Sekte

Sejarah Wahabi

Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.

Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama? besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa?iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat: “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin”.

Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS: An-Nisa 115)

Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama?ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, “Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?” Dengan segera dia menjawab, “Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan” Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu person pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.” Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.

Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh.

Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : “Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali”. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I.

Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi’i yang sudah mapan.

Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.

Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.

Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.

Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.

Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, “Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.”

Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.

Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.

Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).

Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur?an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.

Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: “Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
”Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).” (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.

Nabi SAW pernah berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.”, Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.

Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya. Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid?ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian?. Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala’udz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: “Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin?” AI-Hadits.
BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama? mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: “Ba daa halaakul khobiits” (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji) (Masun Said Alwy).

Diambil dari rubrik Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th. III Sya’ban 1426 H / September 2005 M

100 Comments

  • Abu djafar

    untuk saudara ku Abu taufiq semoga Allah SWT memberikan bimbingannya serta hidayahnya,.
    ana hanya ingin tahu satu aja sunnah nabi mana yang telah di bid’ahkan oleh beliau.
    ajaran ahlusunnah waljama’ah mana yang telah mencederai ajaran Islam yang sempurna.
    sesungguhnya kamilah yang memberlakukan ajaran Islam yang sempurna karena kami tidak pernah menambah2kan atau mengurangi satu ibadah pun dalam Islam.
    sesungguhnya para salafussoleh adalah orang2 yang paling mulia setelah Nabiyullah mereka adalah para sahabat2 Nabi dan generasi setelahnya dan generasi setelahnya. mereka adalah orang2 yang sangat berpegang teguh pada Al’Quran dan Assunnah. semoga Allah SWT merahmatinya serta meninggikan derajatnya.
    sedangkan salafy adalah sebutan orang2 yang mengikuti manhaj salaf.
    sedangkan manhaj salaf sendiri adalah istilah sebuah jalan yang terang lagi mudah yang telah ditempuh oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in dan tabi’ut tabi’in di dalam memahami dienul Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
    demikanlah saudara ku semoga antum merenunginya.
    “Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.” (Al Fatihah: 6-7) ,

    salam bersaudaraan juga untuk saudara semuslim ku,.

  • asep

    @Abu Djafar & Abu Taufik

    Salam

    Ma’af saya ikut nimbrung dalam diskusi anda berdua.

    Yang menjadi persoalan kenapa seluruh umat Islam tidak bisa bersatu dan mencapai kejayaan seperti pada zaman Rasulullah saw? karena mereka tidak meyakini kebenaran yg sudah menjadi ketentuan dari Allah swt bahwa garis kepemimpinan (Imamah) umat Islam setelah Rasulullah saw wafat, dalam setiap zaman dipimpin oleh salah seorang Imam dari Ahlulbait Nabi saw sampai kehadiraan Imam Mahdi as yg dijanjikan untuk semua makhluk di alam semesta ini. (baca QS Al Maidah: 67, hadist Tsaqalain dan Ghadirkum )

    Adapun untuk meyakini kebenaran atas ayat dan hadist tsb yakni dengan hati yg bersih dan ikhtiar yg sungguh-sungguh dalam menelaah dan mengkaji khazanah ilmu dari berbagai mazhab/golongan, kemudian membandingkan satu dengan yg lainnya. Yang tentu saja hasil akhirnya tergantung kepada hidayah Allah swt, Insya Allah.

    Wasalam

  • Abu Taufiq

    @Abu Djafar

    taqarrub pada kuburan, makam2 keramat mereka meminta syafaat, berkah pada makam2 keramat tersebut seperti meminta berkah pada makam2 wali atau pada makam orang2 soleh, seolah2 terjadi lagi kebangkitan jahiliyah seperti pada masa2 awal datangnya Islam. ditengah2 masa keterpurukan itu Allah SWT memberikan hikmahnya dengan lahirnya seorang mujadid besar Islam abad 12 H,

    Disinilah menurut saya letak kekeliruan Muhammad Bin Abdul Wahab, menyamakan antara praktek jahiliyah dengan apa yang dilakukan oleh para ulama.
    Rasanya tidak cukup ruang disini untuk membahas tentang hukum Wasilah, Rabhitah, Ziarah Kubur dan lain2 yang dinyatakan Bid’ah oleh kaum wahabi.
    Wasilah kepada Jin, Setan, Berhala saya setuju itu tergolong bid’ah bahkan kufur akan tetapi wasilah kepada Rasulullah SAW lewat ulama pewarisnya merupakan sunnah Nabi. Bukankah kita menuju kepada Allah harus berwasilah kepada Rasulullah?

    Saudaraku…
    Pada zamannya, tindakan Ibn Wahab telah dinasehati oleh saudaranya Syekh Sulaiman dan ayah kandungnya namun nasehat itu tidak dianggap angin lalu.
    Mungkinkah ummat Islam bisa salah selama 13 Abad dan kemudian datang ulama bernama Ibn Wahab memberikan kebenaran baru?
    Mungkinkah para ulama2 besar zaman dahulu itu melakukan suatu bid’ah? karena ziarah kubur kepada wali itu sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu?
    Kalau sudaraku berkenan coba baca http://salafytobat.wordpress.com/ atau http://salafyindonesia.wordpress.com/.
    Mungkin tidak semua yang disampaikan disana benar paling tidak ada perbandingan dari apa yang selama ini saudaraku baca.

    Saya pribadi tidak berani menyalahkan ulama termasuk Muhammad Ibn Wahab, dan saya yakin tujuan Beliau sangat mulia untuk menghindari ummat Islam dari praktik2 yang dilarang oleh Allah, walaupun terkadang bisa keliru juga. Akan tetapi selaku ummat Islam kita juga harus lebih kritis terhadap apa yang disampaikan oleh ulama termasuk paham wahabi yang disampaikan oleh beliau.

    Saudaraku
    Siapapun anda apakah wahabi, syi’ah atau Islam Liberal tidak menjadi persoalan bagi saya karena kita semua disatukan dalam satu kalimah Tauhid yaitu La Ilaha illallah, Muhammadurasulullah…
    Mari kita lanjutkan diskusi kita dalam bingkai silaturahmi ukuwah Islamiyah….
    Syukur alhamdulillah Saya berdo’a kepada Allah agar saudaraku selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT.

    Wasalam

  • Abu djafar

    Alhamdulillah,.
    ana setuju sekali dengan pendapat antum marilah berdiskusi dengan kebersihan hati dan keikhlasan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. memang disini kita berbeda pandangan dalam hal2 sesuatu. oleh karena itu marilah kita luruskan dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang jernih. bersama agar tidak terjadi fitnah.

  • Abu djafar

    sodara ku yang di rahmati Allah SWT.
    memang untuk membahas masalah hukum tawasul atau wasilah tidak cukup 1/2 kali pembahasan, tapi marilah kita coba pelan2 untuk sedikit demi sedikit membahas masalah ini mudah2an ana dapat menimba ilmu dari antum, sebelumnya ana berterimakasih terlebih dahulu kepada pemilik blog ini dan ana minta izinnya untuk bisa memberikan sedikit komentar ana di post coment antum,.

  • Abu djafar

    untuk masalah hukum tawasul, terlebih dahulu kita pahami apakah tawasul itu, Tawassul berasal dari kata al-Wasilah yang artinya adalah al-Qurbah (pendekatan diri).atau juga at-Tawasul artinya menjadikan sesuatu perantara antara seorang yang bertawassul dengan yang ditawassuli untuk mendekatkan diri kepadanya. dasarnya adalah firman Allah SWT
    ” Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.” (QS al-Ma’idah : 35)
    dari sini ana berikan penjelasan bahwasanya salafy meyakini bahwa tawasul adalah ibadah, tapi dengan 2 syarat :
    1) Ikhlas
    2) mutaba’ah, meneladani Rasulullah di dalam beribadah dan tidak mengada-adakan sesuatu yang tidak ada tuntunan dari beliau.
    sesungguhnya suatu ibadah tanpa ada dalil dan tuntunannya dari Rasulullah SAW maka ibadah itu tertolak atau bid’ah. Ahlussunnah memperbolehkan tawasul dengan syar’i yaitu tawasul yang ada tuntunannya dari Nabiyullah SAW, serta yang tidak mengandung syirik dan bid’ah.
    diantara tawasul yang di syariatkan adalah :
    1) bertawasul dengan asma Allah
    dalil :
    Firman Allah SWT dalam surat al-A’raf ayat 180 :
    “Hanya milik Allah-lah Nama-Nama yang indah, maka berdo’alah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama Allah yang indah itu.”
    2) bertawasul dengan iman kepada Allah SWT dan Rasulnya.
    Dalil :
    Firman Allah SWT dalam surah al-Mu’minun ayat 109 :
    “Sesungguhnya ada sekelompok orang dari hamba-hamba-Ku berdoa : ‘Ya Rabb kami, kami telah beriman maka ampuni dan rahmati kami.”
    dan juga dalam Firman Allah SWT dalam surah al-Imron ayat 53 :
    ”Ya Rabb kami, kami telah beriman dengan apa yang telah Engkau turunkan dan kami pun telah mengikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang mempersaksikan (ketauhidan Allah).”
    3) bertawasul dengan kelemahan dan kerendahan diri
    dalil :
    Firman Allah dalam surah Maryam ayat 4 yang menceritakan nabi Zakaria yang mengadu pada Rabb-nya:
    ”Beliau berkata : ’Wahai Rabb-ku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Rabb-ku.”
    4) bertawasul kepada amal soleh
    dalil:
    sebuah cerita tentang 3 pemuda bani israel yang diceritakan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang soheh.
    mungkin antum juga pernah mendengarnya, ke3 pemuda tersebut bermalam di sebuah goa kemudian ke3nya terperangkap didalamnya, akhirnya mereka berhasil keluar karena doa dari masing2 pemuda itu kepada Allah SWT. pemuda pertama berdoa ya Allah hamba mempunyai kedua orangtua yang sudah renta, dan hamba senantiasa berbuat baik kepada keduanya, ya Allah apabila amalan hamba hanya unutk mengharapkan ridho Mu maka berikan lah kami jalan keluar atau selamatkanlah kami,’kemudian batu yang menutup goa itu bergeser sedikit, begitu pula dengan pemuda yang kedua dan yang ketiga mereka berdoa dengan amalan mereka masing2, sehingga terbukalah goa tersebut. sehingga mereka dapat keluar dan selamat.
    5) bertawasul dengan orang yang soleh yang masih hidup
    dalil :
    Hadis dari anas ra. yang mengkisahkan tawasulnya Umar ra. kepada paman Nabi, Ibnu Abbas ra. Umar ra berkata :
    “Ya Allah, kami dulu bertawassul kepada-Mu dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami, dan sekarang kami bertawassul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan.” Anas berkata : ”Lalu turunlah hujan kepada mereka.” (HR Bukhari)

    demikianlah dalil2 tawasul yang menurut syar’i
    disini jelas bahwa salah satu tawasul yang diperbolehkan oleh syar’i adalah bertawasul kepada orang2 soleh yang masih hidup, bukannya bertawasul pada orang2 soleh atau wali2 dan ulama yang sudah wafat seperti yang dilakukan oleh para quburiyun sufiyun.

    tidak ada dalil satupun yang menjelaskan tentang bolehnya bertawasul atau meminta wasilah kepada orang2 yang sudah wafat,
    sekiranya boleh bertawasul kepada orang yg sudah meninggal mengapa Umar ra, tidak meminta tawasul kepada Rasulullah SAW malah bertawasul kepada pamannya, padahal semua kita tahu bahwa Rasulullah SAW derajatnya yang paling tinggi di antara manusia di muka bumi ini di hadapan Allah SWT.

  • Abu djafar

    untuk sodara ku yang berkunyah dulgepuk, ana sarankan berkunyahlah dengan nama yang baik.

    Dan lagi saran ana bertobatlah antum kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memaafkan dan memberi hidayahnya kepada antum,.
    ana ingin tanya dulu kepada antum, antum tahu apa itu mubahalah,??
    sedikit ana terangkan tentang mubahalah, mubahalah berasal dari kata bahlah atau buhlah yang bermakna kutukan atau melaknat. sedangkan menurut istilah adalah 2 orang yang saling memohon kepada Allah SWT , supaya Allah SWT melaknat dan membinasakan pihak yang batil.
    Jadi berhati-hatilah antum dalam berbicara.
    sesungguhnya mubahalah boleh dilakukan apabila sudah tidak ada titik temu antara pihak yang benar dan pihak yang batil.
    sekarang ana tanya antum sudah membantah belum dalil2 yang ana kemukakan di atas. klo antum merasa apa2 yang saya kemukakan di post sebelumnya keliru atau sesat misalnya, silakan anda buat bantahan yang tentunya di sertai dalil2 tentunya, atau bila apa2 yang saya kemukakan di atas memang sesuai As-Sunnah, mudah2an bisa bermanfaat buat antum dan sodara muslim lainya,

    Bukannya tiba2 langsung mengajak mubahalah.

    didalam hal ini saya mengajak kepada saudara semuslim untuk berbagi ilmu dengan cara bermujadalah atau saling berdiskusi. mudah2an apa2 yang belum kita ketahui bisa kita fahami atau apa2 yang selama ini kita lakukan sebenarnya salah kita bisa langsung berkoreksi dan bertobat,
    Janganlah kita bersifat taqlid kepada golongan2 tertentu atau ulama2 tertentu. berpeganglah hanya kepada AlQuran dan AsSunnah saja.
    dalam hal ini saya tidak mengeluarkan dalil2. hanya penjelasan ringan agar saudara kita dulgepuk bisa mudah memahami serta merenunginya,

    Wassalam,.

  • rudi

    @sufimuda
    Saya mampir lagi nih Mas :mrgreen: Kalau boleh meminjam peristilahan Yunani, ada 3 cinta: eros (cinta terhadap obyek), filia (cinta kepada sesama) dan agape (cinta kepada Tuhan). Kalau kita begitu suka dengan rumah kita, lalu kita merawat dan menatanya, rumah ini menjadi kita cintai sebagai obyek. Ketika cinta yang erotik (meng-obyek-kan) ini merambah ke mahluk hidup bisa gawat. Misalnya mereka yang membonsai tanaman. Mereka menyebut diri pecinta tanaman, tapi perlakuan mereka terhadap tanaman sungguh mengerikan. Dicubit dengan tang agar banyak bekas luka, dililit dengan kawat supaya tumbuh membentuk seperti yang diinginkan. batang dibiarkan menggembung tetapi hanya sedikit daun dibiarkan hidup. Sama ngerinya ketika manusia mencintai sesamanya secara erotik. Begitu pula ketika manusia mencintai Tuhan secara erotik.

  • SufiMuda

    @bukan sufi muda
    Makasih info nya…
    saya sudah membaca ke tiga link yang anda berikan…
    Sayang sekali pada umumnya blog yang mendukung wahabi tidak pernah memberikan kebebasan untuk berkomentar apalagi berdiskusi, setelah menulis ya sudah….

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku semua sesama manusia dan sesama mahluk Tuhan

    selamatkan nyawamu yang selembar itu … uruslah dirimu sebelum engkau urus akidah orang lain … selesaikan perjalananmu sendiri sebelum membantu orang lain untuk beperjalanan … ada pepatah mengatakan kalau kau tak pandai berenang jangan sok pahlawan menolong orang yang tenggelam …. instropeksi diri lebih utama … diskusi bukan untuk menjatuhkan satu sama lain … hindari perdebatan … mulai dari dirimu sendiri mungkin akan mengimbas pada sekitarmu dan semoga bisa merubah dunia

    apa tanda orang yg dekat dan cinta Tuhan … apabila datang masalah menghadang maka tiada sempat keluar dari hatinya keluhan atau rintihan … yg ada hanya syukur atas segala takdir Nya … karena hatinya telah terlalu sibuk dengan cinta Nya pada Tuhan … Tiada derita atas nama Cinta … selidikilah dirimu apakah sudah masuk derajat orang yang pandai bersyukur atas segala takdir Nya …

    kalau belum maka mari kita fokuskan diri kita pada keselamatan pribadi … janganlah terlalu sibuk urus urusan orang lain sehingga lupa bahwa dirinya pun belum selamat se istilah Tuhan

  • sufi gila

    o ya sekedar tambahan buat direnungkan

    saya pakai bahasa gampang2an … kalau Muhammad Rasulullah meninggal maka beliau yakin 1000% akan dihantar para Malaikat khususnya Malaikat Jibril sebagaimana Isra’ Mi’raj menuju hadirat Allah …. kalau para sahabat Rasul yakin dengan 1000% bahwa kalau mereka meninggal nanti akan datang ruhani Muhammad Rasulullah untuk membimbingnya menghadap hadirat Allah SWT … pertanyaannya sekarang siapa yg akan membimbing kematian kita nantinya ? siapa yg akan menjemput kita dan mengantar kita kehadirat Allah SWT ?

