Tasauf

SANG PEMBURU

Ath-Thayyibi berkata, “Seorang ulama, meskipun dia amat mendalam ilmunya hingga tidak ada yang menyamai zamannya, tidak pantas merasa puas dengan ilmunya sendiri. Dia mesti berkumpul bersama ahli thariqah (para penempuh jalan ruhani) agar mereka menunjukkan jalan istiqamah, hingga dia menjadi bagian dari mereka yang DIAJAK BICARA oleh AL-HAQQ di dalam sirr-nya karena bathinnya menjadi amat bening dan bebas dari berbagai kotoran”.

“Selain itu, agar dia bisa menjauhi berbagai residu hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan ego busuk yang mengotori ilmunya. Dengan begitu, qalbunya akan siap menerima pancaran berbagai ilmu ladunni dan pengutipan langsung (iqtibas) dari lentera cahaya kenabian (misykat anwar an-nubuwwah).”

Pendapat Ath-Thayyibi itu bisa dibaca di dalam kitab “Tanwir al-Qulub” Karya Syekh Amin Al-Kurdi yang merupakan seorang Mursyid Terekat Naqsyabandiah al-Khalidiyah.

Menurut ath-Thayyibi, biasanya predikat seperti itu tidak mudah dicapai, kecuali dengan bimbingan seorang syaikh yang sempurna, syaikh yang mengetahui cara-cara penyembuhan berbagai penyakit jiwa, mengetahui cara penyuciannya dari berbagai najis yang bersifat maknawi, serta memiliki hikmah (kemampuan metafisika) untuk mengolahnya, baik dengan ilmu maupun intuisi. Tujuannya agar nafsu yang memerintah kepada kejahatan dan racun-racunnya yang tersembunyi bisa keluar dari dalam dirinya.

Seorang dokter dengan ilmu dan pengalamannya akan mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien dan memberikan terapi yang tepat sehingga sembuh dengan normal Kembali. Begitu juga dengan seorang syekh yang telah ahli dalam hal kerohanian, akan memberikan terapi yang tepat pula sehingga mampu menyembuhkan penyakit bathin dari para murid.

Para ahli pengobatan itu juga bertingkat-tingkat ilmunya, mulai dari dukun atau tabib yang hanya mengandalkan doa dan obat sekedarnya sampai kepada dokter spesialis yang mampu memindah-mindahkan jantung manusia. Jika ingin mencangkok jantung janganlah pergi ke dukun atau tabib di kampung karena sudah pasti akan gagal walaupun profesinya sama-sama sebagai tukang obat.

Sama halnya dengan pembimbing Rohani, ada yang bertugas sekedar menjaga tradisi ada juga yang kemampuannya sampai ketahap sangat rumit, mampu menyelesaikan berbagai persoalan dan terpenting tersambung ruhani murid kepada Allah SWT.

Jika masih memandang sebelah mata kepada tarekat (bisa jadi telah berulang kali menekuni berbagai jenis tarekat) dan tidak memberikan dampak apa-apa kepada jiwa, bisa jadi sama seperti mengharapkan jantung di cangkok kepada dukun kampung.

D.N Aidit (tokoh PKI) sering melontarkan ejekan kepada ulama secara terang-terangan dan dia merasa ejekannya tidak menimbulkan efek apa-apa dalam hidupnya. Ketika bertemu Aidit secara face to face, Prof DR. Saidi Syekh Kadirun Yahya M.A. M.Sc berkata kepada Aidit… “Aidit yang kau jumpai selama ini belum sempurna menjadi manusia, tapi hari ini kau jumpa Pemburu, sayalah Pemburunya!” (Kisahnya bisa di baca disini).

Aidit pucat wajahnya dan jantung berdegub kencang…karena dia telah jumpa dengan Sang Dokter yang keahliannya sampai ke tahap mampu memindah-mindahkan jantung…

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca