Tasauf

Berdamai Dengan Diri (2)

20160212_082148-1Hari Jum’at penuh berkah, matahari pagi bersinar demikian terang setelah semalam hujan deras tanpa henti. Sisa sisa hujan masih melekat di pohon papaya dan rumput-rumput di sekitar pondok. Saya menamakannya sebagai pondok indah karena memang indah dilihat dan pemandangan dari sini juga terlihat sangat indah. Saya suka menanam dan memelihara tanaman, salah satunya  papaya yang bunganya saya jadikan logo sufimuda. Bunga putih logo sufimuda tersebut adalah bunga papaya yang saya photo tahun 2007. Kenapa papaya? Anda bisa membaca alasannya dalam tulisan Menemukan Rahasia Tuhan Dalam Biji Pepaya.

Dalam kesendirian di pagi Jumat ini, kembali saya merenungi betapa luar biasa karunia diberikan Allah kepada manusia, terutama saya pribadi, dan dalam prinsip hidup yang saya jalani, keyakinan bahwa Allah memberi melebihi yang saya harapkan telah tertanam dalam hati.

Terkadang kita tidak begitu memahami apa yang kita mohonkan kepada Tuhan, hanya permohonan nafsu semata. Sebagai contoh, saya pernah bercita-cita menjadi orang terkaya di Indonesia dengan tujuan agar saya bisa membuat tempat Ibadah/zikir  diseluruh kota di Indonesia, menyantuni puluhan ribu anak yatim setiap bulannya. Kalau direnungi secara dalam, cita-cita saya bukan menjadi orang terkaya di Indonesia akan tetapi bisa membuat rumah ibadah banyak dan bisa menyantuni anak yatim. Kemudian kalau di uraikan lagi lebih kecil, bisa jadi cita-cita saya yang sebenarnya bukan itu.

Menurut saya pribadi hampir semua orang yang berkeinginan menjadi kaya raya, sebenarnya tujuan mereka bukan kaya tapi ada sesuatu alasan dibaliknya. Seseorang dalam perjalanan hidupnya pernah diremehkan orang karena kondisi ekonominya, dikemudian hari setelah memiliki uang maka dia membuat rumah besar di tengah-tengah kampung yang sekitarnya penduduk miskin. Dia merasa bahagia kalau rumahnya berbeda dengan orang lain, dan sangat bahagia kalau ada orang berkata, “Wah Rumahnya besar dan megah ya!”. Pertanyaan, sebenarnya yang dicari orang ini kekayaan atau pujian?

Lebih penting dari memiliki kekayaan berlimpah adalah memiliki kepribadian yang baik, akhlak yang tinggi sehingga mulia dalam kondisi apapun. Uang tidak bisa membentuk karakter manusia, dia hanya menguatkan karakter yang ada. Orang dengan karakter buruk, setelah kaya akan semakin buruk demikian juga orang yang memiliki karakter baik maka setelah kaya akan semakin baik.

Coba perhatikan orang kaya yang kikir, apakah dulu sebelum kaya dia pemurah? Jawabannya TIDAK. Kekayaan memperkuat karakter atau sifat kikirnya. Seorang dermawan, ketika kaya akan semakin dermawan, memberi lebih banyak lagi. Seorang penakut ketika kaya dia semakin penakut. Memasang CCTV di rumah, menyewa bodyguard ini wujud dari sifat takut dalam dirinya. Si Pemberani, semakin kaya akan semakin berani.

Kerena yang paling penting adalah sifat atau karakter, maka agama diturunkan ke dunia ini bukan untuk menjadikan manusia kaya raya tapi menjadikan manusia berakhlak yang baik dan mulia. Nabi Muhammad SAW mempunyai misi utama untuk membina akhlak manusia menjadi akhlak yang mulia sehingga bisa menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Terkhusus ilmu Tarekat, sebagai ilmu untuk melaksakan syariat Islam, tujuan utamanya adalah agar hati manusia menjadi tenang, damai dan tentram. Hati laksana berada di surga nan indah tanpa gejolak dan gemuruh. Ketika hati manusia di isi dengan Kalimah Allah, maka ruhani akan terbang ke alam Rabbani, disanalah kedamaian di rasakan dan Nabi melukiskan sebagai “Taman Surga”.

Doa tertinggi yang diajarkan oleh Guru Tarekat kepada muridnya adalah “Ilahi Anta Maqsudi, Waridhaka Matlubi”, Tuhan… Engkaulah yang kami maksud dan Keridhaan-Mu lah yang kami harapkan. Pencapaian tertinggi dari manusia sebagai hamba Allah adalah menggapai ridha-Nya. Dengan Ridha Allah itulah kebahagiaan tertinggi dari sisi-Nya akan selalu tercurahkan kepada hati sanubari manusia.

Surga dengan segala kenikmatan yang digambarkan, buah-buahan berlimpah, apa yang di inginkan bisa terlaksana dan bagi orang-orang yang nafsu nya agak lebih, disediakan bidadari-bidadari dengan jumlah diluar batas kemampuan manusia. Dari semua kenikmatan tersebut, tidak ada yang bisa manandingi kenikmatan memandang wajah Allah, inilah nikmat dan kebahagiaan tertinggi di dalam surga.

Karenanya memandang wajah Allah perlu kita perjuangkan dari dunia ini agar di akhirat kelak bisa kita nikmati. Kalau di kolam renang Ancol anda tidak bisa berenang, di samudera Pasifik juga tidak bisa berenang, karena Ancol dengan pasifik medianya sama yaitu air. Demikian juga kalau di dunia tidak kenal dengan wajah Allah maka di akhirat sudah pasti juga tidak kenal karena Tuhan di dunia dengan Tuhan di akhirat itu sama.

Apapun impian anda, perjuangkan impian dan cita-cita anda sampai terwujud dengan tetap sadar bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah semata-mata mengabdi kepada-Nya. Tentang kaya, Guru mengajarkan sebuah doa kepada saya, “Ya Allah berilah aku kekayaan yang dengan kekayaan itu membuat aku semakin dekat dengan-Mu dan aku pergunakan seluruh kekayaan itu semata-mata untuk membesarkan nama-Mu”.

Lebih penting dari kaya dan hidup berlimpah adalah rasa syukur yang selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. Rasa syukur itu mendatangkan ketenangan dalam hati. Apapun yang diberikan Tuhan kepada kita adalah yang terbaik dari sisi-Nya, maka syukurilah.

Belajarlah berdamai dengan diri sendiri, menerima segala kondisi dengan tidak melupakan kewajiban berikhtiar dan terus berdoa agar Dia Sang Maha Rahman dan Maha Rahim senantiasa mencurahkan kasih dan sayang-Nya.

sMoga di hari Jumat penuh berkah ini, kedamaian dan ketentraman selalu ada di dalam hati kita semua. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin!.

9 Comments

  • Murid yg selalu ingin kembali

    Subhanallah … begitu peka dan indahnya kalimat dlm tulisan abang. Air mata pun sulit dibendung … Semoga YMM slalu memberi Syafaat ..

  • farid sudibyo

    subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar……, saya sangat sepakat dengan apa yg sufi muda sampaikan dalam tulisan diatas. bahwa apa yg telah ditetapkan oleh Allah swt : suka duka, sehat sakit , ada tiada dan apapun adalah yg terbaik tidak ada bedanya , malah kita harus bersyukur atas sgl anugerahnya.
    Wahai Sufi Muda , mohon pencerahaanya.
    Dalam hal ibadah sebagai hamba Allah dianjurkan untuk meminta kepada yg maha kaya dalam doanya dan apabila tidak meminta kepada Allah swt . apakah Allah swt akan murka kepada hambanya ,karena Allah swt sangat menyukai permintaan hamba”nya. ini berkaitan dengan rutinitas saya jika habis dzikir setelah Sholat serta Dzikir khusus hanya sedikit yang saya hajat/minta kepada Allah swt. Hati ini merasa tak kuasa dan tidak berani meminta karena apa yang diberikanNya telah melebihi dari yg saya minta,dan merasa tak pantas untuk meminta.
    Wahai sufi muda inilah doa” yg selalu saya munajadkan setelah dzikir :
    Ya Allah ampuni segala dosa” hamba dan keluarga ,kuatkanlah iman dan Islam kami, jauhkan kami dari azab neraka serta selamtkan kami dunia dan akhirat. hanya Engkau yang kumaksud dan ridhomu yg kuharapkan dan ditutup dengan doa sapujagat. saya khawatir masuk golongan orang yang Sombong yg sangat dibenci Allah swt karena tidak meminta yang banyak dalam doa. astagfirullah hal adzim…aku mohon ampun ya Allah….. mohon pencerahaanya bang Sufi Muda…

    • farid sudibyo

      Alhamdulillah, jawabannya sudah saya temukan di artikel Bang Sufi Muda dengan judul ” Apa tanda-tanda kita dekat dengan Tuhan “. terima kasih Sufi Muda ,teruslah berkarya smg bermanfaat u/ saudara” kita yg sedang dalam pencarian …! Tak lupa saya doakan smg Bang Sufi Muda selalu ditambah” kemuliaan Oleh Allah SWT amin………

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca