Tasauf

Menemukan Rahasia Tuhan Dalam Biji Pepaya

008_PepayaSuatu hari Guru Sufi sedang duduk santai di teras rumah, kemudian Beliau memanggil salah seorang murid untuk membersihkan sisa-sisa kulit dan biji papaya yang terletak di sudut ruangan. “Tolong dibuang sampah sisa pepaya yang dikupas tadi malam biar nanti ruangan ini tidak bersemut”, kata Guru Sufi.

Baik Guru”, kata si murid.

Ketika si murid memungut sampah papaya, Guru nya berkata, “Coba kau ambil biji papaya, kau amat-amati dengan teliti”. Si murid kemudian mengambil biji papaya dan mengamatinya seperti yang diperintahkan Guru.

Apakah ada buah di dalam?” Tanya Guru. Maksudnya Guru menanyakan apakah ada buah papaya di dalam biji papaya. Si murid diam tidak bisa menjawab, kemudian Gurunya berkata, “Ada, bakal buah namanya, bakal daun juga ada bahkan seluruh batang papaya ada di dalam biji yang kamu pegang itu”.

Syaratnya biji itu kamu tanam, disiram, di pupuk dan di rawat sampai dia menjadi pohon papaya sehingga menghasilkan buah”. Kata Guru.

Semua ada disana!” kata Guru.

Kemudian Guru melanjutkan, “Begitu juga dengan dzikir, rahasianya sudah ada disana, sudah ditanam sejak awal kau diterima menjadi murid. Ilmu ini adalah bermula dari akhir bukan bermula dari awal. Saat kau gabungkan rohani mu dengan Guru, itu lah akhir dari ilmu ini. Untuk bisa akal menerima apa yang kamu alami, itulah memerlukan waktu, memerlukan kesabaran, diperlukan mujahadah untuk melawan diri sendiri

Proses ini kemudian di uraikan menjadi 3 tahapan yaitu : Takhalli, Tahali, Tajaalli. Ingat tentang biji papaya, di tanam, di rawat akhirya akan terukir abadi nama-Nya dalam qalbu mu”. Kata Guru…

“Semua ada disana” yang di ucapkan Guru Sufi mempunyai makna yang mendalam. Kalau seluruh rahasia pepaya ada di dalam biji, “disana” seperti yang ditunjuk Guru, lalu dimana “semua ada disana”, letak rahasia Tuhan?.

20 Comments

  • candrakirana777

    “GURU”.

    GURU sufi adalah ulama pewaris nabi, apa yg diwarisi yaitu “NUR Muhammad” itu sendiri.

    Jadi logikanya apabila ada NuR Muhammad pada diri GURU tentunya dia mengetahui rahasia TUHAN.

    Saya tidak ingin berdebat apakah pemikiran ini benar, namun paling tidak itu yg saya yakini.

    Terima kasih Ab. SM untuk tulisannya:-)

    Maju terus.

  • fadli

    Assalamualikum, benar benar memerlukan waktu untuk akal memahami, satu persatu terungkap dan benarlah apa yg terkandung dalam Al-Qur’an, dan benarlah adanya bahwa membaca Al-Qur’an harus dengan hati nurani maka kandungan ayat perayat penuh dengan hakikat makna yg dalam dan begitu indah, terimakasih

  • Ruslianto

    Qur’an Suraah Az Zumar ayat 23 :
    Allahu nazzala ahsanal hadisi kitabam mutasyabiham masaniy(a), taqsya’irru minhu juludul lazina yakhsyauna rabbahum, summa taliinu juluuduhum wa quluubuhum ilaa dzikrillah(i), zalika hudallahi yahdi bihi mayyasya'(u), wa may yudlilillahu famaa lahuu min haad(in).

    Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi (berulang-ulang), gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di saat dzikrillah. Itulah petunjuk Allah, dengan ketentuan itu Dia menunjuki siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.

    INI-LAH SALAH SATU DIANTARA AYAT AL QUR’AN SEBAGAI PEMBELA PENGAMAL ILMU TAREKAT ;

    # Pengamal ilmu Tarekat,..adalah dzikrullah ;
    # Allah berjanji, menurunkan Al Qur’an yang sama mutunya, dan
    gemetar kulit mereka yang menerima Petunjuk (itu) ; Lalu,…..
    # Dengan dzikir tersebut, hati dan jiwa menjadi tenang.
    # Pengamal Tarekat ber-Rabithah dengan Mursyid melaksanakan
    dzikrullah, Lalu dibalas dengan dzikir Allah, itulah Petunjuk Allah ;
    # Kebalikan-nya,.. Yaitu orang yang sesat TIDAK mendapat Petunjuk
    dari Seorang Waliyam Mursyida atau (Baca Lagi makna ayat diatas)
    orang yang menyatakan sesat kepada pengamal Tarekat,
    sebenarnya itulah orang yang disesatkan Allah.

    Wass: Selamat Idul Fitri Bangda Sufi Muda,.. Semoga bermanfaat. dan menjadi renungan bersama.

  • siraj

    Bang Sufi,
    Saya tidak tahan menahan linangan air mata ini ketika membaca tulisan Abang… Saya ingat ketika Beliau menyampaikan fatwa ini… dengan suara yg agak berat namun begitu merdu beliau menyampaikan … Ayah… Mohon sampaikan rasa rinduku kepada Bapak….

  • muhammad

    “MENEMUKAN TUHAN DALAM KESEHARIAN”
    “TUHAN” apa artinya itu tuhan ada disekitar kita/tuhan ada dimana-mana..?

  • Ruslianto

    Al Qur’an :
    Suraah Al Baqarah ayat 186 :
    Wa iza sa’alaka ‘ibadi ‘anni fa inni Qaribb(un), ujibu da’watad daa’i iza da’an(i).
    Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah); bahwasanya Aku adalah dekat.

    Suraah Qaaf ayat 16 :
    Wa laqad khalaqnal insaana wa na’lamu ma tuwaswisu bihi nafsuh(u), wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil warid(i).
    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

    Suraah Al Hadid ayat 3 :
    Huwal awwalu wal akhiru waz zahiru wal batin(u), wa huwa bi kulli syai’in ‘alim(un).
    Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

    Suraah Al Hadid ayat 4 :
    Wa huwa ma’akum aina maa kuntum, wallahu bimaa ta’maluna basir(un).
    Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

    Suraah Al Isra’ ayat 60 :
    Wa iz qulna laka inna rabbaka ahaata bin nas(i),
    Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu :”Sesungguhnya Tuhanmu meliputi segala manusia”,

  • Heldy Pratama Putra

    saya orang yang terombang-ambing dalam kebingungan bagaimana cara mendalami agama Islam dan dapat mencapai kepada sang pencipta, yang maha pengasih, maha penyayang, maha pengngampun, maha diatas segala maha,(ALLAH).
    Tolong bantu saya, Ajari saya.

    • muhammad habibi

      saya ingin berbagi rasa buat ihwan fillah semuanya,2004 saya berbaiat dan alhamdulillah sya sudah sempat suluk (khalwat)
      tetepi dalam perjalanan saya sudah lalai untuk berjemah lagi
      hanya melakukan dengan sendiri karena setiap jemaah saya tidak
      suka membahas kalo orang yang belum berterikhat itu salah saya lebih suka membahas gimana cara kita dalam hidup keiklasan
      nah dalam hal ini saya kepengen masukan dari ihwan fillah semuanya
      (naqsyabandi)

      • Ruslianto

        Al Qur’an ;
        Inna rabbaka huwa a’lamu may yahdillu ‘an sabilih(i), wa huwa a’lamu bil muhtadin(a).
        Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk.
        (QS: Al An’am ayat 117).

        Qala rabbana zalamna anfusana wa il lam taghfirlana wa tarhamna lanakunnanna minal khasirin(a).
        (Adam dan isterinya) berkata; “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
        (QS:Al A’raf ayat 23).

        • Ruslianto

          Keikhlasan seumpama seekor semut hitam diatas batu hitam dimalam yang amat kelam, ianya wujud tapi amat sukar dilihat.
          Jangan tertipu dengan terangnya bulan karena di sebalik terang itu banyak kegelapannya.

Tinggalkan Balasan ke fadliBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca