Sufi Muda

Menemukan Tuhan Dalam Keseharian

Menyembah Ka’bah Bag-5 (Selesai)

Semua Harus Melewati Tahapan.

rasulullah-sawKalau harus mencapai tahap makrifat terlebih dulu baru bisa mengingat Allah dengan benar, lalu bagaimana dengan para pemula, orang yang baru menekuni tarekat sementara mereka belum mencapai tahap makrifat?. Jawabanya sangat sederhana, dzikir yang diajarkan oleh Guru kepada anda bukan bacaan biasa, itu adalah bacaan yang ketika diucapkan akan tersambung langsung kehadirat Allah swt karena bacaan itu diucapkan dengan menggabungkan rohani murid dengan rohani Sang Guru. Tahap awal setiap kita diajarkan Dzikir, menyebut nama Allah, dengan melakukan rabithah kepada Guru Mursyid.

Rabithah atau merabit dalam tarekat dimaknai dengan sederhana yaitu mengingat. Merabit mursyid artinya mengingat Mursyid. Dari segi bahasa Rabithah bermakna menggabungkan, dalam hal ini yang digabungkan adalah rohani dengan rohani. Jasmani dengan jasmani tidak bisa digabungkan karena jasmani adalah benda padat sedangkan rohani yang tersusun dari unsur yang sangat halus bisa saling bergabung. Sama hal dengan air, antara satu yang lain bisa bergabung karena sifatnya cari dan gas bisa bergabung karena sifatnya lebih halus demikian juga dengan roh.

Manusia dilarang bersekutu dengan Allah karena memang itu merupakan hal yang mustahil. Antara manusia dengan Allah memiliki sifat yang sangat berbeda, tidak mungkin yang diciptakan bisa bergabung dengan Sang Maha Pencipta Yang Maha Suci lagi Maha Mulia. Karena itulah Allah mengutus Rasul, dengan Rasul lah kita bersekutu, menggabungkan diri rohani kita, lewat penggabungan itulah yang kemudian mengantarkan rohani sampai kehadirat Allah swt. Kalau dipahami secara mendalam hubungan ini bukanlah hubungan perantara akan tetapi hubungan Langsung.

Bagi yang sudah memiliki Guru Mursyid maka dia telah memulai perjalanan menuju kehadirat Allah swt dengan di temani oleh sahabat setia yang senantiasa menuntun dan membimbingnya dalam perjalanan yaitu Guru Mursyid. Guru Mursyid akan mengetahui dimana lembah, dimana tempat berbahaya, dimana gunung yang terjal sehingga murid selama dari bahaya selama dalam perjalanan.

Sangat keliru kalau ada yang menganggap bahwa Guru adalah perantara kepada Allah swt. Guru Mursyid adalah pembawa wasilah yang berasal dari Allah swt, dengan wasilah itulah kita bisa sampai kehadirat Allah swt. Wasilah itu bukan manusia, bukan Guru Mursyid, bukan pula Nabi, Wasilah adalah sesuatu yang berasal dari Allah yang telah ada sejak sebelumnya ada. Wasilah adalah Nur Ala Nurin, Nur Muhammad, Cahaya Allah yang dijelaskan dalam surat an-Nur ayat 35.

Wasilah adalah frekwensi atau gelombang Allah yang dengan kita menemukan frewensi tersebut maka kita akan bisa sampai kehadirat Allah swt. Ibarat menonton TV, ketika TV dihidupkan dan chanel atau frekwensinya tepat maka di layar televisi akan kita saksikan sesuatu yang ada diluar TV. Walaupun kita berada dalam rumah, maka lewat TV kita seolah-olah telah berada diseluruh dunia, bisa menyaksikan tempat-tempat yang jauh pada saat itu juga. Ini teknologi buatan manusia yang canggih, namun wasilah adalah teknologi Allah yang super canggih, dalam detik per detik rohani bisa tersambung kepada arwahul muqadasah Rasulullah dan otomatis akan tersambung kepada Allah swt.

Inilah warisan yang sangat berharga dari Rasulullah yang selama ini mulai dilupakan orang. Tarekat dianggap bid’ah bahkan tanpa rasa bersalah memasukkan ke dalam aliran sesat.

Karena ilmu yang terbatas, referensi hanya dari golongan yang tidak menyukai tarekat akhirnya sebagian orang yang tidak paham kemudian setuju memasukkan tarekat sebagai perbuatan bid’ah. Kemudian barulah muncul kebingungan ketika berhadapan dengan istilah Wajah Allah, Memandang Wajah Allah, Makrifat, kemudian mencari dalil-dalil untuk menghindari istila tersebut atau menggantikan dengan makna yang sama sekali berbeda.

Karena metode berhubungan Allah berupa Tarekatullah ini ditinggalkan, maka manusia menyembah Allah dalam kekosongan, hanya merasa yakin doa di dengar, merasa yakin dekat dengan Allah. Ketika metode ini tidak dipakai maka tanpa sadar yang kita sembah bukan Allah melainkan ka’bah atau dinding di depan kita atau sajadah.

Ketika metode ini ditinggalkan maka putuslah hubungan manusia dengan Allah, putuslah Tali yang bersambung dengan Allah sehingga manusia menyembah dalam kekosongan. Semua kita setuju bahwa di dalam ibadah kita tidak sekali-kali menyembah ka’bah tapi menyembah Allah, pertanyaan sederhana Allah yang mana yang kita sembah? Nama Allah yang berupa tulisan, Allah yang kita dengarkan nama-Nya atau?

Pertanyaan ini harus bisa terjawab dengan tuntas, karena setiap nama memiliki sosok dibalik nama, begitu juga dengan Allah.

Semoga tulisan ini bermanfaat hendaknya, amin ya Rabbal ‘Alamin

Single Post Navigation

40 thoughts on “Menyembah Ka’bah Bag-5 (Selesai)

  1. Muhammad Fadliansyah adijaya on said:

    Assalamualaikum mas sufi muda, bolehkah bermursyid dengan syekh yg sudah berpulang ke rahmatullah (meninggal dunia)? dan bagaimana pula murid tariqoh yg syekh mursyidnya telah meninggal dunia apakah msh harus memakai mursyid tsb atau harus beralih ke penggantinya?

    • Wa’alaikum salam wr. wb
      Boleh bermursyid kepada Syekh yang sudah meninggal dunia karena Wali Allah itu tidak meninggal dunia, dia hidup disisi Allah.
      Berguru ada dua sisi yaitu jasmani dan rohani.

      Rohani, Guru Mursyid akan membimbing rohani para murid, walaupun secara jasad Beliau sudah tiada tapi rohani Beliau yang sudah tersambung dengan rohani Rasulullah akan tetap bisa memberikan bimbingan kepada murid-murid yang semasa Beliau hidup telah terjadi hubungan yang baik.

      Jasmani, disamping secara rohani, Guru Mursyid akan menuntun dan mengarahkan murid untuk melakukan ibadah sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Disinilah diperlukan jasmani Guru untuk membimbing jasmani dari murid.

      Jadi idealnya kita harus bermursyid kepada Guru yang masih hidup kecuali murid yang telah sempurna dalam berguru dan telah sempurna di dalam makrifat, dia tidak harus mencari Penerus Guru seandainya Gurunya meninggal dunia.

      Bagi murid yang belum sempurna dalam berguru apalagi murid yang belum pernah bertemu Guru Mursyid semasa Guru Mursyid nya masih hidup sangat dianjurkan untuk dibimbing oleh Mursyid yang meneruskan Mursyid sebelumnya, minimal dibimbing oleh khalifah Guru yang terpercaya.

      demikian

  2. riyanto adenan on said:

    Subhanallah Sufi Muda sungguh luar biasa tulisan2nya , sy sdg bikin blok Islami , nanti sy mohon sumbangan2 tulisannya ya , trks sebelumnya , Wass Riyanto Adenan Abdulrahman.

    • Insya Allah saya akan berikan tulisan..
      Kalau blog nya sudah siap bisa di share disni, nanti saya pasang link biar orang bisa mengunjungi blog nya dari sufimuda.

  3. Ruslianto on said:

    Alhamdulillah,..tulisan 1 s.d 5 (ini) SaudaraKu SM apakah cikal bakal (konsep) dari Buku dgn Judul “Orang Thareqat Naik Haji”.
    Do’a kami menyertai SaudaraKu SM.

    • Alhamdulillah
      Alhamdulillah
      Wah Judul bukunya menarik, “Orang Tarekat Naik Haji”.
      Tulisan ini bisa menjadi bahan dasarnya, menguraikan tentang hakikat haji dan hakikat ibadah.

  4. terima kasih sufi muda semakin tercerahkan salam,.

  5. Muhammad Fadliansyah Adijaya on said:

    Assalamualikum mas sufi muda, sebelumnya terimakasih atas jawaban pertanyaan saya sebelumnya. saya sebagai seorang awam yg ingin mencari kebenaran yang haq merasa senang membaca posting yg ada di web saudara ini dan sangat menambah kepahaman ilmu agama saya, namun jujur posisi saya saat ini tengah dihadapi kebimbangan karena baru saja saya menemukan bahan bacaan sufi dari web lain yg kembali meragukan niat saya untuk masuk kedalam dunia sufi sebagaimana bertolak belakangnya pandangan mengenai kesufian yg ada di blog bawah ini

    http://allahadatanpatempat.wordpress.com/2010/04/26/dari-tulisan-para-ulama-dalam-menjelaskan-kesesatan-akidah-hulul-dan-wahdah-al-wujud/

    dimana saya melihat ada perbedaan pandangan yg sangat curam mengenai pemahaman ma’rifat saudara sufi muda dengan pemilik blog tersebut …….mohon kiranya penjelasannya apakah saya pribadi yg salah dalam memahami informasi dari kedua sumber (anda dan tulisan blog tersebut).

    terimakasih

    • Ruslianto on said:

      Ass.Terlebih dulu maaf saya, jika terkesan mendahului jawaban Bg.SM atas pertanyaan Sdr.Muhammad Fadliansyah Adijaya, diatas sebab saya pribadi teringat dgn kisah saya sendiri yg doerloenya adalah termasuk anti tarekat,.. bahkan seabrek-abreknya buku kala itu (25 tahun yg lalu) saya menuju “sarang TN” dan berdebat langsung sampai pagi yg kebetulan bertemu dgn Almukaram Kobar Karo-Karo (jika disebut namanya berkenan Allah melimpahkan rahmat karena amalnya),
      Muzakaroh tsb, berlangsung disalah satu surau di Kota Medan,… dipenghujung debat yg melelahkan,..kesimpulannya saya dianjurkan masuk saja,..3 bulan nanti kalo ditemukan bid’ah atau syirik keluar saja,.. dan anda tidak fair menduga-duga apa warna sofa sebuah rumah dan menyebut warnanya,..sedangkan anda belum pernah masuk dan bertamu kerumah itu?., begitu kata Beliau kala itu.
      Belum satu bulan, mantap “rasa iman” dan begitu saya masuk timbul dgn sendirinya rasa haru, menyesali diri, dan menangis mengapa tidak dari kecil dulu saya masuk tarekat (ini).
      Allahu Akbar Walillahilhamd,.. Sungguh Mursyidku Tiada Tolok Banding.
      Dan ilmu Tharekat ini, saya bawa beribadah haji,… Luar biasa,.. Alhamdulillah,… tak bisa saya ceritakan disini,.. dan betul-lah, apa itu yg ditulis oleh Bg.Sufi Muda.
      Jadi saya sarankan pribadi kpd Sdr.Muhammad F.A,.. jika berminat, carilah tarekat yg mu’tabaroh, yg mursyidNYA Kamil Mukamil dan (ingat-lah) masuk tarekat itu merupakan hidayah dari Allah SWT.
      Wass. Maaf Abangda Sufi Muda.

    • bayi shufi on said:

      assalamu’alaykum.salam kenal bang.saya banyak membaca tulisan bang sufimuda,tdk ada tulisan bg sm yg mengajarkan ttg hulul atw wahdatul wujud.tp ajaran tentang wihdatusyuhud.jd kita teruslah cari tau tentang ilmu ma’rifat,jgn ikut kaum sebelah yg seneng mengatakan org lain sesat.

  6. buthoali on said:

    Subhanallah membaca tulisan ini saya merasa ikut dlm perjalanan yg luar biasa penuh dgn keindahan dan hati bergetar…….huhuhu 🙁

  7. Surya on said:

    Bang SM,
    Saya ingin sekali mendapatkan Mursyid. Kira2 dimana adanya untuk wilayah Depok atau Jakarta, Bang ?

  8. Muhammad Fadliansyah Adijaya on said:

    Assalamualaikum, sebelumnya terimakasih atas respon jawaban yg diberikan saudara Ruslianto, maaf saya sebenarnya tidak anti dgn tarekhat dan justru saya sangat terhanyut dan ingin ikut larut di dalamnya. karena motivasi awal yg timbul pada diri saya ketika muncul dalam diri sebuah pertanyaan ” dulu pernah bertemu dan mengikat janji tapi kenapa sekarang saya lupa” mungkin jasad ini lah yg menjadi hijabnya ……..inilah yg ingin saya coba cari jawaban sebenar benar jawaban. hanya saja dalam perjalanan ini saya mencoba mencari referensi-refrensi yg setidaknya cukup bisa diterima akal saya agar tidak salah dalam melangkah. mudah -mudahan bisa dimaklumi. mudah -mudahan saya di doakan oleh saudara saudara yg ada disini agar perjalanan saya ini diridhoi oleh Allah SWT.

  9. dalban on said:

    bekasi, bima syeh sirojudin ilyas (gus din)

  10. Muhammad Fadliansyah Adijaya on said:

    Assalamualikum, Subhanallah hati saya insyallah sudah mantab untuk masuk tarekhat, insyallah saya ingin meniti jalan mursyid yg sama dengan almarhum ayah saya tarekhat naqsyahbandi khalidiyah yg bermursyid dengan profesor syekh sayidi kadirun yahya.
    hanya saja boleh kah saya tau siapkah penerus mursyidnya saat ini yg diijazahkan dan apakah hasilnya sama jika saya bai’at lewat khalifah saja atau sebaiknya langsung dengan guru mursyid ……..karena lokasi tinggal saya hanya dekat dengan surau cabangnya saja. harapan saya sekaligus bisa menemani ibu saya yg semenjak ditinggal ayah saya tidak pernah ke surau lagi. sungguh yg saya rasakan ini mungkin yg disebut hidayah, dulu aktifitas tempat para salik berdzikir diidepan mata namun diri ini tidak tertarik dan memandang sebelah mata, mungkin itulah yg disebut buta hati. trimakasih sebelumnya.

  11. Ruslianto on said:

    “Apabila orang tetap (istiqomah) di jalan Allah (Thareqatullah), akan diberikan rahmat yang banyak” (QS.Surah Jin – 16).

  12. Saya ingin belajar tarekat,,
    Saya ingin mengenal ALLAH lebih dekat…
    tolong beri pengarahan kepada saya,,

  13. Muhammad Fadliansyah Adijaya on said:

    Assalamualaikum, mas sufi muda apakah benar syekh ahmad zainal abidin yg ada di malaysia ini adalah wali qutub? mohon penjelasannya ya.

  14. Ruslianto on said:

    Al Qur’an :Suraah At Takwir ayat 28,29 :
    Liman sya’a minkum ay yastaqim
    Wa ma tasya’ una illa ay yasya allahu rabbul-a’lamin
    (Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus
    Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.

    (Maksudnya,kiranya) Mempelajari ilmu Tarekat (itu) tdk gampang,.. minimal ada rasa kesungguhan yg timbul dari dalam diri,.. dan hilangkan “sedikitpun” keraguan dan paling penting “ridho Allah” disertai redho Sang Mursyid / Wali Allah,…. sMOGA Anda termasuk didalamNYA. (dan ingatlah Allah “memperhatikan” kesungguhan tsb).
    Kebanyakan orang yg telah mendalami ilmu tsb, menyatakan “simple saja” tanpa disadari mereka-mereka (itu) telah melewati diantara tahapan-tahapan itu (Allahu-a’lambisawwab).
    Wass, Maaf Bg.SM.

  15. assalamualaikum,

    mohon arahan Abang Sufi Muda, saya sangat ingin belajar namun ditempat saya tinggal belum pernah dengar ada Guru Mursyid (Lokasi di Bandar Lampung), mohon referensinya jika berkenan.

    Terimakasih.
    Wassalamualaikum

  16. Linda Asriani on said:

    saya sangat terkesan dengan berbagai tulisan sufi muda. bisakah sufi muda menjadi guru pembimbing saya?

  17. jalaludin robani on said:

    bang sm,sy sdh prnaah d baiat oleh mursyid tp sdh lm sy tdk melakukan wirid,skrg hti sy mendorong tk melkukan wirid lg s

  18. Assalamualaikum, berlisan ttg “karena ilmu terbatas”. saya ingin bertanya apa sebenarnya ta’rekat? tahapan apakah yang dijalani untuk masuk keselanjutnya? terima kasih

  19. Ahmad Toha on said:

    Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bang SufiMuda, terima kasih banyak uraiannya, benar ‘gurumu guruku juga’. Walaupun saya belum pernah jumpa Abang tetapi serasa dekat di hati. Bolehkah saya minta alamat email Abang?

  20. indra.sh on said:

    saya sukah dgn adanya situs ini

  21. Subhanalllah, Benar kata kalifah saya juga demikian.Terimakasih menambah mantap hati saya, Allahu ak’bar.

  22. Kalau semua orang bisa menerapkan itu di dalam kehidupanya ,insya allah dunia ini akan aman dan takkan ada pertengkaran antara agama yang satu dengan yang satunya karena pada dasarnya agama itu sama,yang membedakan hanyalah tempat dan waktunya saja yang beda

  23. assalamualaikum.. bg sufi muda…
    saya ingin bertanya… apakah untuk terhubung kepada Allah yg maha tiada terhijab oleh sesuatu haruslah melalui robithah mursyid .? setahu saya Allah sudah memberikan kepada manusia ruhNya ketika diciptakan sebagai tali untuk berhubung kepadaNya…? mohpn penerangannya..

    • Wa’alaikum salam
      Allah tidak terhijab, yg terhijab itu manusia. buktinya tidak semua manusia bisa melihat Allah.
      Rasul diturunkan agar bisa membimbing manusia untuk mengenal Allah Yang Maha Nyata.
      Semua Nabi mempunyai pembimbing, semua wali mempunyai pembimbing tentu manusia awam lebih memerlukan bimbingan.
      Kalau semua manusia bisa berhubungan dgn Allah secara otomatis sudah pasti Allah tidak perlu menurunkan Nabi dan Rasul..

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: