Sejarah Wahabi
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama? besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa?iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat: “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin”.
Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS: An-Nisa 115)
Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama?ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, “Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?” Dengan segera dia menjawab, “Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan” Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu person pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.” Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.
Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh.
Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : “Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali”. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I.
Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi’i yang sudah mapan.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.
Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.
Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.
Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.
Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, “Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.”
Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).
Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur?an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.
Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: “Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
”Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).” (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.
Nabi SAW pernah berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.”, Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya. Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid?ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian?. Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala’udz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: “Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin?” AI-Hadits.
BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama? mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: “Ba daa halaakul khobiits” (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji) (Masun Said Alwy).
Diambil dari rubrik Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th. III Sya’ban 1426 H / September 2005 M
100 Comments
aryf
wah byk benar yg ketinggalan sejarah dan korban dari pemutarbalikkan sejarah.
terimakasih atas infonya.
…waduh lupa lam lekom..maafkan saya.
semoga anda selalu dalam perlindungan Allah.
Salam Kenal T Arys, terimakasih sudah mampir kemari
Moga2 aja sejarah wahabi ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua dan orang2 yang anti Tasawuf terbuka matanya bahwa ajaran anti Tasawuf adalah murni ajaran Wahabi yang dipengarhui oleh Orientalis.
AzIzNaWaDi
Semoga Allah melaknat mereka !!! Amien.
badai 40
bang Sufi, apakah di Indonesia Wahabi sudah melembaga? JIL , gimana ?
sufimuda
Muhammadiyah
PKS
FPI
HTI
adalah lembaga2 yang mengusung ide wahabi….
JIL (Jaringan Islam Liberal), adalah gerakan yang berseberangan dengan Islam Puritan seperti wahabi.
JIL menginginkan Negara tidak mengurus tentang keyakinan pemeluk Agama.
JIL ada sisi positif namun juga ada sisi negatif…
sufimuda
Tentang wahabu lebih puas baca di http://salafytobat.wordpress.com/
dulkamid
@sufimuda
Muhammadiyah waktu berdiri memang terinspirasi nasionalisme wahabi untuk menentang penjajah belanda, tetapi Warga Muhammadiyah dalam anggaran dasarnya mengikuti Imam 4, sama seperti ahlusunnah wal jamaah, dari 4 imam itu yang dilaksanakan ada dalam putusan tarjih. Memang Dalam muhammadiyyah tidak mewajibkan tahlil 7 hari 40 hari 100 hari untuk orang meninggal, dan melarang keras untuk memohon pada mayit (bukan tawassul lho), tetapi mengizinkan ziarah. Dan memang juga dilarang mengkramatkan tempat-tempat angker dengan mengirim saji-sajian. Tapi tidak melarang tahlil.
Juga sering tidak mengenali wali (lha Allah sendiri menghijab kewalian seseorang dari pandangn umum).
Cuman kesibukannya memang amaliahnya banyak di pendidikan formal dan rumah sakit, lha kalau pondok pesantren kitab kuning khan banyak sodara dari kalangan habaib, Nu yang udah ahli. Sedangkan amalan dzikir setelah sholat, dzikir waktu senggang, tadarus biasanya diserahkan ke pribadi sendiri-sendiri. Kalau ketemu ahlul bayt ya alhamdulillah ketemu syekh/mursyid ya alhamdulillah, kalau ketemunya baru ustad-ustad ‘biasa’ ya alhamdulillah.
Gimana pendapat pendapat mas sufimuda kalau berhadapan dengan orang awam?
memaksakan tahlilan(mewajibkan)orang meninggal, menyuruh tawasul padahal nggak tahu metodenya?
Ataukah memilih berhati-hati?
Di Yogya pusatnya muhammadiyah tampaknya peringatan maulid nabi yang dikemas dalam tradisi jawa sekaten tidak pernah absen mulai zaman mataram berdiri sampai sekarang, dan tidak ada kontra dari warga muhammadiyah.
Ide Muhammadiyah adalah pemikiran. Sama seperti organisasi lain yang bernuansa kepemikiran.
Apakah memang diperbolehkan mengusung ide/perdebatan tentang perjalanan hati (thariqah/Hakekat) tentang ketauhidan sedangkan semua tahu tarekat adalah amalan yang memang harus dilaksanakan bukan sekedar menceritakan?
Apakah selain Mursyid diizinkan ‘membaiat’/menurunkan ilmu dzikir yang sanad silsilahnya sampai Nabi, sehingga kalau sekolah formal sekedar cerita tasawuf adalah suatu kesesatan, bagaimana kalau dosen-dosen iain mlah mengaku mursyid dan membaiat padahal tidak ada haq? Kan malah repot.
Rekan saya yang dari HTI juga bercerita bahwa gerakannya adalah khilafah islam artinya bertentangan dengan ide nasionalisme kenegaraan Suud.
Marilah kita memang mengabarkan kenikmatan ma’rifat, keindahan thariqah, dan kemantapan hakekat tanpa menjotos organisasi lain sebagai prasangka sendiri
surajin
Saya sendiri nggak pernah mengenal wahabi, tapi adanya model wahabi yang gemar merusak situs-situs islam cobalah kita ambil hikmahnya. Dalam berthariqah pastilah mursyid kita akan memutus sesuatu yang menjadi gantungan hati kita satu demi satu samapai habis sehingga yang tersisa adalah HANYA ALLAH SWT SAJA. Mulai dari ketergantungan dengan harta, jabatan, kecintaan pada sesuatu dll, sehingga semuanya terkendali oleh hati kita.
Bolehjadi kita selama ini hati selalu terbawa romantisme peninggalan sejarah, sehingga tanpa peninggalan sejarah (situs) asli terasa kurang dalam agama kita, tanpa ke makam wali menjadi sulit Ziarah ke MAQOm wali, sehingga Allah swt berkenan ‘mengguncang hati kita’ agar kembali ke Allah swt melalui tindak tanduk wahabi tersebut.
Kalau saya ngaji (dari Imam syafii) sebenarnya orang yang nggak mau sholat itu jugalah termasuk kufur(kafir) terhadap perintah sholat, dalam khasanah tasawuf riya’ itu termasuk juga syirik kecil, sedangkan ahli ma’rifat kalau terdengar adzan tetapi hati kita masih bilang ‘wah nanti aja deh’ itu termasuk juga munafik. Jujur aja terasalah aturan dalam thariqah sebenarnya lebih berat dan lebih keras dari tindak tanduk wahabi. jadi hanya orang-orang khusus saja yang biasanya berhasil menempuh jalan sufi. sehingga janganlah lantas orang yang tidak paham tentang thariqah dan tasawuf dicap sebagai anti tasawuf, maupun dicap orang pro wahabi.
kamto
@sufimuda
Kalau saya baca pers release PKS di koran-koran, PKS itu mengaku termasuk Ahlusunnah wal jamaaah, tidak ada kaitannya dengan wahabi, anda mendapat data darimana kok bisa menyimpulkan PKS wahabi. Orang PKS yang ikut thariqah ada juga lho, yang bisa mengusir jin dengan ru’yah juga ada lho.
sufimuda
Mas Kamto,
Saya juga membaca pers release dari PKS.
PKS termasuk alhlulsunnah wal jamaah jelas donk karena wahabi juga mengatakan mereka ahlul sunnah.
Semua golongan ingin menyatakan diri sebagai ahlul sunnah agar termasuk ke dalam golongan yang selamat sebagai mana yang disebut dalam hadist Nabi.
Setelah PKS menjadi sebuah lembaga politik tentu saja penampilannya akan jadi berbeda, bisa jadi suatu saat berkoalisi dengan partai kristen, namanya juga politik.
Namun dari sejarah, PKS itu kan timbul dari pergerakan kampus yang muncul di era tahun-80. Sebuah gerakan yang mengusung tema anti bid’ah, syirik dan kufur yang dikenal dengan TBC. Ziarah ke makam wali dan tradisi yang dilakukan oleh NU itu tergolong syirik. Ini merupkan ciri-ciri dari wahabi dan memang gerakan kampus itu erat hubungannya dengan usaha dakwah yang dilakukan oleh wahabi di Arab Saudi untuk menguasai generasi muda di Indonesia.
Setelah PKS menjadi partai tentu saja yang masuk kesitu dari berbagai golongan termasuk pengamal tarekat namun sebagian besar anggota PKS adalah orang2 yang berpaham Neo Wahabi.
Saya baca sebuah Artikel yang mengakitkan PKS dengan Wahabi di http://www.katalogislam.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=43
saya kutip berikut
Mas Kamto,
Besar harapan kita ke depan PKS bisa lebih moderat, benar2 menjadi kebanggaan Islam dan menjadi pembela Islam walaupun berbeda aliran.
Satu hal yang membedakan PKS dengan Wahabi adalah aliran wahabi di Arab sangat anti dengan Partai karena dianggap bid’ah sementara PKS adalah sebuah partai.
Wasalam
kamto
@sufimuda
iya yah dalam politik memang begitu, dari sisi parpol lain PKS memang ancaman dalam meraih kursi DPR karena basisnya sama-sama Islam, sehingga ‘wahabi’ merupkanan salah satu peluru yang paling enak untuk menembak kalangan tradisionalis.
Sedangkan Thariqah yang mempunyai silsilah Allah-Jibril-Muhammad saw-Ali RA-Husain-Imam Zainal Abidin-Muhammad AL Bagir-Ja’far As Shidi- dst seringkali dituduh Syiah, karena beliau-beliau itu juga diakui sebagai salahsatu Imam-12 sekte Syiah, padahal Thariqah mu’tabarah NU juga menyatakan diri sebagai Ahlusunnah wal jamaah.
Lha Ulil JIL sendiri orang yang pernah belajar Tasawuf paling tidak dekat sekali dengan ahli thariqah/tasawuf mustofa bisri, tapi jejak sufinya tidak kelihatan.
Sebenarnyalah perbedaan aliran di kalangan ahli thariqah merupakan hal yang sangat biasa dan berusia ratusan tahun, Sebelum lahirnya Muhammadiyyah , NU, Persis, PKS dll sudah ada thariqah. Ada aliran Qadariyah, Naqsanbadiyah, Sanusiah(Muhammadiyyah/Idrisiah), Haqqani, Tijjani dll, tidaklah menjadi pemicu konflik, karena thariqah dianggap sebagai salah satu jalan menuju Allah swt,bukan tujuan.
Barangkali metodologi penataan hati yang dikembangkan ahli syariat yang paling tua umurnya adalah thariqah itu sendiri, dan kritik tajam yang sering muncul adalah agar digunakan otak/mikir. Padahal secara logika pikiran, jalan yang paling cepat untuk mendekat pada Allah swt adalah memperbaiki/memperkuat iman, dengan kalimat tayyibah itu salahsatunya.
Dalam sekolah formal seringkali ada aturan, harus seragam, masuk jam 7, pulang jam 13, praktek harus dengan metode ini itu dll.
Dalam Thariqah kadang ada aturan, harus baca kalimat tayyibah sekian kali, dengan menarik nafas dll, harus ini harus begitu dll. Itu semua salah satu aturan dalam metode pembelajaran. Sehingga kalau kata ‘harus’ yang samadengan ‘wajib’ keluar dari lingkunganpendidikan thariqah pastilah kaum Islam lain akan menayakan dalilnya. Tapi kalau pemerintah mewajibkan sekolah masuk jam 7 pagi tidaklah ditanya dalil hadisnya. Dari situlah muncul argumen bid’ah (berlebihan) karena alasannya tidak ada pada zaman Nabi. Namun metode belajar baca AlQuran IQRO belum pernah dituduh bid’ah walaupun zaman nabi tidak ada. Padahal kesemuanya itu adalah ibadah karena menuntut ilmu adalah termasuk ibadah meskipun ilmu itu matematika fisika, ppkn dll.
Sebenarnya yang paling berhati-hati dalam hal tahyul, churafat adalah ahli thariqah, karena dari ilmu thariqah mestinya bisa mengetahui ruh, jin, atau malaikat. Sehingga tidak perlulah menyembah jin walaupun tahu ada jin di suatu tempat, tidak perlu dalam dzikir membayang-bayangkan sosok Allah, atau tahyul bahwa disuatu tempat ada penunggunya (karena jin pun menempel pada manusia) dan ahli thariqah biasanya tidak terganggu jin. Harusnya Ahli thariqah emang tahu beda keramat versi animisme/dinamisme dengan karomah para wali sehingga tidak terjerumus ke churafat.
Don Ruri
Mas Kamto;
Kalo boleh saya nimbrung, Situs Sufi Muda ini tempat berbagi informasi antar manusia yang ingin menguak informasi KeTuhanan dari sisi yang lebih dalam. Adapun informasi yang disajikan terkadang memang tajam, akurat dan apa adanya. Tanpa bermaksud memojokan institusi lain. Yang jadi masalah bukan informasi mas kamto.Tapi apakah kita sudah siap menerima informasi itu dengan lapang dada. Jangan sampai inti dari informasi yang disampaikan disini tidak bisa ditangkap kita Mas Kamto karena merasa terusik dengan perkembangan pertanyaan dan dijawab oleh Sufi Muda yang apa adanya. Enggak bisa kita bilang juga apa yang disampaikan ini tidak sesuai dengan islam bahkan sesat, apa kapasitas kita apa maqom kita. Karena saya yaqin dan mas kamto menyadari juga apa yg kita pelajari dari tk sampai sekarang sepertinya ada kepingan-kepingan Islam yang belum lengkap. Dimana itu wajar terjadi karena rentang waktu antara kita dengan Rasulullah sangat2 jauh sekali dan dalam kurun waktu itu banyak degradasi metode dan cara beribadah yang semestinya. Untuk itulah dalam merajut kepingan2 yg hilang ini kita mencari, bukan begitu mas kamto :)).Jadi ambilah yang baik dari situs Sufi Muda ini yang menurut mas kamto pas… dalam rangka mencari kepingan2 yang hilang itu. Gitu Mas Kamto…. Thanks and peace
kamto
Don Ruri
Saya cuma menganggap tarekat itu bukanlah suatu bi’ah, atau tbc-lah, tetapi jangan sampai dengan belajar ini kita menjadikan yang lain sebagai musuh, karena sejatinya musuh itu adalah’kebodohan’ itu sendiri dan apabila suatu teks/blogs dibaca orang yang dijadikan bahan penelitian barangkali, obrolan ini bisa jadi data yang mungkin berbalik dengan maksud sebenarnya.
Cuma ingat tuturan “Engkau akan lebih selamat berdebat di kalangan ahli syariat, daripada duduk berdebat di majlis hakekat, karena barangsiapa mendebat di majlis hakekat resikonya iman akan terkikis”
Don Ruri
Mas Kamto;
Setuju mas…. sips kalo gitu, mari kita lanjutkan pencarian kepingan2 yang hilang..hehehhe
Thanks & peace
Mas Said
Satu lagi ciri2 orang2 yang berfaham wahabi, biasanya suka pakai kostum putih2, peci putih ,sorban putih, jenggotan, suka main gebuk, kalu bicara diumum ngeyelan, suka ngecap orang lain bidah, khurafat dsb, dan wajahnya kelihatan keras2 tak ada kesejukan, di indonesia sudah banyak nih, kalu teriak Allahuakbar sambil melotot2 seperti orang kesurupan.Saya pernah dimintai tolong keluarga seorang aggota PKS yang istrinya sering kesurupan, suamianya angkuh, sok tau giliran tak surung menerangkan tentang jin malah gelagepan.
mahesa
dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Penghuni alam Blog ini…
mohon kiranya mas sufi muda untuk meminta maaf dengan pernyataan sampean yang begitu mudah “menuduh” ..
sejatinya orang yang ahli sufi bertarekat pasti tau akan kedalaman hati seseorang…cobalah berkata dan berpendapat lebih baik dibanding ‘menuduh” yang jelas mas sufi muda telah menuduh…berkata benar dan jangan menuduh itulah tarikot untuk mencapai hakikat …
terimakasih
padimuda
sorry agak telat mikir neh,, disambi kerjaan 😛 ,,,
Memangnya ada tuduhan apa terhadap apa sih?
yang saya liat diatas, tidak ada tuduhan dari bang sufimuda terhadap sesuatu atau sesuapa. Yang ada yah memang yang ada saja. Itupun sama bang sufimuda dicantumkan sumber nya.
Kalo memang salah ya ga susah kan minta ma’af. Tapi kalo ga ketauan salah nya, ya sama2 memaafkan aja.
So far, saya sih masih fine2 aja.
Don Ruri
Mahesa:
Seperti Bang sufi pernah bilang, terkadang kebenaran itu pahit, disini bukan berarti saya membenarkan apa yang telah di paparkan Bang sufi, disini kembali lagi untuk apa kita membaca artikel sufi muda ini, kalo saya menggali kedalaman metode berTuhan, artinya saya anggap artikel disini adalah ilmu dimana nanti saya ambil inti sari pemahaman yang ada disini, sehingga saya tak termakan oleh debat2 yang akan mengurangi pemahaman yang saya inginkan (Fokus). Jadi memang dalam mendalami segala ilmu lapang dada dan berpikir positif menjadi motivasi yang bagus dalam memahami sesuatu yang ilmu baru.
Thanks and Peace
banditjahit
@ dulkamid
=================================================
Ide Muhammadiyah adalah pemikiran. Sama seperti organisasi lain yang bernuansa kepemikiran.
=================================================
hehehehehe 🙂 mari kita berfikir… 😉
ALLAH MAHA MELIHAT
ALLAH MAHA MENDENGAR
Berarti ada MATA-NYA
Berarti ada TELINGA-NYA 😉
Selamat berpikir 😀
smurf
TUHAN JUGA MANUSIA ?? 😀
ups gak nyambung ya…
Ibnu Hajar Al-Batawie
Kalo sudah membahas wahabi…blog ini akan ter seret ke kancah perdebatan yang melelahkan dan menimbulkan penyakit-penyakit hati lainnnya.. tidak lagi menyejukkan.
kamto
Mestinya bicara tentang kesabaran, ridho, ikhlas, qanaah, ladunni, daripada teriak-teriak tentang parpol ataupun ‘mahzab lain’, tentunya pembaca lebih mudah mencari bahan parpol ataupun tentang mahzab di tulisan atau blog lain yang fokusnya memang kesitu.
orang yang berjalan di jalan Allah biasanya siih kena jebakan ujub, paling tidak ujubnya adalah kita lebih pantes masuk surga daripada yang lain, lebih pinter daripada yang lain, menganggap orang lain rendah dan menolak kebenaran, apalagi dibungkus dengan kemasan Parpol, waah dahsyat meen.
Dik Said
@Mas Said
Lho di tipi tipi sama di kampung-kampung banyak yang berjenggot, bersorban putih, peci putih, tapi pada ikutan majlis dzikir, ada yang ikutan thariqah, ada yang ikutan haul al habib xyz, ada yang maulid simthud durar, akhirusanah majlis taklim dll, (bukan wahabi).
Eh sampeyan itu dimintak tolong ngusir jin aja nggak ikhlas, diceritain ke seluruh dunia, dah ikut thariqah pa belom?
rochmat
Semoga kita selalu dalam lindungan Taufiq dan hidayah Allah SWT. amiien.
asep
Salam
Wahabi adalah salah satu golongan yg mayoritas juga. Saya sering berkunjung ke Blog yg mempunyai pemahaman seperti itu dengan kitab yg paling soheh setelah Al Qur’an adalah kitab Bukhari Muslim. Dan dalam hadistnya mengatakan “Bahwa Islam telah terbagi menjadi 73 golongan, yg selamat masuk syurga hanya 1 golongan yaitu Ahlusunnah Waljama”ah”
Oleh karena merasa benar dengan hadist tsb, maka orang-orang Wahabi seenaknya saja dalam segala tindak tanduknya. Makanya tidak heran apabila ada orang yg mencintai Nabi Saw dan Ahlulbaitnya yg suci akan dibumi hanguskan. Padahal pada zaman Nabi Saw tidak ada yg namanya Ahlusunnah Waljama’ah. Hal ini adalah tujuan politis mereka untuk menguasai Mekkah khususnya yg merupakan sumber mata pencaharian yg paling besar di Jazirah Arab. Maka tidak heran kalo kerajaan Arab Saudi sangatlah mewah, sedangkan umat Islam disekitarnya menderita.
Akan tetapi dengan berpegang teguh kepada ajaran Ahlulbait Nabi Saw, semua usaha mereka akan sia-sia. Karena mereka telah ingkar dengan ketentuan dari Allah Swt yg menyakini bahwa garis kepemimpinan (Imamah) setelah Rasulullah Saw wafat, dalam setiap zaman dipimpin oleh salah seorang Imam dari Ahlulbait Nabi Saw sampai kehadiraan Imam Mahdi As yg dijanjikan untuk semua makhluk di alam semesta ini, diantara jin dan manusia.
Demikianlah, semoga menjadi bahan renungan dan intropeksi.
Wasalam
samudra pasai
gmn kalo kita perbanyak trus kita letakkan do mesjid2
biar orang banyak tau kedik wahabu??:-)
samudra pasai
gmn kalo kita perbanyak trus kita letakkan do mesjid2
biar orang banyak tau kedok wahabu??:-)
samudra pasai
gmn kalo tulisan ini kita perbanyak trus kita sebarkan ke masjid2 biar orang tau kedok wahabi:-)
sufimuda
ntar di gebuki ama pengurus mesjid 🙂
uhuik
@asep
kalau imamah (kepemimpinan) dalam arti kepala negara belum tentu keturunan nabi, contoh khalifah umar, kalau dalam agama terutama bidang tauhid saya pikir masih banyak yang sejalur dengan keturunan nabi, sedangkan kedekatan dengan nabi diukur berdasarkan rasa cinta pada nabi, karena ada yang masih punya hubungan darah dengan baginda nabi tetapi malah memusuhinya.
Kalau keturunan nabi Muhammad yang terbaik dalam ilmu agama malah sibuk memimpin bidang politik misalnya sebagai presiden uni sovyet atau presiden china kan malah repot, urusan agama malah terbelangkai, saya berpendapat bahwa imamah(kepemimpinan) kepala negara dalam arti formal politik, harus keturunan nabi hanyalah akal-akalan partai syiah, negera persia sebagai kelanjutan keemasan masa lalu kerajaan babilionia, kerajaan persia dll
Dari kalangan syiah memang imamah(politis formal) harus keturunan nabi?
Tetapi dari ahlusunnah wal jamaah juga banyak yang belajar pada ahli bayt. Banyak juga thariqah ahlusunnah waljamaah yang gerbangnya adalah Ali ra.
Tetapi hadist yang saya kenal begini ” Umat Nabi Muhammad itu yang selamat karena dua hal pertama ahli baitnya, yang kedua karena ada sebabnya”. mengaji, mengerjakan sunahnya termasuk dll termasuk penyebabnya.
asep
@uhuik
Dalam ajaran Ahlulbait Nabi Saw seorang Imam diyakini memiliki berbagai peranan utama di dunia dan di akhirat, salah satunya sebagaimanan firman Allah Swt:
“(Ingatlah) pada hari ketika Kami panggil setiap umat dengan imam-nya, dan barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya, maka mereka ini akan membaca kitabnya iu, dan mereka tidak akan dianiaya sedikitpun” (QS Al Isra’: 71)
Dalam memaknai kata imam dalam ayat tsb adalah Imam dari Ahlulbait Nabi Saw. Jadi bukan seperti pernyataan anda hanya akal-akalan saja dan dalam politik praktis mengharuskan imam dari keturunan Nabi Saw. Akan tetapi penunjukan Imam sudah merupakan ketentuan dari Allah Swt dan hadist Nabi Muhammad Saw. (baca QS Al Maidah: 67, hadist Tsaqalain dan Ghadirkum )
Wasalam
ujang
:)tes
ujang
http://s.wordpress.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif
tes
abu djafar
mudah2an antum di berikan hidayah serta di jauhkan dari kejahilan.
sesungguh syekh muhammmad bin abdul wahab adalah seorang mujadid yang soleh, beliau lah yang mengangkat orang2 yang pada masanya yangsudah terjerumus oleh syirik, bid’ah dan kurafat. beliau lah yang membawa Islam kembali pada kemurniannyan yaitu seperti yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta tabi’in tabi’in semoga Allah merahmatinya.
banyak2 belajar lagi wahai sodara tentang sejarah dan yang jelas janganlah mengambil setengah2 dari sejarah tersebut,.
bertobatlah wahai sodara dan kembalilah pada ajaran Islam yang murni seperti para Salafussoleh,.
Amien,.
Abu Taufiq
@Abu djafar…
Sayang sekali antum telah ditulari virus wahabi jadi seorang yang merusak ajaran Nabi anda katakan sebagai mujadid..
Mujaddid yang merusak akidah ummat, yang menghancurkan tempat2 mulia dan membunuh ribuan muslim.
Mujaddid yang telah membid’ahkan apa yang disunnahkan Nabi.
Mujaddid yang telah mengkafirkan ulama yang berseberangan dengan pemikirannya.
Ya mujaddid karena dari zaman dulu tidak ada orang yang bertingkah seperti dia.
Ajaran wahabi adalah ajaran cacat yang mencederai kesempurnaan Islam.
Kalau anda mau tahu ajaran salafushsoleh jangan berguru kepada ulama wahabi yang suka mengkafirkan orang. Tapi carilah guru yang punya tali kepada Rasulullah SAW.
Dan anda juga harus bisa membedakan antara Salafussoleh dengan Salafy.
Karenanya segeralah bertobat wahai abu djafar sebelum maut menjemput anda. Bertobatlah dengan sebenar-benar tobat. Anda harus mandi taobat terlebih dahulu kemudian baru anda melaksanakan shalat sunnat wudhuk 2 rakaat dan dilanjutkan dengan sunnat Taubat 2 raka’at. Tentu saja itu semua harus ada yang membimbing saudaraku…
Kalau anda masih belajar membaca dan menghapal ayat2 maka teruskan lagi ke tahap pengamalan.
Jangan di amalkan sendiri2 saudaraku karena seperti yang pernah di tulis oleh sauara kita Sufi Muda bahwa syetan pun bisa hapal ayat kursi.
Salamku untuk mu…
Abu djafar
untuk saudara ku abu Taufiq terima kasih sebelumnya atas nasehat antum, tapi ana sangat perihatin pada antum, atas dasar apa antum telah memvonis ana terkena virus wahabi,.
ana berbicara ini atas dasar sejarah, dan satu lagi ana bukanlah seseorang yang taqlid pada suatu faham atau oleh satu ulama tertentu seperti yang sudah terjadi di kalangan saudara muslim di indonesia. sesungguhnya kami salafiyun atau orang2 yang mengikuti manhaj salaf biasa disebut dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah kami hanya berpegang teguh dengan Al Quran dan As Sunnah dan bersatu di atasnya.
Abu djafar
Dan untuk tanggapan tentang Syeikh Muhammad bin abdul wahab semoga Allah SWT merahmatinya, klo antum ingin tahu sejarah sesungguhnya pada masanya terutama didaerah negeri Najd, Hijaz dan sekitarnya semasa awal pergerakan tauhid amatlah buruknya sesungguhnya didaerah itu sudah sangat krisis dalam hal aqidah dan ahlak. kebudayaan jahiliyah sudah mulai kembali muncul pada saat itu seperti taqarrub pada kuburan, makam2 keramat mereka meminta syafaat, berkah pada makam2 keramat tersebut seperti meminta berkah pada makam2 wali atau pada makam orang2 soleh, seolah2 terjadi lagi kebangkitan jahiliyah seperti pada masa2 awal datangnya Islam. ditengah2 masa keterpurukan itu Allah SWT memberikan hikmahnya dengan lahirnya seorang mujadid besar Islam abad 12 H, Beliau telah memberikan kontribusi besar pada abadnya bukan hanya di tanah arab juga di seluruh pelosok dunia yang pada masa itu sudah tercemar oleh bid’ah2, kurafat serta tahayul yang sedang melanda umat muslim pada waktu itu. dengan pemurnian tauhid serta kebenaran akidah seperti yang telah di bawa dan di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Wallahualam