Tasauf

Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat itu SATU

Saya seringkali dapat pertanyaan lewat email tentang hubungan antara syariat dan hakikat. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas hubungan yang sangat erat antara keduanya. Syariat bisa diibaratkan sebagai jasmani/badan tempat ruh berada sementara hakikat ibarat ruh yang menggerakkan badan, keduanya sangat berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Badan memerlukan ruh untuk hidup sementara ruh memerlukan badan agar memiliki wadah.

Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan. Dalam beberapa pantun yang Beliau ciptakan tersirat pesan-pesan tentang pentingnya merawat tubuh sebagai perhatian utama sedangkan merawat baju juga tidak boleh dilupakan.

Imam Malik mengatakan bahwa seorang mukmin sejati adalah orang yang mengamalkan syariat dan hakikat secara bersamaan tanpa meninggalkan salah satunya. Ada adagium cukup terkenal, “Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.” Imam Malik berkata, “Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat.”

Syariat adalah hukum-hukum atau aturan-aturan dari Allah yang disampaikan oleh Nabi untuk dijadikan pedoman kepada manusia, baik aturan ibadah maupun yang lainnya. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an hanya berupa pokok ajaran dan bersifat universal, karenanya Nabi yang merupakan orang paling dekat dengan Allah dan paling memahami Al-Qur’an menjelaskan aturan pokok tersebut lewat ucapan dan tindakan Beliau, para sahabat menjadikan sebagai pedoman kedua yang dikenal sebagai hadist. Ucapan Nabi bernilai tinggi dan masih sarat dengan simbol-simbol yang memerlukan keahlian untuk menafsirkannya.

Para sahabat sebagai orang-orang pilihan yang dekat dengan nabi merupakan orang yang paling memahami nabi, mereka paling mengerti akan ucapan Nabi karena memang hidup sezaman dengan nabi. Penafsiran dari para sahabat itulah kemudian diterjemahkan dalam bentuk hukum-hukum oleh generasi selanjutnya. Para ulama sebagai pewaris ilmu Nabi melakukan ijtihad, menggali sumber utama hukum Islam kemudian menterjemahkan sesuai dengan perkembangan zaman saat itu, maka lahirlah cabang-cabang ilmu yang digunakan sampai generasi sekarang. Sumber hukum Islam itu kemudian dikenal memiliki 4 pilar yaitu : Al-Qur’an, Hadist, Ijmak dan Qiyas, itulah yang kita kenal dengan syariat Islam.

Untuk melaksanakan Syariat Islam terutama bidang ibadah harus dengan metode yang tepat sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga hasilnya akan sama. Sebagai contoh sederhana, Allah memerintahkan kita untuk shalat, kemudian Nabi melaksanakannya, para sahabat mengikuti. Nabi mengatakan, “Shalatlah kalian seperti aku shalat”. Tata cara shalat Nabi yang disaksikan oleh sahabat dan juga dilaksanakan oleh sahabat kemudian dijadikan aturan oleh Ulama, maka kita kenal sebagai rukun shalat yang 13 perkara. Kalau hanya sekedar shalat maka aturan 13 itu bisa menjadi pedoman untuk seluruh ummat Islam agar shalatnya standar sesuai dengan shalat Nabi. Akan tetapi, dalam rukun shalat tidak diajarkan cara supaya khusyuk dan supaya bisa mencapai tahap makrifat dimana hamba bisa memandang wajah Allah SWT.

Ketika memulai shalat dengan “Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fatharas-samaawaati wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin..” Kuhadapkan wajahku kepada wajah-Nya Zat yang menciptakan langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang musyrik. Seharusnya seorang hamba sudah menemukan chanel atau gelombang kepada Tuhan, menemukan wajahnya yang Maha Agung, sehingga kita tidak termasuk orang musyrik menyekutukan Tuhan. Kita dengan mudah menuduh musyrik kepada orang lain, tanpa sadar kita hanya mengenal nama Tuhan saja sementara yang hadir dalam shalat wajah-wajah lain selain Dia. Kalau wajah-Nya sudah ditemukan di awal shalat maka ketika sampai kepada bacaan Al-Fatihah, disana benar-benar terjadi dialog yang sangat akrab antara hamba dengan Tuhannya.

Syariat tidak mengajarkan hal-hal seperti itu karena syariat hanya berupa hukum atau aturan. Untuk bisa melaksanakan syariat dengan benar, ruh ibadah itu hidup, diperlukan metodologi pelaksanaan teknisnya yang dikenal dengan Tariqatullah jalan kepada Allah yang kemudian disebut dengan Tarekat. Jadi Tarekat itu pada awalnya bukan perkumpulan orang-orang mengamalkan zikir. Nama Tarekat diambil dari sebuah istilah di zaman Nabi yaitu Tariqatussiriah yang bermakna Jalan Rahasia atau Amalan Rahasia untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Munculnya perkumpulan Tarekat dikemudian hari adalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar orang-orang dalam ibadah lebih teratur, tertib dan terorganisir seperti nasehat Syaidina Ali bin Abi Thalib kw, “Kejahatan yang terorganisir akan bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”.

Kalau ajaran-ajaran agama yang kita kenal dengan syariat itu tidak dilaksanakan dengan metode yang benar (Thariqatullah) maka ibadah akan menjadi kosong hanya sekedar memenuhi kewajiban agama saja. Shalat hanya mengikuti rukun-rukun dengan gerak kosong belaka, badan bergerak mengikuti gerakan shalat namun hati berkelana kemana-mana. Sepanjang shalat akan muncul berjuta khayalan karena ruh masih di alam dunia belum sampai ke alam Rabbani.

Ibadah haji yang merupakan puncak ibadah, diundang oleh Maha Raja Dunia Akhirat, seharusnya disana berjumpa dengan yang mengundang yaitu Pemilik Ka’bah, pemilik dunia akhirat, Tuhan seru sekalian alam, tapi yang terjadi yang dijumpai disana hanya berupa dinding dinding batu yang ditutupi kain hitam. Pada saat wukuf di arafah itu adalah proses menunggu, menunggu Dia yang dirindui oleh sekalian hamba untuk hadir dalam kekosongan jiwa manusia, namun yang ditunggu tak pernah muncul.

Disini sebenarnya letak kesilapan kaum muslim diseluruh dunia, terlalu disibukkan aturan syariat dan lupa akan ilmu untuk melaksanakan syariat itu dengan benar yaitu Tarekat. Ketika ilmu tarekat dilupakan bahkan sebagian orang bodoh menganggap ilmu warisan nabi ini sebagai bid’ah maka pelaksanaan ibadah menjadi kacau balau. Badan seolah-olah khusuk beribadah sementara hatinya lalai, menari-nari di alam duniawi dan yang didapat dari shalat itu bukan pahala tapi ancaman Neraka Wail. Harus di ingat bawah “Lalai” yang di maksud disana bukan sekedar tidak tepat waktu tapi hati sepanjang ibadah tidak mengingat Allah. Bagaimana mungkin dalam shalat bisa mengingat Allah kalau diluar shalat tidak di latih ber-Dzikir (mengingat) Allah? dan bagaimana mungkin seorang bisa berdzikir kalau jiwanya belum disucikan? Urutan latihannya sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al ‘Ala, “Beruntunglah orang yang telah disucikan jiwanya/ruhnya, kemudian dia berdzikir menyebut nama Tuhan dan kemudian menegakkan shalat”.

Kesimpulan dari tulisan singkat ini bahwa sebenarnya tidak ada pemisahan antara ke empat ilmu yaitu Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat, ke empatnya adalah SATU. Iman dan Islam bisa dijelaskan dengan ilmu syariat sedangkan maqam Ihsan hanya bisa ditempuh lewat ilmu Tarekat. Ketika kita telah mencapai tahap Makrifat maka dari sana kita bisa memandang dengan jelas bahwa ke empat ilmu tersebut tidak terpisah tapi SATU.

Tulisan ini saya tulis dalam perjalanan ziarah ke Maqam Guru saya tercinta, teringat pesan-pesan Beliau akan pentingnya ilmu Tarekat sebagai penyempurnaan Syariat agar mencapai Hakikat dan Makrifat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi renungan dan memberikan manfaat untuk kita semua. Amin!

461 Comments

  • mudhofir

    Assalamualaikum saudra muslim..sy mw bertanya yang sll teringat trs di benaku sy pengin mnjalnkn suatu amalan misalkn dzikir itukn tdak stu kalimat sj banyak kalimt2 untuk mengagungkan sang Kholik yang saya tanyakan sya tidak tau artinya..sbgai mn dng sholat dan sy sush cpet untuk mnghafal apkah kl sy lakukan berdosa terimkasih mohon bantuany.

    • i_saraan@yahoo.com

      (maaf hanya share..)Awaluddin Makrifatullah (awal beragama mengenal Tuhan) berawal dari mengenal diri maksud diri bukan tubuh, mengenal siapa yg khaliq dan siapa mahluk, sholat bahasa arab bahasa melayunya sembahyang, maaf jika engkau beribadah kemana engkau tujukan ibadahmu jika belum mengenal yg punya ibadah…”takkan bergerak sebiji zarrah tanpa seijinku”. “kemana saja engkau hadapkan wajah mu disitu wajahku” (albaqarah 155).

    • kusumasuksess

      Wa alaykum salam… Kalau saya pribadi, tidak bisa mengatakan itu berdosa namun tidak berarti lantas berpahala. WaAllahu a’lam…semua ketentuan pada akhirnya kuasa Allah..namun secara sderhana, bagaimana mungkin kita bicara (contoh: berbicara dgn orang) tanpa kita pernah tahu maksud, arti dan tepat waktukah kita berbicara. Sudah jelas arah pembicaraan kita kemana2..tidk fokus..bgitu dgn amalan yg berisi doa..sehingga bisa dikatakan bibir berucap, hatinya lalai alias , pikiran hati tidak sambung…Allah lbih Mengetahui apa yg ada dlm dada, namun bukan brrti lantas kita berdoa tanpa hati..mgkin itu juga yg dikatakan kita mengharapkan ampunan namun kliru meminta ancaman, ujungnya celaka.smoga dimudahkan untuk memahami doa-doa yg antum panjatkan…

  • damai

    tidak berdosa, anda tetap dapat pahala walau tidak mengerti sekalipun, tuhan maha tau niat anda membacanya. hanya saja klu tidak tau artinya kan sayang, kan tau artinya lebih baik.

    “adakah sama orang yang berilmu dengan yg tidak berlilmu” (QS) maaf sy lupa surat dn ayat brp 😀

    cuma klu tetap ga mau tau ya apa bedanya kita dengan burung beo / keledai bawa kitab.

    piiissss

  • Muh rasul

    Assalamu alaikum. Mohon maaf yg sebesar2x z mau nanya. Z sebagai manusia biasa selalu bertanya dlam hati. Apakah z yg dlu bnyak berbuat dosa. Apakah jikalau sekarang z banyak melakuan ibadah dan berdoa apakah allah mendengarkan doa z. Bukan d kabulkan tp d dengar. Dan apakah orng shalat memank harus khusuk. Mkasih bnyak

    • kusumasuksess

      Allah Maha Mendengar, Maha Penerima Taubat lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu…cukuplah itu menjadi jawaban.. Utk pengabulan doa, ada beberpa uraian yg bisa antum pelajari mulai syarat diterimanya doa, dan macam pengabulan doa oleh Allah swt.

      Utk sholat mmg hrus khusyuk krn menurut saya, itu pertemuan pribadi dgn Allah..bgaimana kita harus serius berhadapan dgn guru dosen polisi presiden yg mereka mrupakan ciptaan sdg saat sholat kita berhadapan lsg denganNya yg nyawa kita berada didalam keputusanNya..

  • abdul wahab

    assamualaikum wr.wb
    ustadz saya mau mencurhakan kegelisahan dalam hati ini,semoga engkau memberitahu ku cara nya
    sering sya merenung bahwa sanya ketika aku berniat untuk sholat ada saja bayang” dunia ini , berbagai cara agar aku bisa melaksanakan sholat dengan khusu’

  • isrinalbaari

    Tulisan sufi muda sepertinya bagus kemasanya…. tpi sy agak bingung sebegitu panjangnya tulisa diatas yg berbocara agama Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat … tapi maaf sy kok tidak mendapatkan riwayat/dalil/hujjah yg jelas… ini bukan bicara politik atau ekonomi atau yg laenya… tapi ini berbicara masalh agama

    • Mas bro

      Aapakah lidah sama dengan mata.? Lidah merasa manis, gula juga manis, rambutan juga manis, durian juga manis… Apakah manisnya gula sama dengan manisnya buah yang lain.? Itulah rasa… Mata melihat tidak merasa, mengetahui perbedaan antara rambutan dan durian. Sama2 berbulu tetapi yg satu lembut dan yang satu tajam…. Apakah mata bisa merasa.? Tentu tidak, karena mata hanya melihat…. Syariat pandangan mata, hakikat rasa dilidah… Melihat allah butuh dalil, merasakan allah tidak berdalil. Jika ingin sempurna maka ikutilah keduanya, melihat dan merasa. Dalil bisa dibaca tetapi rasa akan selalu berbeda. Satu benda bisa berjuta rasa dari manusia yg mersakannya…. Jika sudah merasa maka pandangan mata akan buta karena rasa bisa menutup semua kenikmatan yang ditimbulkan oleh panca indra.

      • harryoval

        Sangat amat setuju.itulah hakikat. Statement ini sdah menjawab smua pertanyaan. Ad contoh lain sbb: orang yg sudah menjalankan syariat ibarat mmpunyai kendaraan mewah, tp tdk pernah tau bagaimana rasa nikmatnya mengendarainya,bahkan tidak bisa mengendarainya. Sungguh sangat2 kurang lengkap.ibarat lain,punya istri cantik,tp maaf, tdk sanggup menafkahi batinya. Bgaimana?sdh bsa di cerna kawan?

    • Wong mbedugal

      Syarat beragama adalah Akal Fikiran dan Hati, bukan Qur’an dan Hadist, itu hanya alat untuk menemukan yang mana perintah dan mana larangan,, tapi apakah kita akan bisa menemukan tanpa Akal fikiran dan Hati?? apakah melulu soal Dalil?? ini adalah pencarian dan Tadabur atas apa yang menjadi keingin tahuan terhadap Tuhan dan Tuhan juga tak butuh Dalil, yang dibutuhkan adalah kecintaan kita terhadap Nya. dan yang terakhir Agama itu bukan masalah, jadi nggak ada pembicaraan terkait masalah Agama. yang bermasalah adalah pelakunya. bukan alatnya.

  • ITACHI

    Nabi bersabda, “Tidaklah suatu kaum tersesat setelah meraih hidayah, kecuali karena mereka suka berdebat” (HR. Tirmdzi).

    jadi kami mohon maaf bg Ilham/Kesehatan141, jika kami malas melayani pertanyaan anda, karena anda bertanya tidak berniat untuk bertanya.

    wassalam

  • Wildan

    Pro kontra itu jangan dlm hal kebaikan,,dlm hal buruk juga pasti ada pro contra,,untuk itu semua kembali aqidah aja,,punten ngiring nimbrung

  • imran

    Sebenarnya Allah tdk butuh dalil untuk menjelaskan tentang ketuhanannya, karena jika harus degan dalil berarti dalil itu lebih hebat dari Allah, makanya jika ada orang yg selalu menuntut dalil bisa jadi dia tanpa sadar telah merendahkan Allah. Na’udzubillah.

  • arianto

    berbaik sangha jln keluar untuk belajar memperbaiki hati belajar untuk mengetahui sumber pengetahuan yg belum dimengerti dan akhirnya dpt paham dn mengerti dgn semua yg terjadi

  • agust setiawan

    Sebagus2 ceramahnya msh lbh baik manusia,soalnya org tsb d rasuki oleh jin yg mayoritas pendusta,ambil yg positifnya n jgn tertipu oleh tipu daya jin maupun syetan…

  • Dhanir

    Setujuuuuuuu…
    Banyak yg masih bersaksi palsu.
    Mengakui tapi membantah.
    Meyakini tapi mendustai.

    Gak mengalami tapi menyampaikan berita, apalagi namanya kalok gak memBeo….

    Inshaallah kita tidak ikut2 mempermalukan allah.

    • UUD

      Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (QS. Al-Ashr;2)

      kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr;3)

      Mereka menjawab: “Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (QS. Asy Syu’araa’;136)

      Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Huud;34)

  • fulana

    “Jika kamu mendengar seseorang berkata “ semua orang rusak” , maka dialah orang yang paling rusak”. (HR Muslim)

    Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Maukah kalian kuberitahukan mengenai penduduk surga?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah,” Rasulullah bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang lemah lagi terzhalimi.” Beliau kembali bertanya, “Maukah kalian kuberitahukan mengenai penduduk neraka?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah,” Beliau bersabda, “Semua orang sombong yang sangat keras hatinya, mereka adalah orang-orang yang kepalanya tak merasakan sakit (maksudnya tak mau menerima nasehat kebenaran).” [Musnad Ahmad no. 10220]

    “Cukuplah keburukan seseorang, karena ia menghina saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim).

  • Fajar Arief Nugraha

    Assalammualaikum sblm nya salam kenal sy fajar,sy ingin bertanya,bagai mana sy bisa tau wajah Allah SWT yg sebenarnya?Krn sy masih sering sekali terbayang2 (hayal) jd sy bnr2 tdk tau wajah Allah SWT,apakah bisa memberikan sy penjelasan?Krn sy butuh penjelasan itu.terima kasih

    • SufiMuda

      Allah SWT tidak serupa dgn makhluk dan dgn apapun jadi tidak bisa di bayangkan dan tidak bisa diceritakan.
      Carilah Guru Mursyid untuk membimbing menuju kehadiratNya.

  • AkudalamnyaAku Saturivai

    AKU adalah TUHAN, AKU ya…kalian juga ….???
    SUSAH MENERIMA KENYATAAN INI ITULAH KEBODOHAN KALIAN
    KALAU KALIAN MENERIMA KENYATAAN INI?? TERUS APA YANG MESTI DI PERDEBATKAN..??? APA..???
    JANGAN ADA SYIRIK SEKECIL APAPUN DI HATI KITA..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    AYO SILAHKAN MAKI AKU, HINA AKU, DO’AKAN AKU APALAH TERSERAH KALIAN JIKA MEMBUAT KIALIAN PUAS..!!!!!!

    • al-hallaj tobat

      kasihan ente brother

      korban baca kitab!!! dan merasa Wah

      dari apa yang engkau ungkapkan dalam tulisan mu itu, aku memahami mu karena aku juga pernah berdiri ditempatmu berdiri

      alhamdulillah Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengasihaniku dan menuntunku kembali ke jalan-Nya

      tulisan ini sampai kepadamu ini adalah warning buatmu

      mungkin kamu tidak dapat menangkap pesan2/peringatan2/teguran2 dari Nya
      karena dosa2mu atau sedikit tersisa dari kesombonganmu yg menghalangimu memahami apa2 yang sampai kepadamu

      sampai Dia menuntunku untuk menuliskan WARNING ini buatmu

      Istiqfarlah
      engkau bukanlah apa2

      “Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tapi jika melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikan adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya. Dan orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (keuasaan) Kami dan (mendustakan) adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. Mereka diberi balasan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”(QS. al-A’raf 7:146-147).

      semoga engkau masih dapat tertolong
      dan SEMOGA TUHAN BELUM MEMUTUSKAN KEPUTUSAN untukmu!

      tentang…

      dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
      [Al Qashash/28 : 56]

      salam

  • rudi hermawan

    Assalamuaalaikum…..wbr…. Mungkinkah dengan suatu masa kita dizikan oleh Allah untuk bersua… Sesungguhnya hati ini rindu untuk bertemu memahami agama Allah secara mendalam.. Bukankah pewaris para Nabi.. Adalah Alimulama.. Wali Allah… Untuk itu besar harapan saya untuk bertemu saudara… Waalakumusslam..wbr…

  • Andi Rizal

    Assalamu Alaikum Wr.Wb. ? Saya mau bertanya di Kantor saya ada Non Muslim tp kadang mengucapkan Astagfirullah Hal Adzim, Mgkn karna sering mendengarkan teman2 yg muslim lainnya ..lalu bgaiamanakah pandangan Islam tentang Hal itu

  • mustofa

    Bagaimana sikap yg tepat terhadap pelarangan ibadah “dzikir” berjamaah yg sering dilakukan oleh saudara muslim yg menilai itu sebagai bid’ah dan perusak kemurnian Islam ? Selama ini kami berusaha santun dan sabar dan kegiatan berjamaah tidak bs dilakukan untuk menjaga persaudaraan, padahal sebenarnya kami sangat ingin merutinkan kalau dilarang di mesjid, kenapa di rumah juga masih ditakut2i ?

  • Rukiah

    Assalamualàikum sy mau tanya bagaimana caranya utk bisa bertemu dgn sang raja yg maha tinggi dunia akhit ketika kita menunaikan ibadah haji àda juga yang dalam shalat pun kita harus meliahatnya

  • Anzas parhan

    Assalamualaikum
    Subhanallah terima kasih saya baru tau kalo ke empat ini satu
    Insyaallah jika ada umur panjang saya pasti akan mengambil tarekat (ke dayah sufi muda nagan raya)
    Salam untuk abuya…
    Dan salam untuk amri muksalmina bin zainalabidin
    Wassalamualaikum

  • Aulia Hardy

    assalamualaikum wr wb,trimaksih guru sufi muda,sangat bermamfaat ilmu yang saudara berikan,mohon doa,dan tutunan nya agar saya bisa bertarikat,

Tinggalkan Balasan ke Anzas parhanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca