Nasehat

Hakikat Sakit Seorang WALI ALLAH

 

Suatu hari aku berziarah kepada Guruku. Saat itu Beliau sedang terbaring di opname dirumah sakit. Bersyukur sekali dalam kedaan darurat aku di izinkan untuk langsung bertemu Beliau. Aku masih ingat saat itu aku menangis lama melihat Guruku yang selama ini gagah dan sehat terbaring lemah di kamar rumah sakit. Aku masuk kekamar dengan pelan agar tidak mengganggu istrahat Beliau. Beliau melirik ke arahku dan berkata:

Kapan kau datang?

Baru 1 jam yang lalu Guru

Kemudian Beliau menatap langit-langit kamar seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak sempat keluar dari mulut Beliau. Dalam hatiku berkata, bagaimana mungkin seorang wali Allah bisa sakit, padahal segala jenis penyakit sembuh berkat doa dan syafaat Beliau. Saat aku sedang mengucapkan itu dalam hati, kemudia Beliau menoleh kepadaku dan berkata:

Sufi Muda, rohani Gurumu itu tidak pernah sakit karena dia berasal dari Yang Maha Sehat dan akan terus mengalirkan syafaat serta terus menerus menyalurkan rahmat dan karunia Allah lewat dadanya, akan tetapi fisik Gurumu akan tunduk kepada Firman Afaqi sesuai dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Salah satu sifat dari Nabi adalah HARUS dia seperti manusia biasa. Kalau Nabi terkena api harus dirasakan panas seperti layaknya manusia begitu juga kalau nabi berjalan di tengah malam akan merasakan dingin. Begitu juga berlaku kepada wali-Nya, akan tunduk kepada hukum alam ini. Sifat HARUS seperti manusia itu juga salah satu cara Tuhan menyembunyikan Kekasih-Nya dari pandangan dunia ini. Junjungan kita Nabi Muhammad SAW berani dilempari kotoran unta dikarenakan orang kafir terhijab oleh hijab Insani”.

Aku hanya diam di sudut ranjang, menatap mata Guru yang amat aku sayangi dan setiap pertemuan aku dengan Guruku selalu aku rasakan hal baru yang sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata. Benar sekali apa yang dikemukan oleh para sufi bahwa bertemu dengan Guru Mursyid itu adalah satu karunia Allah yang sangat besar. Saat menatap mata Beliau seakan-akan ruhani ini terbawa melayang langsung ke Alam Rabbani. Salah satu hadab bertemu dengan Guru adalah tidak diperkenankan kita banyak berbicara dan baiknya hanya mendengar dan ketika ditanya oleh Guru haruslah menjawabnya dengan bahasa yang sopan dan dalam hati terlebih dahulu harus memperbanyak Istikhfar, memohon ampun kepada-Nya agar dalam mengucapkan kata-kata kepada Guru nanti tidak disusupi oleh nafsu dan setan.

Dalam hatiku kembali timbul pertanyaan, bukankah Guru bisa berdoa kepada Allah agar disembuhkan dari penyakit ini? Sebagai Wali Allah tentu saja Beliau bisa mendengar suara hatiku, tiba-tiba guruku berkata, “Tidak seperti itu Sufimuda….

Pernahkah kau mendengar kisah tentang Nabi Ayyub?

Pernah Guru

Apa yang kau ketahui tentang Nabi Ayyub?

Nabi Ayyub adalah nabi yang paling banyak mengalami sakit, Guru” jawabku.

Kemudian Beliau dengan senyum berkata, “Nabi Ayyub, sakit-sakitan dia, kemudian dia berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah sembuhkanlah penyakitku ini’, kemudian Allah berfirman, ‘Apa kau ucapkan Ayyub?’ nabi Ayyyub kembali mengulang do’anya: ‘tolong sembuhkanlah penyakitku ini’ dengan marah Tuhan berkata kepada Nabi Ayyub: ‘Hai Ayyub, sekali lagi kau berdo’a seperti itu aku tampar engkau nanti’ Kemudian dengan polosnya nabi Ayyub bertanya kepada Allah: ‘Ya Allah, berarti engkau senang kalau aku sakit?’ dengan tegas Allah menjawab: ‘Ya, Aku senang kau sakit’. Setelah Nabi Ayyub tahu Tuhan senang kalau dia sakit maka diapun dengan senang menjalani sakitnya itu. Setiap dia mau ambil wudhuk dia pindahkan ulat yang ada di badannya dan setelah selesai beribadah kembali diambil ulat tadi diletakkan di badannya sambil berkata kepadda ulat, ‘hai ulat, kembali kau kesini, Tuhan senang aku sakit’. Begitulah yang dialami nabi Ayyub, maka Gurumu ada persamaan seperti itu”.

Sambil minum segelas air putih kembali Beliau berkata kepadaku, “Aku sudah berjanji kepada Tuhan agar terus memuja-Nya dan berdakwah, makanya setiap aku cerita tentang Tuhan maka badanku terasa enak”.

Sufi Muda….

Saya Guru…

Suatu saat nanti kau pasti tahu kenapa aku sakit, silahkan baca dan renungi 2 ayat terakhir dari surat at-Taubah, disana kau menemukan jawabannya. Bacalah Laqadjaakum dengan pelan dan mesra jangan seperti burung beo yang tidak pernah tahu makna dari ucapannya”.

Kemudian Beliau membacakan surat at-Taubah sambil menangis, “Laqadjaakum Rasulun min anfusikum, azizun alaihi ma anittum, harisun alaikum bil mukminina raufur rahim….

Aku merasakan dadaku bergemuruh dan berguncang hebat mendengar ayat yang Beliau bacakan. Serasa rontok dada ini, dan seluruh tubuh berguncang hebat, aku menangis dengan sejadi-jadinya. Apalagi Beliau membacakan arti ayat tersebut, “…. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin….

Sungguh lama aku tenggelam dalam tangisan sambil menatap wajah Guruku yang mulia. Firman Allah yang dibacakan oleh kekasih Allah sangat berbeda dengan ayat Allah yang dibacakan oleh pada umumnya orang. Benar seperti yang dikemukan oleh Para Syekh Besar bahwa apabila Wali-Nya membacakan ayat-Nya pastilah Dia hadir menyertai bacaan Kekasih-Nya.

Aku memangis menyesali diri yang selama ini hanya menjadi beban Guru, hanya bisa meminta tapi belum bisa memberi, hanya bisa membebani belum bisa berbhakti, hanya mementingkan diri sendiri tanpa mau peduli, hanya mengharapkan kasih sayang tanpa mau menyayangi.

Sufi Muda….

Saya Guru…

Jangan pernah engkau patah semangat kalau melihat Gurumu seperti ini, seluruh dokter di dunia ini tidak akan bisa menyembuhkan sakitku ini. Tuhan ingin menunjukkan kebesaran-Nya. Dan Tuhan sekarang sedang bekerja ke arah sana. Yang kau lihat keramat dan gagah dalam nyata dan mimpimu itu bukanlah aku, tapi itu adalah pancarahan dari Nur Ilahi. Aku hanyalah seorang hamba yang tiada berdaya. Muridku….yang Hebat itu Tuhan saja

Kemudian Beliau membacakan surat Al-Mujaadilah ayat 21: “Kataballahu La Aghlibanna anaa wa rusulii, innallahaa qawiyum ‘azii zun (Allah telah menetapkan, bahwa tiada kamus kalah bagi Ku dan rasul-rasul-Ku. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Gagah”.

Ketika aku berpamitan sambil mencium tangannya

Barulah aku tahu bahwa sakit seorang Wali itu bukan sakit biasa akan tetapi sakit karunia. Sakit menanggung beban dari orang-orang yang selalu bersamanya bahkan beban dunia ini. Seminggu kemudian Beliau sembuh, sehat wal afiat bahkan lebih sehat seperti sebelumnya. Terimakasih Tuhan atas berkenannya Engkau mengabulkan do’aku sehingga Guruku sehat kembali.

Ya Tuhan,

Berilah panjang umur dan kesehatan kepada Guruku agar beliau lebih lama lagi membimbing dan menuntun aku yang bodoh dan dungu ini ke jalan-Mu yang Maha lurus.

Ya Tuhan,

Andai masih ada karunia berupa kesenangan dunia yang kelak akan Engkau berikan sepanjang hidupku, berikanlah kesenangan itu kepada Guruku agar Beliau selalu bahagia dan sejahtera.

Ya Tuhan,

Jadikanlah aku orang yang selalu bisa merasakan apa yang dirasakan Guruku, senyumnya menjadi senyumku, deritanya menjadi deritaku, kepedihannya menjadi kepedihanku agar aku bisa mengerti makna dan tujuan hidup di dunia ini.

Ya Tuhan,

Jangan engkau memasukkan aku kedalam orang-orang yang merasa dekat kepada kekasih-Mu yang tanpa sadar justru lebih banyak menyakiti hatinya. Janganlah aku menyayangi kekasih-Mu seperti sayangnya anak kecil kepada seekor kuncing yang terus menerus didekap dalam pelukannya sehingga kucing itu sulit bernafas dan akhirnya mati. Jadikanlah rasa sayangku kepada Guruku sebagaimana Ia ingin disayang.

Ya Tuhan,

Ajari aku yang bodoh, lemah dan tiada berdaya ini untuk bisa mencintai kekasih-Mu sebagaimana ia ingin dicintai.

Ya Tuhan,

Izinkanlah aku bisa terus bersama kekasih-Mu dan bisa melayaninya dengan baik.

Ya Tuhan

Perkenankanlah doaku ini….

 

Koeta Radja, 9 Maret ’09

165 Comments

    • aang ahmad

      jalan kita samaaa,mdah2an Allah memberikan ampunan untuk kaum muslimin dan muslimatinnn dan Allah slalu memberikan ketabahan dan kesabaran untuk kita semua……

  • elfan

    Siapakah yang berhak menetapkan ‘seseorang’ itu sebagai seorang WALI ALLAH’, apakah cukup kita si manusia saja ataukah Tuhan, Allah SWT?. Jika Tuhan, maka dengan sarana apa kita mengetahui bahwa seseorang itu sudah ditetapkan sebagi seorang WALI ALLAH?

    • handoko

      Tidak ada yang berhak menetapkan seseorang sebagai Wali, mereka tersembunyi, hanya orang2 tertentu saja yang bisa mengetahui bahwa dia adalah Wali / Kekasih Allah. ” Para kekasihlah yang mengetahui bahwa sesorang tersebut adalah sang kekasih” Manusia yang mati mata batinnya tidak akan pernah berjumpa / bertemu dengan para kekasih / Wali Allah, untuk itu andah harus belajar masalah RASA. Bagaimana nikmatnya beribadah, kenikmatan kenikmatan beribadah hanya bisa dirasakan apabila HATI kita hidup, selalu berdzikir setiap saat sejalan dengan tarikan nafas kita.

    • saryono habibullah

      Yang tau wali hanyalah wali dan mendapat predikat wali itu bukan manusia yang menentukan tetapi pengenalan dirinya kepada Allah lah yang dapat menentukan ada pepatah”kalau kau tidak mengenal Aku, Akulah Tuhan Mu dan dila engkau Mengenal Aku aku Lari dan bila aku lari engkaulah penggantiku. Kalau pengganti Allah Walilah gelarnya.

  • dewa6

    Wah mas sufimuda anda sungguh sangat beruntung memiliki guru seorang kekasih Allah SWT, tetapi saya selama ini mencari sosok seseorang yang bisa dijadikan panutan tetapi masih blm bertemu org yg tepat…..saya yg selama ini hidup selama 23 tahun merasa bahwa hidup itu serasa hampa, mungkin apa yg saya minta kepada Allah SWT yg tentang didunia sll diberikan-Nya, tapi bagi saya itu tdk cukup karena bagi saya yg sekarang adalah kebahagiaan bathin…!! hingga saat ini saat ini saya terus mencari seseorang guru yang dapat membimbing saya untuk mengerti lebih dalam tentang agama Islam, karena menurut saya agama Islam yang selama ini saya anut hanyalah berdasarkan keturunan saja…!! saya harapkan sufimuda dapat berbagi dengan saya….!!

  • budhi utomo

    pengalaman bersama seorang Guru, sesaat tapi sangat menggugah dan membuka mata batin bagi siapa saja yg dikehendakiNYA.. mari terus berkarya mengumandangkan ke maha besaran Tuhan diseluruh alam raya.. tx brother

  • saya yang belum cukup sujud

    Siapa ya yang mengangkat seseorang menjadi wali Allah ?
    Koq sakitnya Guru dianggap menanggung beban dunia dan pengikutnya, wah wah wah …….. kalau saya yakin ini, maka rasanya saya berhadapan dengan pendusta As Sunnah dan Al Qur’an.
    Saya juga heran mau-maunya dipanggil Sufi Muda padahal nama dari orangtuanya pasti bukan itu, kemuliaan manusia di hadapan manusia semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup aib-aibnya.

    • ali

      ass. terima kasih atas pertanyaanNYA , yang dapat mengangkat menjadi wali allah hanya allah sendiri,,, dengan kata lain seorang wali allah dalam menjalankan ibadah tidak akan ingin diketahui oleh manusia cukup allah jualah yang menilainya. wali allah tidak akan takut terhadap makhluk didunia sekalipun kecuali terhadap ALLAH Swt. Seorang wali allah sangat senang terhadap segala penderitaan yang diberikan oleh allah karena penderitaan maupun kefakiran adalah sarana untuk lebih dekat kepada allah dan penderitaan yang dirasakan bagaikan manisnya madu yang dirasakan oleh manusia biasa.hai sahabat q jika ingin menjadi Wali Allah mulai la dengan menjaga pandangan dan sering – sering la bermunajat pada malam hari, dan isilah hati selalu dengan zidkir kepada Allah SWT.

    • handoko

      Wali / Kekasih
      Yang mengangkat seseorang menjadi kekasih adalah KEKASIHNYA
      Akan di hancurkan bumi dan seisinya andaikan sudah tidak ada lagi PARA KEKASIH ALLAH, Islam terpecah menjadi 73 Golangan, yang benar adalah yang mengikuti Jejak Rasulallah SAW, mereka para KEKASIHLAH yang selama ini mengamalkan apa yang dicontohkannya, itupun jumlahnya tidak banyak, hanya 0,sekian % dari seluruh umat manusia, maka kalau 0,sekain % ini sudah pulang ke ISTANA ALLAH, maka HARI AKHIR akan segera datang, semoga diberi Hidayah ………. Amin

    • muhammad zainuri

      hakikat kebenaran adalah Allah yang mempunyai, “bacalah” karena karunia Allah tidak hanya yang terlihat…. kebenaran datangnya dari Allah yang maha mengetahui dibalik semuanya…. semua manusia dibagi golongannya sesuai dengan kehendak Allah dalam kitab Al qur’an, dan termasuk golongan mana kita? Ya Allah maha suci engkau dan ampuni semua kelemahan yang ada karena nafsuku, tuntunlah hambamu untuk menujuMu…. amin

  • mohd sharifudin

    Assalamualaikum..alhamdulillah..terima kasih kepada sufi muda.
    Sudilah kiranya mendoakan saya di Malaysia ini agar dapat berjumpa dengan guru mursyid dan mendapat bimbingannya menuju jalan-Nya yg mulia..wassalam.

  • muhammad herman hasyim

    MASYA ALLAH…antum begitu beruntung…semoga kita bisa bersama2 mndapat RAHAMT ALLAH…Jalan kita jalan dari pada ALLAH…ALHAMDULILLAH…smoga kita bs berteman dunia akherat…AMIEN…

  • mie

    salam…syukur kepada Allah kerna mengurniakan jalan bagi kita agar tidak meraba di dalam terang…moga kita senantiasa mengharapkan keredhoan Allah,dan kepada Nya saja tempat meminta….Ameen…

  • mie

    salam…syukur dengan Maha pengasih Nya..tidak terhitung tidak terhingga..jahilnya kita bergelumang dengan dosa dan maksiat,masih diberi kan Allah angin untuk mengisi kerongkong kita..hinanya kita dan kurang ajarnya kita namun Allah membenarkan kita memijak bumi Nya ini lagi….
    Ya Allah…ampunilah kami dengan keampunaan yang sesempurnanya dan berkatilah jalan yang kami lalui agar sentiasa berjalan menuju Mu ya Khaliq….Ameen…

  • cholisuddin

    tentu Allah tidak senang kalau kita sakit, yang disenagi Allah adalah kesabaran kita serta penyerahan total kita kepadanya, yang itu mungkin muncul saat kita sakit. Allah juga senang menyenangkan kita, tapi kiranya bukan harta yang kau ni’mati dengan ketawa itu yang menyebabkan Allah suka. tapi kiranya rasa sukur dan MERASA ketidak berdayaan kita dalam mendatangkan manfaat akan apapun dan itu di akui… Hadiah Tuhan…

  • agus abu

    Assalaamu ‘alaikum wahai sufi muda berbahagialah engkau dengan mursyid yang mulia. buatlah ia bangga padamu. semoga kita semua mendapat jidzib Allah utk dijadikan waliNya. bagi anda yang masih dikuasai ananiyah bertobatlah. iblis jauh lebih pintar dari anda tp karena ananiyahnya ia terlaknat selamanya. utk ikhwanul muslimin sy menawarkan buku berjudul MENJADI WALI ALLAH yaitu ttg 7 lathifah dan 2O muraqabah serta 15 maqaam kewalian tp utk memahaminya harus di bawah bimbingan ulama yg mursyid. tambahannya buku ttg martabat tujuh. bagi yg berminat hub 0856 7368 179. wassalaamu ‘alaikum

  • orang tidak di kenal

    Sobatku para para kekasih allah….Aku mau tanya…Kalau mimpi ketemu nabi kita muhammad ..Sallawwahualaihiwasalam itu mimpi asli apa dari setan? Aku pernah mimpi itu,.

  • SAPINITAM

    Ass. Wr. Wb.

    Sobatku Orang tidak dikenal…………..
    Apakah anda sebelumnya pernah ketemu Rasullullah SAW. yang sampean maksud ?????? yah paling tidak fotonyalah….
    Kalau sampean sudah pernah lihat wajah Nabi Muhammad SAW. Tentu bisa dan benar jawabnya namun kalau kau tak pernah ketemu mustahil jawabnya.

    Wassalam.

  • senasinaraya

    Assalamu’alaikum Wr. Wb
    Mas Sufi muda dan rekan2 semua rahimakumulloh…

    kisah yang sangat menarik mas Sufi muda…
    terima kasih telah menerangi dunia maya dengan cahaya ilahi… menerangi kegelapanku selama ini

  • albamasi

    Subhaanallah…,

    Saudaraku Sufi Muda Betapa hati saya langsung bergetar membaca untaian tulisan tentang pengalaman anda bertemu Guru yang Shalih. Bertambah gemetar saja hati ini dan tak terasa air mata mengalir membasahi mata ini merenungkan kandungan Surat At-Taubah 2 Ayat terakhir yang anda tulis,betapa berat beban yang di tanggung Guru anda yang menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin tetapi sayangnya kitanya yang tidak mau dan mempunyai syakwasangka terhadap cerita tersebut. Maaf, saudaraku…sepertinya saya kenal dengan Guru anda ( atau hanya perasaan hati saja ? )Tolong sampaikan salam ke beliau…Wallahu a’lam bisshawab.

  • oki

    Assalaamu’alaikum……
    laa ya’riful wali ilal wali…….. tidak ada yang tahu bahwa seseorang itu wali kecuali seorang wali.
    gula tidak akan berteriak manis pada semut… benar adanya bahwa dengan melihat wajahnya kita akan teringat akan akhirat, benar adanya kalo sakit adalah karunia dan kehendak-Nya, benar adanya ketikan seorang wali membaca ayat suci Al-Qur’an akan bergetar hati yang mendengarnya….
    semua ciri2 dalam guru sufi muda lebih mengarah pada seorang waliyulloh… dengan mengetahui itu kita wajib mentauladaninya tp mudah2an tidak mengkultuskannya, tidak menjadikan pikiran bahwa semua yg membuat kita senang dan sedih adalah guru sementara sedikit lupa dengan yang memberikan sakit….. terkadang terlalu menyanjung seorang guru membuat kita lupa dengan siapa yang memberikan keistimewaan terhadap guru kita. saya yakin sufi muda lebih faham tentang ini….
    salamun alaik

  • abdi

    TANYALAH siapa pun, sekalipun orang jahil
    Siapa sahaja menghina ibu dan bapa
    tiada siapa boleh terima
    Sekalipun dia di dalam kebenaran
    Betapalah pula kalau dia di dalam kebatilan
    Tiada siapa yang simpati
    Semua orang yang tahu menjadi benci
    Begitulah juga orang yang mengata
    dan menghina gurunya
    Sekalipun dia betul
    Tiada siapa yang boleh setuju
    Betapalah kalau dia yang bersalah apa lagilah
    Orang akan bertambah marah
    Wibawanya jatuh keyakinan orang hilang
    Orang akan lari
    Tinggallah dia seorang diri
    Belum pernah berlaku di dalam sejarah
    seorang itu dianggap wira
    kerana menghina ibu bapa atau gurunya
    Tapi apa yang terjadi atau berlaku
    Orang itu dihina, dicerca, dibenci dan dikata
    Orang yang menghina ibu bapa dan gurunya
    jiwanya tiada tenang
    Jiwa gelisah, marah-marah tidak tentu arah
    Di dunia lagi telah menerima akibat
    Ketawanya hanya pura-pura
    Riangnya hanya dibuat-buat sahaja
    Kerana hendak menutup jiwa yang derita
    Bertemu dengan orang yang tahu tentang dirinya
    takut-takut aja
    Mahu lari dari mereka…

  • Manusia Lemah

    Sufi muda, benarkah beliau wali allah?? Apa tingkatannya?? Irsyad?? Ibdal?? Atau yg lain?? Wali allah didunia ini dalam 1 abad hanya ada 500 orang,tidak lebih. Yang mengajarkan “maqam rasul”/irsyad hanya ada 47 orang. Dikota mana sufi muda berasal??
    Insyaallah di Riau ada 1 yg irsyad, carilah…

  • Manusia Lemah

    Sufi muda, benarkah beliau wali allah?? Apa tingkatannya?? Irsyad?? Ibdal?? Atau yg lain?? Apakah beliau meninggalkan kitab?? Wali allah didunia ini dalam 1 abad hanya ada 500 orang,tidak lebih. Dan ada 7 tingkatan. Yang mengajarkan “maqam rasul”/irsyad hanya ada 47 orang. Dikota mana sufi muda berasal??
    Insyaallah di Riau ada 1 yg irsyad, carilah…

  • toni

    hati saya bergetar dgn cerita ini…Subhanalloh
    ada hal yg bs di petik tentang “sakit” Guru.
    ini tentang rohani dan jasmani…
    jasmani kita hanya bungkus…yg punya peranan nyata di alam yg fatamorgana ini adalah ruhani…
    kekuatan Ruhani sangat luar biasa,makin terbuka rahasia goib,akan makin mahabah…
    ada rasa takut yg menggetarkan dan rasa rindu yg menggelisahkan…
    …….sesungguhnya Kami lebih dekat daripada urat lehermu.
    (Q.S. QAf.16)

  • panjul

    apa yg guru sufi muda katakan itu benar, bila kita memang benar2 bermari’fat mengenal akan ALLAH SWT, ssegala sesuatun itu adalah nikmat dari yang Maha AGung. Allah berkata Segaka sesuatu yang berasal dari aku adalah Nikmat semata.
    baik itu sakit,susah dsb adalah nikmat.
    Jika engkau mensyukuri akan nikmatku pasti akan kutambah.

  • Adam Hawa

    5:18. Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan:”Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). 62:6. Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

    10:62. Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 10:63. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. 10:64. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. 7:32. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.

  • yongyek

    ass..janganlh terlalu banyak membicarakan tentang wali.cukuplah katakan bahwa wali itu memang ada.Bagaimana mungkin engkau di sebut sufi jika rahasia qolbumu kau beber2kan….

  • Ruslianto

    Subhanallah,…….Sufi Muda anda membuat saya teringat kepada Guru saya, apalagi untaian Suraah At Taubah itu anda ungkapkan;……membuat saya terharu n meneteskan air mata,…….Tooolooong sampaikan salam ta’zim dan hormat saya kepada Beliau (Jangan lupa ya)……

  • Away

    Wahai Org yg Bijak,,,Hamba Mohon,,doakan Orang tua saya yg lagi sakit2an terus sudah dua tahun,,,,dan penyakitnya penyakit aneh gitu,,dokter gak bisa jelasin,,mungkin bukan urusan dokter,,,tp org2 bijak,,mohon doain yah,,,,makasih

  • Panjul

    Opo……………. Iki . Yg benar itu adalah yg maha benar. Yg gagah itu adalah yg maha gagah. Manusia cuma hamba. Hamba ya hamba.

  • Hadi

    Assalamu’alaikum warahmatullah saudaraku sufi muda…Alhamdulillahi-rabbil-‘alamiin. Hari ini saya terjumpa situs ini dan saya baca. Menyejukkan hati membacanya.

    Saya tidak kenal tuan tetapi membaca cerita ini mengingatkan saya kepada Al. Guru saya yang HGnya kita sambut setiap 20 Juni. Insyaallah.

    Orang buruk,
    Hadi

  • ulo sawo

    “Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan jalan-jalan menetapkan iktiqad dan tauhid dengan berbagai cara di dalam Al-Quran ini supaya mereka beringat (memahami dan mematuhi kebenaran); dalam pada itu, penerangan yang berbagai cara itu tidak menjadikan mereka melainkan bertambah liar”. (Al-Israa’ )

    “Dan apabila engkau membaca Al-Quran (wahai Muhammad), Kami jadikan perasaan ingkar dan hasad dengki orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat itu sebagai dinding yang tidak dapat dilihat, yang menyekat mereka daripada memahami bacaanmu”. (Surah Al-Israa’ 45)

    “Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat keterangan Kami satu persatu (supaya nyata segala kebenaran), dan supaya mereka kembali (kepada kebenaran). (Surah A’raf 174)

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca