Motivasi

KEPASTIAN

Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah membahas tentang KETIDAKPASTIAN4777017_20130501080617 sebagai kebutuhan penting manusia yang terkadang tidak disadari. Kebutuhan lebih penting dan utama dibanding Ketidakpastian adalah kepastian, setiap manusia sangat memerlukannya.

Manusia memerlukan kepastian, ada dasar ini maka segala pilihan manusia berdasarkan kepada kepastian. Anda memilih Islam sebagai agama misalnya karena disana ada kepastian; Memiliki Nabi/Tokoh, Ada kitab suci, Kepastian akan surga bila ajarannya anda ikuti dan lain sebagainya. Orang memilih agama lain juga atas dasar kepastian, apakah Kristen, Hindu, Budha dan lainnya tidak terlepas dari adanya kepastian yang ditawarkan oleh agama tersebut. Tanpa ada kepastian maka sebuah agama akan ditinggalkan oleh penganutnya, tidak akan berkembang.

Dalam memilih pendamping hidup, suami atau istri, juga didasarkan kepada kepastian. Misalnya anda ingin memilih calon istri sebagai pendamping hidup anda dalam suka dan duka. Ada 3 orang perempuan, secara fisik dan lain-lain memenuhi kriteria anda. Tentu anda harus memastikan terlebih dahulu siapa diantara mereka yang cinta serta bersedia menikah dengan anda. Ketika anda tanyakan kepada mereka satu persatu, “Apakah kamu mencintai aku dan bersedia menjadi istri ku?”, jawaban ketiga perempuan itu seperti ini :

Perempuan pertama : “mmm…gmana ya, saat ini saya sedang fokus menyelesaikan kuliah, kemudian cari kerja dan membahagiankan orang tuaku, belum berfikir untuk menikah..

Perempuan Kedua : “Aku cinta kamu, tapi… kamu juga harus tahu, dalam keluargaku ada tradisi menjodohkan, orang tua yang menentukan jodoh anaknya dan kami sudah terbiasa seperti itu, aku khawatir nanti kalau orang tua aku menjodohkan dengan yang lain kamu nanti kecewa, bagusnya kita jalani apa adanya dulu..

Perempuan Ketiga, dengan penuh semangat menjawab, “Aku mencintai kamu sepenuh hati, kehadiran kamu dalam hidupku adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang harus aku syukuri, dengan senang hati aku akan menjadi istri yang baik untuk mu”.

Dari 3 jawab di atas, kira-kira anda akan memilih yang mana untuk jadi istri? Anda pasti memilih yang ketiga, karena dari jawabannya ada Kepastian. Itulah kebutuhan paling utama dari manusia dalam menjalani hidup di dunia ini.

Seluruh pilihan hidup yang anda jalani berdasarkan kepada kepastian-kepastian yang ditawarkan. Kenapa anda mau bekerja disuatu tempat, karena disana ada kepastian, gaji, fasilitas, dan lain-lain yang membuat anda memutuskan untuk bekerja disana.

Hampir semua kasus perceraian terjadi karena kebutuhan paling utama dari keduanya tidak terpenuhi yaitu kepastian. Bisa karena tidak ada lagi kepastian cinta, kepastian penghasilan atau kepastian janji dan ketika salah satu atau keduanya merasakan sudah tidak ada lagi kepastian dalam kehidupan rumah tangga maka mereka akan berpisah, mencari orang lain yang menawarkan kepastian. Atas dasar ini maka anda bisa membina kehidupan rumah tangga harmonis, jaga kepastian yang selama ini anda berikan dan koreksi hal-hal yang membuat pasangan anda meragukan akan kepastian tersebut.

Semoga Bermanfaat!

12 Comments

  • hendri

    Assalamu’alaikum..
    Bang sufimuda mohon informasi untuk mursyid di daerah lampung atau sekitarnya.. Saya sangat membutuhkan mursyid untuk membimbing saya..
    Terima kasih..
    Wassalamu’alaikum….
    Powered by Telkomsel BlackBerry®

  • Ruslianto

    Janji Allah itu “pasti” ditepati,.. jika kamu berdzikir padaNya maka Allah mendzikiri kamu (pula). itu Pasti.
    Patuh kamu pada Gurumu, karena tanpa kamu sadari menjadi terbuka “hijab” cakrawala Alam Ilahiyah yang belum pernah sekalipun terbesit dalam angan-anganmu dan niscaya Allah membalasmu dengan meningkatkan keimananmu menjadi takwa, insya Allah. (inilah) makna jika kamu mendekat dengan berjalan, maka Allah menjemputmu dengan berlari. jika mendekat sehasta Allah mendekat seperti sejengkal (rasanya). Allahu Akbar-Allahu Akbar-Allahu Akbar WaLillah ‘ilhamd.

    • maharani

      Apa pengertian dari takwa, tawadhu’, tawakkal, tawajjuh? Masih bingung membedakannya. Mohon pencerahannya.. Terimakasih

  • Ruslianto

    Takwa,adalah menghayati dan mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar. Artinya melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya. Takwa juga diartikan menjaga diri dari azab Allah SWT dengan menjauhi tindakkan ma’siat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan Allah SWT.

    Dengan demikian takwa juga mengandung pengertian pengendalian diri dari dorongan emosi dan penguasaan diri dari kecenderungan nafsu yang buruk, Hawa nafsu yg baik yg membawa kemashlahatan yg dibenarkan dalam syariat agama dilaksanakan dalam batas yg wajar.
    Takwa menjadi pengendali dan sekaligus menjadi tolok ukur ketaatan seseorang dalam beribadat kepada Allah SWT.

    Qur’an Suurah Al Hujurat 49 : 13
    Sesungguhnya orang yang palinbg mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.

    Qur’an Suurah An Naba ’78:31
    Sesungguhnyaorang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.

    Demikian , sMoga bermanfaat.

  • Ruslianto

    Tawakkal, diambil dari bahasa Arab “at tawakkal” yang berarti menyerahkan, mempercayakan, atau mewakili urusan kepada orang lain, Menurut istilah , tawakal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha yang dilakukan, kepada Allah SWT serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya guna mendapatkan manfaat atau menolak mudharat.

    Dalam pengertian tawakkal, sesuai dgn hadist riwayat Tarmizi :
    Diriwayatkan oleh anas bin Malik bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dengan mengendarai unta dan dia bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah saya membiarkan saja unta saya ini lepas tanpa diikat sebab saya bertawakkal kepada Allah?” Rasulullah menjawab, “Ikatlah untamu terlebih dahulu, kemudian barulah engkau bertawakkal.”

    Qur’an Suurah At Thalaq 65:3 :
    Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.

    Dasar utama orang yang bertawakkal ialah yang bersangkutan meyakini dan mengimani sepenuhnya akan kekuasaan, kehendak dan kebesaran Allah SWT. Oleh sebab itu, tawakkal merupakan bukti dari kuatnya iman, akidah dan tauhid seseorang.
    Orang yang bertawakkal meyakini, bahwa segala sesuatu itu terletak di tangan Allah SWT dan berlaku atas ketentuan-Nya. Siapapun tidak dapat berbuat dan tidak berdaya upaya kalau tanpa izin dan kehendak dari Allah SWT.

    Qur’an Suurah Al Maidah 5 :23
    Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

    Demikian , sMoga bermanfaat.
    Wass.

  • Ruslianto

    Tawajuh dalam pengertian khusus, dimaksudkan (juga) bahwa secara hakikat Syekh Mursyid mentawajuhkan, mendo’akan seluruh salik yang sedang berdzikir atau mentawajuhkan jama’ah pada suatu tempat Alkah dzikir (Surau).

    Tawajuh dalam pengertian ini, memantapkan dzikrullah pada masing-masing hati sanubari jamaah, mendo’akan masing-masing jamaah dengan do’a-do’a yang khusus untuk itu.

    Tawajuh dalam artian khusus (ini) juga berarti menurunkan atau mentalqinkan dzikrullah/tarekat kepada seseorang yang baru masuk sebagai pengamal tarekat.
    Disamping sebagai pembimbing rohani, banyak sekali yang diperoleh dari Guru Mursyid itu, antara lain memperoleh ta’tsir (pengalaman rohani dan berbekasnya amalan) atau yang lebih tinggi lagi memperoleh berkah dan syafaat.

    Firman Allah SWT : Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaaha wa kunuu ma’as-shadiqin
    “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama-sama orang –orang yang benar”. (QS.at Taubah 9:119)

    Syekh Akbar Maulana Ubaidillah yang terkenal dengan Syekh Al Azhar, menfasirkan “kuunuu ma’as-shadiqin” berarti fisik, dalam suatu majelis atau bersama maknawi (non fisik) yaitu rabhitah mursyid, dan pengertian Ash Shadiqin disini termasuk “Mursyid”.

    Wass, demikian sMoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan ke budisufiBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca