Tasauf

Hamba Baca, Hamba Syetan dan Hamba Tuhan (Bag-2)

Coba anda iseng bertanya  kepada anak kelas 1 SD, “berapa 3-5?” Pasti dia balas nanya, apa pertanyaannya gak salah tuch? “Maksudnya  5-3 ya?” Dan anda kembali mengajukan pertanyaan yang sama, “pertanyaannya sudah benar, tiga kurang lima”, dengan bingung anak SD itu mengamati jari nya, kemudian dia mengatakan kepada anda : “Mana mungkin bilangan kecil bisa mengurangi bilangan besar?” kemudian karena anda sudah SMP dan tahu perhitungan seperti itu dimana hasilnya adalah (-2) “negatif 2” kemudian anda memaksakan ilmu anda kepada anak SD, apa yang terjadi? Pasti sang anak SD tersebut akan menyalahkan anda, dan menuduh anda sebagai orang yang suka mengada-ngada, yang kalau dalam ilmu agama anda disebut sebagai pembuat pembuat bid’ah J

Siapa yang salah?

Kemudian coba amati anak SD membaca, dengan suara yang keras dan berirama dia membaca kata perkata, kalimat per kalimat dengan sangat hati-hati, setiap tanda baca diperhatikan dengan baik, kalau ketemu dengan tanda tanya (?) maka dialunkan suaranya dengan merdu sebagai tanda itu kalimat bertanya,

Perhatikan kemudian anak SMP membaca, tidak terdengar lagi suara, Cuma mulutnya komat-kamit seperti mbah dukun baca mantera, kepalanya menggelang dari kiri ke kanan, kemudian diulang lagi, terus dan terus seperti itu sampai dia selesai membaca.

Bagaimana anak SMA membaca? Wah lebih keren lagi, dengan menopangkan dagu di kedua telapak tangan, kepalanya menatap buku dengan serius, sekali-kali matanya berkedip, yang bergerak cuma mata sedangkan kepalanya diam, dan mulutnya terkunci rapat, sekali-kali dia menyeka keringat di jidat tanda dia sedang memikirkan masalah yang rumit.

Ketiga cara membaca di atas yang mana yang benar? Jawabannya semuanya benar, cuma tergantung tingkatan masing-masing, bisakah metode membaca anak SMA dipaksakan kepada anak SD?

Jawabannya tentu TIDAK, kalau dia memaksakan pastilah anak SD menuduh anak SMA sebagai pembuat bid’ah, karena ilmu seperti itu tidak pernah diterima di bangku SD, guru-guru di SD pun sangat melarang murid-murid nya membaca tanpa membuka mulut.

Ilustrasi di atas sepertinya cukup untuk menggambarkan bahwa ilmu apapun yang kita pelajari mempunyai tingkatan atau level, terkadang antara level terendah dengan level tertinggi seolah-olah bertolak belakang, tidak berhubungan sama sekali, padahal sangat berhubungan cuma karena ada beberapa tingkatan yang belum dipelajari maka tingkatan tertinggi itu terkesan aneh dan kadangkala menakutkan.

Dalam sebuah email yang dikirim ke saya, seorang mahasiswa penggemar berat webblog sufimuda, tiap hari dia baca artikel-artikel di sufimuda, kadang di ulang-ulang, suatu hari dia mengajak kawannya membaca sufimuda, dan apa yang terjadi, kawan-kawan dia semua pada takut membacanya, saya tanya kepada dia, apa sufimuda tampilannya sangat mengerikan? Atau seperti penggambaran di atas, ketika anak SD melihat mahasiswa membaca sebuah buku humor sambil senyum-senyum, anak SD khawatir kelak kalau jadi mahasiswa bisa gila karena membaca sambil  senyum-senyum sendiri…

Saya juga terkadang bertanya dalam hati, apa hakikat-hakikat yang dikemukakan dalam sufimuda sedemikian mengerikan sehingga orang-orang yang belum mendalami thariqat jadi takut membacanya?

Akan tetapi saya menyakini bahwa masih banyak orang-orang yang memahami dan bisa mengikuti apa yang selama ini ditampilkan di Sufimuda, yang bisa mengambil hikmah serta ilmu dan bisa menjadi obat dalam proses mencari kebenaran.

Siapa Sesungguhnya Hamba Allah?

Sebelum kita membahas tentang bagaimana menjadi Hamba Allah terlebih dahulu kita harus tahu siapa hamba Allah. Tentu pembahasan ini tidak terlepas dari dalil-dalil naqli yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman umat Islam.

Allah berfirman dalam hadist Qudsi :

Apabila hamba-Ku menghampiri diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai dari pada sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Ku wajibkan atasnya, dan terus menerus menghampiri Ku dengan malan-amalan yang baik, hingga Aku mencintainya, maka apabila aku telah mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar, Akulah penglihatannya bila ia melihat, dan Aku lah tangannya apabia ia mengambil (melakukan sesuatu), Akulah kakinya bila ia berjalan, jika ia bermohon niscaya Aku perkenankan permohonannya dan jika meminta perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia. (H.R. BUKHARI).

Berdasarkan hadist di atas, seorang hamba Allah itu mempunyai kedudukan sangat istimewa, dimana penglihatan, pendengaran, tangan dan kakinya telah dipenuhi Nur Allah, sehingga seluruh tubuhnya telah bermandikan nur, seluruh tubuhnya sudah mencapai kullu jasad. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Saidina Umar Bin Khattab apabila jin bersentuhan dengannya langsung mati, jangankan menggoda mendekati pun tidak bisa.

Siapa orang yang do’anya dikabulkan Tuhan?

Dizaman Nabi seseorang telah berbuat dosa kemudian meminta ampun kepada Allah, ternyata Allah tidak mengampuninya, kemudian dia memohon kepada Rasulullah SAW dan atas permohonan Rasulullah SAW kepada Allah maka dosa orang tersebut diampuni Tuhan.

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 64)

“Jikalau mereka telah menganiaya dirinya (berbuat dosa) lantas datang kepada-Mu (hai Rasulullah) lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

Seorang Hamba Allah karena telah diliputi oleh Nur ala Nurin, dari seluruh tubuhnya memancarkan cahaya Allah, sebagaimana firman Allah : “Telah Aku ciptakan rupa nur-Ku sebagaimana rupa hamba-Ku”.

Kalaulah demikian kriteria seorang disebut sebagai hamba Allah, Marilah kita dengan jujur bertanya dalam hati, apakah kita sudah menjadi hamba Allah? Apakah diri kita sudah diliputi nur-Nya sehingga syetan mana pun tidak akan berani meniru apalagi menggoda?. Apakah kita ini sudah tergolong orang yang apabila bermohon kepada Allah langsung dikabulkan? Kalau saya pribadi menjawab bahwa saya masih jauh panggang dari api. Dalam diri saya masih banyak hantu dari pada Tuhan. Terkadang orang tidak bisa membedakan yang mana hantu dan yang mana pula Tuhan. Bagai mana mau membedakan sedangkan Tuhan yang disembah juga masih X, alias gaib.

Dan yang lebih konyol lagi, ada sekelompok orang yang masih memperdebatkan Tuhan dimana, ada yang mengatakan Tuhan di langit dan ada yang mengatakan Tuhan itu ada dimana-mana. Yang berpendapat Tuhan di mana-mana di cap sesat oleh kelompok yang berkeyakinan Tuhan hanya ada di langit. Inilah contoh orang yang sama-sama belum jumpa Tuhan.

Kenapa mesti sibuk-sibuk mencari Tuhan? Kenapa anda tidak mencari kekasih-Nya saja, mencari hamba-Nya saja, pasti hamba dan kekasih-Nya tahu dimana Tuhan berada. Mengutip ucapan Gusdur “ Itu aja kok repot

Tapi yang parahnya kaum wahabi mengingkari  adanya wasilah dan  menggolongkan orang-orang yang bertawasul itu sebagai pembuat bid’ah dan berani menuduh sebagai syirik dan kufur, padahal rahasia agar bisa berjumpa Allah adalah dengan menemukan channel-Nya, melalui frekwensi-Nya dalam Al-Qur’an disebut sebagai NURUN ALA NURI, itulah wasilah-Nya

Kalau kita merasa diri belum menjadi hamba-Nya, lalu bagaimana agar kita bisa menjadi hamba-Nya?

Cara terbaik dan paling aman adalah mencari seseorang yang telah menjadi hamba-Nya, kemudian dari Beliau kita belajar bagaimana cara menjadi hamba Allah. Bukankah cara itu lebih masuk akal ketimbang hanya sekedar membaca?

26 Comments

    • Khaeruddin

      Alhamdulillah. Terimakasih kasih artikelnya semoga menjadi amal jariah.
      🙏🙏🙏. Semoga kami bisa menjadi hamba hamba Allah.

  • Smurf

    Cara terbaik dan paling aman adalah mencari seseorang yang telah menjadi hamba-Nya, kemudian dari Beliau kita belajar bagaimana cara menjadi hamba Allah. Bukankah cara itu lebih masuk akal ketimbang hanya sekedar membaca?
    ===================================================

    Bagaimana kita tahu si “a” adalah hamba tuhan.. harus ada petunjuk untuk menguatkan bahwa si “a” hamba tuhan

  • hermes

    wau takirain dulu…… semua kita ini hambaNya…. rupanya harus belajar juga ya biar bisa jadi hambaNya… terus kalo bukan hambaNya…. status kita yang belum jadi hamba ini apa namanya ?

  • Smurf

    entahlah… saya kirain juga saya adalah hamba tuhan
    ternyata, kita masih jalan ditempat

    Tuhan, katanya Engkau Maha Nyata. tunjukilah kami wujud-MU yang Maha Nyata. Tunjuki juga kepada kami para Hamba2-Mu agar kami dapat belajar

  • No

    🙂

    kecemburuan sosial itu sifat manusia, seberapa pasti kita mampu tau siapa kekasih-Nya ?

    karena tentu saja, untuk sebuah figur MAHA, akan banyak fans yang mengaku juga kekasih sejati-Nya….

    Sementara the one n only kekasih-Nya cuma ada satu nama……yang figurnya tidak ada lagi di masa kehancuran sekarang ini….:)

  • 10

    Ittaqulloha….,Ittaqulloha….,Ittaqulloha….!!!!! tiada yang menjadi tolak ukur dari manusia di hadapan tuhannya kecuali ‘1’ (taqwaqnya) dari situlah nilai kejayaan dan kemulyaan kita di nilai oleh Tuhan kita, trus jalannya taqwa itu apa aja? salah satunya yo taqorub (mendekat) kepada Tuhannya kalo ndak tau Tuhanya yo carilah seorang mursyid untuk membimbing kalian saudara-saudaraku, salah satu contohnya? cara mengamalkan LAA ILLA HA ILLA ALLOH itulah kunci daripada pintu surga!!!( katanya…), wah kalo yang itu mudah sekali pasti aq bisa…..! (he..he… gak segampang yang kamu kira)menurut orang awam setelah kita membaca LAA ILLAHA ILLA ALLOH pasti kita masuk surga ? yang jadi partanyaan disini. Lho kan surga tempatnya ruh!!! sedangkan kita mengamalkan wiridnya hanya bibirku saja yang komat kamit sedankan waktu mati jasad ku kan tertinggal di bumi jadi amalan kita tertinggal di dunia dong (FIKIRKANLAH)? Kl menurut orang toriqoh amalan LAA ILLAHA ILLA ALLOH itu masuk sampai pada tingkatan lapisan jasmani kita & juga JIWA KITA,RUHANI KITA, BADAN HALUS KITA jadi kalo Kita mati meninggalkan dunia ini maka JIWA, RUHANI KITA masih ada cahaya LAA ILLAHA ILLA ALLOH nggak sia sia amalan kita di dunia waktu masih hidup, TRUS bagaimana yang BENAR untuk proses pengamalan nya,caranya cari saja MURSID yang menguasi ilmunya dan berbai’atlah saudaraku!!! kl aku belum di bai’at apa bisa??? (bagi yang mau berfikir pasti ketemu jawabanya)

  • hamba'79

    dimana saya….
    hamba baca kah..???
    hamba syetan kah..???
    hamba Tuhan kah..???
    atau saya tidak meng hamba ke pada apa pun…
    berdosakah saya…???
    masuk neraka kah saya…???

    * Kenal diri maka kenal Tuhan *
    pertanyaannya adalah apakah saya telah mengenal diri saya sendiri atau hanya sok kenal…apakah saya telah mengenal Tuhan atau hanya sok kenal….

    ^^V
    PiiSS………………

  • Dono.

    Ass.wr.wb,

    Kasih mengasihi dan saling toleran sesama manusia.
    Banyak menolong orang yg susah, kasi makan anak yatim,memberikan nasihat yg baik sesama manusia.
    Jangan memfitnah,membenci dan cemburu tak karuan dll.
    Lakukan keadilan dan perdamaian.
    Nilai dari harga diri adalah mulai dari dirinnya sendiri.

    Wassalam/salam sejahtera.

  • dell

    Aku jadi ingat komentar salah satu pengunjung di blog sufimuda pada postingan sebelum2nya bahwa dia lebih senang dan betah di SD daripada masuk SMP yang dia ga percaya.

    Di bidang intelijensia otak, orang berbondong2 masuk sekolah kalau bisa setinggi2nya. Ga cukup sampai SMA tapi sampai kuliah. Tapi kenapa di bidang intelijensia ruhani, ada orang yang malah senang dengan stagnasi, tanpa perkembangan, berjalan di tempat, seolah-olah di situlah puncak pengetahuan ruhani?

    Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung siapa pun.

    Salam untuk semua

  • dinda

    No : Sementara the one n only kekasih-Nya cuma ada satu nama……yang figurnya tidak ada lagi di masa kehancuran sekarang ini….
    ________________________________
    saya kurang yakin dengan apa yg No katakan, kalo emang figgur kekasih tuhan itu ngak ada lagi saat ini, kenapa juga tuhan masih mempertahankan dunia ini, masih menjaga dunia ini, mengapa ngak dihancurkan aja sekalian.

    berarti masih ada donk figur tersebut…
    figur seperti hadis nabi ” ulama itu pewaris ku ”
    pewaris Nur Muhammad.
    dulu pada nabi Muhammad, terus diwariskan kepada Abu Bakar oleh Nabi. trus oleh abu Bakar diwarikan lagi…sampai sekarang masih ada pewarisnya..:)

    nah Beliau lah Hamba Tuhan menurut saya, beliau lah yang ruhaniahnya sebagai kekasih tuhan..

  • NUBIS

    ………………… 🙂

    MENARIK SEKALI ARTIKELNYA BANG, AKAN TETAPI AKU INI MASIH ANAK SD, MUDAH2AH KAWAN2, DAN JUGA SUFIMUDA MAU MEMBIMBING KAMI2 INI AGAR DAPAT MASUK SMP SERTA KE SMA… 😉

  • Orang Macazzart

    Ni saran dariku,
    Kalau mau ketemu kekasihNya perbanyaklah ibadah-ibadah wajib… jika sdh terbiasa lanjutkan dgn ibadah sunah … jika keduanya sudah dilakukan dgn serius tapi tetap tdk ada tanda2 bahwa sdh dekat dgn Tuhan maka mulailah serius mencarinya… Salah satu hadits berbunyi yg terjenahannya kira2 seperti ini “Jadikanlah dirimu beserta Allah, jika tdk bs jadikanlah dirimu beserta dgn orang2 yg beserta dgn Allah, mk orang inilah yg akan menyampaiakan kamu kehadirat-Nya”. Hadits ini sejalan dgn An-Nisa:64 di atas. Lalu bagaimana cara mencari kekash-Nya ??? Kontak aja Sufimuda!!!!

  • sufimuda

    Mari Bang Nubis, kita melangkah ke sekolah lanjutan yang lebih menarik 🙂

    Trimakasih orang Macazazart atas komentar nya, salam kenal

  • Aria7x7

    mas sanggardewa,memang benarlah semua yang didunia ini adl ayat TUHAN. seperti hujan, kejadian2, bahkan hal2 kecil. masalahnya, kalau anak sd hendak membaca ‘ini budi’ saja harus sekolah dan punya guru, tentu kita meremehkan TUHAN kalau hendak membaca ‘tulisanNYA’ begitu saja bukan? jangan2 nnti kita salah membacanya, salah menafsirkan,malah tersesat sejauh2nya.

  • sharlen

    Telanjanglah
    Jangan kenakan
    pakaian kemunafikan.
    Jangan kenakan
    pakaian hawa nafsu.
    Telanjang
    manusia lahir.
    Telanjang pula manusia kembali…

    TUHAN menghendaki manusia hidup berbahagia selalu dekat dengan TUHAN.
    DUNIA ini panggung sandiwara.
    Semua ini tak pernah luput dari KEHENDAKNYA.
    takkan ada yg pernah luput dari NYA,apapun itu.

    • mamo cemani gombong

      ohhhh yeah ??????? semua juga tau itu broooo …..so gimana dgn amalan kita apa tetap jadi hamba……?????

  • sapto

    Assalamu’alaikum

    saya sedang mencari mursyid. Lokasi saya di jakarta.
    Bisa tolong di informasikan ?
    Terima kasih

    Wassalamu’alaikum

  • Rudy F

    Assalamualikum Wr Wb

    Mas Sufimuda, Terima kasih atas tulisannya. Ghoib, adlah hal hal yg berhubungan dengan dzat Allah, menurut saya. Tapi kita sdh terlanjur menyebut semua yang tidak terlihat disebut Ghoib. Saya setuju menyebut sesuatu yg ada tapi tidak ada (tdk kelihatan) dengan Irrasional. Ya..betul ini soal bahasa.

    Meminjam istilah “ghoib” yg pertama, bukankah manusia juga Ghoib ?

    Wassalamualikum wr wb

    rudy F

  • Asmuri

    mudah2an bahasan ini membuka pemahaman kita akan sesuatu yang belum terpikirkan selama ini dan menyadarkan kita agar tdak mudah menyalahkan terhadap perbedaan yg kita temukan .lanjutkan menulisnya sufi muda .

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: