Tasauf

DAHULUKAN ADAB-MU SEBELUM BER-AMAL (Bag 2)

Di dalam tarekat, adab menempati kedudukan yang sangat tinggi bahkan melebihi kedudukan ilmu dan karomah itu sendiri. Keseluruhan ajaran Islam yang diturunkan dari Allah SWT melalui Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW adalah adab, hanya itu. Maka diperlukan waktu sampai 13 tahun bagi Nabi untuk menerapkan adab kepada kaum Jahiliyah barulah kemudian Nabi memperkenalkan ibadah-ibadah termasuk shalat.

Tarekat adalah metodologi atau cara atau jalan untuk bisa melaksanakan al-Islam yang sangat hebat ini, tanpa tarekat maka Islam hanya menjadi sebuah formalitas saja, menjadi sebuah budaya dan identitas tanpa memiliki getaran dan ruh nya. Ibarat orang mati, apa sih yang bisa diharapkan dari sebuah mayat? Hanya bisa menghias fisiknya, tidak lebih dari itu.

Sejarah Adab itu sendiri sudah sangat tua bahkan setua peradaban manusia yang tercatat dalam sejarah. Nabi Muhammad SAW yang mendapat warisan dari Nabi-nabi terdahulu hanyalah melanjutkan saja missi untuk mendidik akhlak manusia menjadi akhlak yang disukai dan di ridhai oleh Allah SWT. Nabi Adam tidak mengungguli Iblis dalam ilmu, sangat jauh tertinggal ilmu Adam dibanding Iblis. Adam memiliki akhlak dan adab yang terpuji, hal yang sudah dilupakan oleh Iblis dikarenakan ilmu yang dimilikinya.

Kisah Musa dan Khidir yang sudah beberapa kali kami tulis sufimuda.net (bisa di baca disini) memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mendapatkan ilmu itu harus lewat adab, tidak bisa langsung. Ilmu terkhusus hakikat hanya bisa turun lewat adab, kerendahan hati seorang murid kepada Gurunya.

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad).

Para sahabat sangat tinggi adab mereka kepada Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut :

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

Utusan Kafir Quraisy yang bernama Urwah bin Mas’ud ingin memegang jenggotnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu disamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ada Mughirah bin Su’bah radhiyallahu ‘anhu. Dengan ujung pangkal pedangnya, Mughirah berkata kepada Urwah bin Mas’ud, “Mundurkan tanganmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau tidak, tanganmu tidak akan kembali lagi.” Lihatlah bagaimana kecintaan Mughirah bin Su’bah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika Urwan bin Mas’ud pulang kepada orang-orang kafir di Mekah, dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, aku telah mendatangi para raja sebagai utusan. Aku pernah mendatangi Kisra dan Najasyi. Demi Allah, aku tidak pernah melihat seorang raja pun yang diagungkan oleh sahabat-sahabatnya dari pada sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa salam mengagungkan Muhammad. Tidaklah Nabi Muhammad meludah dan ludahnya itu jatuh disalah satu tangan sahabat, dia usapkan ludah tersebut ke wajahnya dan kekulitnya. Apabila Nabi Muhammad memerintah mereka, maka mereka akan bersegera untuk melaksanakan perintahnya. Apabila Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, mereka saling berebut sampai hampir berkelahi karena memperebutkan air bekas wudhunya. Apabila mereka bicara didepan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berani mengeraskan suaranya. Mereka tidak ada yang berani menajamkan pandangannya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena pengagungan mereka kepada Nabi Muhammaad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia telah menawarkan kepada kalian perjanjian, maka terimalah oleh kalian.”

Begitu gambaran seorang kafir Quraisy terhadap Adab sahabat kepada Nabi Muhammad SAW dan tradisi ini secara estafet di pelihara dengan baik dan inilah inti sari ajaran Islam yaitu mencintai Rasulullah SAW sebagai wujud kecintaan kepada Allah SWT…

Demikian, Insya Allah akan saya sambung dilain kesempatan, tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan yang saya tulis 10 tahun lalu dengan judul Dahulukan Adab-Mu Sebelum engkau Ber-Amal.

 

sMoga Bermanfaat…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: