputus asa dalam berusaha.

Oleh karena itu, Nabi SAW merupakan tipe ideal bagi seluruh kaum muslimin, termasuk pula para sufi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”.

Kehidupan Empat Sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sumber lain yang menjadi sumber acuan oleh para sufi adalah kehidupan para sahabat yang berkaitan dengan keteguhan iman, ketakwaan, kezuhudan dan budi pekerti luhur. Oleh karena setiap orang yang meneliti kehidupan rohani dalam islam tidak dapat mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi diabad-abad sesudahnya.

Kehidupan para sahabat dijadikan acuan oleh para sufi karena para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah SAW dalam segala perbuatan dan ucapan mereka senantiasa mengikuti kehidupan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu perilaku kehidupan mereka dapat dikatakan sama dengan perilaku kehidupan Nabi SAW, kecuali hal-hal tertentu yang khusus bagi Nabi SAW. Setidaknya kehidupan para sahabat adalah kehidupan yang paling mirip dengan kehidupan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW karena mereka menyaksikan langsung apa yang diperbuat dan dituturkan oleh Nabi SAW. Oleh karena itu Al-Qur’an memuji mereka: ” Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) diantara orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS.At Taubah:100).

Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi menulis didalam bukunya, Kitab al-Luma`, tentang ucapan Abi Utbah al-Hilwani (salah seorang tabiin) tentang kehidupan para sahabat:” Maukah saya beritahukan kepadamu tentang kehidupan para sahabat Rasulullah SAW? Pertama, bertemu kepada Allah lebih mereka sukai dari pada kehidupan duniawi. Kedua, mereka tidak takut terhadap musuh, baik musuh itu sedikit maupun banyak. Ketiga, mereka tidak jatuh miskin dalam hal yang duniawi, dan mereka demikian percaya pada rezeki Allah SWT.”

Adapun kehidupan keempat sahabat Nabi SAW yang dijadikan panutan para sufi secara rinci adalah sbb:

Abu Bakar as-Siddiq.

Pada mulanya ia adalah salah seorang Kuraisy yang kaya. Setelah masuk islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, Siapa yang bersedia memberikan harta bendanya dijalan Allah SWT. Abu Bakar lah yang pertama menjawab:”Saya ya Rasulullah.” Akhirnya Abu Bakar memberikan seluruh harta bendanya untuk jalan Allah SWT. Melihat demikian, Nabi SAW bertanya kepada: ”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar?” ia menjawab:”Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya.”

Diriwayatkan bahwa selama enam hari dalam seminggu Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar. Pada suatu hari Rasulullah SAW pergi kemesjid. Disana Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kemudian ia bertanya:”Kenapa anda berdua sudah ada di mesjid?” Kedua sahabat itu menjawab:”Karena menghibur lapar.”

Diceritakan pula bahwa Abu Bakar hanya memiliki sehelai pakaian. Ia berkata:”Jika seorang hamba begitu dipesonakan oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan perhiasan itu.” Oleh karena itu Abu Bakar memilih takwa sebagai ”pakaiannya.” Ia menghiasi dirinya dengan sifat-sifat rendah hati, santun, sabar, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan zikir.

Umar bin Khattab

Umar bin Khattab yang terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah SAW berkata:” Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.” Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Diriwayatkan, pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan.

Diceritakan, Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khatab, ketika masih kecil bermain dengan anak-anak yang lain. Anak-anak itu semua mengejek Abdullah karena pakaian yang dipakainya penuh dengan tambalan. Hal ini disampaikannya kepada ayahnya yang ketika itu menjabat sebagai khalifah. Umar merasa sedih karena pada saat itu tidak mempunyai uang untuk membeli pakaian anaknya. Oleh karena itu ia membuat surat kepada pegawai Baitulmal (Pembendaharaan Negara) diminta dipinjami uang dan pada bulan depan akan dibayar dengan jalan memotong gajinya.

Pegawai Baitulmal menjawab surat itu dengan mengajukan suatu pertanyaan, apakah Umar yakin umurnya akan sampai bulan depan. Maka dengan perasaan terharu dengan diiringi derai air mata , Umar menulis lagi sepucuk surat kepada pegawai Baitul Mal bahwa ia tidak lagi meminjam uang karena tidak yakin umurnya sampai bulan yang akan datang.

Disebutkan dalam buku-buku tasawuf dan biografinya, Umar menghabiskan malamnya beribadah. Hal demikian dilakukan untuk mengibangi waktu siangnya yang banyak disita untuk urusan kepentingan umat. Ia merasa bahwa pada waktu malamlah ia mempunyai kesempatan yang luas untuk menghadapkan hati dan wajahnya kepada Allah SWT.

Usman bin Affan

Usman bin Affan yang menjadi teladan para sufi dalam banyak hal. Usman adalah seorang yang zuhud, tawaduk (merendahkan diri dihadapan Allah SWT), banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca ayat-ayat Allah SWT, dan memiliki akhlak yang terpuji. Diriwayatkan ketika menghadapi Perang Tabuk, sementara kaum muslimin sedang menghadapi paceklik, Usman memberikan bantuan yang besar berupa kendaraan dan perbekalan tentara.

Diriwayatkan pula, Usman telah membeli sebuah telaga milik seorang Yahudi untuk kaum muslimin. Hal ini dilakukan karena air telaga tersebut tidak boleh diambil oleh kaum muslimin.

Dimasa pemerintahan Abu Bakar terjadi kemarau panjang. Banyak rakyat yang mengadu kepada khalifah dengan menerangkan kesulitan hidup mereka. Seandainya rakyat tidak segera dibantu, kelaparan akan banyak merenggut nyawa. Pada saat paceklik ini Usman menyumbangkan bahan makanan sebanyak seribu ekor unta.

Tentang ibadahnya, diriwayatkan bahwa usman terbunuh ketika sedang membaca Al-Qur’an. Tebasan pedang para pemberontak mengenainya ketika sedang membaca surah Al-Baqarah ayat 137 yang artinya:…”Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ketika itu ia tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya, bahkan tidak mengijinkan orang mendekatinya. Ketika ia rebah berlumur darah, mushaf (kumpulan lembaran) Al-Qur’an itu masih tetap berada ditangannya.

Ali bin Abi Talib

Ali bin Abi Talib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia kerohanian. Ia mendapat tempat khusus di kalangan para sufi. Bagi mereka Ali merupakan guru kerohanian yang utama. Ali mendapat warisan khusus tentang ini dari Nabi SAW. Abu Ali ar-Ruzbari , seorang tokoh sufi, mengatakan bahwa Ali dianugerahi Ilmu Laduni. Ilmu itu, sebelumnya, secara khusus diberikan Allah SWT kepada Nabi Khaidir AS, seperti firmannya yang artinya:…”dan telah Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” (QS.Al Kahfi:65).

Kezuhudan dan kerendahan hati Ali terlihat pada kehidupannya yang sederhana. Ia tidak malu memakai pakaian yang bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakiannya yang robek.

Suatu waktu ia tengah menjinjing daging di Pasar, lalu orang menyapanya:”Apakah tuan tidak malu memapa daging itu ya Amirulmukminin (Khalifah)?” Kemudian dijawabnya:”Yang saya bawa ini adalah barang halal, kenapa saya harus malu?”.

Abu Nasr As-Sarraj at-Tusi berkomentar tentang Ali. Katanya:”Di antara para sahabat Rasulullah SAW Amirulmukminin Ali bin Abi Talib memiliki keistimewahan tersendiri dengan pengertian-pengertiannya yang agung, isyarat-isyaratnya yang halus, kata-katanya yang unik, uraian dan ungkapannya tentang tauhid, makrifat, iman, ilmu, hal-hal yang luhur, dan sebagainya yang menjadi pegangan serta teladan para sufi.

Kehidupan Para Ahl as-Suffah. Selain keempat khalifah di atas, sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-Suffah. Mereka ini tinggal di Mesjid Nabawi di Madinah dalam keadaan serba miskin, teguh dalam memegang akidah, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantara Ahl as-Suffah itu ialah Abu Hurairah, Abu Zar al-Giffari, Salman al-Farisi, Mu’az bin Jabal, Imran bin Husin, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan Huzaifah bin Yaman. Abu Nu’aim al-Isfahani, penulis tasawuf (w. 430/1038) menggambarkan sifat Ahl as-Suffah di dalam bukunya Hilyat al-Aulia`(Permata para wali) yang artinya: Mereka adalah kelompok yang terjaga dari kecendrungan duniawi, terpelihara dari kelalaian terhadap kewajiban dan menjadi panutan kaum miskin yang menjauhi keduniaan. Mereka tidak memiliki keluarga dan harta benda. Bahkan pekerjaan dagang ataupun peristiwa yang berlangsung disekitar mereka tidak lah melalaikan mereka dari mengingat Allah SWT. Mereka tidak disedihkan oleh kemiskinan material dan mereka tidak digembirakan kecuali oleh suatu yang mereka tuju.

Diantara Ahl as-Suffah itu ada yang mempunyai keistimewahan sendiri. Hal ini memang diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada mereka seperti Huzaifah bin Yaman yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang ciri-ciri orang Munafik. Jika ia berbicara tentang orang munafik, para sahabat yang lain senantiasa ingin mendengarkannya dan ingin mendapatkan ilmu yang belum diperolehnya dari Nabi SAW. Umar bin Khattab pernah tercengang mendengar uraian Huzaifah tentang ciri-ciri orang munafik.

Adapun Abu Zar al-Giffarri adalah seorang Ahl as-Suffah termasyur yang bersifat sosial. Ia tampil sebagai prototipe (tokoh pertama) fakir sejati. Abu Zar tidak pernah memiliki apa-apa, tetapi ia sepenuhnya milik Allah SWT dan akan menikmati hartanya yang abadi. Apabila ia diberikan sesuatu berupa materi, maka materi tersebut dibagi-bagi kepada para fakir miskin.

Begitu juga Salman Al Farisi salah seorang Ahli Suffah yang hidup sangat sederhana sampai akhir hanyatnya. Beliau merupakan salah satu Ahli Silsilah dari Tarekat Naqsyabandi yang jalur keguruan bersambung kepada Saidina Abu Bakar Siddiq sampai kepada Rasulullah SAW.

Mudah-mudahan tulisan di atas menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita semua sehingga tidak ragu dalam berguru mengamalkan ajaran Tasawuf yang merupakan inti sari Islam yang bersumber dari ajaran Rasulullah SAW dan kemudian ajaran mulia ini diteruskan oleh Para Sahabat, Tabi’in, Tabi Tabi’in serta para Guru Mursyid sambung menyambung dengan tetap menjaga kemurniannya sehingga ajara tasawuf zaman Rasulullah SAW sampai kepada kita tetap dalam keadaan murni. Para Guru Mursyid adalah khalifah Rasulullah SAW ulama Warisatul Anbiya yang menjaga amanah Rasulullah SAW, tidak berani menambah dan mengurangi sehingga ilmu Tasawuf itu tetap terjaga sepanjang zaman.

129 Comments

  • Andara

    Mengapa setiap bahasan tasawuf ataupun sufi selalu mengedepankan kemiskinan dan kesulitan hidup keduniawian. Bukankah keseimbangan dalam menjalankan kehidupan itu lebih baik……, dan belum pasti pula kekayaan dunia akan merenggut manusia ke dalam kemiskinan bathinnya. Allah menciptakan dunia dan akhirat untuk hambanya. Haruskah ketaqwaan dan keimanan kepada Allah ditebus dengan kemiskinan..? Mohon penjelasan dan terima kasih.

    • danang

      dalam dunia tasawuf bukan mengedepankan kemiskinan melainkan lebih merelakan harta pribadinya untuk kemaslahatan atau kemakmuran orang lain.secara garis besar bukanya orang2 tasawuf itu tidak butuh harta duniawi tetapi sebaliknya mereka sangat2 butuh harta duniawi akan tetapi harta2 yang di peroleh bukan senantiasa untuk kepentingan dirinya pribadi melainkan untuk umat untuk sesama manusia yang lebih membutuhkan (fakir miskin).perlu di ketahui bahwasanya orang tasawuf itu tidak bermalas2an bahkan cenderung rajin dalam bekerja karena bekerja mencari nafkah itu adalh wajib sesuai dengan perintah ALLOH akan tetapi dalam hal bekerja mereka semata2 bukan berharap mendapat imbalan dari apa yang di kerjakanya,akan tetapi mereka berharap mendapat keridhoan ALLOH dengan cara melaksanakan perintah untuk bekerja mencari nafkah.(*sedangkan saya bekerja karena ingin mendapat uang /rejeki*itu lah bedanya saya dengan orang tasawuf) .

    • haris

      Saya juga berfikiran sama dengan Pak Andara.
      Tapi sepengalaman saya selama ini bertemu beberapa klien.

      ada klien2 saya yang memang mendalami Tasawuf, orangnya rendah hati, sabar tenang dan kadang humoris, tapi beliau ini adalah seorang yang hartawan juga dermawan.

      Menurutnya harta itu hanyalah alat untuk membantu sesama dan memudahkan beliau dalam beribadah.
      Jadi sedikit nukilan yang saya dapat Tasawuf tidak melulu perihal menjadi miskin, Namun benar apa yang mas danang lontarkan, tasawuf merelakan untuk kemaslahatan masyarakat banyak.

    • una rahmansyah

      Orang orang tasauf adalah orang orang yg sangat sadar atas kelemahan dirinya. Harta benda adalah salah satu pengusik keimanan yg tinggi dan mereka tdklah mau diusik oleh barang barang yg melemahkannya, disamping itu mereka berusaha agar orang lain dpt dibantunya. Karena mereka sadar banyak dari kita kita ini akan lemah imannya karena lapar. Banyak hal yg menjadi dasar mereka untuk melakukan pola hidup sederhana.

  • A.habibullah

    sebenarnya tasawuf itu tidak harus miskin, boleh kita kaya tapi ingat jangan kau taruh dunia di dalam hati mu tapi taruh lah di tangan mu, dan jadikan dunia / harta sebagai alat untuk mendekatkan diri terhadap allah swt jadi bukan karna nafsu belaka, dan jangan sekali kali kalian lupa terhadap allah hanya karna dunia yang sementara, jadi kita semua harus pintar” mengembalikan semua terhadap allah swt bahasa jawanya (elmonono sekabeane) gimana kita bisa lupa kalau memiliki / melihat sesuatu kita cepat” kembalikan kepada kebesaran allah subhanallah

  • Avris

    tapi kenapa tidak sedikit orang yang suka menyalahkan tasawuf bahkan mengkafirkan dan menyesatkan, dengan dalil dalil yang dia punya, katanya di jaman rosul itu tidak ada, adanya Al-quran dan assunah, istilah tasawuf itu dari Parsi Irak dan iran, jadi yang benar seperti apa mohon penjelasanya yang bagus karena saya bingung karena pada saling menyalahkan , membenarkan ajaranya sendiri bingung saya

  • akhmad

    Mengapa slalu mengedepankan KEMISKINAN??
    Jawabnya bs bberapa jawabn tergantung dr sisi mana seorang sufi itu mengambil maknanya ttg kemiskinan tersebut,,
    Begini mas….
    1* Bisa jadi memang yg djalani seorang sufi itu adalah “MISKIN HARTA” mungkin karna ada alasan tertentu..
    *–“SENGAJA”krn mungkin apabila “KAYA” seorang sufi nantinya akan LALAI kpd ALLAAH
    *–“CUKUP dgn yg ada” artinya apa yg dberikan oleh Allah itulh yg hrs dterima dn syukuri,, walaupn utk takaran org awam sgt2 jauh dbawah cukup,,,,
    *–“Membelenggu Nafsu Keduniaan/kebendaan” krn mrk beranggapn mrk adalah dhoif dan lemah,,dn tdk memiliki apa2,yg kuat itu allaah,yg maha memiliki itu allaah,, yg maha kaya itu allaah…
    *– dan Masih sngat bnyak lg alasan2 yg lain..
    Nah jdi apakah mrk TIDAK BOLEH KAYA?? Jwbnya BOLEH mrk itu kaya,,,,
    *- Jk mrk KAYA biasanya orang dsekitar mrk yg akan merasakn Nikmat kekayaan yg dberikan oleh allaah kpd mrk….
    *- jk mrk kaya itu adalh smata2 rahmat allah kpd mrk dn ini pun terkadang mrk anggap sbagai Ujian buat mrk…
    *- Jk mrk ky maka mrk akan bersikap sperti “KRAN air” – cuma untuk penampungan yg mrasaknnya adalh org2 yg betul2 mmbutuhkn !! dn msh bnyk lg alasannya… Simaklh munajat sbagian dr mrk…….
    “YAA ALLAAH JGN ENGKAU BERIKAN KEKAYAAN KEPADAKU APABILA ITU MEMBUATKU LALAI KEPADAMU…” Artinya jk allaah membrikan kekayaan bukanlh mrk mnolaknya,, tp kekayaan g tdk melalaikankn mrk,, itulh indahnya bahasa pr SUFI,, karna buat mrk RIDHO ALLAH yg paling UTAMA diatas sgala2nya

    • ridho ilahi

      Alhamdulillaah..
      Smoga smakin banyak..org” yg istiqomah dlm pemahaman” spt itu…

      Shg..smakin memperkuat ukhuwwah Islam…

  • sufiyatna2014pri

    Kenapa ada orang yang menyesatkan tasawuf ? KARENA ADA ORANG / KELOMPOK YANG MERASADIRI PALING BENAR. orang yang bertasawuf tidak akan pernah merasa dirinya benar atau menyalahkan orang lain atas suatu kepercayaan> bagi mereka kebenaran absolut itu hanya milik Alloh. Benar itu boleh kalau seseorang merasa diri benar maka dia tidak akan mendapat nur ilmu Alloh. SEPERTI PEPATAH: Ganteng itu boleh, merasa diri ganteng itu yang gak boleh

    • Masih PAUD

      Sy blm terbiasa menuliskan apa yg ada di otak sy..
      Sekedar tips, coba anda kaji kitab alhikam, atau dengerin ceramah2 alhikam ibn athoilah oleh ulama2 tasawuf, mudah2an ada pencerahan tentang tasawuf, dan kenapa banyak yg anti tasawuf…
      Klo anda berbahasa sunda, coba dengerin kajian Alm KH Zezen ZA…semoga dapat jawabannya

  • Hamba Allah

    Holy Quran 10:61
    ——————
    وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

    Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
    Holy Quran 10:62
    ——————
    أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

    Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
    Holy Quran 18:54
    ——————
    وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٍ ۚ وَكَانَ الْإِنسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

    Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
    Holy Quran 18:60
    ——————
    وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا

    Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.
    Holy Quran 18:65
    ——————
    فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا

    Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
    Holy Quran 18:66
    ——————
    قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

    Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
    Holy Quran 18:67
    ——————
    قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

    Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
    Holy Quran 18:68
    ——————
    وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا

    Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
    Holy Quran 18:69
    ——————
    قَالَ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا

    Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”.
    Holy Quran 18:70
    ——————
    قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَن شَيْءٍ حَتَّىٰ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا

    Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
    Holy Quran 18:71
    ——————
    فَانطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا

    Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?”
    Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
    Holy Quran 18:72
    ——————
    قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

    Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.
    Holy Quran 18:73
    ——————
    قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا

    Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.
    Holy Quran 18:74
    ——————
    فَانطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُّكْرًا

    Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”.
    Holy Quran 18:75
    ——————
    ۞ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا

    Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
    Holy Quran 18:76
    ——————
    قَالَ إِن سَأَلْتُكَ عَن شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي ۖ قَدْ بَلَغْتَ مِن لَّدُنِّي عُذْرًا

    Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”.
    Holy Quran 18:77
    ——————
    فَانطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا

    Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, nisHoly Quran 18:78
    ——————
    قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا

    Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.caya kamu mengambil upah untuk itu”.
    Holy Quran 18:79
    ——————
    أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

    Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
    Holy Quran 18:80
    ——————
    وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا

    Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
    Holy Quran 18:81
    ——————
    فَأَرَدْنَا أَن يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا

    Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
    Holy Quran 18:82
    ——————
    وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا

    Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.
    Holy Quran 18:103
    ——————
    قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا

    Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
    Holy Quran 18:104
    ——————
    الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

    Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
    Holy Quran 18:105
    ——————
    أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

    Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
    Holy Quran 18:109
    ——————
    قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

    Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
    Holy Quran 18:110
    ——————
    قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

    Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
    Holy Quran 6:103
    ——————
    لَّا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

    Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
    Holy Quran 6:104
    ——————
    قَدْ جَاءَكُم بَصَائِرُ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ

    Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).
    Holy Quran 6:105
    ——————
    وَكَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

    Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: “Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)”, dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui.
    Holy Quran 6:111
    ——————
    ۞ وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ

    Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
    Holy Quran 6:116
    ——————
    وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
    Holy Quran 6:117
    ——————
    إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

    Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.
    Holy Quran 6:119
    ——————
    وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ

    Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.
    Holy Quran 6:125
    ——————
    فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

    Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
    Holy Quran 6:126
    ——————
    وَهَٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ

    Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.
    Holy Quran 6:127
    ——————
    ۞ لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِندَ رَبِّهِمْ ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

    Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.
    Holy Quran 17:72
    ——————
    وَمَن كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا

    Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
    Holy Quran 17:65
    ——————
    إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ ۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا

    Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”.
    Holy Quran 17:44
    ——————
    تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

    Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

    Holy Quran 17:39
    ——————
    ذَٰلِكَ مِمَّا أَوْحَىٰ إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ ۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتُلْقَىٰ فِي جَهَنَّمَ مَلُومًا مَّدْحُورًا

    Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
    Holy Quran 17:22
    ——————
    لَّا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا

    Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).
    Holy Quran 17:14
    ——————
    اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

    “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”.
    Holy Quran 17:1
    ——————
    سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

    Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
    Holy Quran 6:31
    ——————
    قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

    Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu.
    Holy Quran 6:50
    ——————
    قُل لَّا أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

    Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”
    Holy Quran 6:59
    ——————
    ۞ وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

    Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
    Holy Quran 6:95
    ——————
    ۞ إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَىٰ ۖ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

    Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?

  • Ari

    ”Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin” (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).
    Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Kabiir 9/75 no. 718, Ibnu Maajah 5/566-567 no. 4126, ‘Abd bin Humaid 2/127 no. 1000, Ath-Thabaraaniy dalam Ad-Du’aa’ hal. 1466-1467 no. 1425, Al-Khathiib dalam Taariikh Baghdaad 5/178 no. 2039, Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat 3/381 no. 1621, Ahmad bin Ishaaq Al-Abraquuhiy dalam Mu’jamusy-Syuyuukh no. 94, Ar-Raafi’iy dalam At-Tadwiin fii Akhbaari Qazwiin 1/473, Ahmad bin Muhammad Al-Hanafiy dalam Masyyakhah Ibnil-Bukhaariy 2/1171, dan Adz-Dzahabiy dalam Mu’jamusy-Syuyuukh hal. 587 no. 871; semuanya dari jalan Yaziid bin Sinaan, dari Abul-Mubaarak, dari ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu secara marfuu’.
    Sanad riwayat ini sangat lemah karena :
    Yaziid bin Sinaan; seorang yang dla’iif [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1076 no. 7778].
    Abul-Mubaarak; seorang yang majhuul ‘ain. Termasuk thabaqah ke-6. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1200 no. 8404].
    Sanad riwayat ini lemah karena Khaalid bin Yaziid, seorang yang dla’iif [Taqriibut-Tahdziib, hal. 293 no. 1698]. Selain itu, ‘Athaa’ tidak mendengar riwayat dari Abu Sa’iid [Jaami’ut-Tahshiil, hal. 237 no. 520].

    Adz-Dzahabiy berkata : “Ghariib jiddan”.

    • lapakbelanjaku

      Ingat ,,, Imam Bukhari , Muslim , at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dll telah mengkaji perawi hadits2 yang mereka terbitkan , dari jutaan hadits menjadi kurang dari 5 rb hadits ,, kurang pas jika ada yang meragukan kualitas Hadits dari mereka ..

  • anbu

    intinya AGAMA itu diturunkan untuk memperbaiki AKHLAK (Adap/sopan santun/tatakrama trhdp Allah, sesama manusia, alam dsb.), klu akhlakmu tidak ada baik dalam bicara, bergaul, bersosialisasi dsb. maka PASTI ada yang salah!!! (instropeksi diri).

    Tasauf/thariqat itu cuma metodologi/cara, lalu apa hubungannya dengan takut miskin?

    klu ga mau miskin ya kerja lah, bertebaranlah ke muka bumi n cari karunia Allah

    sadarlah! bhw anda adalah korban orientalis

    MISKIN = SUSAH
    sadarlah! kita belum di SYURGA!
    jd wajar jk kesusahan akan selalu kita temui selama hidup di dunia ini, emang disinilah tempat kita diuji.

    coba sini ksh tau sy / kabarkan siapa yg gk pernah susah

    Nabi muhammad di tawarin emas sebesar bukit Uhud ama jibril ga mau!, knp?
    REPOT JAGANYA atuh, lha wong pas isra’ mi’raj dia uda liat rumahnya disana (syurga) jd buat apa nabi repot2 ngurusin emas se gede itu bikin capek, pusing jaganya.

    mereka para sufi lebih mementingkan akhirat itu BENAR!!! krn harta baik uang / emas ga laku di akhirat, yg laku AMAL! itulah makanya mereka lebih memilih menghabiskan hartanya di jalan ALLAH (sedekah, infah, zakat dll)

    ga usa jauh2 dah coba bawa tu RUPIAH ke AMERIKA pasti ga laku wat transaksi, krn yg transaksi disana hrs pky DOLAR.

  • siti alladunni

    Saya pernah nyimak petuah guru mursyid jg tulisan kak SM yg sy pahami menurut bahasa sy : kedermawanan mempercepat terbukanya hijab hati, sedekah mengusir setan dalam hati, urip kadonyan nutupi mata hati untuk melihat Allah.
    Mohon maaf jika bahasa sy tidak tepat,,
    Terimakasih atas ilmunya..

  • Zhacky Akhbar

    asskum.. sy ingin brtanya? saya pernah mendengar seorang ahli tasawuf orang yg beramal ibadah tanpa melalui guru mursyid tidak akan sampai kpd Allah.. dan benarkah orang2 yg tidak masuk thoriqot tdk akan masuk surga. tolong dijelaskan.. wassalam..

    • SufiMuda

      Wa’alaikum salam wr. wb
      Belajar tasawuf wajib ada Guru Mursyid yang jalur berguru bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW sehingga ilmu yg diamalkan bisa dipertanggungjawabkan.
      Tentang amalan apakah sampai atau tidak kepada Allah itu sepenuhnya hak dan rahasia Allah SWT.
      Begitu juga dengan surga, itu wewenang Allah SWT, tidak satu pun manusia bisa memberikan jaminan.
      Sebagai hamba kita berikhtiar agar masuk ke dalam golongan hamba-Nya, masuk kedalam surga-Nya, sedangkan keputusan semua hak Allah SWT.

      • Pangkalan Oles

        Saya pernah membaca kitab sabilu salihi bab 3 halaman 209,pembahasan tentang Thariqahnya Uwais al-Qarni yaitu Uwaisiyah.Thariqah Uwais adalah anugerah Ilahi tanpa perantara orang lain.Thariqahnya secara hakikat langsung diterima dari Allah Swt.
        Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa sampai sekarang masih ada Mursyid seperti Uwais yang Thariqahnya tidak ada sanad pengambilan ilmunya dari manusia dari guru ini dan guru itu.
        Dan para Mursyid Thariqah di JATMAN mungkin saja tidak mengetahuinya dan tidak memasukkannya kedalam 45 Thariqah yang di akui keabsahannya,sama seperti ketidak tahuan para sahabat Nabi ketika diberi kabar tentang ada seorang ummatnya yang bisa memberi syafaat pada hari kiamat yaitu Uwais al-Qarni.dan Uwais tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.

    • iwak peyek

      pertanyaan;
      saya pernah mendengar seorang ahli tasawuf orang yg beramal ibadah tanpa melalui guru mursyid tidak akan sampai kpd Allah?

      Kata Nabi Isa dalam Injil : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku.”

      Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani t berkata ketika menjelaskan sabda Nabi n “Janganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya”

      “Yakni apabila berita yang mereka kabarkan itu masih mengan-dung ihtimal (kemungkinan benar dan kemungkinan salah). Sehingga jangan sampai perkaranya benar namun kalian mendustakannya atau perkaranya dusta namun kalian membenarkannya, dan kalian pun terjatuh dalam dosa. Dan tidak ada larangan mendustakan mereka dalam perkara yang memang syariat kita menyelisihinya dan tidak pula ada larangan untuk membenarkan mereka dalam perkara yang disepakati syariat kita, demikian penjelasan Al-Imam Asy-Syafi’i.” (Fathul Bari 8/214)

      sudah berulang kali (QS. Al-Kahfi: 17) disampaikan di site ini
      “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpin (walia mursyida) yang dapat memberi petunjuk kepada-Nya.”

      Pertanyaan 2;
      sy ganti kalimatnya “benarkah orang2 yg tidak BERTHARIQAT tdk akan masuk surga?

      lha klu semua amal pada nyasar entah kemana (QS. Al-Kahfi: 17), trus mau masuk syurga yang mana? malaikat jadi bingung juga nih (becanda :D)

      maaf jika kenyataan ini mengecewakan anda.

      • doni lombok

        mas iwak peyek syarat untuk masuk surga itu tidak mudah, contoh untuk masuk istana presiden aja sulit, harus ada undangan dari presiden, harus ada prestasi yang mengahrumkan negara, harus ada ongkos untuk ke sana, harus sudah dapat jadwal dari protokol kapan presiden dapat ditemuai bla bla bla,,, apalagi masuk surga yang notabene itu adalah istana TUHAN, belajarlah bagaimana berTuhan yang benar… salam dari lombok

        • iwak peyek

          wa alaikum salam

          – mengenai undangan dari presiden, alhamdulillah sy salah satu yg terpilih dapat undangan tersebut.
          – mengenai prestasi? tentu presiden taulah, jika tidak ada tentu presiden tdk akan mengirimkan undangan tersebut.
          – mengenai ongkos, kenapa pula sy harus pky ongkos? Presiden yang ngundang tentu dia memfasilitasi semua tamu undangannya, klu tidak! rakyatnya yang miskin (hambanya yg hinda dina penuh dosa ini) tidak akan dapat melangkah menemuinya. Kecuali kita datang sendiri tanpa di undang baru pakai ongkos.
          – mengenai jadwal protokol? sy serahkan Guide (guruku) saya yang dikirim (dipilih) oleh presiden untuk mengantarkan ku menemui the presiden.

          salam balik untuk anda 😀 n trimakasih atas do’anya dan mohon maaf juga karena memang sy juga masih perlu banyak belajar.

          Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (nasehat/peringatan/pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan …
          (al-baqarah;87)

          • Masih PAUD

            Mau ikutan pendapat boleh?
            Tarekat itu salah satu jalan menuju Allah, Guru Mursyid merupakan orang pernah melalui jalan itu, dan sampai, lalu menunjukan jalan itu kepada muridnya.
            Ada bedanya seorang guru Mursyid dgn yang MENGAKU guru mursyid.
            Seorang Mursyid kamil mukamil tidak pernah mengklaim “jalan”nya adalah jalan Surga.
            Seorang guru mursyid tetaplah seorang manusia, tempatnya salah dan dosa.
            Hanya ke EGOan manusia lah yg menyatakan Bahwa tidak akan masuk Surga klo tidak bertarekat.
            Guru Mursyid hanya memberikan jalan ke Surga, sampe atau tidaknya tetap itu hanya hak prerogatif Allah SWT.
            Allah yg maha tahu

            • Pertapa Genit

              begini adikku sayang….. berhubung adik masih PAUD baiknya ga usah mikirin pelajaran kakak-kakak diatas, belajar aja apa yang diajarkan oleh guru adik di PAUD dulu (nyanyi-nyanyi, bermain, berantem) ntar klu sdh waktunya dan klu Tuhan mengizinkan, Insya Allah adik akan Faham pada waktunya ok 😀

            • pertapa genit

              jika seorang yang mengaku guru mursyid tidak berani mengklaim “jalan”nya adalah jalan Surga. buat apa diikuti! dia sendiri tidak yakin dengan jalan yang ditempuhnya itu! mungkin dia tidak bisa membuktikan apa2 alias hanya bicara cerita doang. beda dengan Real Muryid bisa membuktikan kedahsayatan Al-Quran, menghidupkan orang mati, menolak bencana dll. yang familier kita dengar KERAMAT

              Nabi Muhammad setelah dilihat sudah siap sama Tuhan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum musrik Mekah!

              kalau dalam bahasa kita2
              “Hey penduduk Mekah!!! Ne lho Tuhanku ALLAH dan Tuhanmu dan semua manusia, Tuhan kalian itu Ga BENER!!! itu cupa Patung disembah2” ga bisa apa2

              ini baru mantap!!! HAQQUL YAQIN!!!

              pendapat anda yg lain juga tidak sepenuhnya salah, bahwa semua orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan MENJALANKAN apa yang di perintah dan apa yang dilarang hakekatnya juga sudah BERTHARIQAT (Berjalan tapi sendirian), masalahnya adalah Jalan Tuhan itu, yang di gambarkan dalam Alfatihah itu, sangatlah kasat mata (seperti Rambut dibelah 7). dan IBLIS pun diijinkan membuat Jalan Juga (membuat sambungan/persimpangan di jalan Tuhan itu yang dalam IT dikategorikan VIRUS) ratusan atau malah ribuan persimpangan.

              INGATLAH dalam hal ini bahwa IBLIS juga Ahli IT, lha kita yang awam ini cuma bisa idupin PC lalu stel musik/vidio, internetan, n ngetik pky word.

              Tuhan memberikan PETUNJUK di Al-Kahfi;17
              (kalau yg sering instal2 program diluar bawaan/builtin windows biasanya FIREWALL muncul untuk memperingatkan karena mengandung resiko, kecuali anda di dampingi teman yang mengerti IT / Mursyid maka itu tidak masalah dan malah di anjurkan).

              adakah jaminanmu lebih Akurat (dengan berjalan sendiri) bahwa Jalan yang kau tempuh (sendirian tanpa pembimbing rohani /Guid/guru yang Mursyid) itu akan PASTI dapat menyampaikanmu pada Nya lebih akurat dari peringatan Tuhan di Al-Kahfi;17 itu?!

              Mursyid tidak hanya MENUNJUKKAN JALAN tapi juga MEMBIMBING (menemani terus) sampai tujuan! kecuali yang dibimbing Engan!

              sesuai apa yg disampaikan nabi kita;
              “Semua Umatku akan Mauk Syurga Kecuali yang Enggan”

              yang sangat disayangkan adalah banyak orang yang membaca Al-Quran tapi dinyanyikan doang, tanpa tau artinya, dan dengan alasan “ah gpp itupun juga dpt pahala”.

              padahal Qur’an menceritkan juga bagaimana Musa yang menitipkan umatnya kepada adiknya Harun (yang seorang Nabi) untuk menemui Tuhan itupun hanya sebentar, tapi sekembalinya sebagian besar SESAT! apatah lagi kita yang ditinggal Nabi kita Muhammad 1439 tahun.

              kalau tidak segera mencari penerusnya (warasatul Ambiya) lalu gimana? terserah anda anda semua

              “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan BUTA.” (Thaahaa: 124)

              • FE

                kayaknya kasus umat musa terjadi juga di akhir zaman ini, karena masih buanyak yang percaya bahwa BUMI ITU BULAT 😀

  • Sofyan

    Frekuensi Allah swt tidak terhingga sementara frekuensi manusia terbatas, bagaimana seorang manusia bisa mengenal Allah, frekuensi apa yg digunakan ? Mohon pencerahan dari SM.

    • agus sopiyan

      Frekuensi Alloh itu maksudnya apa? Darimana mas tau frekuensi Alloh tak terhingga..? Terus frekuensi manusia sebatas apa?
      Wassalam 🙂

  • ASMAYADI

    kalau kau kejar akhirat dunia pasti dapat, tetapi kala kau kejar dunia , dunia dan akhirat pasti batal …………… wassalam

  • elang

    Baik tassawuf miskin ataupun tassawuf kaya..semua itu sama,,tinggal gimana kita berfikir nya..krn kaya dan miskin itu kuasa allah..apabila mereka tassawuf kaya dan miskin itu adalah hak allah terhadap kehidupan mereka..dan kita tak perlu membincangkan hal urusan allah dalam mereka kaya ataupun miskin..Yang perlu kita perbincangkan adalah apakah kita mampu menuju tassawuf

  • Ali Ridwan, SH, MH

    Share Info Penting……..!!!
    Waspadalah Situs-situs Islam Pro Isis/ Islamic State Iraq dan Sham dan Radikalisme Yakni:
    1. Shoutussalam (www.shoutussalam.com) , Kaab as-Sidani dan Gemasalam/Gerakan Mahasiswa Penegak Syariat Islam
    2. IDC/Infaq Dakwah Club Voa-Islam (www.infaqdakwah.center.com) [Disinyalir situs ini untuk pengumpulan Dana], Mulyadi Abdul Ghani Alias Moelyadi Samuel Alias Ahmad Hizbullah
    3. Panjimas (www.panjimas.com), Widi Alias Ahmed Widad
    4. Voa-Islam (www.voa-islam.com atau http://www.voa-islam.id), Mahfud Alias Apud
    5. Lasdipo (www.lasdipo.com atau http://www.m.lasdipo.co), JAT/Jama’ah Anshorut Tauhid
    Dimohon bagi Masyarakat jangan membuka situs-situs tersebut.
    Waspadalah pula Jaringan Teroris di Bekasi-Jawa Barat merajalela induk ke Syamsuddin Uba (Sudah ketangkap, Tokoh Pergerakan Bekasi) dan Abu Bakar Ba’syir (Sudah ketangkap, Tokoh JAT/Jama’ah Anshorut Tauhid) serta pendukung Radikalisme Yakni:
    1. Abu Al Iz alias Wawan Arwani (Ketua FAPB/Front Anti Pemurtadan Bekasi, Qishosh Institute, dll)
    2. Abdul Qadir Aka (Tokoh FPI/Front Pembela Islam Bekasi)
    3. Abdul Malik Akbar alias Andre Wijayanto (Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi/GPAPB, Jam’iyah Ukhuwah Islamiyah/JUI, dll)
    4. Yusuf Irianto (Pimpinan Ponpes Marhatush Shalihah Bekasi)

    Maka bagi Masyarakat harap waspada terhadap mereka-mereka yang disebutkan.

    Info dari:
    SETARA Institute
    Jl. Danau Gelinggang No. 62 Blok C-III
    Bendungan Hilir, Jakarta 10210
    Telp.+62-21 70255123, Fax. +62-21 5731462
    setara_institute@hotmail.com
    setara@setara-institute.org

    Kontak Person:
    BONAR TIGOR NAIPOSPOS, Wakil Ketua SETARA Institute, 0811.819.174
    ISMAIL HASANI, Peneliti Senior SETARA Institute, 08111.88.4787

    Densus 88 Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).

    SEBARKAN

  • Rohillawati

    Asalammualaikum artikel ya bgs aku suka ,ilmu tasauf sufi bila sudah kita pelajari dan di peraktekan ,kita akan merasakan kenikmatan ya yg begitu halus susah tuk diceritakan cukup AllahSwt saja yg tahu wasalam

  • Muhamad Darwin

    mhn maaf kiran nya abang- abang , adik , kakak yang tidak bisa saya ketikan….sekedar menyampaikan cari lah guru sebenar benar guru…karna guru hanya memberi jalan…..satu guru satu buku tingkat kefahaman berbeda-beda! ada rengking 1 s/d rangking 6666

  • Fajar

    izinkan saya bertanya bang sufimuda, ini murni ketidak tahuan saya, tidak ada niat lain..

    Tentang gerakan pada dzikir sufi, adakah makna/rahasia tertentu yang terkandung di dalamnya?
    Ada yang membungkuk, ada yang melompat, ada yang berlari melingkar seperti thawaf, apakah setiap gerakan itu memiliki makna tersendiri?

  • risalfajar

    izinkan saya bertanya, murni karena ketidak tahuan saya, tanpa ada niat lain..

    dalam berzikir, para sufi memiliki beragam cara, ada yang sambil bergerak seperti membungkuk2, melompat2, dan berlari melingkar seperti thawaf. Adakah makna/rahasia dibalik setiap gerakan tersebut?

    • SufiMuda

      Sekian lama saya menekuni Tasawuf/Tarekat, belum pernah saya melakukan dzikir sambil melompat lompat apalagi berlari-lari seperti yang anda tanyakan, jadi saya tidak bisa menjawabnya. Saya mengamalkan Tarekat Naqsyabandi, dzikir nya khafi (zikir dalam hati), berdzikir dalam keadaan diam di hening bening.
      Coba anda tanyakan langsung kepada orang-orang yang melakukan gerak gerak tersebut, saya yakin mereka bisa menjawabnya

    • Ust Faisal Alfikri

      Salamun ‘alaikum
      DALIL :
      (‘Āli `Imrān):191 – (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
      Nafi – menantunya Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma – bercerita,
      كَانَ ابْنُ عُمَرَ رضي الله عنهما يَدْخُلُ مَكَّةَ ضُحًى، فَيَأْتِي الْبَيْتَ فَيَسْتَلِمُ الْحَجَرَ، وَيَقُولُ: بِسْمِ اللهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَرْمُلُ ثَلَاثَةَ أَطْوَافٍ، يَمْشِي مَا بَيْنَ الرُّكْنَيْنِ، فَإِذَا أَتَى عَلَى الْحَجَرِ اسْتَلَمَهُ، وَكَبَّرَ أَرْبَعَةَ أَطْوَافٍ مَشْيًا
      Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma masuk Mekah ketika waktu dhuha, lalu beliau mendatangi ka’bah, dan menyentuh Hajar Aswad, sambil mengucapkan, “Bismillah, wallahu akbar.” Kemudian beliau lari-lari kecil 3 kali putaran, dan jalan antara rukun Yamani dengan rukun Hajar Aswad. Setelah sampai di Hajar Aswad, beliau menyentuhnya dan bertakbir, lalu keliling 4 thawaf sambil berjalan.
      Ibnu Umar mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal ini.
      (HR. Ahmad 4628 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
      KETERANGAN :
      Salah satu dalil dari 2 sumber nya yaitu Alqur’anil kariim wal hadis shahih maka tidak dilarang berdzikir atau mengingat Allah SWT dalam bentuk apa pun. Baik kaum berdiri, rukuk, sujud berlari kecil, lari kencang, jalan diatas air, duduk diatas angin, sambil berputar masuk kedalam bumi atau diluar bumi tergantung kemampuan diri mu bagaimana diri mu melatihkan diri agar dapat mengingat Nya, saran jangan belajar dalam satu tempurung ( wadah) akan tetapi belajar lah pada banyak berguru. Agar tidak seperti katak dalam tempurung
      MAKNA :
      Melatih diri terutama jasadi ( nafi itsbat) untuk seluruh anggota lahiriyah dan segala perbuatan dapat mengingat Allah SWT. Sedangkan melatih hati yaitu bathiniyah ( ismu Dzat) untuk seluruh qalbu dan segala hal niat terutama hati, akal dan pikiran semua itu agar karena lillahi ta’ala ( ikhlas karena Allah SWT)
      Jadi kesimpulan nya : jadi kesimpulan nya yg kamu lihat dzikir sambil berdiri lari bungkuk dll ialah dzikir anggota badan ( lahiriyah), sedangkan dzikir sir atau diem berpusat di qalb ( bathiniyah)
      SEBAB :
      Sebab apa menggunakan metode itu, karena insani atau manusia terdiri dari ruh dan jasad yg jika kedua itu dibawa selalu berdzikir kepada Allah SWT maka insya Allah menjadikan diri memiliki nafsul muthmaainnah ( jiwa yg bersih/ tenang) sehingga prilaku nya baik luar dalam dalam benar2 ubudiyah atau penghambaan diri kepada Allah SWT ( hamba Allah).
      KAJI :
      (‘Āli `Imrān):191 – (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
      Mengingat Allah SWT sambil didalam :
      Berdiri : shalat, berjalan, berlari pelan/kencang dll
      Duduk : shalat, bersila, duduk tasyhid, duduk dikursi dll
      Berbaring : merebahkan tubuh, tidur, istirahat dll
      Semua kegiatan itu didalam kehidupan sehari2 diwajibkan kita mengingat Allah SWT selalu dan melihat tanda kebesaran Nya dimuka bumi ini.
      Barokallahu fiiq

  • Akhi

    Kenapa ? Mengetik Allah Subhanallahu Wa Ta’ala aja di singkat SWT dan mengetik nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam aja di singkat SAW

    kalimat Subhanallahu Wa Ta’ala dan Shalallahu ‘Alaihi Wasalam tu adalah kalimat pujian dan mulia kenapa di persingkat, admin sufimuda jgn terlalu zuhud dalam segala hal termasuk dalam menyingkat kalimat pujian.

    na’udzubillah. ini hal yang paling simple aja udah melenceng

Tinggalkan Balasan ke mbamboet/mahfudBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca