Tasawuf : Jalan Menuju Tuhan
Ada anekdot dalam dunia mistis, “Jika ia mencintai batu maka ia adalah batu. jika ia mencintai manusia maka ia adalah manusia. Jika ia mencintai Tuhan, maka aku tidak bisa menjawab. Aku khawatir jika aku menjawabnya kalian akan melempariku dengan batu“. Demikian gambaran bagaimana rahasia dan tingginya ajaran tasawuf hingga tidak jalan lain bagi penganut tasawuf jika membuka ajaran tersebut di muka publik kecuali dimusuhi dengan umat yang tidak mengetahui dan mengenal tasawuf.
Sebenarnya kemunculan tasawuf sejalan dengan tabligh Nabi Muhammad saw kepada manusia di Arab. Namun ajaran tasawuf ini diajarkan Nabi Muhammad khusus kepada beberapa sahabatnya yang memiliki tingkat spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan sahabat lainnya, seperti Ali kwh, dan sebagainya. Tidak semua sahabat beliau yang diajarkan tentang ajaran tasawuf ini, mengapa? jawabnya adalah bukankah nabi Musa as sebagai simbol eksoteris tidak dapat mengikuti “alur pikir” Khidr, simbol pembawa pesan esoteris. Demikian juga dengan para sahabat nabi, tidak semua dapat menjangkau ketinggian ajaran ini. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa ajaran tasawuf belum banyak diketahui saat itu.
Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa tradisi tasawuf ini sudah ada sejak Nabi saw hidup, misalnya:
- Nabi Muhammad: Aku adalah orang ‘Arab dengan tanpa huruf ‘ayn (rab), dan Ahmad dengan tanpa huruf mim (ahad). Barang siapa yang yang telah melihatku, maka ia telah melihat Haqq.
- Dalam suatu riwayat dikisahkan suatu ketika Aisyah memasuki kamarnya. Nabi yang waktu itu di dalam, bertanya: “Siapa kau?”. “Putri Abu Bakar”, jawabnya. “Siapa Abu Bakar?” tanya beliau. Saat itu barulah Aisyah menyadari bahwa Nabi sedang dalam keadaan yang berbeda.
- Nabi Muhammad: Seandainya Abu Dzar mengetahui apa yang tersembunyi di hati Salman, maka dia pasti bakal membunuhnya.
- Ali: “Aku mempunyai sejenis pengetahuan dalam batinku, yang bila saja aku membukanya pada orang banyak, niscaya engkau akan gemetar seperti tali panjang yang dijulurkan ke dalam sumur yang amat dalam“. Dalam riwayat lain diriwayatkan melalui Abu Hurairah dengan perbedaan redaksi. Kemungkinan besar Abu Hurairah tidak menyebutkan nama Ali sebagai narasumbernya sebagaimana yang terjadi pada riwayat-riwayat dari Abu Hurairah biasanya.
- Pada hari Thaif Rasulullah SAW berbicara berdua saja dengan Ali, maka sebagian sahabat berkata “Lama sekali pembicaraan beliau dengan anak pamannya”. Ketika disampaikan pada Rasul, Beliau SAW berkata “Bukan aku yang berbicara dengannya tetapi Allah yang berbicara dengannya”.
- Suatu hari sesudah menunaikan shalat, Nabi melihat seorang pemuda (Haritsah bin Malik bin Nu’man al-Anshari?) yang lemah dan kurus, wajahnya pucat, matanya cekung serta berjalan gontai dan susah payah. Nabi pun lantas bertanya: “Siapakah engkau?” “Aku telah meraih tingkat keimanan tertentu,” jawabnya. “Apa tanda-tandanya?” tanya Nabi. Dia menjawab, “Keimananku itulah yang membuatku sedih, yang menyebabkanku bangun malam dan membuatku senantiasa haus di siang hari (lantaran puasa). itulah yang membuatku lupa akan segala sesuatu di dunia ini. Aku melihat seolah-olah Arsy Allah ditegakkan untuk menghitung amal-amal manusia yang dikumpulkan di padang mahsyar dan aku termasuk salah seorang di antara mereka. Aku melihat para penghuni surga bergembira dan berbahagia, dan para penghuni neraka sedang diazab dan disiksa. bahkan, sekarang ini, telingaku seakan-akan mendengar gelegak api neraka yang demikian dahsyat.” Nabi pun berpaling kepada sahabat-sahabatnya dan bersabda, “Dia adalah salah seorang yang hatinya telah diterangi Allah dengan cahaya keimanan.” Kemudian beliau menoleh kepada pemuda itu dan bersabda, “Pertahankan keadaanmu seperti sekarang ini, jangan sampai keadaan ini sirna.” Pemuda itu pun menyahut, “Wahai Rasulullah! Tolong doakan aku agar Allah menganugerahkan kesyahidan kepadaku.” Tak lama setelah pertemuan ini, terjadilah peperangan. Pemuda itu kemudian ikut perang dan gugur sebagai syahid.
- dan berbagai riwayat lainnya seperti percakapan Imam Ali dengan sahabatnya Kumayl tentang Wali Tuhan yang ada di setiap zaman.
Tatkala Nabi saw wafat, Saidina Abu Bakar meneruskan tali estafet spiritual sentral dari Nabi, meskipun sahabat Nabi lain juga meneruskan dakwah Nabi. Tidak diragukan lagi bahwa Abu Bakar memiliki keunggulan yang diakui oleh sahabat-sahabat lain. Abu Bakar bukan hanya memegang kekhalifahan dunia akan tetapi juga kekhalifahan kerohanian. Saidina Ali adalah sahabat Nabi yang juga meneruskan kepemimpinan kerohanian dari Nabi. Keyakinan akan keunggulan dan afdhaliyah Imam Ali as. di atas para sahabat lainnya telah diyakini sebagian sahabat besar seperti Salman al-Farisi, Abu Dzar al-Ghiffari, al-Miqdad bin al-Aswad, Khabbab, Jabir ibn Abdillah al-Anshari, Abu Said al-Khudri, Zaid bin Arqam, dkk. Hal ini dapat juga dilihat dari hampir semua sanad tarikat menyambung melalui pribadi Ali kwh. satu-satunya sahabat yang pernah berkata “Bertanyalah kepadaku”, bahkan tentang sesuatu sampai hari kiamat. Dalam masa ini tasawuf masih belum begitu kentara atau terekspos dalam sejarah. Kemungkinan riwayat-riwayat tentang tasawuf kalah marak dengan riwayat tentang masalah suksesi kepemimpinan setelah Nabi Muhammad saw wafat, masalah hukum fiqh yang menjadi aspek penting dalam kehidupan umat Islam, dan masalah-masalah lain dalam menyatukan umat Islam yang baru saja ditinggalkan Nabi Muhammad saw. Namun beberapa riwayat yang patut diketahui misalnya riwayat terakhir di atas.
Seiring dengan berjalannya waktu, tasawuf mulai lebih dikenal pada masa para raja dinasti Islam melakukan berbagai kemajuan dalam Islam, mulai dari penyebaran agama Islam, kemajuan ekonomi, penyerapan ilmu pengetahuan, filsafat dan teknologi. Beberapa latar belakang yang memungkinkan tasawuf mulai dikenal misalnya: kebobrokan moral dan spiritual yang marak seiring dengan kemajuan ekonomi dan kemaksiatan yang merajalela. Kekeringan spiritual tersebut semakin bertambah parah sejalan dengan semakin eksisnya ajaran fiqih yang lebih menekankan pada aspek-aspek lahiriyah dan saling menyalahkan dan memusuhi antar pemeluk mazhab. Selain itu masalah lainnya adalah masuknya filsafat dalam tradisi Islam. Wilayah Islam yang semakin luas menjadi jalan masuk bagi filsafat, cara berpikir wilayah lain dalam tradisi pemikiran Islam. Filsafat Yunani, Persia menjadi salah satu bagian ilmu pengetahuan dalam tradisi umat Islam sehingga memunculkan para filosof Muslim dan ahli kalam yang pada akhirnya filsafat menjadi bintang dalam tradisi Islam. Mereka menggunakannya untuk menjawab segala persoalan yang ada, termasuk tentang Tuhan dan masalah yang berhubungan dengan-Nya.
Pertumbuhan tasawuf yang awal masih minim dengan istilah-istilah asing. Semua penjelasan tasawuf masih sederhana. Namun tatkala filsafat mulai masuk dalam tradisi Islam, istilah-istilah asing mulai dimunculkan. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana jalan hidup bertasawuf, menjelaskan ‘perasaan’ para sufi kepada para murid-murid yang baru memulai perjalanan mistik. Tasawuf juga mengajarkan bahwa untuk ‘menjumpai’ Tuhan bukanlah dengan akal filsafat sebagaimana yang marak saat itu. Tasawuf pulalah yang mengisi kekosongan aspek moral spiritual yang tidak diajarkan dalam hukum fikih saat itu yang hanya mengajarkan dan berdebat tentang aspek-aspek lahiriyah semata.
Namun diterimanya tasawuf di tradisi Islam, bukan tanpa aral. Sebagian tokoh, terutama kalangan ulama fikih menganggap tasawuf bukan dari ajaran Islam, tasawuf ajaran sesat, meninggalkan syariat dan sebagainya. Namun semua tuduhan tersebut terbantahkan, banyak ayat-ayat Qur’an yang menunjukkan kebenaran tasawuf. Semua para sufi besar menempatkan al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai landasan mereka. Hanya saja mereka, kelompok penentang tasawuf tidak memahami ajaran tersembunyi dalam al-Qur’an sehingga mereka menentang tasawuf. Bukankah Nabi pernah bersabda: “al-Qur’an mempunyai makna lahir dan batin“. Rumi juga menuliskan bahwa: “al-Qur’an adalah pengantin wanita yang memakai cadar dan menyembunyikan wajahnya darimu. Bila engkau membuka cadarnya dan tidak mendapatkan kebahagiaan, itu disebabkan caramu membuka cadar telah menipu dirimu sendiri, sehingga tampak olehmu ia berwajah buruk. Ia mampu menunjukkan wajahnya dalam cara apapun yang disukainya. apabila engkau melakukan apa-apa yang disukainya dan mencari kebaikan darinya, maka ia akan menunjukkan wajah yang sebenarnya, tanpa perlu kau buka cadarnya“.
Mengenai tuduhan bahwa sufi meninggalkan syariat merupakan tuduhan yang tidak berdasar. Para tokoh sufi memegang syariat dengan kuat, bahkan lebih teguh daripada para penentangnya. Lihatnya saja bagaimana Abu Yazid al-Bustami – yang pernah ekstase dan mengucapkan “Subhani, subhani, Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada lagi tuhan selain Aku, maka menyembahlah kepada-Ku“,- tidak pernah meludah di tanah di dekat Masjid, tidak pernah makan buah melon karena ia tidak tahu bagaimana sunnah Nabi Muhammad saat memakannya, Bahkan salah satu perintah Tuhan yang difirmankan kepadanya, “Untuk keluar dari keakuanmu, ikutilah kekasih kita, Muhammad orang Arab. Lumurilah matamu dengan debu kakinya dan teruslah mengikuti dia“.
Lihat juga berapa rakaat shalat sunah yang al-Hallaj si Hulul dirikan di dalam penjara sebelum penyalibannya. Bahkan dalam keadaan disalib dan mendekati ajalnya, Al-Hallaj menyuarakan do’a pada Allah, “Wahai Tuhan, mereka semua yang sedang berkumpul di sini adalah hamba-hambamu yang mencoba membunuhku demi kefanatikannya terhadap agama-Mu, dan juga dengan alasan untuk mendekatkan diri mereka kepada-Mu. Oleh karenanya, ampunilah mereka semua. Seandainya Kau singkapkan pengetahuan kepada mereka sebagaimana yang Kau anugerahkan padaku, niscaya mereka tidak akan bertindak sebagaimana yang dilakukannya padaku ini“. Begitu pula dengan Ibn ‘Arabi sang Wahdah Wujud, bukanlah ia penganut mazhab zahiriyah yang hampir selaras dengan madzab Hanbalinya Ibn Taymiyah. Keteguhan memegang syariat ia lakukannya sekalipun dapat membahayakan nyawa diri dan muridnya, seperti diceritakan ketika Ibn ‘Arabi berjalan-jalan dengan para muridnya dan bertemu dengan rombongan khalifah. Ia melarang muridnya memulai salam, – sebagaimana kebiasaan saat itu,- pada rombongan khalifah yang saat itu mengendarai kuda karena menurut sunnah Nabi pengendara kuda harus memulai salam terlebih dahulu kepada pejalan kaki. Diantara amalannya yang diajarkan kepada muridnya, adalah dzikir agung “La ilah illa Allah”, menjaga kelanggengan wudhu, melarang rukhshah (mencari kemudahan dalam hukum) dan sebagainya.
“Tak kenal maka tak sayang“, mungkin pepatah ini pantas ditujukan kepada para penentang tasawuf. Mereka menentang dengan gigih tasawuf karena belum mengenal, mengetahui, memahami bagaimana ajaran tasawuf sesungguhnya. Namun begitu mereka mengetahui maksudnya mereka pasti akan mengikuti dan mengamalkannya. Demikianlah yang terjadi pada para penentang tasawuf, seperti al-Izz ibn Abd Salam. Konon dahulu ia pernah mengatakan ketika ia masih mengingkari komunitas sufi, “Apakah ada jalan lain yang kita punyai selain al-Qur’an dan al-Hadits.” Namun Tuhan menuliskan takdir lain baginya. Ketika berkecamuk peperangan melawan orang-orang eropa di wilayah Manshurah dekat teluk Dimyat, para ulama berkumpul. Saat itu Syaikh Izz al-Din bin Abdul al-Salam, Syaikh Makin al-Din al-Asmar, Syaikh Taqi al-Din bin Daqiq al-Id dan kawan-kawannya membuat satu majelis. Di majelis itu terjadi diskusi yang cukup menarik mengenai kitab al-Risalah al-Qusyairiyah karya al-Qusyairi. masing-masing memberikan komentarnya tentang materi yang terdapat di kitab itu. ketika sedang seru-serunya acara diskusi berlangsung, datanglah syaikh Abu al-Hasan al-Syadzily.
Melihat kedatangan al-Syadzily, mereka memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan itu untuk bertanya kepada al-Syadzily. Salah satu dari mereka berkata, “Kami ingin mendengar dari anda mengenai maksud yang dikandung dari beberapa bagian dalam kitab ini.” al-Syadzily kaget mendengar permintaan itu. Merasa tidak pantas menjawab, al-Syadzily berkata, “Anda semua adalah orang-orang yang mendapat julukan Syaikh al-Islam dan para pembesar ulama zaman ini. Anda semua telah memberikan semua komentar anda, sungguh sudah tidak ada lagi bagi orang seperti ruang untuk mengomentarinya.”
Mereka tetap mendesak al-Syadzily untuk memenuhi permintaan mereka itu. Mereka berkata, “Tidak begitu, justru kami tetap ingin mendengar komentar anda. Silakan berikan komentar anda.” Didesak begitu, al-Syadzily dengan memuji kepada Allah swt, memulai komentarnya. Di sela-sela al-Syadzily memberikan komentarnya, tiba-tiba syaikh Izz al-Din bin Abdul al-Salam menjerit dari dalam kemah dan kemudian keluar memanggil-manggil dengan suara yang keras, “Kemarilah! Kemarilah! Dengarkan semua apa yang dikatakan al-Syadzily. Ini adalah suatu perkataan yang begitu dekat dengan Allah.”
“Semoga Allah swt menjadikan anda dan kami sebagai golongan orang-orang yang membenarkan wali Allah swt, dan meyakini karamah-karamah atas anugerah dan karunia-Nya.” Demikianlah doa Ibn Arabi dalam korespondensinya dengan Fakhr al-Din al-Razy, penulis tafsir Mafatih al-Ghayb.
Sumber : howto
53 Comments
kopral cepot
akhirnya muncul juga posting baru he he he 🙂
pertamaaax dlu …. sambi baca n sambi buka shaum 😀
Zulhaq
numpang pertamax yang kang cepot
semoga kita selalu di tuntun di jalanNYA, dan menuju cinta dan ridhoNYA amien….
Lambang
Alhamdulillah, postingan yang mencerahkan.
Hanya saya agak bingung dengan kalimat nomor 2. Sendainya Nabi sedang menyatu dengan Allah atau malaikat, mosok Allah atau malaikat ngga kenal dengan yang namanya Abu Bakar? Lha saya yang 1400 tahun kemudian saja tahu sejarahnya Abu Bakar. Bagaimana penjelasannya Mas Sufi Muda?
Salam Persahabatan.
SufiMuda
Beliau dalam keadaan Fana..
jelatang
@pak lambang,bahkan saat Rasulullah SAW isra’miraj para NABI terdahulu yang menunggu setiap pintu langit tak mengenal siapa Jibril as….(baca HR.shahih Bukhari&Muslim tentang isra”miraj)..padahal yang bertugas menyampaikan semua wahyu ALLAH kepada setiap NABI ALLAH adalah Jibril as.. Qo???
Imam ghozali berkata..”tidak semua petanyaanmu harus dijawab,biar kau tahu dengan sendirinya…”
semoga berkenan.
salam penuh cinta…
suroso
Terimakasih Bang Sufimuda…
Ini sepertinya bacaan wajib para Blogger deh…
saya sebarkan ya…
SufiMuda
Silahkan mas
Sewa Projector Murah
Artikel yang bagus sekali
jok
lambang memang gak ngerti wong gak punya guru.gurunya ya dia sendiri kadang2 demit.
jelatang
@mas jok
kita hadapi segala protes terhadap CINTA dengan penuh cinta…tunjukan bahwa kita bersama CINTA…
Lambang
@Jelatang:
Terima kasih atas informasinya, walaupun analoginya kurang tepat.
@jok:
Terima kasih atas tuduhannya… ada yang lain lagi? 😎
Salam Persahabatan.
Zulhaq
mari kita berdamai dengan bersatu menuju jalan kebaikan, jalan yang benar serta jalan yang di ridhoi 🙂
semoga kita merupakan orang-orang yang bisa saling mengerti serta akan kekeurangan dan kelebihan masing-masing. karena, manusia tak ada yang sempurna. kesempurnaan hanya milik Allah 🙂
masbadar
Lho, kok gak ditambahin “..man ‘arofa robbah, faqod ‘arofa nafsah..” sekalian?
Pingback:
ibnu Hajar Al-batawie
subhanalloh…
walhamdulillah…
jazallohu Khoiron jaza’…
zul hadiman
tasawuf tidak bisa disamakan dengan ilmu nyata karena didalamnya banyak hal hal goib sebaiknya biar kita yang berguru dan yang menjalani saja yang tau alloh akan menuntun kita kejalan yang hak semoga hati ini dipenuhi oleh ilmu alloh amin
zal
::Allah tak akan mengabaikan yang Banyak maupun yang sedikit, kita hanya bersembang-sembang lantaran gembira dengan keadaan yang baru disadari saja.., sebagian lagi tak sedar..namun telah berjalan pada alam mimpinya…, seandainya Yunus (( diimplementasikan..apa ada yang perlu disembangkan…
aridenie
Assalamu’alaikum.wr.wbr..Sangat bermakna dan mamfa’at..Wajib untk di pelajari pada ahlinya seorang guru yg mursyid..Tasawuf/di dalam islam, melalui tingkatan ilmu,syareat,tariqat,hakikat,ma’rifat,fiqih,tauhid dan tasawuf
suprayitno
salam kenal mas sufi muda,
saya ingin tanya mas, bagaimana sih sejarah asal mula lahirnya sufi?
kapan sufi lahir dan apa yang menyebabkan kelahirannya?
terus jika anda menyukai jalan sufi, tolong dong dijelaskan singkat saja, mengapa anda jatuh cinta pada jalan sufi?
terakhir apa arti kata “sufi” terima kasih.
salam
Zulhaq
amieennn…semoga bang.
mudah2an kita termasuk golongan orang2 yang di maksud 🙂
sufigadungan
Trima kasih…..
Tulisan yang menentramkan,
Sekalipun aku bukanlah pengamal tasawuf yang istiqomah, tapi sangat menyukai wacana2 kesufian. Mudah2an kesukaan ini menjadi kecintaan. Mudah2an kecintaan akan wacana, menjadi jalan untuk mencintai para pelaku jalan. Mudah2an kecintaan pada para pejalan, menjadi jalan tuk mencintai para wali-Nya. Mudah2an mencintai para wali, menjadi jalan tuk mencintai Rasul-Nya. Mudah2an mencintai Rasul, menjadi jalan tuk mencintai-Nya.Mudah2an mencintai-Nya, menjadi jalan tuk bersanding dengan-Nya. Mudah2an bersanding dengan-Nya, menjadi jalan tuk melebur di dalam-Nya.Mudah2an melebur di dalam-Nya, menjadi jalan tuk berjalan atas nama-Nya.
Illahi…. kabulkanlah do’a hamba….
naga
Sayang kutipan hadis2 yang ditulis tidak disebutkan riwayat siapa dan sanad nya (kalau bisa) secara singkat juga boleh, sehingga kita tahu kekuatan dan kebenaran ucapan nabi Muhammad SAW yang ditulis kan tersebut. Karena tidak semua hadis bisa dijadikan pegangan karena diragukan kebenarannya oleh para ulama2.
Dessy
artikel yang bagus…
sufi baru
mengesankan sekali,,kajian yang dalam bung sufi muda…
fulan bin fulan
intinya di perasaan ya…….
JOE
TRUSKN USAHA SAUDARA DALAM MEMPERKENALKN ILMU TASAUF KPD MASYARAKAT UMUM SPY KTE SMUA TERHINDAR DRPD GOLONGAN YG JAHIL MURKAB SERTA MENDAPAT KEREDHAAN ALLAH DDUNIA DN D AKHIRAT…!!!! AYOHH!!! SINARI DUNIA DGN CAHAYA NUR ILAHI RABBIL ALAMIN..!!!!
Yadi
anda sesat..
Anggi
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Mas Yadi, saya berkenalan dengan tasawuf dr thn 1997 (12 tahun), & dibimbing seorang guru yang menurut pengamatan saya memiliki akhlak yang sangat mulia, saya tidak menemukan sesuatu yang menyesatkan dalam tasawuf atau thariqat. Sudah berapa lama anda mempelajari tasawuf? & mohon dijelaskan dimana letak sesatnya agar saya bisa instrospeksi diri? Trims..
arifin ab majid
aslm’kum yg sesat itu syirik pd Allah,jaga ahlak islam,ilmu Allah semuanya benar cuma manusia yg jahil,tidak sedar apa yg mereka lakukan.dari itu hiduplah dgn bertuhankan Allah dan berasulullah saw,buat yg di suruh tinggal yg di larang,hiduplah menjadi seorang islam yg mukmin.insya Allah
ncon
mas yadi, sudah pernah minum air susu campur syrup, enak tenan mas….coba dalamin dulu, baru komentar…
Pakde
Udah mas, pertama emang enak keseringan sakit perut, setelah saya pikir pikir susu buatan illahi, sirup buatan manusia buanyak banget kandungan kimianya yg ngak bagus buat badan kita, jadi sekarang saya minum susu nya aja hehehe…..
arifin ab majid
apa yg patut saya komen.saya ingin berlajar menjadi orang islam yg mukmin.
mdimaz
Ass.wr.wb.
trims…buat tambah wawasan saya
Pingback:
taufiq
pola pikir anda seperti kaum nasrani saja,nabinya dijadikan tuhan dgn trinitasnya ini masih mending,sedangkan anda bukan siapa-siapa ingin menjadi tuhan,dan ingin lepas dari syariat yg tlh ditetapkan allah dan rasulnya,coba anda lihat yg paling atas,terbuktikan shalat hanya dlm hati,kalau begitu utk apa rasul mencontohkan amaliyah ibadah,ujung-ujungya belajar agama hanya utk mencari duit sebanyak-banyak dgn menjadi paranormal atau dgn kata lain mencari rejeki diatas penderitaan orang lain.
gitakamila
bagus nih tambah wawasan..
sul
syariat tnp tanpa tharikat tdk sempurna, demikian jga sebaliknya (Imam Al Ghazali) karnanya shalat ya hrs dg gerakan yg dicontoh nabi, tp jg hny sebatas iman dan islam saja masuklah ke ihsan…. utk ke sana hrs dg jln tasawuf……brsihkan diri dan hati Insya Allah… tasawuf adalah ajaran ahlu sunnah wal jamaah
mas telo
dekat api pasti panas kalau tak panas api palsu
dekat es pasti dingin kalau tak dingin es palsu
dekat sama tuhan pasti kramat kalau tak kramat……. mungkin kita masih kurang tau cara metodologinya bermunajat menghubungkan diri kita ke hadirat tuhan.
tuhan tak butuh manusia masuk surga tapi tuhan menciptakan peraturan
biar lebih jelas mari sama sama kita buku al quran surat al maedah ayat 35 di situ ada peraturan tuhan.
kita semua harus wajip mengikuti peraturan tuhan, di antaranya mencari wasilah ,frekfensi gelombang tuhan
kita cantohkan aja apa bila kita punya radio dan radio ini dekat dengan sendernya atau pemancarnya tak akan radio ini berbunyi
tpi radio ini akan berbunyi jika gelombang frekfensi sama dengan sendernya. kita semua ini sangat sangat perlu dan wajip untuk mencarinya amin……….
.
mas telo
dekat api pasti panas kalau tak panas api palsu
dekat es pasti dingin kalau tak dingin es palsu
dekat sama tuhan pasti kramat kalau tak kramat……. mungkin kita masih kurang tau cara metodologinya bermunajat menghubungkan diri kita ke hadirat tuhan.
tuhan tak butuh manusia masuk surga tapi tuhan menciptakan peraturan
biar lebih jelas mari sama sama kita buka al quran surat al maedah ayat 35 di situ ada peraturan tuhan.
kita semua harus wajip mengikuti peraturan tuhan, di antaranya mencari wasilah ,frekfensi gelombang tuhan
kita cantohkan aja apa bila kita punya radio dan radio ini dekat dengan sendernya atau pemancarnya tak akan radio ini berbunyi
tpi radio ini akan berbunyi jika gelombang frekfensi sama dengan sendernya. kita semua ini sangat sangat perlu dan wajip untuk mencarinya amin……….
.
zulhid perdana putra
salam kenal….
saiful hadi
sufi muda,mohon izin boleh gak artikel ini saya copy paste ke my blog….
jika sufi muda tidak berkenan ntar saya delete dari blog saya….
terima kasih….
SufiMuda
Silahkan mas makasih atas kepercayaannya dan jangan lupa dicantumkan sumber aslinya (sufimuda.wordpress.com) biar orang bisa melacak ke sumbernya 🙂
Salam
Pingback:
Yudi hendrisyah
Mantap……….
syamsuddin
Tolong informasikan di mana bisa mndapatkan tafsir ibnu arabi, klw sodara punya tolong kirim kan via E mail