    itulah fungsi Guru sebagai pembimbing spiritual … yg mulai membimbing bukan nanti saja menjelang kematian tapi sejak kita masih hidup sampai menjelang ajal … jangan sampai dijemput Yesus yg kita nggak kenal atau Sidarta yang juga nggak pernah bertemu atau Dewi Kwan Im atau juga Nabi Muhammad yg juga nggak pernah kita kenal wajahnya atau Sunan Ampel Sunan Kalijaga yg kita nggak pernah bertemu wajah … janganlah sempat ragu menguasai kita saat maut menjemput … sudah terlambat

  • Adinarayana

    ALLAHUAKBAR! sesungguhnya yg sesat itu adalah orang2 SUFI!! mereka berdalih bahwa mereka itu golongan ahluhsunnah, padahal bukan!! sufi adalah budaya yg terkontaminasi oleh kebudayaan hindu dan persia!! Islam yg sesungguhnya tidak mengajari kita utk menjadi sufi!! hanya berdoa saja tapi tidak ada ikhtiarnya!! persis seperti pendeta2 kristen atau pendeta2 hindu dan budha yg mengurung diri di biara2 dan tidak menikah!! ajaran Wihdatul wujud adalah salah!! dan aliran sufi harus diberantas dan dienyahkan dari muka bumi!!

  • Adinarayana

    Orang2 sufi (tasawuf) dan Syi’ah serta khawarij, mutadzilah, Ahmadiyah adalah sesat!! mereka telah melenceng jauh dari ajaran Islam! semoga Alloh menempatkan mereka ke dalam neraka!! mereka adalah orang2 yg tuli dan buta mata hati dan pikirannya! Tiada mereka akan kembali ke jalan “Lurus” kecuali jika Allah menghendaki mereka utk berubah!!

  • dipikir

    @ Sufi gila. Korup aje Malaikat Izrail, Malaikat Malik, Malaikat Redhuan. Tapi minta izin sama Malaikat Jibril dulu ya!

  • dipikir

    @ Adinarayana.

    Jangan keterlaluan marahnya. Lontarkan nafsu ammarah dari lubuk hati kita. Ilmu dan ajaran yang baik dari Wahabi kita ikuti, Jalan yang baik dari Tarekat yang benar boleh dituruti.

    Pokok pangkalnya kena hati-hati saat maut menjemput kita semua nanti. Mahu serah kepada siapa nyawa yang dikasihi. Silap perhitungan disaat itu, nah semua mazhab kamu, tarekat kamu, amalan kamu, ilmu kamu habis sia-sia belaka. Harap jangan begitu. Kenal pemilik nyawa tu lagi beruntungan.

    Tanya aje sama Sufi gila. Jangan gila dulu ya…………….

  • sufi gila

    salam cinta dan damai untuk semua sesama manusia dan mahluk lain sesama mahluk Tuhan

    tidurmu adalah kematian kecilmu … maka amatilah tidurmu … apakah telah mendapatkan ketenangan dalam mati kecilmu ? sudahkah dikirimkan oleh Allah seorang juru selamat dalam prahara mati kecilmu/tidurmu ?

    mimpi adalah kenyataan di alam yg berbeda .. apa bukti mimpi itu nyata ? apakah bila kita mimpi jelek kita bangun dan terengah-engah seperti habis lari ? apakah bila kita mimpi basah maka keluar sperma kita ? itulah bukti bahwa mimpi adalah nyata … dan jiwa kita merasakan kesakitan bila tersesat tanpa penolong yg dikirimkan Allah

    bayangkanlah apabila kita mimpi jelek dikejar2 setan … pasti yg kita inginkan adalah bangun … tapi bila kita ternyata tidak terbangun lagi atau mati, lalu siapakah yg dikirimkan Allah untuk menyelamatkan jiwa kita yg selembar tadi ? yg membimbing jiwa kita kehadirat Allah sebagaimana Rasul Muhammad yg dibimbing Jibril dalam isra’ mi’rajnya ?

    maka carilah Guru yg wajahnya selalu dikirimkan Allah untuk membimbing kita dalam permasalahan mati kecil kita hingga mati yg sebenarnya

    keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan melalui perjalanan spiritual dengan disertai Guru … maka bagi mereka yg telah menemukan Guru tersebut maka dia tidak akan pernah peduli dengan dalil … yg dia tahu sang Guru adalah juru selamat yg dikirimkan Allah untuknya … siapapun itu orangnya

  • SufiMuda

    Semua orang yang mengaku “TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD SEBAGAI RASULULLAH” adalah saudara saya.
    Walapun ada saudara yang berusaha menikam dari belakang dan memberikan racun seperti sikap wahabi kepada kaum sufi.
    Namun saya selalu berdo’a agar saudara saya dari kaum wahabi cepat menjadi sadar, mau meninggalkan aliran tidak jelas yang dibuat tahun 1700-an atas bantuan Yahudi dan Inggris…

    Yah, dalam keluarga kan ada anak bandel dan anak jahat. Semoga aja anak jahat itu tidak lagi berusaha membunuh saudaranya untuk mengambil harta pusaka orang tua. Kalau ini masih dilakukan maka alam akan menghukumnya.

    Salam

  • almahmudiyyah

    Anda dapat referensi dari mana tentang tulisan Anda. Semua yang Anda tulis adalah dusta. Anda telah melakukan fitnah terhadap salah satu ulama besar dan itu artinya kemurkaan Allah akan Anda terima. Saran saya, pelajari literatur secara menyeluruh, jangan mencari literatus dari orang – orang yang memang benci wahabi. Bertobatlah dan delete tulisan ini sebelum fitnah ini menghancurkan Anda. sebagai sufi tidak layak memberikan berita bohong kepada umat karena hal itu bertentangan dengan akhlaq sufi. o ya komentar saya tentang wali qhutb kenapa tidak di tampilkan. setuju dengan pendapat saya.

  • sufi gila

    salam cinta dan damai saudaraku

    BOSAAAAAAAAN …. BERTENGKAAAAAAAAARRRRR TERUUUUUSSSS ….. BERSELISIHHHHH TERUUUUUSSSS … BERDEBAAAAAATTTTT TERRRUUUUUUSSS … MANAKAAAAAHHHH KEDAMAIAAAAAAN ….. BAHKAN DI FORUM PARA YG KATANYA SUDAH IKUTAN DZIKR PUN NGGAK JAUH BEDA …. RUPANYA PEPERANGAN SUDAH MENYENTUH WILAYAH PARA AHLI DZIKR ? MEMANG DUNIA INI SUDAH SEMAKIN TUA …. HEHEHEHEHEHE

    LANJUTIN DAH KALAU EMANG MASIH SUKA BIAR MAKIN HANCUR DUNIA INI

  • abu salman

    untuk yang menulis artikel…..terima kasih atas tulisannya. tapi apakah tidak lebih baik anda mengajak para pembaca untuk berbuat kebajikan??? menerangkan bagaimana bertauhid yang benar???? bagaimana sholat yang benar????semoga Alloh membuka hati anda, mengampuni dosa kita dan saya harap anda berhenti dari menulis hal-hal yang seperti ini……ingatlah segala sesuatu pasti ada balasanya.

  • abu salman

    kalau saya boleh tahu, bisa menerangkan sejarah tasawauf? dalilnya dalam Al Quran atau Sunnah??? ingatlah saudaraku bahwa kesombongan dan meremehkan orang bisa membawa kita ke neraka. bukan kesombongan karena mempunyai baju baru dan sebagainya tapi kesombongan yang berupa menolak kebenaran…..

  • SufiMuda

    @Abu Salman
    Assalamu’alaikum wr wb
    Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya….
    Di sini sudah banyak tulisan2 tentang Tasawuf beserta dalil-dalilnya, silahkan anda baca mudah2an bisa membukakan hijab untuk bisa lebih mengenal-Nya.

    Dan tulisan di atas adalah kutipan rubrik Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th. III Sya’ban 1426 H / September 2005 M, saya menampilkannya disini sebagai bahan perbandingan dan untuk renungan kita bersama.
    Apakah semua data2 dalam tulisan itu benar semua, ada ada benar sedikit atau salah semua, itu tergantung penilaian masing-masing individu…

    Saya setuju kalau menolak kebenaran itu merupakan sebuah kesombongan, karenanya saya mengajak saudaraku untuk lebih mendalami Tasawuf sebagai intisari agama.
    Saya juga membaca tulisan yang mengkritik tasawuf dengan tujuan agar saya lebih hati-hati dalam melakukan ibadah dan juga sebagai bahan perbandingan.
    Akan tetapi saya juga membaca tulisan2 yang mendukung Tasawuf yang dikarang oleh ahlinya dengan tujuan agar saya mendapat hikmah.

    Marilah kita mempelajari semua ilmu karena sesungguhnya tidak ada ilmu yang tidak baik, apalagi ilmu Agama, semuanya tergantung dari niat kita.

    Setiap kita telah ditentukan jalan masing-masing oleh Allah dan ikhtiar sebagai kewajiban adalah jalan menuju takdir-Nya.

    Wasalam

  • Njebluk's

    wau……………….
    disini lebih rame……………
    kalo ndak ada wahabi ndak rame……….
    adainya jalan kita cuman satu……….
    andaikan semua ikut tasawuf………..
    adaikan ndak da dosa……….
    adaikan semua ikut wahabi………
    KIAMAT UDAH……..

  • Njebluk's

    Wahai sayidina Ali
    usir lagi dia dari masjid………………..
    orang orang yang belum mumpuni udah banyak tingkah (seperni ane)he………
    selalu terik terik ndak tahu mau kemana………..
    ayo sama sama makan jeruk biyar tahu rasanya.bukan cuma denger rasanya….
    ndak tahu jatah kita itu asem atou manis kita jua yang merasakannya ndak bisa di rasakan orang lain.walaupun itu satu pohon.
    mohon doanya semua yang ada disini yang njebluk”s ini bisa istiqomah.ndak istiqumat……….

  • waang

    abu taufiq n dulgepuk ayo dwong jawab bantahannya abu jafar about tawassul jangan sampe kaum wahabiah merasa selalu benar dengan dalil2nya..
    pokoe kita jangan sampe mundur deh, nte jangan diem aja pade coz ane mo dukung kaga ngerti ney musti pegimane jawaban buat si abu..

    pLLLLeeeeasee mohon di balaskan commentnya abu jafar about tawasul biar kita umat lebih yakin dengan tasawuf gtu loh…

  • imm

    salam,,
    mau ikutan ya kang,,, sedikit urun bwt semuanya,
    Tawasssul adalah memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan keduanya.
    Allah telah menetapkan bahwa biasanya urusan2 di dunia terjadi berdasar hukum kausalitas (sebab akibat). Sebagai contoh, Allah SWT sesungguhnya Maha Kuasa untuk memberikan pahala kepada manusia tanpa beramal sekalipun, namun kenyataannya tidak demikian. Allah memerintahkan manusia untuk beramal dan mencari hal2 yang mendekatkan diri kepada-Nya.
    “Dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (Allah)”QS.Al Maidah:35.
    Ayat ini memerintahkan untuk mencari segala cara yang ddapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Artinya, carilah sebab2 tersebut, kerjakanlah sebab2 itu, maka Allah akan mewujudkan akibatnya. Allah SWT menjadikan tawasul dengan para nabi dan wali sebagai salah satu sebab dipenuhinya permohonan hamba. Padahal Allah Maha Kuasa untuk mewujudkan akibat tanpa sebab2 tersebut. Oleh karena itu kita diperkenankan bertawasul dengan para nabi dan wali dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah SWT.
    Tawasul merupakan sebab yang dilegitimasi oleh syara’ sebagai sarana dikabulkannya permohonan seorang hamba. Tawasul dengan para nabi dan wali diperbolehkan baik disaat mereka masih hidup ataupun sudah wafat. Karena seorang mukmin yang bertawasul tetap berkeyakinan bahwa tidak ada yang menciptakan manfaat dan mendatangkan bahaya secara hakiki kecuali hanya Allah. Bertawasul kepada nabi dan wali yang masih hidp ataupun yang sudah wafat, dengan pengertian bahwa kita memohon kepada Allah SWT dengan mengandalkan derajat dan kedudukan mereka yang masih hidup atau yang sudah wafat.
    Bagi sebagian orang berpendapat bahwa orang yang sudah meninggal tidak bisa berbuat apa2. Jangankan untuk berbuat bagi orang lain, untuk dirinya saja mereka harus dimandikan, dikafani, dan dimakamkan oleh orang lain. Dari sini, tentulah timbul pertanyaan. Apakah para nabi atau wali yang sudah meninggal itu masih / tetap hidup di alam barzakh, sehingga dapat menyadari, merasakan, dan mengetahui kondisi alam kehidupan kita? Apakah mereka dapat mendengar tawasul kita dengan mereka? Apakah mereka membantu kita dan memberi kemanfaatan kepada kita dari alam mereka?
    “Ya”, mereka masih hidup di alam mereka, dapat mendengar tawasul kita, dan menolong mendo’akan hajat kita kepada Allah.
    “janganlah kamu mengira bahwa orang2 yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup menurut Tuhannya dengan mendapat rizki”. QS. Ali Imran: 169.
    “dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang2 yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak mnyadarinya”. QS. Al Baqarah:154.
    Dalam kitabnya jala’al afham, Ibn al Qayyim telah menyebutkan sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Barangsiapa membaca shalawat kepadaku di sisi makamku, maka aku dapat mendengarnya. Dan barangsiapa membaca shalawat kepadaku dari tempat yang jauh, maka aku akan diberitahu”.
    Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi dapat mendengar shalawat kita kepada beliau, apabila kita membacanya dari dekat makam beliau. Beliau dapat mengetahui shalawat kita, apabila kita membacanya dari jauh. Hal ini menjadi bukti bahwa beliau itu hidup dan dapat mendengar.
    walloh a’lam

    • iseng

      kutipan tulisan sodara imm:
      Tawasul dengan para nabi dan wali diperbolehkan baik disaat mereka masih hidup ataupun sudah wafat.

      saya rasa perlu kita cermati lagi mengenai bertawasul kepada Wali/nabi yang telah wafat.

      memang benar bahwa Para WALI/NABI ALLAH tidak MAti dan sesungguhnya mereka hidup….. tapi itu tidak berarti mereka masih punya Haq tuk campur tangan lagi dibumi setelah berlindung.

      WALIYULLAH/NABI adalah Jabatan dari ALLAH SWT kepada manusia2 Pilihan. setiap jabatan memiliki KEWAJIBAN & HAQ dari ALLAH tuk menjalankan visi dan misi ketuhanan di dunia….

      Wafat/Berlindungnya seorang WALI ALLAH pertanda HAQ dan Kewajiban yang diberikan ALLAH kepadanya Telah Berakhir………

      Regenerasi WALI selalu Berlanjut diatas Bumi … Apabila yang satu berlindung maka PASTILAH ada lagi manusia lain yang masih hidup menggantikan waliyullah yang sudah berlindung, demikian seterusnya sampai akhir zaman….

      misalkan Jabatan Presiden Republik Indonesia dan Para Menterinya…….

      Masihkah Mantan Presiden RI seperti megawati, gus dur, habibie, Memiliki Haq Grasi dan Mengurus urusan Kepresidenan di zaman SBY?????………………
      jelas-lah merupakan perbuatan yang tidak sopan tuk dilakukan…

      bukankah mengurusi urusan yang bukan haq-nya lagi adalah perbuatan tidak sopan dan etis???? apakah para WALI?NABI ALLAH mau melakukan perbuatan itu?????

      demikian adanya,
      mohon maaf dan pencerahan pula apabila ada kata yang salah…
      wassalam

  • isworo rizqi

    ihdinassirotol mustaqiim…

    Ya Alloh, tunjukilah jalan yang lurus… jalan orang2 yang Engkau beri petunjuk… dan bukan jalan orang2 yang Engkau sesatkan… amin.. ^_^ sufimuda.. rizqi mo tanya.. ada konsultasi lewat email gak ya??

    minta replynya..
    pecidansarung@gmail.com

    wass… ^_^

  • wardoyo

    saya sepaham dg anda tp sy tidak setuju kalau berjenggot & berpakaian putih2 itu salah satu ciri2 aliran wahabi sebab rosululloh sendiri selalu berpakain serba putih ketika ke masjid tiap hari jum’at dan rosululloh suka memelihara jenggot tapi suka mencukur kumis, sebenarnya tdk boleh ada komentar dlm bertorekot tp krn anda bukan mursid saya jd ya ma’af jika aku mengomentarinya. semoga keslamatan ALLAH selalu menyertaimu amin…

  • aun

    kenapa si sodara S.M kalo ditanya selalu silahkan baca buku apa gitu bukan al quran ayat sekian atau hadis siapa no berapa gitu,bukankah itu pegangan kita,kalo modus anda kepanjangan untuk di ungkap berarti anda belum siap dan belum sabar,malah yang comment mengungkapkan dalilnya.cobalah contoh blog-blog yang selalu berpegang alquran hadis bukan akal sehingga gak terlalu berantem gini.akal kita gak sanggup melebihi AlQuran Hadis,afwan ya….

Tinggalkan Balasan ke AdinarayanaBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca