Tasauf

GOD’S DECISION

Dalam beberapa tulisan yang sudah pernah saya tulis disini tentang fungsi dari seorang Rasul bukan sekedar menyampaikan firman Allah SWT kepada ummat akan tetapi Beliau menjadi penghubung rohani ummat dengan Allah, artinya siapapun manusia tidak akan tersambung kepada Allah tanpa melalui Rasulullah, inilah yang disebut sebagai Wasilah (Q.S. Al-Maidah, 35). Secara jasmani Rasul tentu saja menyerupai manusia biasa dan berada dalam wadah Muhammad bin Abdullah dimasa itu, namun secara hakikat Rasul merupakan pancaran cahaya Allah yang disebut Nurun ala Nurin (Q.S. An Nur, 35).

Tidak ada karunia yang paling besar bagi manusia kecuali Allah menurunkan Rasul kepada mereka untuk membimbing mereka secara zahir dan bathin agar senantiasa beserta dengan Allah


لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Alquran ) dan hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”  (Q.S. Al Imran 164)

Aisyah RA pernah menyampaikan bahwa Nabi adalah Al-Qur’an yang berjalan, artinya segala gerak gerik, tingkah laku dan ucapan Nabi tidak lain adalah bersumber dari wahyu. Nabi tidak menyampaikan apapun kecuali itu merupakan getaran dari atas, dalam kondisi serius maupun dalam kondisi bercanda.

Muhammad SAW sebagai utusan-Nya mampu mengakses sumber informasi langsung dari Allah SWT dan kemudian Beliau mengajarkan teknik komunikasi dengan Allah itu kepada ummat dan kita semua meyakini bahwa shalat adalah sarana bagi kita semua untuk berkomunikasi atau berdialog dengan Allah, tentu kualitas dialog itu tergantung dari kekuatan rohani dari masing-masing.

Untuk bisa mengakses informasi dari Allah sehingga senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk, jiwa manusia harus terlebih dahulu disucikan, kemudian berulah diajarkan zikir kepada jiwanya barulah dia bisa menegakkan shalat dengan khusyuk dimana tidak ada yang mengalangi antara dia dengan Allah SWT. (Al-A’la 14-15)


قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ  ١٤ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىَّ  ١٥

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya (14) dan dia berdzikir (mengingat) Tuhannya, lalu dia menegakkan Shalat (15).

Urutan yang disebut di dalam surat al-A’la ini dilaksanakan dengan sempurna ketika orang masuk tarekat dibawah bimbingan Guru Mursyid. Seseorang sudah pasti hatinya lalai didalam shalat, mengingat hal-hal duniawi karena dia belum bisa sempurna berzikir dan zikir yang mampu menenangkan hati adalah zikir dari jiwa yang telah di sucikan.

Tidak mungkin kita bisa membersihkan jiwa kita sendiri karena jiwa itu unsur berbeda dengan badan. Untuk membersihkan badan pun kita memerlukan air, unsur diluar tubuh kita sendiri. Untuk membersihkan jiwa harus ada cahaya Allah yang dimensinya tak terhingga sehingga bisa menghilangkan segenap kotoran jiwa yang disebabkan oleh unsur-unsur Iblis yang selam ini bersemayam sejak lahir. Disinilah pentingnya seorang Guru Mursyid yang mampu meng-akses Nurun ala Nurin dari sisi Rasulullah sehingga bisa disalurkan ke jiwa para muridnya.

Kualitas komunikasi seseorang tergantung dari kebeningan jiwanya, semakin bening jiwa seseorang maka semakin jelas pula dia menangkap pesan-pesan dari Allah baik yang tertulis (Al-Qur’an) maupun firman Allah yang masuk kedalam jiwanya (Firman Fil Nafs Insan).

Syekh Abu Nashr as-Sarraj di dalam al-Luma mengutip sejumlah hadits yang di antaranya adalah hadits yang artinya sebagai berikut, “Ada di antara umatku orang-orang yang diajak bicara Tuhan (mukallimin) dan orang-orang yang dibisiki (muhadatsin). Dan sesungguhnya Umar termasuk salah seorang dari mereka”

Umar bin Khatab menurut Nabi adalah salah seorang yang diberi keistimewaan oleh Allah sehingga bisa sampai ketahap “diajak Bicara oleh Tuhan” dan tentu ini semua berkat bimbingan dari Nabi SAW. Maka tidak mengherankan dikemudian hari setelah Nabi tiada, umur begitu pasti tanpa ragu di dalam memutuskan apapun, termasuk hal yang belum pernah dikerjakan Nabi, seperti shalat Tarawih berjamaah.

