Nasehat Guru Sufi Tentang Adab
Di dalam buku “Perjalanan Sufimuda Menemukan Tuhan Dalam Keseharian” saya sudah menulis tentang adab atau aturan bagi seorang murid terhadap Gurunya, sesama teman seperguruan, sesama muslim dan adab atau akhlak seorang murid terhadap seluruh manusia dan alam. Dalam tasawuf, adab adalah hal utama diatas ibadah atas pun dzikir. Tanpa adab seluruh amalan tidak bernilai, demikian Guru Sufi selalu menasehati murid-muridnya. Syaidina Abu Bakar Siddiq mengungguli sahabat lain bukan karena amalan atau ibadahnya tapi karena adab/akhlak nya. Rasulullah SAW Bersabda, “Abu Bakar mengungguli kalian bukan karena banyaknya shalat dan banyaknya puasa, tapi karena sesuatu yang bersemayam di hatinya.” (HR at-Tirmidzi).
Berikut nasehat dari 3 Guru Sufi tentang akhlak/adab seorang murid yang saya kutip dari kitab “Al-Luma’” karya Abu Nashr as-Sarraj , semoga bermanfaat…
Abu Said al-Kharraz berkata,
”Di antara adab para murid dan sekaligus sebagai tanda kejujuran dari keinginan kuatnya, adalah kebiasaan berhati lembut, belas kasih, ramah, dermawan dan sanggup memikul dan menahan segala apa yang kurang menyenangkan dirinya yang datang dari hamba dan makhluk. Sehingga bagi seorang hamba memiliki keleluasaan hidup di muka bumi ini. Sementara ia terhadap seorang Syekh (Guru Mursyid) ibarat seorang anak yang berbhakti kepada orangtuanya, dan terhadap anak kecil ibarat seorang ayah yang penuh kasih saying. Sedangkan kepada semua makhluk juga tetap dalam kondisi ini. Sehingga ia bisa merasakan apa yang mereka keluhkan, prihatin terhadap musibah yang menimpa mereka dan bersabar atas perbuatan mereka yang menyakitkan. Sebab ini adalah apa yang dimaksudkan Allah dari para murid yang jujur. Dimana mereka bisa menaruh belas-kasih kepada semua makhluk sebagaimana kasih sayang Allah kepada mereka, dan berperilaku dengan akhlak para nabi, orang-orang yang jujur, para wali dan para kekasih-Nya. Sehingga dengan demikian tabir pemisah antara dia dengan Allah swt bisa dihilangkan, selama ia berpegang teguh dengan adab ini, berbudi pekerti dengan akhlak mulia ini, memohon pertolongan kepada Allah dalam melakukan semuanya, senantiasa tawakal kepada-Nya dan ridha dengan-Nya.”
Sahl bin Abdullah berkata,”Hati seorang murid hendaknya selalu disibukkan dengan menunaikan kewajiban, beristighfar dari segala dosa dan mencari keselamatan dari kejahatan makhluk”.
Abu Ali bin al-Katib berkata,”Bila seorang murid telah mencurahkan segalanya hanya untuk Allah maka itu adalah awal dari apa yang Allah berikan kepadanya untuk tidak memerlukan kepada selain Allah”.
Tulisan tentang Adab sudah pernah saya tulis sebelumnya bisa di baca di : Adab Seorang Murid Kepada Guru (Pertama), Bagian Kedua dan Dahulukan Adab-mu sebelum Ber-Amal.
Demikian…
2 Comments
raymieeffandie
T.kasih saudara.Duk dimana
Pingback: