-
TOBAT (Bag. 2)
Pada tingkat terendah, tobat menyangkut dosa yang dilakukan jasad atau anggota-anggota badan. Pada tingkat menengah, di samping menyangkut dosa yang dilakukan jasad, tobat menyangkut pula pangkal dosa-dosa, seperti dengki, sombong, dan riya. Pada tingkat yang lebih tinggi, tobat menyangkut usaha menjauhkan bujukan setan dan menyadarkan jiwa akan rasa bersalah. Pada tingkat terakhir, tobat berarti penyesalan atas kelengahan pikiran dalam mengingat Allah. Tobat pada tingkat ini adalah penolakan terhadap segala sesuatu yang dapat memalingkan dari jalan Allah.
-
TOBAT
Tobat merupakan tangga pertama yang harus dilewati oleh setiap penempuh jalan kepada-Nya karena tidak mungkin Allah SWT Yang Maha Suci bisa didekati oleh hati kotor bergelimang dosa. Setiap orang yang berjalan kepada-Nya (Tareqatullah) wajib bertobat secara zahir bathin dimulai dengan melaksanakan shalat tobat dua rakaat.
-
Masa Lalu…
Ada sebuah ungkapan, “Masa lalu adalah kenangan, masa sekarang kenyataan dan masa depan adalah harapan”. Kita semua punya kenangan masa lalu, apakah baik atau buruk dan itu mempengaruhi keadaan kita saat ini. Apa yang kita alami di masa lalu akan berbekas dan tertanam di alam bawah sadar dan karena tersimpan di alam bawah sadar tanpa kita sadari terbawa sampai sekarang.
-
Jemaah Ahmadiyah Tobat Masal di Monas
Taubat yang dilakukan oleh jemaah Ahmadiyah ini tergolong menarik sehingga mengundang perhatian orang banyak karena disamping dilakukan secara massal juga di tempat terbuka di lapangan Monas. Biasanya orang bertaubat itu di Mesjid, Rumah Allah, tempat yang suci sebagai symbol kembalinya sang pendosa dari kotor menjadi bersih, dari keliru menjadi benar. Tapi kenapa FPI cs membawa jamaah Ahmadiyah bertaubat di lapangan Monas, apakah ini benar-benar taubat atau hanya sekedar “sandiwara” layaknya sinetron religi yang sering kita tonton di TV, apakah FPI sebagai “pembimbing” ahmadiyah melakukannya pembinaan dengan ikhlas atau hanya sekedar ingin menunjukkan “power” atas tragedi di monas 1 juni 2008. Coba kita baca berita lengkapnya berikut ini:
-
Belajar Dari Kisah Taubat Abu Nawas (2)
Taubat! Kembali ke jalan yang benar, menyesali dengan kesungguhan hati akan segenap dosa-dosa yang pernah ia perbuat, dan juga mengharap sangat akan kemurahan hati Allah untuk bisa mengampuni dosa-dosanya itu. Dan memang seperti itulah, dalam taubat ada suatu pengharapan besar akan kewelas-asihan Allah untuk bisa menerima taubatnya dan untuk bisa memberi maaf terhadap dosa-dosanya. Kepada siapa lagi sang pendosa mengharap pemberian ampun terhadap dosa-dosanya selain kepada Allah, Sang Maha Pengampun. Kepada siapa lagi sang durjana itu mengharap belas kasih untuk menghapuskan dosa-dosanya kecuali kepada Allah, Sang Maha Pengasih?