Tuhan Milik Siapa? (2)
Ketika manusia memperebutkan Tuhan, saling bermusuhan untuk mendapatkan kepemilikan yang mutlak terhadap Tuhan maka disaat itulah eksistensi Tuhan itu sendiri menjadi kabur bahkan hilang sama sekali. Ketika manusia memiliki keyakinan bahwa Tuhan bukan milik siapa-siapa tetapi Tuhan memiliki kita semua serta seluruh alam jagad raya, maka disaat itulah pula akan timbul kesadaran untuk saling menghargai, saling mengasihi antara semasa manusia.
Tuhan yang diyakini oleh Islam, Yahudi, Kristen, Hindu, Budha dan Agama lainnya adalah Tuhan yang sama karena tidak mungkin Tuhan itu banyak, tapi mereka dalam agama yang berbeda melihat Tuhan dalam kacamata yang berbeda pula. Kita harus memberikan ruang kepada saudara kita yang memaknai Tuhan sebagai “Merah” karena dia memakai kacamata merah, begitu juga kita harus memberikan ruang kepada saudara kita yang lain yang memaknai Tuhan sebagai “hijau”, “kuning” “biru” dan lain-lain sesuai kacamata yang di pakainya.
Fanatisme berlebihan dalam beragama sampai merasa seolah-olah Tuhan milik kelompok mereka disebabkan karena tipisnya pengetahuan terhadap agama karena semakin dalam dan luas pemahaman seseorang terhadap agama maka akan semakin timbul sikap toleransi dalam dirinya. Kekhawatiran akan dangkalnya akidah, copotnya iman, lenyapnya Tuhan dalam kehidupannya timbul karena dia belum sampai kepada Tuhan itu sendiri.
Ketika manusia telah benar-benar menemukan Tuhan, maka tidak ada sedikitpun keraguan dan kekhawatiran dalam dirinya tentang apapun termasuk khawatir akan hilangnya Tuhan dalam kehidupannya karena dia menyadari segala dan kekhawatiran suatu hanya bisa terjadi atas kehendak Tuhannya.
Junjungan kita Nabi Muhammad SAW membawa Islam Mulia ini sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin artinya dengan kehadiran manusia-manusia beragama diharapkan memberikan rahmat dan keberuntungan bagi siapapun, memberikan kedamaian bagi semua. Bagi orang yang telah menemukan Allah, telah mengisi cahaya Allah dalam hatinya, maka kemanapun dia melangkah, alam sekitar akan menyambutnya dengan penuh suka cita. Sebaliknya orang yang hanya membawa kitab suci ditangannya tanpa hadir cahaya Allah dalam hati tanpa sadar membawa kehancuran kepada Alam sekitarnya karena ketika cahaya Allah tidak besemayam dalam hati berarti setan bersemayam dalam dirinya yang membawa kemungkaran di muka bumi.
Menutup tulisan di sore Jum’at yang penuh berkah ini, menarik untuk disimak konsep toleransi dari Tasawuf yang merupakan Inti Sari Agama Islam dalam nasehat berikut :
Engkau tidak akan pernah menjadi sufi sebelum engkau bisa menjadi seperti awan, siapapun boleh bernaung dibawahnya, si kafir dan si iman,
Engkau tidak akan pernah menjadi sufi sebelum bisa menjadi seperti bumi, siapapun boleh berjalan di atasnya, si taat maupun si maksiat.
Semoga Tulisan ini bermanfaat hendaknya, Amin ya Rabbal ‘Alamin
siiip bang sufimuda, good write
Allohumma robbana robbuhu robbuka robbiki robbihim wa robbihinna ihdinash shirotol mustaqiim
Luar biasa konsep toleransi tasawuf ini.
Ini benar2 rahmatan lil’alamin 🙂
amazing….super sekali..
Allahuakbar, Subhanallah,…..mohon ijin copas bang.
Boleh, silahkan
saya copas di blog saya ya Wan, syukron 🙂
Boleh, silahkan..
basmalah ala JIL
Dengan nama Allah
Tuhan maha pengasih
Tuhan maha penyayang
Tuhan semua agama
subhanalloh… alhamdulillah baca artikel2 di blog ini, dapet pencerahan…izin share,…
assalamualaikum…
bnar sekali..mnusia tdak lpas dari 3keadaan..satu keadaan yg membuat seseorang itu mnjadi sufi….sufi itu brada dtengah tengah……….???
assalamu’alaikum….
setelah sy membaca tulisan2 SM diblog ini..sy melihat ada pola fikir yg sangat jauh menyimpang dari akhidah Islam..beberapa hari yang lalu sy sangat mendukung tulisan2 sdr SM..tpi setelah sy membuka buka dan membaca lebih banyak tulisan2 sungguh ada kekeliruan yang sangat besar…
Tuhan yang diyakini oleh Islam, Yahudi, Kristen, Hindu, Budha dan Agama lainnya adalah Tuhan yang sama karena tidak mungkin Tuhan itu banyak…tapi mereka dalam agama yang berbeda melihat Tuhan dalam kacamata yang berbeda pula. Kita harus memberikan ruang kepada saudara kita yang memaknai Tuhan sebagai “Merah” karena dia memakai kacamata merah, begitu juga kita harus memberikan ruang kepada saudara kita yang lain yang memaknai Tuhan sebagai “hijau”, “kuning” “biru” dan lain-lain sesuai kacamata yang di pakainya..
tulisan diatas adalah pola fikir yg sangat menyimpang…dan bertolak belakang dengan konsep islam yg dibawa oleh nabi Muhammad SAW..
SALAH SATU CONTOH SAJA PENYIMPANGAN PEMIKIRAN INI ADALAH PENGAKUAN PENULIS BAHWA TUHAN (ALLAH) YG DIYAKINI UMAT ISLAM SAMA DENGAN TUHAN (YESUS) YG DIYAKINI UMAT KERISTEN…
pesan sy kepada sufi muda…ikutilah AL-QUR’AN DAN SUNNAH RASULULLAH SAW…
dan sebagai pertanyaan terakhir sy kepada SM :
apabilah anda pernah terserap ke matahari hakekat ceritakan bagaimana prosesnya…awal dan akhirnya…???? klo anda tidak bisa menjawab pertanyaan ini berarti anda telah berbohong…
Wa’alaikum salam
Mas Imet Abduh
Syukur lah kalau anda mengambil kesimpulan seperti itu karena memang pemahan anda tidak akan sampai kepada apa yg di bahas disini.
Sufimuda biarlah Allah dan Rasul-Nya yang memberikan dukungan krn memang hanya Allah dan Rasul-Nya yang bisa sedangkan manusia bersifat baharu, tiada daya apa2.
Mas Abduh, jgn anda tersinggung kalau saya harus berterus terang, Komentar2 anda terutama debat anda dengan mas Ruslianto tidak nyambung sama sekali.
Dari komentar saya bisa tahu kalau mas Ruslianto adalah seorang pengamal atau paham akan tasawuf praktek sedangkan anda tidak sama sekali.
Apa yang anda bahas jauh dari apa yang di maksud.
Saran saya, banyak2 membaca dan carilah seorang Guru agar bisa membimbing anda kejalan-Nya yang lurus dan benar.
Saya sangat yakin anda termasuk orang yang baik hati dan ingin terus mencari kebenaran.
Saya ucapkan terimakasih banyak atas kunjungan anda disini seperti kata Nabi, “Perbedaan itu adalah rahmat”.
Salam
logikanya gini, Surga itu dimasuki oleh siapa saja yang hatinya bersih, tidak anti ini dan itu, lagian Allah MAHA PENYAYANG, bisa aja mengampuni mutlak orang kafir dan justru melemparkan seorang ABID walaupun ibadahnya 500 tahun…Surga dsb adalah Hak PreogatifNya.. “sayangi yang dibumi, maka kau akan disayangi oleh yang di langit”, sebaik2 manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya (hadis), yang keren kata Rumi, “Allah tidak akan kau temui di masjid atau Musholla, tapi dimulut orang2 Fakir dan Miskin”, maaf 🙂
Sepakat 🙂
agama adalah rejeki buat hambaNya, kita saja sholat 5menit, dikali 5waktu ga ada setengah jam dari 24jam, dan kita nuntut Surga, mari budayakan malu kepadaNya 🙁
yg bener aja mas eka….Allah tidak temui di masjid atau Musholla, tapi dimulut orang2 Fakir dan Miskin”,jgn asal ditelan kata2 ini…. kalo org 2fakir& miskin org yg tidak kenal Allah bagaiman????( maaf ….)
mah kan mereka, misal kita mencukupi kebutuhan mereka apa kita ngga membuat Allah SWT tersenyum, intinya meskipun dia menyembah Apipun dia masih diberi rejeki kesehatan bukan? memang Mas Rudi mau membantu orang karna Agamanya atau karna punya rasa kemanusiaan??
Saya setuju dengan tulisan ini bahwa Tuhan itu satu. Hanya cara pandang kita saja yang berbeda. Ini akan berlanjut pada bagaimana kita menuju Tuhan. Orang Islam yang meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah menuju Tuhan dengan menjalankan syari’at syariat nya….. Begitu juga pribadi lainnya yang meyakini Tuhan sesuai hatinya maka akan menuju Tuhan melalui jalan yang mereka yakini juga
ass…
innad dhina indhallahil islam……….hnya islam yg terbukti benar….
ass..
mas imeet abduh mungkin proses awal dan akhirnya bagaimna bsa tetserap adalh ibaratkn mnyatunya lafal ALLAH dan MUHAMMAD….yg tad dapt di ucapkn bukn huruf bukn suara tidak tertindih tanah berkubur pda Tuhannya…mudah2n dmngerti…
wassalam….
wa’alakum slm..
mas iwan…
maksud prtanyaan sy ini khusus kpd SM.. krn dalam tulisan2 beliau sering menyinggung tentang matahari hakekat..dan apabilah seseorang itu membahas masalah ini tentu dia memahami betul dan pasti pernah mengalami pngalaman spiritual ini…
Alhamdulillah,..itulah sebabnya jika diperhatikan , mengapa tulisan ALLAH dan MUHAMMAD di Surau-surau kami (Tarekat) kelihatan bersatu, namun tidak bertindih.
Wass.
ass..
maaf mas imett…
semoga kita semua selalu kuat perjuangn hati kita untuk selalu bermujahadah untuk sampai pda mahabbah lillah..amiiin
amin ya robbal alamin..
Tuhan memang satu..tpi cara pandang mereka dluar islam itu jelas2 secara akal itu sudah salah…jngn bilang sama anatara agama islam dengan yg selain islam.. .pkir dulu baik baik…kan sudah jelas di alquran…
Punteun SM
========================
Mengenal Alloh wajib usaha
Belajar Ihlas dawam bertaqwa
Wajib Ain bertoat jiwa
Kepada Alloh raja pencipta
–
Cara mengenal Alloh taala
Ada caranyah lima perkara
Baca Alquran paling pertama
Ke dua penting menghapaz Asma
–
Mengenal sipat cara ketiga
Wajib mustahil harusnyah juga
Dengan menghapaz sipat dan nama
Alloh teringat di mana kita
–
Cara keempat mengenal jiwa
Rasa rumasa Alloh pencipta
Piilnyah Alloh teramat nyata
Dengan mengaji bersyukur jiwa
–
Cara kelima beryaqin jiwa
Mengenal ezat cahaya mulya
Mata melihat segala rupa
Ingatlah Alloh ezat pencipta
–
Putuskan tiep mahluk penggoda
Walaupun ejin islam penggoda
Tawassul jangan salah bekerja
Musrik Akidah wajib rumasa
–
Sipat Tawaddu punya rumasa
Kepada Alloh senantiyasa
Merasa diri paling berdosa
Kepada Alloh minta hampura
Berpedoman hadis Alqur’an
Guru mursid di pendidikan
Iklas sabar mengerjakan
Rajin bertanya pengalaman
–
Itulah dasar ini jawaban
Ahli ma’ripat taklit iman
Taklit soheh esah beriman
Tiada gengsi nukar pikiran
–
Arti nukar pemikiran
Pikiran sesat di tinggalkan
Merasa sampai puncak tujuwan
Tau-tau mengsol tuntunan
–
Kobul amal makbul iman
Tujuwan hamba yaqin iman
Dengan ilmu pengetahuwan
Misah dari islam simbolan
–
Agama islam iman ihsan
Satu jiwa di pengamalan
Sarat rukun di pahamkan
Hingga batalnya ketauwan
–
Bigitupun salah jalan
Bisa tau salah jalan
Pendapat orang masing2an
Jalan lurus pendapat Tuhan
–
Qias ijma hadis Alqur’an
Pelan pelan di pelajarkan
Sampai ketemu Alloh Tuhan
Tanpa ada pelantaraan
–
Dalam cerita ini temuwan
Hanya tinggal penyempurnaan
Duwa kalimat sahadat iman
Terus sajah di pelajarkan
Dalam amal bakti toat
Ada rukun ada sarat
Ketemu rukun ketemu sarat
Soheh esah amal ibadat
–
Ada kelas umum rakyat
Ada husus kelas umat
Howasil howas husus amat
Alim ulama wajib cermat
–
Jangan mudah ngatain sesat
Walau bagi peninggal solat
Komo ninggal solat jum’at
Lantaran pada buwangin sarat
–
Sahadat solat puasa Zakat
Pergi haji sama bersarat
Batal masrut tanpa sarat
Sia-sia amal ibadat
–
Surat Almaun coba lihat
Dusta agama banyak amat
Sahadat solat puasa zakat
Haji tida belajar sarat
–
Harta benda bukanlah sarat
Dalam ibadah bakti toat
Juga bukan gelar pangkat
Walau alim ulama berpangkat
–
Rosululloh contohnya umat
Beliyau tida ngidolain pangkat
Rosululloh sangatlah hormat
Soheh toat walau melarat
Aji baca tanya dan uji
Johir batin sekujur diri
Sampai bisa mengenal diri
Mengenal Alloh sudah pasti
–
Ezat Alloh maha suci
Amat sulit di ceritai
Tida bisa di samai
Selain bisa dilihat sendiri
–
Hindarilah sipat terkeji
Hasud musrik sirik dengki
Rumasa kotor sepenuh diri
Kepada Alloh mintalah mandi
–
Alloh repot ngajak mandi
Alloh gendong bagai bebayi
Alloh amat sayang sekali
Sehingga mantau setiep hari
–
Kalau lagi susah rejeki
Alloh di suruh pergi mencari
Alloh kuasa mengkuwasai
Ada sajah pemberi rejeki
–
Bila ihlas bagi rejeki
Alloh juga siap mengganti
Di aherat Alloh siapi
Alam sorga Alloh nanti
Untuk seluruh Tim SM….Allohu Yubarik Fiikum, amiin, Alfatihah….
duh gusti dimana bisa temui guru sejati
Pingback: Tuhan Milik Siapa? (2) | Deas ciamis