Tasauf

Menyembah Ka’bah Bag-1

ka'bahSyukur alhamdulillah di pagi Jum’at yang penuh berkah dan karunia yang melimpah ini, saya berkesempatan menulis tulisan ini, tulisan yang sudah lama ingin saya tulis sebuah judul yang menarik untuk kita telaah dan kita renungi bersama. “Menyembah Ka’bah” adalah tulisan yang saya buat bersambung karena memang pembahasannya panjang dan tidak mungkin selesai dalam sekali menulis. Tulisan ini hendaknya dibaca secara perlahan, dengan pikiran terbuka untuk menerima perbedaan-perbedaan dan membaca sampai selesai sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Dalam tulisan yang akan anda baca bersambung ini akan saya uraikan tentang banyak hal yang berhubungan dengan hakikat dan makrifat. Menyembah Ka’bah adalah judul yang menarik untuk dijadikan bahan bacaan dan bahan renungan untuk kita semua.

Ka’bah adalah titik sentral ibadah seluruh ummat Islam di dunia. Ibadah apapun di dalam Islam menjadikan ka’bah sebagai pusatnya. Shalat sebagai ibadah wajib yang dilaksanakan 5 kali sehari, menghadapkan wajah mengarah kepada ka’bah yang ada di makkah. Ketika dikuburpun wajah seorang muslim dihadapkan kepada ka’bah. Begitu penting posisi ka’bah sebagai rumah Allah sehingga seluruh ibadah dianggap tidak sah apabila dilakukan tidak menghadap ka’bah.

Seluruh ummat Islam dalam melaksanakan shalat meskipun badan dan wajah dihadapkan kepada ka’bah sebagai syarat wajib, tapi seluruhnya sepakat bahwa kita tidak sekali-kali menyembah ka’bah, yang kita sembah adalah Allah pemilik dari ka’bah.

Ummat Islam menghadapkan wajah ke arah ka’bah adalah sebagai wasilah antara hamba dengan Tuhannya. Orang-orang yang menentang wasilah tanpa sadar dalam keseharian melakukan tawasul dalam beribadah kepada Allah.

Syahadat adalah Wasilah

Mengucapkan Kalimah Syahadah adalah syarat utama seseorang bisa disebut sebagai orang Islam, ini adalah pondasi, rukun Islam yang pertama. Syahadat terdiri dua kalimat, pertama mengakui Allah sebagai Tuhan dan kedua mengakui Muhammad sebagai utusan-Nya. Kalau hanya mengakui Allah sebagai Tuhan dan tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul-Nya maka syahadatnya tidak sah. Kenapa?

Karena dari zaman jahiliyah sebelum muncul Islam, masyarakat di mekkah mengakui Allah sebagai Tuhan dari segala tuhan, dan mereka meyakini bahwa berhala yang mereka sembah adalah sebagai penghubung atau media bagi mereka untuk menyembah Allah. Nama-nama Allah seperti ar-Rahman, ar-Rahim dan lain-lain memang sudah dikenal di dalam masyarakat jahiliyah. Keterangan lengkap anda bisa telesuri dibeberapa karya yang membahas tentang masyarakat Arab Pra Islam, salah satunya ada di buku History of The Arabs karya Prof Philip K. Hitti.

Masyarakat jahiliyah tidak menolak Allah sebagai Tuhan, tapi mereka tidak mau menerima Muhammad sebagai utusan Allah, mereka lebih yakin kepada berhala-berhala yang sebenarnya tidak ada hubungan sama sekali dengan Allah. Menyakini berhala sebagai penghubungan manusia dengan Allah inilah yang di sebut syirik, menyekutukan Allah karena memang tidak ada hubungan sedikitpun dengan Allah. Inilah wasilah yang dilarang di dalam agama.

Kalau orang mengaku bertauhid menyembah Tuhan Yang Esa tapi tidak mengenal yang disembah, dalam ibadah yang dilakukan hadir tuhan-tuhan lain, apakah itu masalah duniawi, harta, wajah manusia dan lain-lain itu sama dengan melakukan syirik tersembunyi, menyembah Allah tapi masih menyimpan berhala dalam pikiran dan hatinya.

Kalau kita menelusuri dengan teliti, diseluruh dunia sebenarnya tidak ada yang disembah manusia selain Tuhan, seluruh manusia menyembah Tuhan, menyembah suatu kekuatan di luar manusia yang mempunyai kemampuan tidak terbatas. Agama Majusi sekalipun yang konon katanya mereka menyambah api sebenarnya mereka tidak menyembah api. Bagi mereka api adalah simbol keabadian, memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia, api adalah anugerah dari Tuhan yang memberikan mereka nafas kehidupan. Api bisa juga mendatangkan bala atau kemurkaan bila digunakan dengan cara salah. Jadi mereka menghormati api dengan sebuah keyakinan itu ada hubungan dengan Tuhan, jadi mereka bukan menyembah api tapi menyembah Tuhan yang mereka yakini bisa terhubungan lewat api. Ini juga salah satu bentuk wasilah yang dilarang menurut Islam, karena api bukanlah Allah dan Allah juga bukan api, keduanya sangat berbeda.

Kalau kita lihat fokus ummat Islam kepada ka’bah dengan segala jenis ritual yang dilakukan, mungkin bisa jadi masyarakat non muslim akan menganggap ummat Islam menyembah ka’bah. Hal ini pernah dikemukan oleh salah seorang teman saya non muslim, dalam pandangannya ummat Islam dalam beribadah seperti menyembah ka’bah. Saya menjelaskan bahwa seluruh ummat Islam menyakini bahwa ka’bah adalah rumah Allah, karena itu seluruh ibadah difokuskan ke ka’bah sebagai wasilah ummat Islam, bukan menyembah ka’bah. Kalau kita  sedikit kritis maka ka’bah juga tidak bisa dijadikan sebagai wasilah karena ka’bah adalah buatan manusia. Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat terbatas dan terkurung.
Menarik kita telusuri dari pengalaman beberapa tokoh sufi ketika menunaikan ibadah haji, salah satunya adalah Mansur Al-Halaj. Ketika dia menunaikan ibadah haji pertama dia melihat ka’bah dan tidak menemukan Allah disana. Al-Halaj berkata, “Ibadah haji aku tidak sempurna, aku datang kemari bukan untuk menemui ka’bah tapi menemui pemiliknya”. Pada haji berikutnya, yang dia temui adalah ka’bah dan juga pemiliknya yaitu Allah swt. Kemudian dia berkata, “Haji aku masih belum sempurna, yang aku kemui Allah dan ka’bah”. Kemudian dilain kesempatan ketika dia menunaikan ibadah haji, yang dilihat hanya Allah, tidak ada selain itu termasuk ka’bah, baru dengan gembira dia berkata, “Sekarang barulah sempurna ibadah haji yang aku lakukan, aku tidak melihat apapun selain Allah”.
Pengalaman serupa bukan hanya dialami oleh Mansur Al-Halaj, tapi juga dialami oleh tokoh sufi yang lain yang intinya mereka menganggap ibadah haji nya tidak sempurna kalau mareka belum menjumpai Allah disana.
Guru Sufi mengatakan, “Ka’bah itu bukan tempat untuk dikurung Allah, Maha Suci Allah dalam segala sifat-sifat itu, ka’bah adalah sebagai simbol persatuan ummat Islam seluruh dunia, maka kesanalah kita menghadapkan wajah”. Jadi Allah tidak berada di ka’bah, itu hanya sebagai simbol persatuan, sebagai pemersatu ummat, semua meyakini itu sebagai rumah Allah.

Hamzah Fanshuri salah seorang penyair dan juga tokoh sufi pernah menulis, “Pergi ke makkah mencari Allah, pulang ke rumah bertemu Dia”. Pengalaman yang dialami oleh Hamzah Fanshuri sama dengan al-Halaj, dia tidak menemukan Allah di ka’bah. Hamzah Fanshuri menjumpai Allah yang adalah dalam “rumah” yaitu dalam dirinya sendiri. Kalau Allah telah dijumpai dalam diri maka dimanapun Dia bisa dijumpai.

Kalau di Indonesia, dirumah kita sendiri tidak pernah bisa menjumpai Allah, maka pergi ke ka’bah sekalipun tetap juga tidak bisa menjumpai Allah. Sama halnya dengan berenang, “Kalau di Jakarta tidak bisa berenang, maka disamudera atlantik juga tidak bisa karena berenangnya sama-sama di air”. Kalau di Jakarta atau ditempat kita tinggal bisa berenang, maka dimanapun bisa beranang karena kuncinya adalah berenang di air, selama tempatnya adalah air apakah dikolam, di sungai, danau bahkan samudera atlantik sekalipun tetap bisa berenang.

Kalau manusia tidak mengenal Allah di dalam dirinya, tidak mengenal Allah ketika masih hidup di dunia, maka di akhirat pun tetap Allah tidak dikenal karena Allah yang ada di dunia dengan akhirat adalah sama.

Saya sudahi dulu tulisan ini, setelah shalat Jum’at nanti akan saya lanjutkan lagi. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan menuntun kita ke jalan-Nya yang lurus dan benar, Amin ya Rabbal ‘Alamin

Bersambung…

41 Comments

  • Nurofik

    Alhamdulillah dapet penjelasannya baru kemarin debat tentang ini..
    kepada SM setiap ada artikel baru saya minta ijin share.bolehkah..????

  • ikhsan karim

    alhamdulillaah.,,,
    saya juga mau ijin shere untk smua artikel bang sufimuda…
    biar tmn tmn di Dumai smua pda tau dan terbuka hatinya untk menuntutnya….amin

  • Iwan Alfata

    Kalau manusia tidak mengenal Allah di dalam dirinya, tidak mengenal Allah ketika masih hidup di dunia, maka di akhirat pun tetap Allah tidak dikenal karena Allahyangada di dunia denganakhirat adalah sama.

  • alwi

    salam ..maaf numpang oret sedikit kawan ka’bah punya cerita dan rahasia yg sulit di pecahkan mengapa dan kenapa ka’bah ….. lihat dengan hatimu rahasia yg tersimpan di dalam ka’bah salam

    • Ruslianto

      Sebenarnya hal inilah yang menjadikan Al Qur’an itu menjadi narasumber utama dan sebab itu pula didapat kepastian adanya Allah SWT Yang Maha Kuasa. Kutub utara Bumi dulunya sebelum terjadi topan Noah a.s adalah di Makkah kini seperti yang dimaksud QS.3/96. Ka’bah yg tegak dgn megahnya di tengah Kota Makkah adalah titik tepat dari kutub utara dulunya di mana (kala itu) Bumi ini berputar di sumbunya untuk terjadinya pergantian siang dan malam . Disanalah Adam a.s hidup berkeluarga sebagai nenek moyang manusia di Bumi, karena di sanalah tempat yg paling subur waktu itu di permukaan bumi.
      QS.6/92 dan QS.42/7 menyatakan Makkah itulah yg yg menjadi ibu kota di Bumi ini sejalan dgn maksud QS.3/96 sebagai tempat rumah pertama. QS.71/4 menyatakan bahwa masyarakat manusia Bumi ini dulunya berkembang biak di Kutub Utara dan QS.2/125 menjelaskan bahwa Ka’bah itu menjadi sumber ilmu pasti bagi manusia tentang geologi, semua itu membuktikan kebenaran QS.3/96 tadi.

      Demikian sMoga bermanfaat.
      Wass.

      • Ruslianto

        Ass.
        Sebagai bukti bahwa Makkah dulunya adalah kutub utara sebelum terjadinya “topan” di zaman Nabi Noah a.s ,.. lihatlah perkembangan terakhir di antara manusia Bumi dilihat dari segi ekonomi, dan jika doeloe Saudi Arabia di pandang sebagai daerah yg paling tandus dan kering di muka bumi maka kini terbukti memiliki bahan mineral terbesar. Hal ini sesuai dgn pendapat para ahli geologi bahwa di daerah itu (Makkah-Saudi Arabia) dulunya sebagai telah berlaku kesuburan yang sempurna dan hal ini dinyatakan oleh QS,36/80 dan QS.56/71. Jadi do’a Ibrahim a.s pada QS.2/126 bukanlah sekedar biasa-biasa saja tetapi adalah do’a ilmiah atas pengetahuan Ibrahim a.s sendiri mengenai ‘posisi’ permukaan bumi ini dulunya.
        Seandainya Makkah itu semenjak dulunya berada di tempat panas tandus, tentunya Adam selaku manusia normal dan cerdas berpikiran untuk mencari tempat yg subur untuk tempat tinggal , tetapi tempat yg paling subur itu adalah Makkah kini. Dari itu wajarlah Adam dan keluarganya bertempat tinggal di daerah itu.
        Perintah kepada Ibrahim untuk mendirikan Ka’bah dengan mencari pondasi yang pernah di dirikan oleh Adam, dilaksanakan bersama dengan anaknya Ismael a.s dengan tepat dan cermat hal di tercantum pada QS.2/127 dan QS,22/26.

        Istilah Ka’bah sering didengar, tetapi apakah arti Ka’bah itu ? Hm,.. Kalau istilah ka’bah diartikan secara bebas maka dia adalah “mata Bumi” atau sumbu bumi karena di sanalah dulunya Bumi ini berputar, disanalah kutub utara bumi dulunya sebelum terjadi topan Nabi Noah. Sebagai diketahui istilah Ka’bah itu adalah bahasa Qur’an berasal dari istilah “ka’bu” yang berarti “mata kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk dipakai melangkah. Pada QS 5/6 menjelaskan istilah itu dengan “ka’bain” yang arti nyata “mata Bumi” atau sumbu bumi atau kutub putaran utara Bumi sebelum topan Noah (itu).
        Sebagaimana Para ahli mengibaratkan bumi ini dulunya berbentuk seperti buah apel jika lautannya dikeringkan, maka tampuk Bumi ini ialah Ka’bah di Makkah sekarang ini, sedangkan cekungnya yang 90 derajat di balik belahannya ialah (Kutub Selatan dulunya sebelum topan Noah) ialah Pulau Tuamoto di Dangerous Islands Pasific. Jadi pemakaian istilah Ka’bah untuk Rumah Suci itu adalah logis dan tepat serta masuk akal.
        (pembuktian ilmiah kian seru,…. Tunggu kelanjutannya,….. itupun jika diizinkan Bangda Sufi Muda).
        Wass. sMoga bermanfaat.

  • Ruslianto

    Ass.
    Sebagai bukti bahwa Makkah dulunya adalah kutub utara sebelum terjadinya “topan” di zaman Nabi Noah a.s ,.. lihatlah perkembangan terakhir di antara manusia Bumi dilihat dari segi ekonomi, dan jika doeloe Saudi Arabia di pandang sebagai daerah yg paling tandus dan kering di muka bumi maka kini terbukti memiliki bahan mineral terbesar. Hal ini sesuai dgn pendapat para ahli geologi bahwa di daerah itu (Makkah-Saudi Arabia) dulunya sebagai telah berlaku kesuburan yang sempurna dan hal ini dinyatakan oleh QS,36/80 dan QS.56/71. Jadi do’a Ibrahim a.s pada QS.2/126 bukanlah sekedar biasa-biasa saja tetapi adalah do’a ilmiah atas pengetahuan Ibrahim a.s sendiri mengenai ‘posisi’ permukaan bumi ini dulunya.
    Seandainya Makkah itu semenjak dulunya berada di tempat panas tandus, tentunya Adam selaku manusia normal dan cerdas berpikiran untuk mencari tempat yg subur untuk tempat tinggal , tetapi tempat yg paling subur itu adalah Makkah kini. Dari itu wajarlah Adam dan keluarganya bertempat tinggal di daerah itu.
    Perintah kepada Ibrahim untuk mendirikan Ka’bah dengan mencari pondasi yang pernah di dirikan oleh Adam, dilaksanakan bersama dengan anaknya Ismael a.s dengan tepat dan cermat hal di tercantum pada QS.2/127 dan QS,22/26. (pembuktian ilmiah kian seru,…. Tunggu kelanjutannya,….. itupun jika diizinkan Bangda Sufi Muda).

    Wass. sMoga bermanfaat.

    • anbu

      Manusia itu terdiri dari Jasad dan Ruh

      Jasmani (jasad) perlu kiblat (Ka’bah) di Mekah sana, kalau tidak, orang solat bisa kacau. Imam menghadap Barat, Makmum (suka suka gua) ada yang ke selatan utara atau timur dll.

      Ka’bah itu cuma KIBLAT JASMANI

      • Ruslianto

        Nah,.. bagaimana kiblatnya orang sholat sedangkan ia sedangkan melakukan perjalanan ke ruang angkasa (tentu dengan pesawat ulang alik) ? jasmaninya/fisik menghadap kiblat (Ka’bah) yang mana ?

  • anbu

    klu di angkasa hukum syariat sudah tidak relevan lagi untuk dipakai, karena tubuh akan mutar2 terus (ga konstan ke kiblat Mekah/ka’bah), di angkasa yang berlaku kiblat ruhani.

    Kiblat ruhani = Gurumu yang beserta Rasulullah (yang Guruku juga)

    ”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Mahamengetahui”. (QS.al-Baqarah: 115)

    • Ruslianto

      Yth. anbu, dan maaf, karena jika mperhatikan tulisan saya, diatas bukan maksud mbuat polemik ‘baru’ diblog ini. saya membaca Qur’an dari sudut pandang ilmi-ah dan sdr.anbu membicarakan rohani-ah. (sMOGA masih nyambung)

      QS.3 ayat 190 : Inna fi khalqis samaawati wal ardhi wakhtilafil lailli wan nahar la ayaatil ulil albab(i)
      Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
      QS.29 ayat 15 : Fa anjainahu wa ashaabas safiinati wa ja’alnaahaa ayaatal lil ‘alamiin.
      Maka Kami selamatkan Noah dan penumpang-penumpangnya bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu ‘pelajaran bagi semua umat manusia’.
      QS.54 ayat 15 : Wa laqad taraaknaha ayatan fahal mim muddakir(in).
      Dan sesungguhnya telah Kami jadikan bahtera itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran ?
      Wass.

  • Ruslianto

    MENGAPA KIBLAT SHALAT HARUS di TUJUKAN ke ARAH KA’BAH
    (Tulisan khusus ini dari sudut pandang Logika & Ilmiah berdasarkan Al Qur’an)

    Orang Islam beriman diajar untuk menyembah kepada Allah SWT dan Tuhan itu sesungguhnya Maha Ghaib, maka penyembahan kepadaNYA tidak mungkin kearah sesuatu tempat, karena Tuhan Yang Maha Esa itu ada di mana-mana di semesta raya itu, Hal ini oleh QS. 2/115. Untuk persoalan ini Allah memerintah pada QS. 2/144 agar Kiblat shalat itu ditujukan ke arah Ka’bah dalam lingkungan Masjidil Haraam di Kota Makkah, disebutkan dalam QS.2/144, orang beriman tidak menyembah Ka’bah, itu hanya terdiri susunan batu-batu, tetapi menyembah Pemilik Ka’bah itu disebut pada QS,106/3. Ka’bah itu disebut juga mata Bumi atau Sumbu Bumi yaitu kutub utara putaran bumi sebelum terjadinya topan di zaman Noah a.s, maka menyembah Allah dengan berkiblat ke arah Ka’bah ITU BERARTI MENYEMBAH TUHAN Pencipta Bumi yang beratnya sekira 600 trilliun ton, juga berarti yang menempatkan RAWASIA (tiang/poros bumi yg tak terlihat mata) yang memutar BUMI ini, sekira 1.665 kilometer per jam. Kekuatan Rawasia ADALAH terbesar di Bumi ini, MAKA menyembah Allah SWT dengan berkiblat ke arah Ka’bah BERARTI Menyembah TUHAN yang memiliki Kekuatan terbesar.

    Tidak ada tempat di Bumi ini yang sebanding dengan Ka’bah, baik ditinjau dari sejarah maupun ditinjau dari rahasianya yang ilmiah.

    Perlu kiranya untuk dicermati bahwa kutub-kutub utara yang terdiri 11 planet (seperti mimpinya Nabi Yusuf a.s – Lihat QS.12 ayat 4) yang mengitari Matahari dalam satu tata surya termasuk Bumi, bekas poros sumbu kutub-kutub utara di planet-planet lain “tergeser” disebabkan terjadi topan di zaman Noah a.s. Karena jelas pada QS.54/15 bahwa kejadian Topan di zaman Noah tersebut sengaja dijadikan selaku pertanda tentang Kebesaran Allah , perhatikan QS.29/15.
    Orang beragama dan mengakui Kebesaran Allah, senantiasa mencari bekas-bekas yang ditinggalkan topan Noah, (namun) sayangnya yg mereka cari (itu) perahu yg dipakai oleh Nabi Noah, padahal secara logika sudah dimakan zaman.

    Al Qur’an menyatakan bekas yg ditinggalkan topan itu bukanlah kapal atau perahu Noah tetapi, bentuk permukaan Bumi dan permukaan Planet lainnya yg telah berubah dan bergeser sehubungan dengan berlakunya topan itu. Dan lebih dari itu bekas dari topan tersebut menyebabkan telah terjadinya pergantian musim di Bumi dan setiap permukaan planet , sehingga penduduk diwilayah selatan dan utara secara bergantian mendapat pemanasan langsung dari Surya. (karena dahulu dizaman Nabi Adam masyarakat hidup diwilayah utara bumi, dan akibatnya atas penemuan fosil-fosil kerangka manusia bongkok karena kurang terpaan matahari), pemahaman ini hanya dipahami oleh Para Ilmuan (Ulul Albab) sesuai dengan maksud QS.3/190 dan QS.29/15. Dan itulah sebab dikatakan topan di zaman Noah disamping berfungsi sebagai hukuman juga berfungsi sebagai perbaikan pada permukaan setiap planet.

    Begitu juga hal dengan pelaksanaan Thawaf yaitu pd orang-orang yg melakukan hajji dan umroh , Maka thawaf itu sendiri adalah melambangkan gerak putaran bumi keliling sumbunya tujuh kali atau tujuh hari dalam seminggu. Pada saat melaksanakan thawaf (berputar mengelilingi Ka’bah) mengapa orang memposisikan/meletakkan Ka’bah disebelah kiri dirinya dan mengapa bukan disebelah kanan ?, (kebanyakkan orang beribadah melakukan dengan dogma semata) padahal sekiranya orang meletakkan Ka’bah disebelah kanannya,maka itu berarti ia melawan gerak bumi dari barat ke timur dan ingatlah bahwa seluruh putaran atau rotasi benda angkasa bergerak dari barat ke timur, Bumi ini berputar dari Barat ke Timur, karenanya kelihatan Surya terbit di timur dan terbenam di Barat . Maka jelaslah pula bahwa ibadah thawaf itu mengandung ilmu geofisika.

    QS. 12 ayat 4 (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang , matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud padaku”.

    QS.29 ayat 15 : Fa anjainahu wa ashaabas safiinati wa ja’alnaahaa ayaatal lil ‘alamiin.
    Maka Kami selamatkan Noah dan penumpang-penumpangnya bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.

    QS.54 ayat 15 : Wa laqad taraaknaha ayatan fahal mim muddakir(in).
    Dan sesungguhnya telah Kami jadikan bahtera itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran ?

    QS.3 ayat 190 : Inna fi khalqis samaawati wal ardhi wakhtilafil lailli wan nahar la ayaatil ulil albab(i)
    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

    Demikian dulu, sMoga tulisan ini menjadikan sebuah ‘renungan’ atas kebesaran Allah SWT dan asal muasal Ka’bah dan sejarah Kota Makkah,…. Sekali lagi tentu bagi yang senang pembahasan Al Qur’an berdasarkan Logika & Ilmiah, Insya Allah akan dilanjutkan jika berkenan.
    WAss.

    • arkana0908

      Bang Rusli;
      jika Ka’bah memang demikian seperti yang Abang tuliskan, apakah mungkin ada tempat lain di muka bumi ini yang bisa sama dg Ka’bah itu, yang saya maksud adalah Masjidil Aqsa, karena sebelum Ka’bah. arah kiblat adalah di Al Aqsa ?

  • Ruslianto

    KEJURUSAN MANAKAH NABI MUHAMMAD BERKIBLAT sebelum HIJRAH KE MADINAH ?

    13 TAHUN sebelum Hijrah , Nabi Muhammad secara resmi telah diangkat menjadi Nabi terakhir bagi seluruh manusia dgn tugas Rasul yg mnyampaikan ayat-ayat suci Al Qur’an. Ketika itu Beliau baru berumur 40 tahun, dan langsung melakukan sholat dgn menjurus kea rah Kutub Utara Bumi.

    Diwaktu itu masyarakat Makkah masih masih menyangka bahwa manusia hanya berada di Bumi (ini) saja. Tidaklah terlintas dlm pemikiran umum bahwa diprmukaan planet lain juga telah berkembang biak manusia ramai, pandangan ini berlaku diseluruh muka bumi sampai beberapa abad kemudiannya. Orang baru mengetahui adanya masjid ialah yg di Makkah dan satu lagi di Palestina.

    Peninggalan dari Nabi Sulaiman sbagai penyebar agama Islam di antara Bani Israel dan orang belum mengetahui persoalan Ka’bah secara geologis.
    Ketika orang ‘melihat’ Nabi Muhammad berkiblat sholat kearah utara , maka orang menyangka bahwa kiblat diarahkan kepada masjid yg ada di Palestina itu. Karena jika ditarik garis lurus dari Makkah ke Kutub Utara maka garis itu kelihatan ‘melintasi’ Palestina. Dan harus pula diingat bahwa masyarakat manusia waktu itu menyangka Bumi ini datar, bukan bulat dan dikitari oleh bulan , Surya dan semua bintang.

    Pendapat yg mengatakan Nabi Muhammad berkiblat kearah Palestina atau Baitul Maqdis ditimbulkan oleh istilah “Masjidul Aqsha” termuat pada QS.17 ayat 1, Pendapat itu masih dipertahankan oleh hampir semua Kaum Muslimin sampai abad 14 Hijriah. Tetapi sebenarnya , jika orang sudi berpikir secara seksama dan meneliti ayat-ayat suci dgn perhatian penuh, akan terpaksalah ia meninggalkan “pendapat’ itu. (maaf) karena kekurangan alasan yg dapat diterima oleh pemikiran ILMIAH DAN SECARA LOGIKA.

    Persoalan ini dapat kita pecahkan dgn dua cara,
    PERTAMA : Menurut dalil Al Qur’an; Jika diartikan istilah “Masjidil Aqsha” yg trmuat dalam QS.17 ayat 1 masjid di Palestina sebagai “masjid yang jauh” dari Makkah. Maka pengrtian itu tidak mungkin dipakai lagi saat kini karena ditemui ada ribuan masjid di daratan bumi yg lebih jauh daripada yg ada di Palestina itu, padahal Al Qur’an itu berfungsi seluruh zaman, jika dipakai juga pendapat itu maka dia menjadikan Al Qur’an ketinggalan zaman yaitu tak mungkin dipakai lagi sbagai narasumber ilmiah, dan Masjidil Aqsha itu bukanlah di Palestina tetapi di Planet Muntaha, tentng Planet Munthaha itu akan saya buat tulisan tersendiri insya Allah dan hal itu sesuai dgn maksud QS. 17 ayat 1 ;

    KEDUA : Perhatikan QS.30 ayat 2 dan QS.30 ayat 3 memberitakan kemenangan Persia dalam memerangi Roma yang “menguasai” Palestina waktu itu. Dan dalam beberapa tahun dijanjikan kemenangan buat Roma, Kenyataan janji itu terlaksana dalam Sembilan tahun (menurut catatan sejarah) . tetapi yang ‘penting’ disini ialah Palestina itu sendiri yang dalam ayat itu, disebut “negeri terdekat” , bukan yang jauh . Lihat dibawah ini :

    QS.30 ayat 2 : Ghulibatir ruum(u)
    Telah dikalahkan bangsa Romawi

    QS.30 ayat 3 : Fi adnal ardhi wa hum mim ba’di ghalabihim sayaghlibuun(a)
    Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.

    Dengan dalil QS.30 ayat 3 tersebut nyatalah bahwa Palestina didalam Al Qur’an disebut negeri yang dekat, maka Masjidil Aqsha atau ‘masjid yang jauh’ yg termuat pd QS.17 ayat 1 ‘bukan’ di Palestina , tetapi di Munthaha.

    Kemudian lihatlah QS.2 ayat 145 secara terang dinyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah berkiblat mengikuti kiblat agama lain, sedangkan Baitul Maqdis atau Palestina waktu itu malah sampai kini adalah kiblatnya penganut agama lain. Ayat ini memperkuat bahwa Nabi Muhammad bukanlah berkiblat ke Palestina sebelum melakukan Hijrah.

    QS. Al Baqarah (2) ayat 145 :
    Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberikan Al KItab (Taurad dan Injil) , semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan Kamupun (Muhammad) tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zholim.

    Demikian , sMoga bermanfaat dan salam ta’zim kepada Yth Bngda SM dan Bngda Arkana.
    Wass.

    • arkana0908

      tambahan komentar Abang….

      Bang Rusli benar bahwa sebagian besar umat islam menerima Masjidil Aqsa adalah Baitul Maqdis di Palestina itu…

      saya sadar tidak semua ketentuan dlm agama harus dinalar secara logika, tapi jika Masjidil Aqsa berada di Sidratul Muntaha, kisah Isra’ Mi’raj akan lebih mudah dipahami…

      kira-kira begitu Abang….

  • encep wahyudin

    kalo tuhan berada di ka,bah,betafa sedihnya tk trkira hatiku dan org2 miskin lainnya,karna sampai saat ni aku blum punya ongkos tuk pergi kesana,

  • Ruslianto

    Ass.Bang Arkana

    Ungkapan “Allahu Akbar”,… lirih dari bibir saya kala itu 25 tahun yg silam di depan Kubah Ayahanda Guru di surau QA Medan,… dengan pertanyaan” lancang” dari pemikiran bodoh saya saat itu ; Mengapa ada Wali Allah, sangat gamblang menceritakan tentang “ Teknologi Al Qur’an ?” padahal menurut (saya) yg banyak diketahui (umum pencinta tasauf) dalam catatan sejarah Para Wali Allah diabad-abad sebelumnya kebanyakan menceritakan tentang amaliyah dan ubudiyah semata.
    Pada kesempatan waktu itu Ayahanda Guru menjawab kiranya begini : “ Para pendeta dan rahib di gereja dieropa dulu itu pada umumnya profesor dan peneliti, dan banyak hasil penemuan mereka terbukti dan di akui masyakat dunia hingga sekarang,…. Sedangkan Allah berkata andaikan tujuh samudera engkau jadikan tinta dan tujuh hutan benua engkau jadikan pena untuk menguraikan ilmu Al Qur’an tak akan cukup Bung” dan dengar pula apa kata Rasul, “Al Islaamu ‘ilmiyyun wa ‘amaliyyun “ (Islam itu adalah ilmiah dan Amaliyah) (HR.Bukhari).” Waktu itu Alangkah terharunya saya mendapat jawaban Beliau”.

    Dan Ayanhanda Guru, sangat sering mengucapkan : “Al Islaamu ya’luu wa laa yu’laa alaihi” (Islam itu sangat tinggi (Ilmiiahnya dan Amaliayahnya) tiada yang dapat melebihinya/ mengalahkannya (Ilmiah dan Amaliahnya tak ada taranya = Tak Terhingga).

    Wass, Demikian , Bg.Arkana – mohon maaf dan sMOGA masih nyambung dan bermanfaat.

    • arkana0908

      Abangda Rusli;

      “….tentng Planet Munthaha itu akan saya buat tulisan tersendiri insya Allah dan hal itu sesuai dgn maksud QS. 17 ayat 1,….”

      tulisan nya masih kita tunggu lho… 🙂

  • Ruslianto

    Bagaimana kita dapat menafsirkan ayat Al Qur’an tentang Muntaha sebagai Planet yang kesepuluh dari Surya (Matahari). Bagian I

    Sebelum kita melangkah lebih jauh, sejenak kita perhatikan hasil temuan Para Peneliti ruang angkasa dalam berbagai Encyclopaedia, mengenai nama-nama planet dalam tatasurya kita ini, artinya planet yang mengitari matahari kita ini,
    (1).Mercury, jarak dari Surya 57.9 juta mil ; – (2).Venus, jarak dari Surya 108.2 juta mil – (3).Bumi, berjarak 149,6 juta mil ; – (4).Mars, berjarak 227,9 juta mil – (5).Jupiter, jarak 778,3 juta mil ; – (6) Saturnus, berjarak dari Surya 1.427 juta mil, – (7).Uranus, berjarak dari Surya 2.871 juta mil, – (8). Neptune, berjarak 4.497 juta mil, – (9). Pluto, sampai saat ini ” dianggap planet terpinggir/terjauh” dari Surya , tentang orbit Pluto ini agak berbeda tidak terlalu bulat tetapi agak oval. bahkan sebagian orbitnya memasuki orbit Neptunus. seperti inilah orbit Pluto:
    – Aphelion (jarak terjauh) – 7,375,927,931 km / 4,583,189,130 mil (49.30503287 AU)
    – Perihelion (jarak terdekat) – 4,436,824,613 km / 2,756,915,000 mil (29.65834067 AU)
    dengan mempertimbangkan perbedaan kedua jarak orbit tersebut, maka jarak rata2nya sekitar:
    5,906,376,272 km atau 3,670,052,070 mil (39.48168677 AU).
    Cahaya dari Matahari memerlukan 328 menit cahaya untuk mencapai Pluto, demikian pula sebaliknya (rata-rata). Dan baru ditemukan pada Tahun 1930.(catatan ini diambil dari berbagai sumber).

    Saat ini ada 9 planet secara kasad mata (teropong) dapat dilihat, sedang satu planet lagi diketahui telah pernah hancur dan menjadi pecahan Planetoids dan Asteroids yang terpecah berserakan diruang angkasa melayang diantara orbit planet Mars dan Jupiter. SEMUA menjadi 10 Planet. Tapi jumlah sebenar adalah 11 (sebelas) planet sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf a.s yang diceritakannya kepada ayahnya Nabi Ya’cub a.s (QS.Yusuf (12) ayat 4).

    QS.Yusuf (12) ayat 4 : (Ingatlah) Ketika Yusuf berkata kepada kepada ayahnya; “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas planet dan Surya dan Bulan , kulihat semuanya sujud kepadaku”.

    Jika saat ini diketahui ada sepuluh planet (Mercury,Venus,Bumi,Mars, ,Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto, serta asteroids yg beredar antara orbit Mars dan Jupiter). Satu planet lagi dimana ? jika memperhatikan mimpinya Nabi Yusuf a.s bahwa ada 11 planet ? – dan sebagai fakta sebagai informasi ? dan sampai saat ini belum ditemukan oleh tropong hubble. Namun,……

    BERSAMBUNG,……

    • Ruslianto

      Namun Al Qur’an selaku Kitab suci dan hudan lil nas, benar-benar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia sampai akhir zaman, khususnya bagi insan cendikia (ulul albab) yg ingin menggali Al Qur’an secara logika dan ilmiah,…. Begitu penomenalnya ‘ mimpi’ dari seorang Nabi Yusuf sekira 16 abad Sebelum Masehi ( Nabi Yusuf hidup dizaman Raja Mesir Anemehat III 1678-1634 SM) diceritakan dalam Al Qur’an dan disampai kepada Nabi Muhammad yang lahir pada 570 M Masehi,.. dan sebagian baru dibuktikan di abad 1930 M (Planet Pluto sebagai “Langit” ke 6 mengorbit diatas bumi, ditemukan oleh seorang gadis berumur 17 tahun melalui teropong bintang pada Tahun 1930). Shubanallah, Wal hamdulillah Wallau-Akbar. ….……………………..
      Pembuktian Kebenaran Al Qur’an (ini) benar-benar menampar pedas kepada orang yang anti Al Qur’an,… dan apalagi Al Qur’an dianggap “mereka” (orang-orang kafir) adalahsebagai hasil pemikiran Muhammad ? Maka itu Allah SWT lebih meninggikan derajat ulul albab ? ……………………………………………

      • arkana0908

        terima kasih Bang Rusli… menarik sekali

        saya sempat mengunjungi situs milik NASA, tentang Kepler, sebuah space craft yg lebih canggih dari Hubble, yang misi nya adalah mencari planet layak huni di seluruh galaxi…

        saya rasa suatu saat mereka akan menemukan planet ke 11 itu…

  • Ruslianto

    Mari kita amati hasil temuan Para Ahli Astronomi (Yang dikutip dari berbagai sumber) :

    “Sabuk Kuiper” adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi diperkirakan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bidang eliptika.
    Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi “sabuk klasik” dan resonansi. Resonansi adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama bermula pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sebagai cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1.

    Pluto dan ketiga satelitnya

    Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sebagai planet yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bidang ekliptika) dan berjarak 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.
    Tidak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sebagai satelit atau menjadi sebuah planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon sebuah sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berarti Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.

    Haumea dan Makemake

    Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) adalah dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea adalah sebuah objek berbentuk telur dan memiliki dua satelit. Makemake adalah objek paling cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tidak dipengaruhi oleh Neptunus, sebagai bagian dari kelompok Objek Sabuk Kuiper klasik.
    Demikian kutipan hasil temuang Para Astronomi dengan peralatn canggih (Satelit yang dilengkapi oleh teropong dan hasil jepretannya dapat dikirim ke Bumi), dalam penjelajahan ke ruang angkasa.

    Berdasarkan penelitian, diketahuilah bahwa kebaradaan planet Pluto dan Satelitnya “berada dalam dilingkup Sabuk Kuiper” Sabuk (ini) dikenal dengan menutupi sarana semua objek benda benda langit dalam lingkupnya, apakah hal ini sama dengan keberadaan Planet Muntaha juga ditutupi oleh sesuatu ?.

    Untuk hal ini Informasi Al Qur’an telah menyebutnya sebagai berikut :
    QS.An Najm (53) ayat 14 : (yaitu) di Sidratil Muntaha
    QS.An Najm (53) ayat 15 : Didekatnya ada kebun tempat tinggal
    QS.An Najm (53) ayat 16 : Ketika Sidrahtil Muntaha diliputi sesuatu yang meliputi.

    Marilah kita merenungi kebesaran ciptaan Allah SWT ini, dengan membaca sebuah ayat :
    QS.Fusshilat (41) ayat 53 : Sanuriihim ayaatina fil afaaqi wa fi anfusihim hatta yattabayyana lahum annahul haqq(u), awalam yakfi bi rabbika annahu ‘ala kulli syai’in syahiid(un).

    Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap planet planet (ufuk-ufuk) itu pada diri mereka, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah logis, Apa cukupkah dengan (kebesaran) Tuhanmu itu bahwa DIA penyaksi atas tiap sesuatu ?

    Wass. Bang Arkana jangan kemana-mana dulu -‘kan masih ada Bag.II ?

  • Ruslianto

    Bagaimana kita dapat menafsirkan ayat Al Qur’an tentang Muntaha sebagai Planet yang kesepuluh dari Surya (Matahari). Bagian II

    Jika saat ini diketahui ada sepuluh planet (Mercury,Venus,Bumi,Mars,,Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto, serta asteroids yg beredar antara orbit Mars dan Jupiter). Satu planet lagi dimana ? jika mempehatikan mimpinya Nabi Yusuf a.s bahwa ada 11 planet ? dan sampai saat ini teknologi dengan mempergunakan tropong yang canggih diterbangkan menjelajahi ruang angkasa, seperti ada titik terangnya, untuk menemukan planet ke 11 (sebelas) dalam satu tata surya kita ini atau planet 7 (ketujuh ) yang mengorbit diatas Bumi.

    Demikianlah Al Qur’an tidak memberikan rinci nama-nama dari setiap planet begitupun tidak menerangkan betapa jarak orbit dan kecepatan gerak berkeliling surya, Soal nama tidaklah begitu penting bagi ilmu pengetahuan (buktinya nama nama planet yg ada itu diberinama oleh penemunya, berasal dari nama-nama dewa dan dewi yunani) ,….. Satu-satunya planet yang diberi nama dalam Al Qur’an ialah planet terpinggir terjauh dan batas akhir perjalanan manusia keruang angkasa dan merupakan planet terbesar dalam daerah tatasurya kita , yaitu SIDRATUL MUNTAHA .

    Planet MUNTAHA, sampai pd uraian ini belum (juga) dapat ditemukan oleh Para Peneliti ruang angkasa, jika Pluto berjarak dari Surya (39.48168677 AU). (dan inipun jarak masih diperdebatkan) karena jauhnya planet Pluto itu, Pluto sendiri adalah planet (dianggap) kerdil menurut Para Peneliti Ruang Angkasa, Seharusnya sebagai planet terpinggir dia merupakan planet terbesar menurut para peneliti, Tentang Muntaha diperkirakan diperkirakan lebih jauh dari matahari (surya), yaitu berjarak sekira 45 AU. Berkeliling Surya selama 360 derajat selama 1.000 tahun Qamariah atau 972 tahun syamsiah, dan diduga juga memiliki satelit atau bulan yang mengitarinya.

    SIDRATUL MUNTAHA yang dapat juga diartikan sebagai “Teratai Tempat Berhenti” Hal itu dibuktikan oleh QS. An Najm (53) ayat 7 – QS. An Najm (53) ayat 17 – dan QS.At Takwir (81) ayat 23 ,

    QS.An Najm (53) ayat 7 : Dan Dia (Muhammad waktu itu) ada di ufuk (planet) yang lebih tinggi (yaitu di planet Muntaha).

    QS.Am Najm (53) ayat 14 : (Yaitu ) Di Sidratil Muntaha

    QS.An Najm ayat 15 : Di Dekatnya ada kebun tempat tinggal (didiami oleh manusia).

    QS.An Najm (53) ayat 17 : Tidaklah menyimpang pandangan (peradaban manusia) dan tidaklah melampaui (dari planet Muntaha itu).

    QS.At Takwir (81) ayat 23 : Dan sungguh Dia (Muhammad) telah melihatNya pada ufuk (planet) yang nyata (yaitu di planet Muntaha seperti pada ayat 53/13).

    SIDRATUL MUNTAHA mengandung arti :
    a. Planet terbesar, (Dalam QS.At Takwir ayat 23 dinyatakan “nyata”)
    b. Planet tertinggi atau terjauh dari Surya , (hubungan nya dengan perjalanan Nabi (ke) Masjid yang jauh (Lihat QS.Al Isra’ (17) ayat 1,dan baca tulisan diatas),
    c. Planet yang tidak mungkin dapat dilampaui, sebagai batas capaian gerak manusia sampai pada saat-saat akhir kehidupan ini ,
    d. Planet yg beredar keliling surya pada garis lingkaran yg berbentuk oval , bujur telur,memiliki titik terdekat pada pusat lingkaran dinamakan Perihelium dan titik terjauh bernama Aphelium . Memang begitulah keadaan TERATAI diatas air, adakalanya dekat dengan tanah tempat tumbuhnya diwaktu pasang surut dan adakalanya tinggi dari tanah disaat pasang naik,
    e. Planet yang memberi contoh tentang keadaan serta kehidupan semua planet (nantinya) dalam tata surya kita ini.

    Demikian Bg.SM dan Bg.Arkana , jadi selama ini para penafsir (maaf) hanya kata Sama’ yang diartikan Langit,… padahal sangat jama’ . Padahal Al Qur’an secara terang memakai tiga macam istilah untuk planet , yaitu UFUQ, KAWKAB, dan SAMAWAT jama dari sama’

    Tambahan penjelasan diatas, bahwa ada keterangan ayat suci Al Qur’an disebut ada tujuh planet yg mengorbit diatas Bumi Lihat QS. 71/15,QS.78/12, (Planet Mars,Jupiter,Saturnus,Uranus, Nuptunus, Pluto dan Muntaha) tetapi ada juga keterangan Al Qur’an yang mengorbit dibawah Bumi QS.20/6. (termasuk, Bumi sendiri, Venus dan Mercurius). Semuanya berjumlah 11 (sebelas) planet dan satu diantaranya pecah menjadi asteroid, sesuai dengan mimpinya Nabi Yusuf (Lihat QS.Yusuf ayat 4).

    QS.Nuh (71) ayat 15 : Apa tidakkah kamu perhatikan betapa Allah menciptakan tujuh planet (diatas orbit Bumi) bertingkat-tingkat .

    QS.An Naba’(78) ayat 12 : Dan Kami bangun diatasmu tujuh (planet) yang kokoh.

    QS.Taha’(20) ayat 6 : KepunyaanNya apa-apa yang ada di planet-planet dan apa-apa yang ada di Bumi serta apa yang ada di antara keduanya begitupun apa-apa yang ada di bawah daerah orbit (Bumi).

    DITEMPAT LAIN, KONON,……. Bg.Arkana pun manggut-manggut sambil tersenyum , Lalu Beliau membaca kisah klasik tentang perjalanan isra’ mi’raj Nabi Muhammad,….
    ……….. Sesampainya di Yerussalem, Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah Rasululullah memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasulululah bertanya : “Siapakah mereka ?”
    “Saudaramu para Nabi dan Rasul”.

    Nabi Muhammad kemudian menjadi imam bagi nabi-nabi terdahulu ketika melaksanakan salat sunnah dua rakaat di Masjidil Aqsha. Lalu Jibril membawa dua gelas minumam berisi susu dan arak, Nabi memilih susu sebagai isyarat bahwa umat Islam tidak akan tersesat.

    Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasululullah melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.,….
    Dan Bg.Arkana (pun) mengerti makna yang sebenarnya tentang “Masjid Yang Jauh (itu)” dalam QS.Al Isra’ ayat 1. ………. Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya,……….. Allahu Akbar.

    Demikian dulu, Wass, sMoga bermanfaat.

    • arkana0908

      “….Arkana pun manggut-manggut sambil tersenyum….”

      tau ajaa… 🙂

      membaca artikel Abang ini membuat saya kagum sekaligus sedih…
      sedih karena justru orang non-muslim yang lebih maju menggali Al Qur’an secara logika dan ilmiah…

      bahkan ketika saya diskusi di forum lain mengenai lokasi Masijidil Aqsa, saya malah dicurigai sebagai antek yahudi… karena mencoba mengaburkan perjuangan umat islam di Palestina merebut kembali Al Aqsa di sana… ???

  • abank

    bang ruslianto@saya dgr jika poros bumi(kabah) itu jika dr atas ditarik tegak lurus akan pas di segitiga bermuda yg dgr2 daerah angker.apa bnr? bisakah anda jelaskan scara rinci?

  • Ruslianto

    SERIAL AL QUR’AN DALAM PANDANGAN LOGIKA & ILMIAH
    MENGAPA PELAKSANAAN IBADAH HAJI MELAKUKAN THAWAF KELILING KA’BAH DAN APA MAKSUDNYA ?

    Thawaf adalah ibadah yang diperintahkan Allah pada orang-orang yang melakukan Hajji, dan pelaksanaan Thawaf itu sendiri adalah melambangkan gerak putaran Bumi di angkasa nan bebas dari arah barat ke timur , Karena Bumi itu berputar seperti itu, maka kelihatanlah Surya terbit ditimur dan terbenam di sebelah barat. Orang melaksanakan umroh dan hajji melaksanakan thawaf keliling Ka’bah tujuh kali dan meletakkan Ka’bah disebelah kirinya dan tidak boleh disebelah kanan dirinya, mengapa ? Karena perputaran mengeliling Ka’bah dengan memposisikan disebelah kirinya itu melambangkan Perputaran Bumi keliling sumbunya tujuh kali atau tujuh hari dalam seminggu, Jika orang berthawaf meletakkan Ka’bah disebelah kanannya ber-arti melawan gerak perputaran bumi , tentang Thawaf ini tercatat dalam QS, Al Baqarah ayat 125 dan QS.Al Hajj ayat 26. Jadi jelaslah bahwa Ibadah Thawaf mengandung Ilmu Geofisika.

    APA PULA YANG DIMAKSUD IBADAH SYA’I – Ibadah Sya’i adalah ibadah dalam waktu pelaksanaan hajji yaitu berjalan antara Shafa dan Marwa dalam lingkungan Masjidul Haram dan tercatat pada QS Al Baqarah 158 – Jika tadinya orang melakukan orang melakukan Thawaf 7 kali mengeliling Ka’bah dan menempatkannya di sebelah kiri, maka itu adalah lambang perputaran bumi di wilayah utara dulunya ‘sebelum terjadinya ‘topan dasyat’ di zaman Nabi Nuh a.s yang waktu itu tidak ada pergantian musim karena pool Rawasia Bumi senantiasa setempat dengan kutub putaran bumi. Sesudah topan besar itu terjadi maka mengakibatkan terjadi ‘lenggang’ zigzag Bumi dalam orbitnya, Karenanya,..berpindahlah pool Rawasia dari kutub awal putaran Bumi sejauh 10 derajat masksimal seperti keadaannya sekarang. Perpindahan pool Rawasia demikian dilambangkan dgn ibadah Sya’i yang dilaksanakan tujuh kali, Dari itu orang tidak boleh melaksanakan ibadah Sya’i terlebih dahulu daripada melakukan ibadah Thawaf, karena itu lambang keadaan {perpindahan] Rawasia dalam sejarah Bumi.

    Orang Islam diajar menyembah Allah SWT, Maka Penyembahan kepadaNYA tidak mungkin di arahkan sesuatu tempat karena Tuhan Yang Maha Esa ada dimana-mana di semesta raya ini, hal ini dinyatakan dalam QS Al Baqarah ayat 115, Untuk persoalan ini Allah Berfirman dalam QS Al Baqarah 144 agar Kiblat SHOLAT itu ditujukan ke arah Ka’bah – Orang Islam tidak menyembah Ka’bah itu yang hanya terdiri dari susunan batu-batu TETAPI menyembah Pemilik Ka’bah itu, disebut pada QS Quraisy ayat 3 ; ‘Falya’buduu rabba haazal bait’ [Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini [Ka’bah].
    Ka’bah itu sendiri adalah merupakan Mata Bumi atau Sumbu Bumi yaitu Kutub putaran Bumi, Perlu diketahui bahwa sebelum TERJADINYA topan Nabi Nuh a.s- wilayah Makkah merupakan Kutub Utara Bumi kala itu, Maka menyembah Allah dengan ber-kiblat ke arah Ka’bah itu ber-arti Menyembah Tuhan Pencipta Bumi yang beratnya meliputi 600 triliun TON , juga ber-arti menyembah Tuhan yang menempatkan Rawasia yang memutar Bumi ini sekira dengan 1.665 kilometer per jam, Kekuatan Rawasia adalah kekuatan ‘terbesar’ di Bumi ini , Maka menyembah Allah dengan berkiblat ke arah Ka’bah berarti menyembah Tuhan yang ‘memiliki’ kekuatan terbesar.

    SEWAKTU TERJADI TOPAN DI ZAMAN NABI NUH- terjadi suatu perobahan besar yang semula kutub utara wilayah kota makkah dan ka’bah titik kutub nya tersebut berpindah di daerah Artik sekarang ini,di zaman sebelum terjadi topan tersebut manusia ramai hidup di daerah kutub utara yang subur waktu itu di Bumi –DAN disana pula Nabi Adam a.s hidup berkeluarga sebagai nenek moyang manusia – QS Al-An’am ayat 92 dan QS Asy-Syura ayat 7 menyatakan Makkah itulah menjadi Kota di Bumi ini, sejalan dgn maksud QS Ali Imran ayat 96 ; Inna awwala baitiw wudi’a lin naasi lallazii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil ‘aalamiin [Sesungguhnya rumah yang mula mula di bangun untuk manusia [di Bumi] adalah yang di Makkah, diberkahi dan petunjuk bagi seluruh manusia].

    Allohu’a-lam bishowwab. Bersambung,…. Insya Allah – Tentang dimanakah Kutub Selatan Bumi ini dulunya sebelum terjadi Topan di Zaman Nabi Nuh a.s – Mengapa ada daerah disebut dangerous island {daerah berbahaya] Insya Allah- dan sekian dulu Smoga bermanfaat-Wass.

  • Ruslianto

    SERIAL AL QUR’AN DALAM PANDANGAN LOGIKA & ILMIAH

    JIKA DIKETAHUI BAHWA WILAYAH MAKKAH DULUNYA SEBELUM TERJADI TOPAN BESAR DIZAMAN NABI NUH ADALAH WILAYAH KUTUB UTARA BUMI DIMANAKAH KEBERADAAN KUTUB SELATANNYA KINI-ke-1

    Pembuktian kebenaran QS Ali Imran ayat 96 ; Inna awwala baitiw wudi’a lin naasi lallazii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil ‘aalamiin [Sesungguhnya rumah yang mula mula di bangun untuk manusia [di Bumi] adalah yang di Makkah, diberkahi dan petunjuk bagi seluruh manusia]. Telah disinyalir dalam Al Qur’an dan dinyatakan oleh QS.SAAD ayat 87 dan 88 bahwa nanti akan datang suatu zaman di mana setiap keterangan Alqur’an memperlihatkan realita pasti yang tak terbantahkan secara ilmiah dan logika tentang kebenarannya.

    QS. SAAD ayat 87 dan 88 ; Bahwa Al Qur’an tidak lain hanyalah pemikiran {bagi manusia] tentang semesta alam – Dan sungguh kamu akan mengetahui {kebenaran] berita Al Qur’an setelah beberapa waktu lagi.

    Tepatnya di tempat Rumah pertama dulu itu, Nabi Ibrahim mendirikan Ka’bah sebagaimana diperintahkan ALLAH , Hal jelas tercantum pada Al Qur’an.
    QS.Al Hajji ayat 26 ‘ Dan ketika KAMI tentukan pada Ibrahim tempat Rumah itu, agar janganlah serikatkan pada-KU sesuatu juga, dan sucikanlah Rumah-KU itu bagi orang-orang yang tawaf dan yang berdiri dan ruku’,sujud.

    Selanjutnya sebagaimana diketahui bahwa setiap benda yg ada diangkasa, di darat, di laut terdiri dari molekul-molekul yg tersusun dari atom-atom yg juga berputar di sumbunya seperti keadaan planet-planet yg diputar oleh batang magnet berkutub negatif dan positif. Dan masing-masingnya berputar ke kiri atau menempatkan pusat kitarannya di sebelah kiri menurut gerak seperti orang tawaf keliling Ka’bah . atau seperti tetumbuhan melilit junjungannya. Semuanya itu adalah menurut ketentuan Allah yg juga menetapkan bahwa unsur negatif saling bertarikkan dengan positif.

    Pada zaman Purbakala kita sebut begitu adalah zaman sebelum terjadi topan di zaman Nabi Nuh, Pada zaman tersebut tidak pernah terjadi pergantian musim hingga sepanjang tahun kelihatan Surya terbit dan terbenam pada titik ufuk yang sama tanpa pergeseran ke utara dan ke selatan sebagaimana keadaan kini.

    Akibat dari semua itu ialah bahwa kutub utara kala itu merupakan sebingkah daratan {Pangea] dan LAUTAN hanya terdapat di bagian Kutub Selatan Bumi saja kala itu. Wilayah yang kala itu semangkin dipenuhi air sebanding dengan pendinginan yg berlaku yaitu setelah lapisan atmosfir semakin tebal oleh penguapan dari permukaan Bumi hingga banyak berfungsi menepis sinar ultraviolet yg datang dari Surya, Karenanya terwujudlah daerah subur yg semakin luas di belahan Kutub Utara di mana secara logis berlakunya kehidupan manusia sedangkan “di daerah equator Bumi” masih merupakan wilayah yang sangat panas dan dipenuhi oleh kawah-kawah vulkanoes, terdiri dari gunung-gunung batu dan gurun pasir beriklim panas karena selalu dibakar oleh sinar Surya.

    Wass, Bersambung,…………………..

  • Ruslianto

    SERIAL AL QUR’AN DALAM PANDANGAN LOGIKA & ILMIAH

    JIKA DIKETAHUI BAHWA WILAYAH MAKKAH DULUNYA SEBELUM TERJADI TOPAN BESAR DIZAMAN NABI NUH ADALAH WILAYAH KUTUB UTARA BUMI DIMANAKAH KEBERADAAN KUTUB SELATANNYA KINI-ke-2

    Karenanya terwujudlah daerah subur yg semakin luas di belahan Kutub Utara di mana ketentuan wajar berlakunya kehidupan manusia di wilayah itu, sedangkan “di daerah equator Bumi” masih merupakan wilayah yang sangat panas dan dipenuhi oleh kawah-kawah vulkanoes, terdiri dari gunung-gunung batu dan gurun pasir beriklim panas karena selalu dibakar oleh sinar Surya. Maka oleh karena itulah secara logis ketentuan Allah SWT menempatkan Nabi Adam a.s bersama isterinya DITEMPATKAN SUATU WILAYAH UNTUK BERMUKIM YANG BAIK, Karena keduanya adalah manusia biasa dan telah cerdas, tentu memilih tempat tinggal di daerah subur yaitu tepat di wilayah kutub utara Bumi kala itu sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan ALLAH pada QS.Ali Imran ayat 96.

    Karena di zaman Purbakala waktu itu atmosfir bumi masih tipis maka iklim permukaan Bumi ‘pada umumnya’ sangatlah panas, suhu dikutub-kutub kala itu tidaklah sedingin masa kini – walaupun tidak pernah disinari surya, Itulah sebabnya MENGAPA KERANGKA MANUSIA-MANUSIA PURBAKALA, Yang pernah ditemui ternyata bungkuk-bungkuk , Setelah diteliti ternyata diketahui bahwa MEREKA dulunya kekurangan vitamin D atau kekurangan sinar Surya YG menimbulkan adanya kebutuhan vitamin itu dalam tubuh manusia.

    Sekiranya ada manusia dengan seksama memperhatikan peta Bumi atau globe Bumi yang dipetakan akan didapati suatu Pulau di Pacific berkisar 40 derajat bujur barat dan 22 derajat Lintang Selatan garis equator bumi, itulah tempat yang berada 90 derajat dibawah Makkah dibalik belahan Bumi jika ditarik garis lurus yang menembus, Pulau itu kini dinamai orang dengan Tuamoto atau Docie berada dalam Gugusan ‘kepulauan berbahaya’ atau disebut sebagai Dangerous Island. Kini terbukti bahwa setiap saat daerah tersebut ‘merperlihatkan’ keaktifan vulcanous SEBAB DULUNYA BERMAGNET POSITIF DI SELATAN BUMI , Yang kini masih membekas, Hal itu disebut dengan ‘Ainun Hamiyah’ tercantum dalam QS,Al Kahfi ayat 86.

    Pacific adalah Lautan ‘terdalam’ di muka Bumi yg ketahui Para Peneliti –dan ini menandakan bahwa Lautan itu semenjak dulunya adalah Lautan dibelahan Selatan Bumi sebelum topan di zaman Nabi Nuh, Didaerah itu didapati gunung yang sekira diukur dari dasar laut maka tingginya melebihi tinggi Mount Everest di Himalaya [yg diukur dari permukaan laut].
    DIDALAM Lautan yg luas itu terdapat gunung-gunung api yg masih aktif dan mengeluarkan LAVA, Dan diketahui pula di DAERAH tsb menjadi Pusat Selatan dari Jaluran gempa yang menjurus ke arah ASIA TIMUR DAN TERUS KE WILAYAH ASIA BARAT.
    Unsur positif magnet Bumi di Selatan dulunya telah menolak positif molekul permukaan Bumi , sehingga jika digambarkan bentuk bumi ini dulunya ‘tanpa lautan’ maka dia seperti buah apel besar yg agak busung ditampuknya dan cekung pada bagian lainnya. Kini kelihatanlah di bahagian pinggiran daerah cekung itu, berupa daratan tinggi dibuktikan kini oleh deretan Rocky Mountain di Amerika Utara .. Pegunungan Andes di Amerika Selatan- dan daratan tinggi Antartic dan daratan tinggi di Australia , Semua jika diperhatikan secara seksama bagaikan menghadap wajahnya ke arah Pulau TUAMOTO Sebagai Kutub Selatan doeloenya sedangkan di belakangnya terhampar daratan rendah yang amat luas.

    Wass,..Bersambung,…………………..

  • Ruslianto

    SERIAL AL QUR’AN DALAM PANDANGAN LOGIKA & ILMIAH
    JIKA DIKETAHUI BAHWA WILAYAH MAKKAH DULUNYA SEBELUM TERJADI TOPAN BESAR DIZAMAN NABI NUH ADALAH WILAYAH KUTUB UTARA BUMI DIMANAKAH KEBERADAAN KUTUB SELATANNYA KINI-ke-3

    Demikian keadaan kehidupan ratusan ribuan tahun anak cucu Nabi Adam bertempat tinggal dibelahan utara Bumi berpusat di Kota Makkah dengan kehidupan subur kala itu. Tanpa pergantian musim , tanpa pergantian nyata dari siang dan malam, dalam satu bangsa dan satu bahasa, maka Al Qur’an dalam Surah Al An’am ayat 6 menyatakan ‘siang-siang hanya berlaku di bawah mereka’., atau sama dengan keadaan orang kini hidup di kutub utara pada tanggal 21 Maret dan 21 September atau semisalnya tidak berlaku pergantian musim saat kini.

    Itulah yg diterima dari Al Qur’an – Maha Benar Allah dengan segala FirmanNYA. QS,Al Kahfi ayat 86 ; Hatta izaa balagha maghribasy syamsi wajadahaa tagrubu fi ‘ainin hami’atiw wa wajada ‘indahaa Qaumaa[n]. qulnaa yaa zalqarnaini immaa an tu’azziba wa immaa an tatakhiza fihim hunaa[n] – Hingga ketika dia sampai ditempat Surya terbenam [Benua Amerika] , dia mendapatkannya terbenam pada pancaran Lava [Dangerous Islands] dan dia dapati disana suatu kaum . Kami katakan ‘Hai yang dua golongan, apakah akan engkau siksa atau apakah akan engkau adakan pada mereka kebaikan ?’

    Sebagai bukti dari keadaan itu, bahwa ditemukan biji-bijian tetumbuhan purbakala yang ditemui di wilayah England oleh ahli arkeologi memperlihatkan biji-bijian itu dulunya tumbuh didaerah panas , Itulah sebabnya kayu-kayu purbakala yg ditemui di England ternyata setelah dipotong melintang tidak memperlihatkan lingkaran-lingkaran sebagai garis-garis yg didapat pada potongan-potongan pohon kayu seperti dewasa ini. Setelah diselidiki nyatalah bahwa lingkaran-lingkaran pada kayu disebabkan oleh adanya ‘pergantian musim’ yg pada zaman purbakala [sebelum Topan Nabi Nuh] tidak pernah terjadi. Dan ingatlah bahwa pergantian musim di muka Bumi ini mulai terjadi setelah Topan Besar di ZAMAN Nabi Nuh.

    Pada Ayat Qur’an lainnya, disebut bahwa masyarakat manusia purbakala itu dinamakan ‘Penduduk Utara’ atau bertempat tinggal di kutub utara, Buat sekian lama [pula] ayat suci Al Qur’an diantaranya yang kurang dipahami secara ilmiah oleh [maaf] Para Penterjema’ah dan Pentafsir hingga apa yg dimaksudkan sebenarnya memang menjadi samar dan tidak jelas dan karena itu pula hingga kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya, seperti Al Qur’an di bawah ini ;
    Qur’an Surah Nuh [Nabi Nuh] ayat 14 [Terjemahan Umum] ;
    Wa qad khalaqakum atwaraan
    Sedangkan Dia telah ciptakan kamu dalam berbagai tingkat kehidupan.

    Qur’an Surah At Tin Ayat 2 s.d 6 ;
    [Ayat 2] Wa thuurisiiniin[a] – Demi penduduk daerah utara – [Ayat 3] Wa haazal baladil amiin – Demi negeri yang aman ini [Ayat 4] Laqad khalaqnal insaana fi ahsani takwim(in).-Sungguh KAMI ciptakan manusia dalam perwujudan lebih baik. [Ayat 5] Summa radadnaahu asfala saafiliin – Kemudian KAMI kembalikan dia pada kerendahan lebih rendah, [Ayat 6] Illal laziina aamanuu wa ‘amilus saalihaati fa lahum ajrun ghairu mamnuun(in).- Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, untuk mereka upah tanpa batas.

    Istilah THUUR dalam Al Qur’an terdapat pada QS.2 ayat 63- QS.2 ayat 93- QS.4 ayat 154- QS.28 ayat 29- QS.28 ayat 46- QS.52 ayat 1- dan pada QS.19 ayat 52 – QS.20 ayat 80 – QS.23 ayat 20- Istilah ini ber-arti AURORA atau Sinar Utara , Northern Light yang dulunya pernah berada di atmosfir Kota Makkah , bukanlah dia bukit atau nama bukit yang cuplik dari Bani Israel , tetapi Sinar SPEKTRUM ATAU Aurora – Jadi THUURISIININ Pada QS At Tin ayat 2 didekatkan dengan Makkah sebagai negeri aman pada QS.At Tin ayat 3 Karena memang Makkah itu dulunya adalah pusat kutub utara Bumi di mana Rumah pertama didirikan oleh Adam selaku nenek manusia yang tercantum pada QS. Ali Imran ayat 96.
    TAMAT.
    Wass . Demikian Smoga bermanfaat. Allohu’a-lam bishowwab

Tinggalkan Balasan ke hilman ajahBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca