-
Aku Tidak Mempunyai Pilihan…
Jika kita membahas tentang cinta kepada Allah dalam sudut pandang tasawuf, nama Rabi’ah al-Adawiyah akan selalu disebut dan dibahas baik oleh sufi generasi sezaman dengan dia maupun generasi setelahnya sampai saat ini. Rabi’ah al-Adawiyah lah yang mempopulerkan istilah “Mahabbah” atau maqam cinta, kondisi dimana seorang benar-benar terserap dalam cinta Ilahi sehingga tidak ada lagi yang di inginkan selain cinta kepada Allah.
-
Jika Kau Bertanya Tentang Cinta…
Jika kau bertanya tentang hakikat Cinta kepada-Nya, tidak ada kata yang bisa mewakilinya karena cinta adalah “rasa”. Jika kau bertanya tentang Cinta kepada-Nya, rasanya nyawa pun tidak lah cukup untuk diberikan kepada Sang Kekasih, bukanlah nyawa mu juga pemberian-Nya? Jika Kau bertanya tentang Cinta kepada-Nya, ada gelora untuk memberi tanpa meminta karena itulah hakikat Cinta. Jika kau bertanya tentang Cinta kepada-Nya, pernahkah air mata mu tumpah tak terbendung hanya dgn mengingat-Nya? Dan kau pun menghapus air mata itu dari hadapan makhluk karena cukup kekasih saja yang boleh tahu.
-
Lewat Karya kusampaikan Rinduku Pada-Mu”
Ingin ku ingat nama ku sendiri, tapi tak bisa… Telah lama nama ku hilang dalam memori ini, hilang bersama dengan keabadian nama-Mu. Bagaimana mungkin aku bisa mengingat diri ku sendiri setelah Engkau membunuh ku dengan kasih-Mu? Aku coba lihat kembali ke dalam diri ini sekali lagi, disana hanya ada diri-Mu saja
-
Episode Cinta V
Tuhanku.. kiranya tiada henti Cinta Kau kirim mendentum Rasa dalam pinta dalam dera dalam bahgia dalam rindu membara Kau buatku menangis dalam tertawa Kau belai membuai Kau mengelus jiwa Kau merayu mendayu Kau mengalun-alunkan rasa Kau jadikan isak menjadi tawa Sungguh kasmaran ini membuatku gila
-
Aku Hanyalah…
;”>Aku hanyalah sebutir debu beterbangan kemudian hinggap di kaki-Mu yang Agung dan Engkau Maha Bijaksana mengizinkan aku sejenak untuk menempel akrab di sela-sela jari kaki-Mu, dengan itu pula aku merasa menjadi bermakna dibandingkan debu-debu lain. Aku menjadi lebih bahagia dengan perasaan “merasa” dekat yang aku miliki dan belum tentu Engkau mengakui kedekatanku dengan-Mu. Akupun merasa jadi bermakna, ketika Engkau masih mengizinkan diri yang hina ini untuk bersujud kepada-Mu di depan altar kemuliyaan-Mu. ;”>
-
Engkau Wahai Guruku…
Dulu, aku hanyalah seorang anak muda putus asa akibat patah hati, hidup tidak punya arah dan nyaris ingin mengakhiri hidup, kemudian aku datang kepadamu menyerahkan diri untuk dibimbing menjadi orang yang berguna. Datang dengan niat untuk mengobati luka hati yang tercampakkan oleh dunia yang kejam. Masih aku ingat malam itu, Engkau wahai Guruku membentakku dengan keras karena aku tidak setuju dengan Tarekat karena bagiku Tarekat itu sebuah kata yang tabu, sebuah aliran yang penuh bid’ah dan kesesatan. Hampir saja Engkau mengusirku dan syukur sekali malam itu aku bertahan dan tidak keluar dari Suraumu. Mengingat kenangan itu, aku ingin selalu menangis, air mataku mengalir tanpa bisa tertahan, syukur kepada Tuhan yang…
-
Sembilan Bulan SUFI MUDA
Waktu terlalu cepat berlalu melewati hari melintas bulan tanpa disadari telah 9 bulan Sufi Muda hadir dalam dunia tidak nyata, dunia maya yang memberikan kebebasan kepada siapapun untuk berkarya menumpahkan pikiran dan perasaannya untuk dibaca oleh manusia diseluruh dunia tanpa dibatasi oleh sekat-sekat wilayah. Sufi Muda di awal kehadirannya tidak lain untuk mengisi spasi kosong dari tulisan-tulisan tentang tasawuf yang telah begitu banyak ditulis oleh penulis-penulis hebat dan bermutu. Apa yang disampaikan oleh Sufi Muda hanya perulangan dari kajian-kajian tasawuf yang telah banyak beredar di internet. Sufi Muda hanya membahas dari sudut pengalaman pribadi dalam berguru kemudian menyelaraskan dengan teori-teori dasar tasawuf yang sudah mapan dan lahirlah tulisan-tulisan yang saudaraku…