Sahabat lain seperti Usman bin Affan juga memiliki jiwa yang bening sehingga mampu mengakses informasi dari alam Rabbani dan secara rohani bisa terus berkomunikasi dengan Rasulullah SAW sehingga Beliau berani mengambil sebuah keputusan yang belum ada di zaman Nabi termasuk salah satunya menghimpun dan membukukan Al-Qur’an.

Apa yang dilakukan oleh sahabat Nabi itu kemudian secara sambung menyambung juga bisa dilakukan oleh generasi setelahnya dimana jiwa mereka dibimbing oleh Rasulullah SAW lewat Guru Mursyidnya sehingga meskipun terpisah 1500 tahun dengan Nabi, komunikasi tetap bisa dilaksanakan karena jiwa atau ruh tidak terikat oleh ruang dan waktu dan jiwa tentu saja tidak pernah mengalami kematian (Q.S al Baqarah 154).

Maka manusia bisa mengakses keputusan atau perintah Allah (God’s Decision) dalam 3 tingkatan atau dalam 3 bentuk:

Pertama Firman Kitabi (Firman Allah yang telah dicantumkan di dalam kitab dan ini tidak akan pernah berubah sampai kiamat menjadi petunjuk untuk manusia), Kedua Firman Afaqi (Kalam Allah yang ada di alam), ini bisa diteliti dan ditemukan oleh para ilmuan sehingga menghasilkan teknologi bermanfaat untuk manusia dan ketiga adalah Firman fil Nafs Insan (Firman Allah kepada jiwa manusia).

Firman Fil Nafs Insan atau sering disebut dengan Firman Nafsani inilah yang kemudian pada diri Nabi dikenal sebagai Wahyu dan pada diri manusia beriman disebut dengan Ilham atau firasat. Orang beriman yang telah mendapat bimbingan mampu melihat hal-hal tersembunyi dengan cahaya Allah sebagaimana sabda Nabi dari Ibnu Umar :

Hati-hatilah Kalian dari Firasatnya Orang Mukmin, Karena Mereka Memandang Kalian dengan Cahaya Allah

Orang yang memandang dengan cahaya Allah sebagai mana disebut oleh Nabi SAW akan mampu mengakses informasi dari Alam Rabbani karena hanya cahaya Allah yang bisa sampai kehadirat-Nya. Mereka senantiasa mendapat bimbingan dari Allah SWT sebagaimana ummat di zaman Nabi. Maka beruntunglah bagi siapa yang telah menemukan jalan untuk bisa dekat dengan Allah, mendapat bimbingan dari Rasulullah SAW lewat Guru Mursyidnya sehingga setiap saat jiwanya senantiasa beserta dengan Allah SWT dari hayat hingga akhir kalam.

4 Comments

  • Joz Jaz channel

    Terima kasih atas postingannya beberapa bulan terakhir ini Bang Sufi Muda Sent from Mail for Windows From: Sufi MudaSent: 04 December 2021 13:36To: mohammadjazuli@gmail.comSubject: [New post] GOD’S DESICION SufiMuda posted: " Dalam beberapa tulisan yang sudah pernah saya tulis disini tentang fungsi dari seorang Rasul bukan sekedar menyampaikan firman Allah SWT kepada ummat akan tetapi Beliau menjadi penghubung rohani ummat dengan Allah, artinya siapapun manusia tidak akan ter"

  • Joz Jaz channel

    Terima kasih bang Sufi Muda atas postingannya kepada saya dalam beberapa bulan terakhir. Barakallah fiekum Sent from Mail for Windows From: Sufi MudaSent: 04 December 2021 13:36To: mohammadjazuli@gmail.comSubject: [New post] GOD’S DESICION SufiMuda posted: " Dalam beberapa tulisan yang sudah pernah saya tulis disini tentang fungsi dari seorang Rasul bukan sekedar menyampaikan firman Allah SWT kepada ummat akan tetapi Beliau menjadi penghubung rohani ummat dengan Allah, artinya siapapun manusia tidak akan ter"

Tinggalkan Balasan ke scanBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca