Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Archive for the tag “Guru Mursyid”

Nasehat Imam al-Ghazali

Jika sampai saat ini masih ada orang yang menolak Tasawuf dan segala praktik dzikir dalam Tarekat adalah hal yang wajar karena ilmu dalam agama tersebut berlapis atau bertingkat. Antara satu tingkat dengan tingkat lain kelihatan berbeda namun pada hakikatnya sama. Anak kelas 1 SD berhitung dengan memakai jari tangan karena jumlah hitungan masih bisa dihitung oleh tangan, cara ini tidak lagi diperlukan oleh anak SMP karena hitungan mereka sudah lebih banyak dan rumit. Cara membaca anak SD dengan suara keras dan nyaring tidak berlaku di SMP apalagi di Perguruan Tinggi tapi tujuannya sama yaitu membaca agar memperoleh ilmu. Read more…

Memandang yang SATU Kepada Yang Banyak

rasulullah-sawJudul ini saya ambil dari ungkapan hakikat dari Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim al-Khalidi untuk menjelaskan tentang hakikat Tuhan dan Tajalli-Nya di alam ini. Laksana matahari yang hanya SATU, tapi sinarnya tanpa batas bisa dinikmati diseluruh dunia, semua orang bisa memandang matahari, merasakan hangat sinarnya dan mengambil manfaat dari energi yang di kandungnya.

Semua meyakini bentuk matahari adalah bulat namun cahaya matahari pada dasarnya tidak memiliki bentuk. Ketika cahaya tersebut masuk ke dalam wadah empat persegi maka wujudnya empat bersegi dan saat cahaya matahari melewati atap rumah yang bocor berbentuk segitiga maka cahaya matahari akan terlihat dalam bentuk segitiga.

Benda padat tidak bisa disatukan dengan benda padat karena akan tersisa ruang diantaranya, kalau anda mengumpulkan batu dalam satu tempat, walaupun batu tersebut bersatu tapi tetap ada jarak memisahkan satu dengan lainnya. Berbeda dengan benda cari, disaat anda isi air dalam gelas, maka secara otomatis bentuk air akan mengambil tempat persis seperti gelas. Kita semua tahu bahwa air juga ada spasi antara satu molekul dengan molekul lainnya akan tetapi pandangan mata tidak melihat hal itu, yang terlihat air adalah satu bentuk, satu WAJAH. Read more…

Berdamai Dengan Diri

IMG_9495Malam selasa penuh berkah dimana para pecinta bergegas penuh semangat mendatangi Sang Kekasih, sebagian menyebut sebagai “Pelepas Rindu”, sebagian lain menyebut “Mengambil Berkah”, tidak salah juga kalau ada yang menyebut “sebagai wujud patuh” dan pada umumnya menyakini sebagai tradisi tarekat yang sudah ada sejak zaman Nabi yaitu dzikir berjamaah setelah shalat Isya di malam Selasa dan malam Jum’at.

Dzikrullah atau mengingat Allah adalah amalan yang tidak terhingga nilainya, disebut dalam al-Qur’an dan Hadist. “Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! ” (Al–Baqarah :152). Makna ayat di atas apabila seorang hamba berdzikir (ingat) kepada Allah dengan metodologi yang tepat, maka Kalimah Allah yang asli berasal dari Allah akan diberikan dan turun kepada si hamba, barulah dia memperoleh kemenangan dunia akhirat. Dzikir tanpa metodologi akan menjadi sekedar menyebut saja, tanpa ada power sama sama sekali. Read more…

Bai’at

lilin_kecilAbu Bakar menjadi khalifah yang pertama melalui pemilihan dalam satu pertemuan yang berlangsung pada hari kedua setelah Nabi Wafat dan sebelum jenazah beliau di makamkan. Itulah antara lain yang menyebabkan kemarahan keluarga Nabi, khususnya Fatimah, putri tunggal beliau.

Pada hari itu Umar Bin Khattab mendengar berita bahwa kelompok ansar mendengar berita sedang melangsungkan pertemuan di Saqifah atau Balai pertemuan Bani Saidah, Madinah, Untuk mengangkat Saad Bin Ubadah, seorang tokoh ansar dari suku khazraj, sebagai khalifah. Dalam keadaan gusar umat cepat cepat pergi kerumah kediaman Nabi dan menyuruh seseorang untuk menghubungi Abu Bakar, yang berada dalam rumah, dan memintanya supaya keluar. Semula Abu Bakar menolak denagan alsan sedang sibuk. Tetapi akhirnya dia keluar setelah di beritahu telah terjadi peristiwa penting yang mengharuskan kehadiran Abu Bakar. Read more…

Hanya Wali yang kenal dengan Wali…

tanya1Saya memulai tulisan ini dengan doa, “Yang Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Memberi Petunjuk, tuntun dan bimbilah kami agar mengenal salah seorang kekasih-Mu di muka bumi ini sehingga atas bimbingan kekasih-Mu kami bias mengenal Engkau sebagai mana diri-Mu ingin dikenal, Amin”.

Imam Al-Ghazali ketika ditanya tentang Seorang Pembimbing Rohani, Guru Mursyid yang tidak lain adalah seorang Wali Allah, Beliau berkata, “Menemukan Guru Mursyid itu Lebih mudah menemukan sebatang jarum yang disembunyikan di padang pasir yang gelap gulita”. Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya menemukan sebatang jarum ditengah padang pasir di gelap gulita, dalam kondisi terang pun akan sulit menemukannya. Ungkapan Al-Ghazali yang digelar sebagai “Hujjatul Islam” tidaklah berlebihan, coba kita simak beberapa dalil berikut tentang Wali Allah : Read more…

Patuh…

berguruDalam dunia sufi, patuh kepada Guru secara zahir dan bathin merupakan syarat mutlak yang tidak bisa di tawar-tawar, hal yang wajib di penuhi oleh seorang murid agar dia berhasil dan tercapai tujuan dari berguru yaitu makrifat kepada Allah dan mendapat rahmat dan karunia-Nya. Dikalangan sufi, ilmu bukanlah hal yang pokok, amalan juga bukan hal utama, yang terpenting dari semua itu adalah PATUH kepada apa yang diperintahkan atau apa yang dilarang oleh Guru.

Read more…

Tidak Ada Perantara Antara Manusia dengan Allah (Selesai)

naik-hajiPada umumnya yang paling banyak di dunia ini adalah jenis “Langsung Disambar Setan”, melakukan hubungan langsung menurut pikirannya, menurut pengetahuan agama yang dia baca dan dia dengar tanpa mau berguru kepada orang yang sudah bolak balik kehadirat Allah SWT.

Hubungan “Langsung” versi ini yang banyak di propaganda oleh musuh-musuh Islam yang menyusup dalam Islam sebagai pemeluk yang taat dan fanatik, kemudian secara pelan tapi pasti menyesatkan ummat Islam seluruh dunia. Hubungan “Langsung” versi ini karena tidak ada hubungan rohani dengan Rasulullah kemudian membentuk pribadi yang kasar, brutal dan melakukan tindakan kekerasan atas nama Agama. Memecah belah ummat dengan cara mencari kesalahan ummat Islam yang tidak sealiran dengannya. Bid’ah, Syirik dan Kafir adalah tidak selogan yang selalu di dengungkan untuk melegalkan segala tindakan kebodohannya.

Read more…

Post Navigation