Tasauf

Setelah Shalat Shubuh (6)

sujud1Abu Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya salat dan banyaknya puasa, tapi karena sesuatu yang bersemayam di hatinya.” (HR at-Tirmidzi).

Dalam hadist di atas Nabi sedang menjelaskan kepada ummat tentang lebih penting kualitas di banding kuantitas, lebih penting nilai dari pada jumlah. Ketika ibadah dilakukan tanpa di iringi dengan kahadiran hati di dalamnya maka ibadah hanyalah gerak jasmani semata atau mengulang gerakan untuk memenuhi kewajiban.

Ibadah yang hanya meniru gerak jasmani ini biasanya menghasilkan dua jenis manusia yaitu Pedagang dan budak. Ibadah seorang budak dilakukan karena takut mendapat ancaman siksa neraka, takut kehilangan rizki dan takut mendapat bencana. Ibadah seorang Pedagang karena mengharapkan imbalan apakah itu surga yang nanti telah dijanjikan atau imbalan duniawi.

Berbeda dengan ibadah yang hanya meniru gerak jasmani, maka ibadah yang dilakukan dengan kehadiran hati di dalamnya akan menghasilkan seseorang yang ikhlas dalam beribadah, tanpa pamrih, melakukan karena dia telah cinta dengan Tuhannya. Ibadah ini tergolong kepada ibadah yang berkualitas, gerak badannya di sertai dengan getaran hatinya. Karena nilai sebuah ibadah terletak pada ikhlas dan ikhlas tersebut hanya ada di hati, maka hanya ibadah yang dilakukan dengan gerak hati yang diterima oleh Allah SWT.

Ibadah yang dilakukan dengan hati tidak akan bisa disaingi oleh ibadah yang hanya meniru gerak jasmani semata, walau dalam jumlah sangat banyak sekalipun. Itulah sebabnya Nabi mengatakan bahwa Abu Bakar unggul bukan karena jumlah ibadah tapi karena kualitas ibadahnya.

Seorang yang diberi karunia oleh Allah berjumpa dengan Lailatul Qadar nilainya sama dengan ibadah yang dilakukan selama 1000 bulan, artinya orang yang sesaat merasakan fana kepada Allah hanya bisa disaingi oleh orang yang secara istiqamah beribadah selama 83 tahun atau sepanjang hidupnya.

Kunci diterimanya ibadah adalah Ikhlas, kabar buruknya selama dunia terkembang belum ada alat yang bisa menilai keikhlasan seseorang. Manusia tidak mampu menilai kadar ikhlas dirinya apalagi menilai ikhlas manusia lain. Ikhlas hanya ada disisi Allah, tugas manusia adalah membuka hatinya agar disinari oleh cahaya Allah dan ketika cahaya tersebut telah mengisi setiap relung hati, otomatis ikhlas akan hadir di dalam hati.

Saatnya kita fokus kepada kualitas ibadah setelah kita semangat kepada kuantitas ibadah dan sMoga Allah Yang Maha Pembimbing akan membimbing kita semua kepada ibadah yang berkualitas sesuai dengan keinginan-Nya, Amin ya Rabbal ‘Alamin.

15 Comments

  • david

    Itulah mengapa para sufi mengatakan, hal yang paling essensial dari jauh dan dekatnya seseorang dari perbuatan penyembahannya kepada Tuhannya adalah kesadaran. Melaksanakan kewajiban dasarnya adalah niat, untuk menumbuhkan kesadaran apa makna yang akan dia perbuat, ketika sadar penuh bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaNya, dari situlah muncul sebuah rasa ikhlas (memberi tapi tidak meminta-minta) menerima apa adanya ketika diberi. Kemudian baru bisa muncul iman ketika sudah paham. “Maka kerjakanlah urusan-Ku biar urusanmu Aku yang selesaikan”. Harapannya manusia kembali berjalan dan menjalani sesuai dengan yang sudah tertulis di lauh mahfuz, ketemulah fitrahnya manusia di dunia ini.

  • titik

    Terima kasih Sufi Muda, tulisan yang indah dan pastinya bermanfaat sekali. Jangan lelah untuk menulis hal2 yang bermanfaat buat kehidupan sesame
    salam,

    titik

  • wsn

    indah bangda. tapi jauh dan berat qualitas itu saya dapatkan. doakan saya bang agar saya sll mengingat dan kuat dlm menjalankannya

  • Nursyam Lgg

    Assalamualaikum ww .. Sufi muda saya mau nanya apakah sufi punya pin bbm klau punya saya minta ya terima

  • Heri Pane

    siap abangda , saya terus berjuang untuk kualitas dan saya yakin Allah pasti mengijabahnya asal kita punya niat tulus, usaha dgn mengerjakan latihan, mendawamkan amalan dzikrullah dan menunggu giliran kapan DIA memberikan hidayah NYA.

  • AS.Budiman

    Ikhlas mudah di ucapkan tapi ketika kita pelajari nmaknanya sungguh sangat luas..Saya sampai merinding dan menitikan air mata tatkala kata ikhlas itu dikembalikanb kepada diri.. Mudah-mudahan kita bisa terus belajar dan belajar amiin

  • sayyid

    Assalamualaikum wr.wb,
    Rahasia Lailatul Qadar,
    (1). إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
    Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
    (2). وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
    Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
    (3). لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
    Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
    .
    siapakah yg lebih baik dari pada cahaya seribu bulan?
    sudah tentu cahaya Allah S.W.T, mengapa kebanyakan muslim tidak mengerti?
    bukankah Allah adalah cahaya di atas cahaya?
    bukankah alquran itu adalah cahaya?
    bukankah cahaya (firman) itu telah masuk dalam hati rasulAllah agar disampaikan kepada ummatnya?
    alquran adalah rahmat dan rahmat itu juga dalam bentuk pengampunan dan sebagainya, oleh sebab itulah mengapa rasulAllah mengajar ummatnya agar mengenal Allah agar kita tahu kepada siapa kita tunduk dan sujud.
    wassalamualaikum wr.wb,
    ustadz sayyid habib yahya

Tinggalkan Balasan ke SuryadiBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca