Proses…
Di dunia ini semua mengalami proses, baik proses kepada kesempurnaan atau pun proses kepada kehancuran atau kebinasaan. Manusia sejak lahir mengalami proses menjadi balita kemudian menjadi anak-anak, selanjutnya menjadi remaja dan sempurna menjadi dewasa. Setelah dewasa umur 40 tahun, siklus nya menjadi terbalik, secara perlahan menuju kepada ketiadaan, akhirnya meninggalkan dunia.
Seluruh manusia menginginkan hidup sehat, panjang umur bahkan andai Tuhan mengizinkan, mereka ingin hidup selamanya. Keinginan manusia untuk hidup abadi kemudian tertuang dalam berbagai macam cerita mitos, tentang “Air Kehidupan”, “Air Keabadian”, apabila manusia meminumnya maka dia akan hidup abadi.
Di sadari atau tidak, manusia dengan jasadnya tidak akan mampu hidup abadi karena jasad akan tunduk kepada hukum-hukum alam, mengalami proses menuju ketiadaan. Keabadiaan hanya bisa dilakukan oleh ruh manusia, sesuatu yang sangat halus dan tidak terikat dengan hukum dunia. Manusia abadi adalah manusia yang rohaninya telah berhampiran dengan Yang Maha Hidup, yaitu Allah SWT. Kehidupan abadi orang-orang dekat dan menjadi pilihan Allah ini bisa ditelusuri dalam al-Qur’an :
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Q.s. al-Baqarah: 154)
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bersenang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.”(Q.s. Ali Imran: 169-71)
Hidup abadi seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an bukanlah serta merta, tentu harus memenuhi rukun dan syaratnya. Hanya orang-orang yang gugur di jalan Allah mengalami keabadian. Gugur di jalan Allah bisa bermakna gugur ketika melakukan perjalanan menuju Allah Ta’ala, mengikuti Thariqat-Nya, andai pun belum sampai maka Allah tetap menempatkan dia kepada tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Allah janjikan.
Saya selalu teringat cerita Guru tentang ikan asin, pada dasarnya seluruh ikan kalau mati pasti mengalami busuk, tapi tidak berlaku ikan ikan asin, ikan asin lebih abadi, lebih lama tahan lama. Kenapa? Karena ikan asin telah mengalami proses, direndam dalam sari pati laut yaitu garam, setelah direndam maka ikan menjadi abadi. Bahan untuk merendam ikan tidak lain berasal dari unsur utama tempat dia hidup, yaitu laut.
“Begitu juga dengan manusia” kata Guru sufi, “Ruhani nya harus direndam dengan sari pati Allah Ta’ala berupa Nur Ala Nurin, merupakan sari pati kehidupan hakiki lewat proses zikir sampai tenggelam dalam samudera Allah Ta’ala, barulah ruh nya menjadi abadi karena telah terisi dengan Kalimah Allah”.
Setelah mengalami proses itu barulah berlaku kalimat “Innalillahi Wainalilahi Rajiun”, asal dari Allah kembali kepada Allah. Tentu yang berasal dari Allah adalah cahaya-Nya sendiri, cahaya yang telah terserap kedalam ruh dari anak adam, tanpa mengalami proses itu maka ruh akan tersesat dalam cakrawala maha luas tak terbatas, berjuta-juta tahun berjalan tidak akan sampai kepada Allah. Hanya cahaya Allah yang bisa kembali kepada Allah.
Wallahu A’lam Bishawab!.
8 Comments
arkana
Abangda…
terima kasih artikel nya…
“…..Hanya orang-orang yang gugur di jalan Allah mengalami keabadian. Gugur di jalan Allah bisa bermakna gugur ketika melakukan perjalanan menuju Allah Ta’ala, mengikuti Thariqat-Nya, andai pun belum sampai maka Allah tetap menempatkan dia kepada tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Allah janjikan….”
umumnya Ali Imran 169 ini ditafsirkan sebagai para mujahiddin yg gugur di perang Uhud dan bahkan aplikasi yang lebih sempit digunakan saudara kita di timur tengah untuk melawan penindasan zionis.
Asapari
Salam kenal bang sufi ..
Saya sangat suka baca di situs ini
Bang sufi bisa beri tahu guru mursyid di kalimantan selatan kabupaten tabalong
ahmadafifudin1975@gmail.com
Asalamualaikum
Dikirim dari ASUS saya
sriyadi.sry@bsi.ac.id
Assalamu’alaikum wr wb
Sufi Muda, izinkan saya(sriyadi) menyampaikan beribu-ribu terima kasih atas pencerahan melalui pengetahuan2 yang terpublish melalui sufimuda.net
Namun justru pengetahuan2 tersebut mendorong saya untuk dapat belajar lebih dalam.
Mohon arahan bagaimana saya dapat silaturahmi secara langsung, sehingga rasa keinginan untuk mengamalkannya lebih terarah.
Semoga Allah SWT memberikan jalan. Aamiin
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
zikra
Hanya orang-orang yang gugur di jalan Allah mengalami keabadian. Gugur di jalan Allah bisa bermakna gugur ketika melakukan perjalanan menuju Allah Ta’ala, mengikuti Thariqat-Nya, andai pun belum sampai maka Allah tetap menempatkan dia kepada tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Allah janjikan.
Gugur kan ke akuan mksd nya bg.
Syariat = latihan beribadah
Tarikat = cara beribadah
Hakikat = beribadah
Makrifat = beribadah menurut karsa Allah
sahlanlan
Yg terhormat Sufi Muda, saya ingin bertanya… bahwasanya jasad ini akan tunduk kepada hukum alam dia akan hancur atau hilang, yang saya ingin tanyakan, Kemanakah pergi Roh yang baik dan kemanakah perginya Roh kurang ? Mohon penjelasannya Bang Sufi Muda.
SufiMuda
“Orang yang mencintai sesuatu akan selalu beserta dengan yang dicintainya begitu juga orang yang mencintai Allah akan beserta Allah”.
Roh yang baik yg telah disucikan akan selalu beserta dengan Allah dari dunia sampai akhirat kelak, bahasa syariatnya akan berada dalam surga.
Roh yang belum di sucikan akan melanglang buana merana di alam tanpa batas karena tidak tahu cara untuk kembali..
sahlanlan
Yg terhormat bang Sufi muda, bahwasanya Jasad ini akan tunduk kepada hukum alam dia akan hancur atau hilang. Roh yang baik dia selalu kekal bersama TuhanNYa yang saya ingin tanyakan kermanakah perginya Roh yang kurang baik ? tolong dijelaskan Bang Sufi Muda