Ahli Silsilah

Napak Tilas Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc

ayah-ymm
Prof Dr. H. S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc

Riwayat hidup Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc berikut menurut saya sangat lengkap yang di tulis oleh Anwar Rangkayo Sati saksi hidup dan merupakan murid sekaligus menantu dari Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi dan di kemudian hari  Beliau juga  mengakui S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc sebagai guru nya . Ayahanda Guru merupakan panggilan dari murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc kepada Beliau dan Nenek Guru adalah panggilan murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc kepada Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi. Tulisan ini di tulis pada tanggal 08 Desember 1986, tentu saja semasa Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc  masih hidup. Beliau berlindung kehadirat Allah pada tanggal 9 Mei 2001 dan di makam kan di Surau Qutubul Amin Arco, Jawa Barat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari  Saudara R.Darmawan <

rodhar76@gmail.com>, saya ucapkan terimakasih atas kemurahan hatinya dan tulisan ini pertama sekali disampaikan oleh Bapak Anwar Rangkayo Sati pada acara hari Guru ke-70. Tulisan ini telah saya sempurnakan setelah saya cocokkan dengan keterangan langsung dari Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc, Bapak Anwar Rangkayo Sati dan Bapak Zyauddin Sahib yang hadir pada hari Guru ke-70 tanggal 20 Juni 1987 di Surau Darul Amin  Medan.  Agar pembaca tidak bosan maka tulisan ini saya bagi menjadi dua bagian dan tulisan ini menurut saya merupakan tulisan terlengkap tentang sejarah ber guru Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc. Namun demikian jika ada kesalahan dan kekeliruan silahkan memberikan kritik di komentar atau kirim ke email : sufimuda@gmail.com.

 

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc dan juga untuk seluruh pembaca Sufi Muda:

 

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

 

Dengan terlebih dahulu mengucapkan Astaghfirullah al’aziim yang sedalam-salamnya, serta membaca Al Fatihah dan Qulhu atau surat Al Ikhlas yang dihadiahkan kepada rohaniah silsilah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah serta diiringi pula dengan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, maka saya beranikan diri untuk menulis risalah yang saya anggap sangat berharga ini, untuk memnuhi permintaan dari saudara-saudara seperamalan saja yang diberi judul NAPAK TILAS…

Dengan tidak melupakan sifat ’ubudiyah atau sifat kehambaan, hina, papa, daif dan lemah saya pandang diri saya sekecil-kecilnya sehingga menjadi nol kosong melompong yang menurut hemat kami tidaklah bernilai sebesar rambut dibelah tujuh pada sisi Allah SWT, Rasul dan Aulia-Nya. Sangat miskin hatinya daripada ilmu-ilmu dan amal dan jauh sekali daripada kesempurnaan adab yang menjadi pokok utama di dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Dikarenakan oleh hal-hal yang saya uraikan di atas dengan penuh kerendahan hati, terlebih dahulu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya keharibaan Ayahanda Guru, sekira tulisan kami ini tidak berkenan di hati Ayahanda Guru, tidak tepat sasarannya, kurang lengkap keterangannya dan lain sebagainya, karena maklumlah sesuai pula dengan pepatah orang tua kita ”Dek Lamo Lupo, Dek Banyak Ragu”

Sesuai dengan judul Risalah ini, maka saya mulailah menguraikan apa-apa yang langsung saya ketahui dan mendengarkan sebagai berikut:

Pada tahun 1947 yang bulan, hari dan tanggalnya tidak teringat lagi, Nenek Guru H.SS Muhammad Hasyim Al Khalidi bersama saya (Anwar Rangkayo Sati) sebagai murid atau Khadam beliau, berangkat dengan bus umum dari Sawah Lunto ke Bukit Tinggi dengan maksud dan tujuan menemui salah seorang murid beliau yang tergolong intelek yaitu Sdr. Zyauddin Sahib, jabatannya sebagai kepala kantor pos besar di Bukit Tinggi.

Bahwa Sdr. Zyauddin Sahib pada waktu itu mendapat musibah, mertua lelaki beliau meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke rumah tempat tinggalnya Sdr. Zyauddin Sahib di lorong Saudagar No. 46 A pasar Atas bukit tinggi. Jadi kedatangan YMM Nenek guru memperlihatkan hati yang duka, muka yang sabak turut belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa diri Sdr. Zyauddin Sahib.

Sdr. Zyauddin Sahib jauh sebelumnya telah lama berkenalan dengan Bp. Kadirun Yahya M.A, guru SPMA dan bertempat tinggal di Aur Tajungkang Bukit Tinggi. Di samping jabatan beliau sebagai guru SPMA, beliau pun merangkap sebagai perwira menengah dengan pangkat Mayor pada komandemen Divisi IX Banteng Sumatra bagian persenjataan dan kami melazimkan memanggil beliau waktu itu Pak Mayor. Diangkatnya beliau sebagai perwira menengah bagian persenjataan dikarenakan beliau adalah ahli kimia. Sekarang beliau telah memperoleh gelar dan untuk lebih lengkapnya disebut Prof. Dr. Haji Saidi Syekh Yahya Muhammad Amin. Dalam kesempatan beberapa hari Nenek guru berada di rumah Sdr. Zyauddin Sahib, beliau mengajak teman beliau yaitu Bp. Kadirun Yahya MA bertemu muka dengan Nenek Guru dan kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh beliau dan beliau berulangkali datang berbincang-bincang dan berceramah kaji tasawuf dengan Nenek Guru.

 

Ayahanda Masuk Tarekat

ayah-ymm04Pada suatu hari, kalau kami tak salah bertepatan dengan petang Kamis malam Jum’at Sdr. Zyauddin Sahib memohon kepada Nenek Guru berkenan mengadakan wirid tawajuh pada hari tersebut. Permintaan Sdr. Zyauddin Sahib diperkenankan oleh Nenek Guru. Lalu beliau dengan segera menemui teman-temannya mengajak datang ke rumahnya untuk ikut bertawajuh. Teman-teman yang ditemui:

1.      Sdr. Ghulam Gaus yang menghubungkan Sdr. Zyauddin Sahib dengan  Nenek Guru di rumah Ibu Saimah di Bukit Tinggi Apit No. 13 Bukit Tinggi

2.      Bp. Kadirun yahya MA

Selesai shalat Isya’ yang langsung diimani oleh Nenek Guru, maka tawajuh pun segera akan dimulai. Sdr. Ghulam Gaus tidak lagi datang dan hadir hanya kami 4 (empat) orang, yaitu Nenek Guru, saya sendiri (Anwar Rangkayo Sati), Zyauddin Sahib dan Ayahanda Guru.

Anehnya Ayahanda Guru belum lagi dibaiat masuk Thariqat Naqsyabandiyah, telah diizinkan ikut bertawajuh dan sebelum tawajuh dimulai, saya bisikkanlah dahulu secara ringkas sekali kepada Ayahanda Guru apa yang akan diamalkan selama bertawajuh.

Selesai bertawajuh yang lamanya + setengah jam, lalu Ayahanda Guru menyampaikan perasaan atau pengalaman yang beliau alami selama bertawajuh tersebut kepada Nenek Guru, lalu Nenek Guru menjawab dengan singkat dan padat : ”Masuk Thariqat …!”.

Saya jadi bertanya-tanya di dalam hati saya, mengapa Ayahanda Guru belum lagi dibaiat masuk Thariqat Naqsyabandiyah kok sudah diijinkan ikut tawajuh. Sedangkan selama ini belum pernah kejadian. Rupanya kasus pada Ayahanda Guru ada keistimewaan dari Nenek Guru. Tentu ada hikmah yang terkandung, bak pepatah mengatakan : ”Kalau tidak ada berada, tidaklah tempua bersarang rendah”.

Akan saya tanyakan langsung kepada Nenek Guru, saya takut kalau-kalau salah menurut adab, lalu saya tafakkur dan merenungkannya secara mendalam. Akhirul kalam … berkat syafaat Nenek Guru, terbukalah hijab saya dan saya bacalah yang tersiratnya, apa yang dibalik keistimewaan yang diberikan Nenek Guru kepada Ayahanda Guru. Nenek Guru berkata kepada Ayahanda Guru, ”Kapan saja anak datang untuk bersuluk akan saya layani walaupun Cuma satu orang” dan janji itu Beliau penuhi di kemudian hari ketika Ayahanda Guru pertama sekali ikut suluk

Kesimpulannya adalah sbb :

Kedatangan Nenek Guru ke Bukit Tinggi secara lahiriah menemui Sdr. Zyauddin Sahib yang sedang mendapat musibah, tetapi secara hakikinya bertemu dan menemui salah seorang yang bakal menjadi ulama intelek, ahli sufi, besar dan ulung, yang lengkap ilmu pengetahuannya baik dunia maupun akhirat yang akan menjadi penyambung, penerus, dan pewaris dari silsilah Tharikatullah ’Ubudiyah Naksyabandiyah Khalidiyah yang berpusat di Jabbal Qubaisy Mekkah yang cocok pula dengan jamannya, yaitu zaman mutakhir, zaman teknologi modern yang akan menjadi ikutan bagi para mahasiswa, para sarjana, para intelektuil, para pejabat pemerintah baik sipil maupun ABRI, dan lain-lain. Orang tersebut tak lain adalah Ayahanda Guru Prof. Dr.H.SS. Kadirun Yahya MA, Msc, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

Tidaklah berkelebihan rasanya saya sampaikan dalam risalah singkat ini, keistimewaan-keistimewaan lainnya yang diberikan oleh Nenek Guru kepada Ayahanda Guru, untuk lebih menguatkan hasil renungan saya tersebut di atas, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya tersebut akan menyusul pada lanjutan risalah ini.

Pada tahun 1947 itu juga setelah Nenek Guru kembali ke Sawah Lunto, datanglah Ayahanda Guru ke rumah Ibu Saimah di Bukit Apit No. 13 Bukit Tinggu untuk masuk thariqat. Ibu Saimah sekarang sudah almarhum (wafat tgl. 21-12-1985) adalah keponakan kandung Nenek Guru. Pada waktu sebelum Nenek Guru naik haji ke Mekkah tahun 1918 dan dibuang ke Boven Digoel tahun 1928-1932, almarhumah Ibu Saimah selalu berada di samping Nenek Guru dan ke mana saja Nenek Guru bepergian selalu dibawa dan beliau bertemu dengan Ompung Hutapungkut (Maulana H. SS Sulaiman) Guru Nenek Muhammad Hasyim dan Ayah Nenek Syekh Muhammad Baqi. Ayahanda Guru masuk thariqat dipimpin langsung oleh kalifah Nenek Guru, yaitu Inyiak Gadang (Almarhum). Alm Inyiak Gadang semasa hayat beliau, di samping sebagai khalifah Nenek Guru, juga sebagai seorang pendekar ulung yang sangat ditakuti dan disegani oleh masyarakat pada waktu itu, karena Nenek Guru juga seorang pendekar ulung, jago silat kawakan yang tak ada tolok bandingnya.

Setelah selesai Ayahanda Guru masuk thariqat, sesuai pula dengan situasi keamanan waktu itu, dengan bercokolnya pemerintah kolonial Belanda di kota Padang dan membunuh wali kota Padang Bagindo Aziz Chan, di samping kesibukan Ayahanda Guru dengan tugas-tugas Beliau utama sekali sebagai perwira menengah bagian persenjataan maka secara zahir Beliau boleh dikatakan belum dapat berulang menemui Nenek Guru ke Sawah Lunto.

Pada waktu itu Pemerintah Kolonial Belanda menduduki kota Padang dan sesuai dengan perjanjian Linggarjati, daerah pendudukannya hanya sampai dekat lintasan kereta api di Tabing + 7 km dari pusat kota Padang. Kemudian Belanda mengkhianati perjanjian Linggarjati dan bulan Juli 1947 dibunuhnya walikota Padang Bagindo Aziz Chan dan mereka melakukan serangan lagi sampai diadakannya pula perjanjian yang kedua yang disebut perjanjian Renville dan daerah pendudukannya berbatas di Batang Tapakis Kec. Lubuk Alung Kab. Padang / Pariaman.

Karena Belanda sangat berhasrat sekali hendak mengulangi kembali penjajahannya di bumi persada Indonesia yang kita cintai ini, maka kembali Belanda berkhianat melakukan serangan terhadap RI yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 yang disebut pada waktu itu Agresi Belanda Kedua yang dimulai pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 dan Belanda waktu itu telah mendarat dengan pesawat Catalina di Danau Singkarak.

Pada hari Kamis tanggal 23-12-1948 dengan mengambil langkah pada 08.30 pagi WSU (sekarang jam 09.00) mulailah Nenek Guru meninggalkan kota Sawah Lunto bersama anak-anak dan istri dan salah seorang di antaranya termasuk saya, berdarurat ke daerah pedalaman RI yaitu ke Nagari Lunto Kecamatan Sawah Lunto Kabupaten Sawah Lunto (Sijunjung). Di negeri ini banyak pengikut Nenek Guru, di antaranya yang telah dituakan :

1.      Khalifah Jini Gelar Lenggang

2.      Khalifah Bakar Gelar Karib Sutan

3.      Khalifah H. Abd. Rauf

Ketiga Khalifah tersebut kenal baik dengan Ayahanda Guru dan sama-sama suluk pada suluk pertama Ayahanda Guru dengan Nenek Guru di Alkah Nenek Guru di Kubang Sirakuk Sawah Lunto tahun 1950.

Ayahanda Guru beserta keluarga meninggalkan kota Bukit Tinggi berdarurat ke daerah pedalaman RI dalam daerah Kabutapaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kabupaten Tanah Datar.

Menurut cerita yang saya dengar langsung dari Ayahanda Guru, bahwa Beliau selama berdarurat selalu suluk-suluk saja atau berkhalwat dan setiap tentara-tentara Belanda sampai ke tempat Ayahanda Guru, mereka hanya melihat hutan belukar saja. Begitu juga dari Nenek Guru saya dengar pula kalau tentara Belanda sudah sampai ke Pondok Nenek Guru, mereka melihat lautan yang sangat luas.

Memperhatikan kejadian-kejadian tersebut di atas, jelas bagi kita bahwa kedua Beliau-Beliau tersebut di atas adalah ahli/kekasih Allah SWT yang selalu dilindungi dan mendapat perlindungan dari Allah Yang Maha Kuasa, Maha akbar, Maha Agung, dan Maha Suci, begitu juga bagi mereka yang selalu berhampiran dan selalu kontak dengan Beliau akan selalu dilindungi dan mendapatkan perlindungan sesuai dengan fatwa Nenek Guru ”Barang dihampiri diperoleh”.

Selama tidak berjumpa dengan Nenek Guru, Ayahanda Guru sangat rajin mengamalkan zikir ismu zat karena memang hanya zikir itulah yang beliau terima dari Nenek Guru. Suatu saat Ayahanda Guru sampai ke sebuah surau tua dan disitu beliau beramal dalam waktu lama. Kebetulan juga di surau itu ada seorang syekh beserta 12 muridnya ikut berzikir disitu. Syekh tersebut berzikir di kubah sedangkan Ayahanda Guru berzikir di samping surau.

Kemudian Syekh tersebut meminta Ayahanda Guru memimpin suluk, tentu saja tawaran tersebut Beliau tolak secara halus karena memang saat itu Beliau tidak mengerti sama sekali tentang ilmu suluk. Ayahanda Guru berkata, ”Saya tidak berani, silahkan tuan musyawarahkan dengan  Guru saya (syekh Hasyim) kalau Beliau mengizinkan maka saya berani melaksanakannya”. Kemudian Syekh tersebut berkomunikasi secara rohani dengan Nenek Guru, 3 hari kemudian syekh tersebut datang dan berkata, ”udah boleh engku mudo, udah boleh!” 

Dalam suluk Syekh tersebut berkata, ”Hai engku mudo tolong tawajuhkan murid den ko (Hai anak muda tolong tawajuhkan murid aku ini)”. Pada waktu itu Ayahanda Guru belum lagi diangkat jadi khalifah bahkan suluk pun belum pernah sehingga Beliau bingung bagaimana harus melaksanakan sesuatu yang belum diajarkan. Akhirnya Ayahanda Guru menawajuhkan murid-murid Syekh tersebut namun karena seluruh energi zikir ditumpahkan maka seluruh yang ditawajuhkan itu pingsan. Selesai tawajuh Ayahanda Guru orang yang pingsan, ajaibnya seluruh yang pingsan sadar kembali. Pada waktu itu Ayahanda Guru masih berumur 33 tahun. Penomena ini sangat luar biasa, belum khalifah sudah menawajuhkan.

Kemudian rombongan syekh beserta murid-murid nya pindah ke kampung lain termasuk Ayahanda Guru ikut juga dan tersiarlah kabar akan diadakan suluk lagi, kebetulan saat itu datang bulan puasa maka berbondong-bondong orang kampung ikut suluk. Masyarakat kampung meminta Ayahanda Guru untuk menyulukkan mereka namun Ayahanda Guru tidak menerima permintaan itu dan Ayahanda Guru tinggal disebuah surau dan zikr sendiri. Kemudian orang kampung datang kembali kepada Beliau meminta untuk ikut suluk akhirnya Beliau penuhi dan pada saat itu banyak pula syekh-syekh yang datang ikut suluk dengan Beliau dan Para Syekh mengakui bahwa suluk yang dipimpin oleh Ayahanda Guru sangat luar biasa.

Bersambung…..

142 Comments

    • dinarfi ahriani hrp

      ilahi anta maksudi wa ridhaka matlubi
      engkau yang ku maksud ridha mu yang ku ikut.

      tiada daya dan upaya melainkan guru mursyid ku.

      • darul khusaini

        ya allah engkaulah yang ku tuju dan ridlomulah yang ku cari

        ilahi anta maksudi waridloka matlubi, a’tini mahabbataka wama’rifataka ya allah……

        duh pengeranku panjenengan ingkang kawulo tuju, lan ridlo panjenengan ingkang kawulo padosi.

        semoga kami jamaah tarikat naqsabandyah al khalidiah…. selalu di beri kebersihan hati, rahmat, dan ridlo dari tuhan allah SWT. amin…….

  • mahfud zayana

    saat ini telah hadir diantara kami seseorang yang sangat mulia. beliau adalah saidi syech Gunardo yang bertempat tinggal di muntilan, magelang

  • mahfud zayana

    saat ini telah hadir diantara kami seseorang yang sangat mulia. beliau adalah saidi syech Gunardo yang bertempat tinggal di muntilan, magelang. Beliau adalah pewaris mutlak YML. Ayahanda Guru

    • Mahfud Zayana

      ternyata Pernyataan ku diatas semua SALAH…
      Hanya Beliau YM.ABU, Kekasih diantara Yang terkasih, terimakasih ya ALLAH..KAU telah membawa hamba yang hina ini, kembali ke jalan yang ENGKAU Ridhoi…
      Terimakasih GURU..

  • sufi gaul

    @mahfud zayana…….hmmmmmmmmmmmmm…
    Nenek Guru S.S Prof. Dr Kadirun Yahya Muhammad Amin Msc, Pernah Berkias “Ada sebuah mobil Mercedez Benz, mobil ini sangat mahal buatan jerman aduhai cantiknya, enak dikendarai….muncullah seseorang dengan penuh semangat menjelaskan perihal mobil tersebut, kemana-mana dia pergi dibangga-banggakannyalah Mobil itu kata org tersebut: mobil mercy itu mahal, cantik, excecutive enak dikendarai……..
    muncul pertanyaan ; APA HUBUNGANMU DENGAN MOBIL MERCY ITU????????
    kalaulah tidak ada hubungan sama sekali dgn Mobil mercy tersebut, berarti org tersebut CUMAN sok tau dengan mobil tersebut…..walaupun cuman tukang lap-lapnya masih bagus karna masih ada hubungan atau tukang jaga mobil tersebut atau sopir mobil itu,,,alhamdulillah masih ada hubungannya…
    Nenek GURU PROF. DR.KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN, Msc…adalah seorang ulama Akhir Zaman yang sangat Hebat dan Sangat Keramat, karena Beliau mampu menerangkan Al-Qur’anul qarim secara sangat ilmiah dan bisa di peraktekkan.
    Banyak murid beliau yang bercerita tentang kehebatan Wali Allah ini,,,,,sekarang timbul pertanyaan ; “APA HUBUNGANMU DENGAN WALI ALLAH INI???????
    kalau tidak ada hubungan, ngga usah ngaku-ngakulah,,, apalagi sampai mengaku sebagai Pewarisnya…
    Sehingga Nenek Guru PROF. Dr Kadirun Yahya Muhammad Amin, Msc Pernah Berfatwa ;” NANTI YANG AKU TAKUTKAN ADALAH, BERMURSYIDKAN KEPADA ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI POWER” inilah yang akan membuat hancurnya ummat dan dunia….

    Tarekat Naqsyahbandiyah adalah Tarekat UBUDIYAH dan sangat menjaga HADAP, dimana seorang Murid tidak akan berani Menarekatkan apabila tidak ada IZIN dari GURUnya, apalagi sampai mengangkat diri sendiri menjadi GURU…

    Perlu diketahui bahwa Tarekt Naqsyahbandiyak terbagi atas dua bahagian, yaitu :
    1. Jabal Hindi (GURUNYA di angkat oleh orang banyak atau mengangkat DIRI menjadi GURU),,,ini sama sekali tidak ada power.
    2. Jabal Qubis (GURUNYA diangkat oleh GURU sebelumnya) sehingga ilmunya secara keseluruhan diwariskan kepada Pewarisnya..dan tetap mendapat penjagaan dari GURU sebelumnya..GURU ini sudah pasti keramat karena Ilmu yang dia ajarkan kepada murid2nya sama persis dengan apa yang diajarkan oleh GURU sebelumnya……..

    Ingat jangan sampai salah pilih GURU,,,nanti ga bakalan sampai-sampai ke Tuhan,,carilah GURU yang MURSYID dan KAMIL MUKAMIL,,,hanya pada orang yang mendapat syafaat yang bisa ketemu dengan beliau…………

    • Mahfud Zayana

      Dengan penuh kerendahan hati, ananda mohon maaf kepada Kekasih diantara yang terkasih Beliau YM. ABU dan kepada keluaga.. saya pun mohon maaf kepada abang- abang, akhwat, saudaraku sekalian, saya mohon maaf atas pernyataan saya diatas,, layaknya kapas saya hanya tertiup kesana – kesini untuk mencari kebenaran..setelah saya berpetualang dijalan yang tidak ku ketahui yang menakjubkan, saya kira itulah itulah jalan yang benar… namun,, subhanallah berkat petolongan ALLAH dan kasihsayang GURU, SEMUANYA TERUNGKAP..
      terimakasih GURU.. hanya Engkaulah Kekasih diantara yang Terkasih..

  • mas telo

    ayah handa sudah berlindung semua muritnya tak tau pasti penerusnya ! tapi kita harus mengerti bahwa mursyid ada 2 mursyid adat di angkat mursyid dari orang tuanya dan mursyid adad murit yang paling lebih dari muritnya yang mewarisi ilmu gurunya dan yang paling penting mursyid itu bisa merubah dirinya maupun muritnya ke arah kebaikan

      • dinarfi ahriani hrp

        kamu apa tidak bisa mengerti pa yang dimaksudkan dia…
        wahai kwan merugilah kamu jikalau kamu menganganggap sesuatu itu hanya main2 saja….!

        • e-one

          “barang siapa yang di beri petunjuk oleh allah,dialah orang yg mendapat petunjuk dan siapa yang di biarkan-Nya sesat,maka tidak ada seorang Pemimpin(waliyam mursyida) pun yang memberi petunjuk.(QS.al_kahfi 18:17)

  • BABILORENG

    Yah tak ampuni ……………Setyo Purnomo tapi kau harus rajin wirid dan beribadah jangan melanggar adap dan menyombongkan diri .

  • JALAKPENYU

    Ass.
    Hai …sufi gaul, di/pada Februari 14, 2010 pada 2:00 am Dikatakan: r
    Kau katakan Nenek Guru S.S Prof. Dr Kadirun Yahya Muhammad Amin Msc,
    Siapa nama Bapakmu ?????????
    Kau berguru sama siapa sehingga kau panggil Nenek Guru S.S Prof. Dr Kadirun Yahya Muhammad Amin Msc,
    maaf
    wass.

  • bambang darmawan

    keluarga besar nenek guru .s.s .hasyim al chalidi masih berada di jakarta barat dan di sawah lunto Sumatra barat. mangapa tdk pernah di expose atau diberitakan ?

  • ananda

    Maaf abang2 yang dimuliakan اَللّهُ bukan waktunya memperdebatkan ini, krn YMM pennganti NENEK ARCO sudah datang sejak dulu,,,silahkan mampir ke bintaro

  • kue lupis

    berantem mulu nih , ngaku2, ga bakal selese mpe kiamat. mending nyenengin “keluarga kite” atau makan sop kambing aj ma istri n k water boom ama anak cucu..

  • N-Generation

    YAYASAN MAULANA SS. H. AMIRUDDINN KY.
    BIN MOH. KHOIR HASJIM AL-KHALIDY
    PONPES HASAN MA’SHUM
    Thariqah Naqshabandiyah Khalidiyah


    Rutin tiap hari senin malam selasa & kamis malam jumat
    Acara :
    1. Talqin dzikir untuk ikhwan yang baru masuk.
    2. Jamaah sholat isya’, dilanjutkan dengan wirid berjama’ah khatam & tawajjuh.

    alamat Hilqoh :

    1. BINTARO (Jakarta) Jl. Manyar II Blok 04 No. 7 – 9 sektor 1 Bintaro Jaya Jakarta selatan.
    2. Kayumalue (Palu) Jl. Pua Kodi – Kayumalue, Palu SULTENG
    3. Tuban (JATIM) Sawahbalong, jembel, sugihwaras, Jenu, Tuban
    4. Gresik ( JATIM) Jl. Hasan Ma’sum Kedanyang Gresik
    5. Paciran (JATIM) JL. Masjid baitul Ghofur Jetak Paciran Lamongan.
    6. Sedayu – Gresik Jawa Timur

    • kawulo

      sy hanyalah debu yg trbang kesana kemari di tiup angin, pernah singgah sejenak di bang Amir & buya iskandar. lom pernah kurasakan hembusan sesejuk & sedhsyat Ayah Profesor

  • junaedi

    jelaslah AYAHANDAGURU itu masih bertugas dan belum mewariskan TONGKAT KEMURSYIDANNYA. yang ngaku mursyid sih banyak

  • anca

    abgnda sy mhn bantuanya, adik sepupu istri sy berpaling dari islam, kini ikut agama kristen, sepertinya dia di cuci otaknya, hinga gak mau dengar nasehat kedua org tuanya dan saudara2nya, hanya krn seorg wanita, kalo abgnda membaca ini sampaikn kpd yg lain aku mhn bantuanya, terutam bantuan Y.M Abu selaku mursyid, sy mhn skali bantuanya, semoga allah swt, mengabulkan amin,!!!

  • Moch Zuhry

    Ayahanda SS. Amirudin KY. m0h0n ampun sebelumya.. Berilah hidayahMU ya Robb m0ga dimudahkan ikut suluk.. Udah 1th lbh..

    • white

      mas, pak amirudin udah di pecat oleh ayahanda guru.
      karena ada sebab dan lain hal. sehingga dia tidak lagi berhubungan dengan ayahanda guru. dan menjadi mursid itu tidaklah mudah.

  • suroto

    5 3 1….!!!
    YA ‘Alloh aku mohonkan kepada-Mu bila ada pahala dan fadhilahnya Hadiahkanlah kepada Mursyidku
    Ya ‘Alloh Aku Mohonkan kepada-Mu Syafa’at Untuk menghilangkan Was Was dan Keraguan dalam diriku
    Ya ‘Alloh Aku Mohonkan Bimbingan dari Mursyidku, karena Mursyidku Kholifatulloh dan Kekasih Alloh yang mewarisi Ilmu dari Para ahli Silsilah

    “illahi anta madsudi waridzoka madzlubi”

  • Ruslianto

    Kalimat syahadat diajarkan kepda kita sejak kecil-sbanyak 2 a 3 kali atau ber-kalikali hingga kita hafal.Maknanya pun diajarkan,entah be berapakali, hingga akhirnya-sedikit a banyak kita memahami maksud nya. Apakah setiap muslim sekarang ini, melakukan hal yang sama seperti yg dilakukan oleh orang tua dan para guru kita di masa silam ? Kenyataannya seringkali menunjukkan bahwa jawaban yg tepat un tuk pertanyaan ini adalah “tidak”.Karenanya, bukan tidak pada tempatnya jika ada saja orang yg mpertanyakan nilai keislaman sebagian generasi muda.Betapa tidak ? Kata mereka : “Kita pun telah menghapal dan memahami maksudnya masih kehilangan “sesuatu” yg sangat penting dari kedua kalimat syahadat itu, sehingga seperti inilah keadaan kita”.
    Sesungguhnya masih ada satu hal, selain menghafal dan memahami maksudnya,yg tertinggal, yaitu menjadikan apa yg dihapal dan diketahui maksudnya itu sebagai pelita hati yg menyinari setiap langkah dan sikap kita. Perhatikan kalimat syahadat yg kita ucapkan : “Asyadu al-la ilaha illa Allah. Kalimat ini dimulaidgn Asyadu (saya bersaksi). Ketika Anda berkata “saya”, maka Anda menyadari bahwa Anda mpunyai wujud pribadi yg berbeda dgn orang lain.Namun demikian dlm saat yg sama Anda mnyadari pula bahwa ada pihak lain bersama anda, yaitu yg mendengar atau yg kepadanya Anda memperdengarkan persaksian itu.
    Bagaimana kesadaran ini dapat diterjemaahkan dalam bentuk tingkah laku ?
    Kita memiliki kehendak, tetapi keinginan dan kehendak kita tidak di sesuaikan dengan kemampuan kita. Kita dapat berbicara, tapi pembicaraan kita tidak didukung oleh pengetahuan, kita mendengar
    atau kita melihat, tetapi hanya setengah-setengah, sehingga hidup dan kehidupan kita pun demikian.
    ….Benar bukan, bahwa ada yang ketinggalan dalam rangkaian syahadat kita ?

    • sucipto

      asalam muala ikum wa rohma tula wa bara katu.nama saya .sucipto sya ingin sekali ‘belajar jikirruwllah .dan men jari rido awllah.di mana alamat bapak .dimedan .

Tinggalkan Balasan ke knyai abdulrahman hrpBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca