Tasauf

SEMPURNA ISLAM

Islam adalah agama samawi yang terakhir di turunkan Allah dan Nabi Muhammad SAW juga penutup para Nabi, setelah Beliau tidak akan ada lagi Nabi diturunkan oleh Allah SWT. Maka cukuplah Islam sebagai penuntun segenap manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Akan tetapi pertanyaan yang paling penting di dalam diri kita sudah seberapa sempurna kita memahami dan melaksanakan Islam yang disebut agama sempurna tersebut? Apakah hanya sempurna dalam bentuk keyakinan atau sempurna dalam bentuk pelaksanaan. Kita jangan sampai seperti 3 orang buta yang menceritakan tentang gajah berdasarkan pengetahuannya, berdebat ketiga nya karena memang mereka tidak bisa menceritakan gajah secara utuh dan sempurna, hanya pada tahap menduga duga berdasarkan indera peraba mereka.

Nabi SAW bersabda bahwa Islam adalah agama paling tinggi dan tidak ada lagi agama melebihi ketinggian Islam. Tentu ucapan Nabi itu benar 100%, tinggal bagaimana kita bisa memahami dan sampai ke tahap “tinggi” seperti yang dimaksud oleh Nabi.

Seorang yang menekuni fiqih akan menemukan kehebatan Islam lewat hukum-hukum yang dipakai sampai saat ini, mencakup segala asfek kehidupan. Islam lah satu satu nya agama yang mengatur sedemikian detail tentang kehidupan sehari-hari. Orang yang mempelajari al-Qur’an akan menemukan keajaiban di dalam ayat-ayatnya dan berlaku secara universal dan abadi sehingga semua orang yakin bahwa al Qur’an bukanlah produk manusia tapi merupakan kalam Allah SWT.

 “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3).

Ayat ini seringkali disalahgunakan oleh sekelompok orang yang merasa benar sendiri, merasa Islam yang dia ketahui sebagai Islam secara keseluruhan dan sempurna. Bermodal satu ayat ini juga mereka kemudian menuduh bid’ah, sesat bahkan kafir kepada saudara sesama muslim yang berbeda dengan mereka.

Bagi siapapun yang hanya mempelajari Islam dari asfek zahir akan mudah muncul penyakit benar sendiri, hal ini juga di alami oleh Imam al-Ghazali. Begitu banyak ilmu agama yang Beliau pelajari sehingga Beliua berkata, “Kalau ada selain yang aku ketahui maka niscaya itu adalah sesat/keliru”. Setelah Beliau menekuni tasawuf lewat bimbingan Guru Mursyid yang Arifbillah barulah Imam Al-Ghazali menyadari kekeliruannya, ternyata selama ini Beliau hanya mengetahui ilmu-ilmu “mati” belum sampai kepada al-Islam yang “hidup”.

Islam sebagaimana tubuh manusia mencakup asfek zahir dan bathin. Zahir bisa kita pelajari lewat fiqih sedangkan bathin (Ihsan) hanya bisa diakses lewat tasawuf yang dipraktekkan lewat tarekat. Islam, Iman dan Ihsan, tiga pilar yang diwakilkan oleh ilmu Fiqih, Tauhid dan Tasawuf kesemuanya hanya bisa dilaksanakan lewat tarekat. Tanpa tarekat maka ilmu tasawuf pun hanya menjadi sebuah kajian dan bisa menghasilkan RASA apa-apa.

Musuh-musuh Islam sangat paham tentang unsur penyusun Islam secara zahir dan bathin ini makanya mereka tidak pernah menyerang aktifitas ummat Islam secara syariat tapi mereka menyerang dan melarang akrifitas tarekat yang bisa membangkitkan energi dari al-Qur’an. Ummat Islam dilalaikan dengan aktifitas zahir termasuk berlomba-lomba menghapal al-Qur’an sehingga lupa mengkaji isi kandungan al-Qur’an dan yang paling parah lupa bagaimana cara mendapatkan energi Maha Dahsyat dari al-Qur’an.

Mukjizat para Nabi terdahulu yang dikisahkan dalam al-Qur’an tentu saja bukan sekedar cerita tapi itu bisa diwujudkan asalkan memenuhi rukun dan syaratnya. Al-Qur’an di jamin oleh Allah SWT sebagai obat segala penyakit, lalu sudah pernah kita buktikan untuk mengobati penyakit panyakit parah di akhir zaman ini?.

Tidak usah terlalu rumit memahami tentang mukjizat zaman dulu seperti membelah laut, menghidupkan orang mati dan lain sebagainya, hal sederhana saja, apakah shalat yang kita laksanakan sudah kusyuk? Coba tanyakan dalam hati sudah seberapa yakin anda tentang shalat yang anda laksanakan, apakah sudah khusyuk atau merasa khusyuk? Padahal shalat yang tidak khusuyuk itu akan ditolak mentah-mentah oleh Allah dan kalau shalat di tolak seluruh amal ibadah akan tertolak, betapa ruginya kita hidup di dunia ini.

Selagi Allah memberikan kesempatan hidup kepada kita, marilah membuka fikiran dan hati untuk terus belajar hal-hal yang belum kita ketahui tentang Islam agar mencapai kesempurnaannya. Jangan anda percaya dengan kaum orientalis yang mengatakan tasawuf/tarekat itu berasal dari luar Islam karena memang tujuan mereka adalah untuk melemahkan Islam dari dalam. Sekarang coba liatlah dunia Islam setelah tasawuf dibuang, muncul Islam dengan wajah sangar dan bengis kemudian diberi stempel teroris sehingga orang-orang luar menjadi enggan untuk masuk ke dalam Islam.

Islam itu memang sempurna, tapi pertanyaan paling penting sudahkan anda melaksanakan dan sampai ke tahap sempurna itu? Atau masih mengambil satu bagian saja. Islam sesuai hadist Nabi terdiri dari syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Ketika ke empatnya dicapai barulah Islam itu menjadi sempurna, sempurna secara zahir dan bathin.

sMoga Bermanfaat!

10 Comments

  • Purnama Zanny

    tiada yg sempurna,hanya IA YANG TAHU AKAN IA,kesempurnaan milik IA yg kekal abadi,bukan milik kita,kita baru,kita bukan IA,terlalu naif bila kita bilang kita sempurna, SADAR DAN MENYADARI,FAHAM DAN MEMAHAMI,HIDUP UNTUK MATI DAN MATI UNTUK HIDUP YANG HAKIKI,(salam kum salam,bakrul ulum sayyid muhammad)

  • andoko

    Saya selama ini merasakan hal yang sama.. tidak menyentuh, ibadahku hanya rutinitas. mohon petunjuk dimana saya bisa belajar tarekat yang benar sesuai tuntunan Allah dan RosulNYA.

  • komaruddinyusuf

    Alhamdulillah hirobil alamin
    Sangat sepaham untuk mencape jalan kesempurnaan Islam/iman

    Harus melewati 4 pilar : sareat – tarekot – hakekat – makrifattulloh, sebage kendaraan untuk sampe pada tujuan keRobb nya

    Kl kita mengaku islam /iman tanpa melewati yg 4 pilar di atas harus di pertanyakan mau kemana?…… ta’tau arah tujuannya

    Disini kadang² untuk menjelaskan pada ihwan²
    kita sangat sulit jawabanya : semuanya kl ibadah lillahi taala , sy jawab kl modal lillahi aala itu orang nekad n putussasa fidabililahnya engga ada ,

    Ahirnya sy renungkan kembali pada pemahanan , mereka rajin ngaji kedana kemari kembali kepada guru yg juga enggga memahami .

    ahirnya sy baru paham Rahmat dan hidayah tidak hinggap di setiap insan kl indan itu tidak sungguh berusaha dan mencarinya , sesuwai anjuran rosul kita kl mau belajar iskam/iman yg benar carilah warodatu ambia , 🙏🙏🙏 wasalam

  • indrasby01

    Assalamualaikum Warohmatullohi wabarokatuh Mas pengelola sufimuda.net,
    Nas kalau boleh saya tau alamat kyai cilik/kyai lentik sekarang Mas,saya ingin berbai’at kepada beliau Mas

  • Suryawan Putra Hia

    Yang harus diingat :
    1. Belajar agama itu untuk diamalkan bukan untuk diperdebatkan kadang kita lupa dengan alasan cari kebenaran, lebih banyak debatnya dari amalnya, lebih banyak nafsunya daripada hati yang tulus benar2 pingin belajar dan beramal utik menjadi manusia ya lebih baik, sehingga dapatnya nggak dapat apa selain puas nafsunya saja, sedang ruhnya tidak.
    2. Saat kita belajar agama maupun memperdalam agama, tanpa sadar kita sering melupakan ALLOH, asyik dengan diri kita sendiri, seakan2 semua keberhasilan tergantung pada usaha kita sendiri, padahal tidak satupun makhluk bisa bernafas, bergerak, melangkah lebih baik tanpa pertolongan ALLOH, sehingga dalam mencari kebenaran yang hakiki, dalam usaha belajar atau memperdalam agama, atau dalam upaya menjadi insan yang lebih baik jangan sampai putus dari ALLOH, agar saat dapat tidak somobong, dan merasakan selalu kehadiran dan peran ALLOH dalam setiap keberhasilan yang kita dapat, kalo nggak nanti bukan makin dekat tapi makin jauh dari-Nya, walaupun mungkin secara kasat mata makin banyak amalnya.
    3. Dalam berjalan mencari kebenaran ataupun ilmu agama atau memperdalam agama kita sering lupa tujuan utamanya, tujuan agama ini adalah menyempurnakan akhlak, akhlak ini nggak lepas dari adab, jadi kita belajar agama itu tujuannya adalah akhlaknya makin baik, akhlak pada semua makhluk ciptaan-Nya maupun akhlak pada ALLOH Sang Pencipta, banyak terjadi belajar agama makin dalam akhlaknya tidak makin tambah baik itu artinya kualitas agamanya nggak maju2 walaupun mungkin secara ilmu dan amal makin banyak.
    Akhlak ini adalah pakaian lahir dan batin dalam berinteraksi dengan sesama makhluk lebih dengan ALLOH Sang Pencipta, makin bagus akhlak bisa dipastikan makin bahagia orang maupun makhluk disekelilingnya, semakin banyak orang yang bahagia disekelilingnya ALLOH akan makin menambah kebahagiaan dalam dirinya.

    Terimakasih sudah diberi kesempatan dan mohon maaf bila kurang berkenan.

    Hanya pada ALLOH kita semua bergantung.

  • partiamanahmalaysia

    Selamat Menyambut Ramadhan Karim 1441H/2020M & Selamat Berpuasa.
    وَأُفَوِّضُ أَمۡرِيٓ إِلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ
    Ghaafir – 44
    “Dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); sesungguhnya Allah Maha Melihat akan keadaan hamba-hambaNya”.
    Dengan Rendah Diri Kami Meminta Para Sahabat Yang Dikasihi Sekalian Untuk Subscribe Channel Youtube Ihya Assunnah Solution
    https://www.youtube.com/channel/UCyC4FMCfTqhfqsSdw4qKe_w/videos
    Sebagai Tanda Sokong Usaha Berdakwah Di Jalan Allah SWT Dan Berkongsi Pahala Di Akhirat Sebagai Amal Jariah Setelah Kita Tiada Nanti.
    Takutlah Wahai Manusia Di Hari Dimana Tangan Dan Kaki Kamu Menjadi Saksi Di Hadapan Allah SWT Nanti.



    Mohon Like Page Pintu Ke Syurga :
    https://web.facebook.com/Pintu-Ke-Syurga-110968047089773/
    Jutaan Terima Kasih Di Atas Kesudian Sahabat Melayari Laman-Laman Media Ihya Assunnah.

Tinggalkan Balasan ke andokoBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca