Pemikiran

APAKAH MENUJU KEHADIRAT ALLAH HARUS MEMAKAI BUROQ?

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenungi sebuah peristiwa yang sangat penting yaitu Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW, walaupun sekarang bukan bulan Ra’jab akan tetapi hal yang pokok dari Isra’ Mikraj itu sering kali terlupakan oleh kita semua. Hal yang paling pokok dalam Isra’ Mikraj adalah proses perjumpaan Nabi dengan Allah SWT dan  Beliau memakai kenderaan yang mempunyai kecepatan tak terhingga yang kita sebut dengan Buroq dan dibawah bimbingan Jibril AS

Kalaulah nabi Muhammad menuju Tuhan harus memakai Buroq apakah Saidina Abu Bakar dan para sahabat Nabi juga  harus memakai Buroq?

TIDAK

Lho berarti para sahabat lebih hebat dari Nabi donk, Nabi menuju kehadirat Tuhan harus mamakai kendaraan sementara sahabat langsung bisa jumpa Tuhan, bukankah itu suatu hal yang mustahil?

Pertanyaan lebih lanjut, apakah kita juga harus memakai Buroq juga?

TIDAK!!!

Berarti kita lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW?

Menurut saya untuk bisa mencapai sesuatu dengan hasil yang sama maka kita harus memakai rumus yang sama juga, kalau kita memakai rumus yang berbeda maka hasilnya juga akan berbeda. Sebagai contoh apabila kita ingin ke Bulan yang sifatnya zahir dan bisa dilihat maka kita harus memiliki kenderaan yang bisa melawan gravitasi bumi, dan kita sepakat untuk bisa ke bulan harus memakai roket, kenderaan yang sudah terbukti bisa mengantarkan manusia ke bulan. Andai generasi berikut ingin ke bulan tentu minimal harus memakai kenderaan yang sama agar bisa mendarat di bulan. Kalau kita memakai kendaraan yang berbeda maka sudah pasti tidak akan bisa mendarat di bulan.

Lalu bagaimana mungkin kita bisa sampai kehadirat  Tuhan kalau tidak memakai kenderaan yang sama seperti kenderaan yang dipakai oleh Nabi Muhammad SAW menuju kehadirat Allah SWT?

Apa itu Buroq?

Pertanyaan ini harus kita jawab terlebih dahulu, kita semua harus tahu apa itu Buroq sehingga akan memudahkan kita untuk bisa mengerti tentang proses perjalanan Nabi menuju Allah SWT. Dari hadist kita tahu dan saya baca disini bahwa Buroq itu adalah binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Demikianlah gambaran buroq yang saya dapatkan berdasarkan hadist Nabi

Apa memang Buroq itu memang sejenis binatang yang punya sayap? Atau hanya sebuah permisalan yang digambarkan nabi karena zaman itu kenderaan yang lain cepat adalah Kuda.

Saya yakin orang yang telah sampai kehadirat Allah SWT akan tersenyum membaca tulisan ini, senyum penuh makna, lalu bagaimana dengan orang yang berkerut keningnya?

Saya tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas karena semua jawaban akan saya serahkan sepenuhnya kepada saudara-saudara sekalian. Semoga kita semua akan menemukan jawaban yang sebenarnya, amien

75 Comments

  • norie

    Mungkin ga setiap Insan akan memakai Buroq. Tetapi ingatlah tiap-tiap jiwa akan mengalami mati. ya, kematian. Dan itu adalah keniscayaan. “kendaraan” yang pasti digunakan tiap manusia.

  • ajak-ajak

    pertanyaan-pertanyaan sufimuda bagus buat para pencari. Apakah kita lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW? Mencontoh Nabi bukan berarti mau menjadi Nabi (Ga mungkin lah yaw), dan juga bukan hanya ditatanan syariat dan akhlak saja. Tapi juga dalam hal ruhani.
    Bagaimana mencontoh perilaku ruhani Nabi supaya apapun ibadah kita bisa seperti nabi? Kalau perilaku Nabi lahir-batin sudah kita jalankan, bagaimana mencari buroq tuk menghadap kehadirat Allah SWT?
    yaa seperti kata sitijenang, mendengkurlah yang keras disaat terbang. Hhuheueueueuheuheuheuhe…..

    sitijenang ada2 aja. Tapi masuk akal kok,, masuk akal 😛

  • jablai

    klo menurut Nurul Huda Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA. Buroq itu kyk binatang berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal.perlu diuji dan dibuktikan tuh kebenarannya.jd gak katanya karya al imam,katanya itu katanya ini….kayaknya masih katanya tu……kapan sih katanya kita…katanya paman sy dlu buroq itu kepala manusia badanya hewan….kaya difilm harry porter aj ya….padahal yg saya tahu islam itu ilmiah ya gak om sufi….tp terserah temen2 sih percaya yg mana.Krn menurut tafsir Kiyai ustad jablai wex gak gitu gitu amat sih.karna ayat2 yg terdapat di alquran maupun hadist itu memiliki syair2 puitis Tuhan yg indah dan sangattttttttttt indah yg didalamnya memiliki maksud,arti tersembunyi yg tidak cukup ditafsirkan dg tafsir jalalain tafsir Depag or Tafsir mana aja yg masih tingkatan otak manusia …..Gitu aj deh sampe batuk nih nulisnya…..BERJUANG TRUS OM SUFI

  • Abdullah

    Rasulullah udah kasih tau ke kita kndaraan yg sederhana n ga perlu biaya tp Insya Allah slama kita “menaikinya” dgn benar sesuai tuntunan dan diarahkan ke tujuan yg benar, maka kita jg ktmu Allah..

  • asep

    Mungkin Buroq jaman sekarang ini ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan manusia, baik ilmu lahir maupun ilmu bathin.

  • yudistira

    waauuu…….

    menarik juga nich bahasannya. tapi kalo dipikir2 emang bener tuch yg di bilang mas SUFIMUDA, kalo Nabi aja pake buroq masa umatnya kagak pake buroq.
    cuma buroq yang seperti apa tuch yang dipakai NABI….

    kayaknya perlu belajar banyak untuk mengetahui buroq yg dipakai NABI…..
    Mudah2an mas SUFIMUDA terus memberikan pencerahan2 kepada kita semua.

  • AzIzNaWaDi

    Buroq itu hanya untuk memperlambat perjalanan Rasul saja. Beliau lebih cepat dari sinar cahaya. Fungsi buroq sebetulnya agar beliau di perjalanan dapat menyempatkan diri berjumpa dengan nabi-nabi serta hamba-hamba lain yang diceritakan dalam banyak riwayat. Coba kalau tanpa buroq, mana sempat ketemuan dulu ama mereka?!

    Terus buroq dipakai hanya sebagai tasyrifan lahu, bukan hajatan ilaihi. Artinya, sebenarnya Rasul tidak membutuhkan buroq dalam isra’, tapi sekedar meneteskan penghormatan bagi sang buroq yang sungguh haus akan rahmat beliau.

    Kita bersuluk menuju Allah tanpa buroq, gak ada yang aneh kok?! Biasa aja kali. Karena semua dengan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa, bukan kekuasaan Rasul, bukan kekuasaan buroq, bukan pula kekuasaan kita. Kalau sudah Tuhan sendiri yang berkehendak, apa sih yang mustahil ?!?

    Dan masih banyak rahasia lain !!!

  • dulkamid

    Lho Nabi menghadap Allah swt kan bersama jasadnya jadi perlu naik buroq. Tetapi kalau orang biasa/ sahabat dlll ingin bertemu Allah pastilah digandeng tangan oleh Nabi Muhammad saw supaya nggak kesasar, kalau masih awam sih ‘digandeng tangan’ oleh mursyid yang masih hidup. Tanpa bergandengan tangan dengan Nabi Muhammad temtulah kesulitan untuk ‘bertemu’ Allah swt.
    Hayoo ngaku siapa yang ngerasa ma’rifat/ketemu Allah tanpa menggandeng tangan Nabi Muhammad saw?

    Kita tak perlu buroq untuk ketemu Allah? sebuah pertanyaaan yang benar-benar sombong…

  • sanggardewa

    salam,
    BOROQ=Butuhane Rogo=Dunia dan seisinya.
    klo qt dah bisa menundukkan dunia dan seisinya (harta,wanita,dll)=nafsu,baru qt bisa menuju kehadirat Allah SWT,tap jangan lupa harus ada teman seperjalanan.

  • Don Ruri

    Bang Sufi:
    hehehehe….

    Untuk Para komentator:
    Masing2 pasti kita punya cita2, pengen jadi dokter, polisi atau apa aja lah yang cocok sama kita. pertanyaannya simpel…apa kita dari kecil langsung kuliah kedokteran ? hehehehe ..ya pasti enggak lah masa enggak dong… begitu juga kita dalam mengaku/bercita-cita menjadi muslim/mukmin yang baik sesuai Alquran & Sunnah…dimana kita harus mencontoh Rasulullah dalam melakukan metode beribadah ke Tuhan secara keseluruhan/total nyontoh… nah BUROQ ini adalah salah satu perjalanan Rasulullah dalam melakukan metode beribadah yang benar tersebut… jadi kalo sekarang kita merasa kok kita enggak, pasti ada kepingan yang hilang dalam cara/metode kita beribadah artinya ada metode yang hilang (bukan mo jadi nabi loh) … mungkin kita tidak melakukan step-step dlm metode cara Rasulullah Ber Tuhan..jadi istilahnya kita enggak sekolah sd,smp,sma dulu langsung kuliah kedokteran itu tadi… jadi banyak bingung juga ..sama saya juga bingung hehehehe… ya disini kita coba mencari kepingan2 itu tadi… ….gitu saudara/saudari menurut saya….

    THanks & peace

  • hinakelana

    Salam cinta…
    Saya pernah ngebayangin waktu masih remaja dulu buroq itu adlah kendaraannya arad & maya (dulu ada dimajalah Hai) suatu kendaraan sejenis teleport yang bisa menjelajah kemana saja..
    Itu waktu saya remaja tahu deh skarang silahkan berimajinasi deh
    Saya pernah membaca bahwa buroq kita umat rasulullah saw adalah sholat….

    wassalam

  • jablai_wex

    om sufi gimana tanggapan om sufi ni mengenai buku salafi versus sufi n kebenaran sejarah wahabi dan bnyk lg.Kok isinya jelek-jeleki sufi sih.Ayo dong om bikin bukunya tentang kebenaran sufi.Biar masyarakat tidak terjerumus dan berfikir bahwa sufi itu gak bener.Setahu saya dari tahun ketahun yg lalu buku2 sufi booming di toko2 buku dan banyak disukai org .Sekarang banyak buku2 kesufian dinodai dan disisipkan dengan faham wahabisme.seperti buku2 syekh abdul qodir jailani yg terbitan baru mengambang.Padahal buku2 karya dia penuh keindahan kesufian syairnya pun mengena “Jika kau kenal hatimu maka kau akan kenal dirimu jika kau kenal dirimu maka kau kenal Tuhanmu”.Atau artikel2 yg disini aj om kan bagus2 …..Thanks om

  • hinakelana

    @sufimuda

    nih ada hambaNya(anonim usianya baru 14 thn)minta disampaikan diforum sufi anda ini, minta izin boleh ga, boleh kali ya..Masya Allah deh Insya Allah tentunya

    Salam kenal, semoga Bumi ini menjadi Sejahtera…
    Salam buat semua yang haus ilmu

    * Banyak orang berharap untuk mati kerana banyaknya kekacauan ataupun kesengsaraan

    “ “Tidak akan berlaku kiamat sehingga apabila seorang lelaki melalui sebuah kubur maka ia akan berkata: ‘Aduhai seandainya aku juga berada ditempatnya.'” – Riwayat Bukhari[2] dan Muslim ”

    * Banyaknya berlaku gempa bumi[2]

    * Banyaknya berlaku huru-hara yang menyebarkan kejahatan[2]

    * Banyaknya berlaku pergaduhan dan pembunuhan[2]

    “ “Kiamat tidak akan berlaku kecuali apabila ilmu telah diangkat, banyaknya berlaku gempa bumi, timbulnya huru-hara dan banyak pergaduhan iaitu pembunuhan – Sahih Bukhari[2] ”

    * Munculnya mati mendadak atau mati secara tiba-tiba

    -hadis bawah-

    * Masjid dijadikan jalan iaitu seseorang muslim melalui masjid tanpa melakukan solat

    “ Masjid dijadikan sebagai jalan-jalan dan timbulnya mati mendadak” – Hasan At-Tayalisy. ”

    [perlu petikan]

    * Keluar sejenis binatang dari perut bumi yang digelar Dabbatul Ardhi.
    * Lahirnya Dajjal.
    * Keluar asap tebal.
    * Turunnya Nabi Isa a.s.
    * Kemunculan Imam Mahdi.
    * Matahari terbit dari ufuk barat.
    * Keluarnya suku Ya’juj dan Ma’juj.
    * Diangkat Al-Quran dan perkara-perkara yang baik
    * Runtuhnya Ka’abah
    * Terdengar tiupan sangkakala pertama.
    * Ada azan tak di jawab
    * 3 kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat, dan yang ketiga di Semenanjung Arab
    * Penaklukan Baitulmuqaddis

    Wasalam

    Hamba Allah

    Sufi Muda :
    Salam Kenal untuk hina kelana, terimakasih sudah mampir kemari dan sudah memberikan komentar, silahkan aja. ini forum kita bersama, selama bergabung 🙂

  • asep

    Salam kenal

    @hinakelana

    Yang dikemukakan oleh anda diatas adalah tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi As. Salah satu yang mungkin lupa disebutkan adalah :

    – Kemenangan budak atasi majikannya.

    Mengapa saya mengemukakan salah satu tanda tsb ? Karena peristiwa yang paling bersejarah di dunia baru saja terjadi yaitu kemenangan Barack Obama menjadi Presiden Amerika, yg nota bene berasal dari ras kulit hitam dari afrika yang biasanya dijadikan budak oleh para penguasa kulit putih yg menjadi majikannya.

    Semoga menjadi bahan renungan.

    Wassalam

  • hinakelana

    @asep

    Salam kenal kembali dari anonim yang baru blajar.
    memang sudah menjadi kodra iradatNya akan terjadi anomali2 disaat Kejahilan, kekufuran dibumi Allah ini memuncak, ini adalah awal babak/zaman baru jaman dimana kalo kita kenalan kita ga nanya agamaNya apa (perlu juga sih begitu, untuk membicangkan keluhuran agamanya masing2, bukankah Allah SWT menjadikan beragamragam suku bangsa,budaya warna kulit bahasa agama dsb, untuk saling kenal mengenal..? red/hinakelana) sudah waktunya Islam Indallah menunjukan jatidiriNya dgn kelemahlembutanNya sebagai Rahmatan fil Alamin, apakah itu dengan iptek dan imtaq, cara berpikir kita harus serealita mungkin disaat sekolah kita yang remaja2 Muslim dan Muslimat, kita niatkan (niat adalah anugerah Allah untuk umat Islam, bukankah ada kata2 “niat sampai duluan, jadi sgala sesuatu kalo kita Bismillah karrena mencari RidhoNya kita niatkan beribadah sebagai wujud syukur kita kepada Allah dan Rasulullah Muuhammad SAW diberi nikmat Islam nikmat Iman…/red.-hk) blajar untuk memuaskan keingintahuan akan ilmu iptek maupun imtaq sebagai bekal dimasa depan…Buat kawan2 kita harus berjuang blajar dengan sungguh2, sambil bercita2 setunggi langit untuk mensejahterkan keluarga kita, orangtua kita, saudara2kita yang fakir,miskin, kita butuh doanya anak yatim, kita hibur yang yatim piatu dengan rejeki yang dianugerah kan Allah Al Wahab, Al Ghani, semampu kita….

    Wasallam…

    Hamba Allah/\anonim….yang lagi menuntut ilmu….

    Ps. Thanks buat oom hinakelana yang menyampaikan isi hati saya…

  • hinakelana

    Numpang neduh di Pondokan brother tercinta sufimuda…dari HambaAllah/anonim
    Assalamualaikum, wr.wb
    Tanda2 kiamat

    1) Penaklukan Baitulmuqaddis
    Dari Auf b. Malik r.a. katanya,Rasulullah s.a.w telah bersabda:
    “Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat.” Baginda menyebutkan salah 1) diantaranya, yaitu penaklukan Baitulmuqaddis.” –
    Sahih Bukhari
    ~ dah mulai kan?…
    (fyi, hari ini kaum militan Yahudi sedang berusaha mengepung dan
    membakar masjid Al Aqsa. Palestina sedang mempertahankan. Mari kita
    berdoa dan berdoa utk kejayaan dan kemuliaan Islam)
    2) Zina bermaharajalela.
    “Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan
    persetubuhan seperti himar (keledai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” – Sahih Muslim
    ~ Dah tampak kan?…
    3) Bermaharajalela alat musik.
    “Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan &
    perubahan muka.”
    Ada yang bertanya kepada Rasulullah; “Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?” Baginda menjawab; “Apabila telah bermaharajalela bunyian (musik) &
    penyanyi2 wanita” -Ibnu Majah
    ~ S’pore Idol, Malaysian Idol, Akademi Fantasia, Audition dan
    macam macam lagi
    4) Menghias masjid & membanggakannya.
    “Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia
    bermegahan dalam mendirikan masjid” (Seharusnya-kita persembahkan kemegahan rumahNya untuk menghidupi baitul mal (Bank Allah} bukankah duit hasil infak sedekah
    sampai berjuta2, alangkah indahnya kalau kita kasih kredit sebagai modal awal (bank kurapat aja udah nongol tuh…bank ghoib kata dukun2),kepada para dhuafa yang terlunta2 mencari seribu dua ribuh rupiah, dengan membayarnya kembali dengan dicicil atau bagaimana gitu tanpa bunga sama sekali, mungkin ada bunganya juga kalo berhasil/sukses berikrar akan selalui membayar zakat,kalo begitu mesjid pasti akan banyak orang yang memakmurkan rumahNyA/-RED/hk) Riwayat Nasai.
    ~ terlihat sudah masjid2 besar tanpa jamaah…
    5) Munculnya kekejian, memutuskan kerabat & hubungan dengan tetangga tidak baik.
    “Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan & perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim (kita ganti silahturahmi dengan silahturahim kalo rahmi orang ahli sihir pemuja Iblis Jin Nyai Roro Kidul akan memutuska dengan gunting tali rahmitali2 dengan keilmuanNya yang sesat-REd/hk) & sikap yang buruk dalam tetangga.” – Riwayat
    Ahmad dan Hakim.
    ~ ada anak tak mengakui orang tua karena malu
    6) Ramai orang soleh meninggal dunia.
    “Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang2
    yang baik & ahli agama dimuka bumi,maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang2 yang
    hina & buruk yang tidakmengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran” –
    Riwayat Ahmad
    ~ boleh kita hitung berapa ulama besar yang tinggal.. .
    7) Orang yang hina mendapat kedudukan terhormat.
    “Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka'(orang yang bodoh & hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang mulia” – Riwayat Thabrani
    ~ george bush
    8) Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.
    “Sesungguhnya di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah
    manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya (mari kita saling berkenalan dengan berjabat tangan sambil mengucapkan Assalamualaikum Wr.Wb kenalan dong nama gue fulan namalo siapa? akan terjadi keselarasan mikrokosmos dengan mikrokosmos umat Islam, munkin loh Alahum Bisawab-RED/hk) saja.” – Riwayat Ahmad
    ~ Terkadang sesama muslim kenal pun tak bertegur sapa…
    9) Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.
    Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Di antara tanda2 telah hari kiamat ialah akan muncul pakaian2 wanita & apabila mereka memakainyakeadaannya seperti telanjang”.
    ~ Pakaian zaman sekarang ini (tube, spaghetti strap, g-string etc etc)
    10) Bulan sabit kelihatan besar.
    “Di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah
    menggelembung (membesarnya) bulan sabit.” – Riwayat Thabrani
    ~ Gak percaya lihat saja sendiri…
    11) Banyak dusta & tidak tepat dalam menyampaikan berita.
    “Pada akhir zaman akan muncul pembohong2 besar yang datang kepadamu dengan membawa berita2 yang belum pernah kamu dengar & belum pernah didengar oleh
    bapak2 kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu memfitnahmu”
    – Sahih Muslim –
    ~ coba baca majalah2 yang popular sekarang ini…
    12) Banyak saksi palsu & menyimpan kesaksian yang benar.
    “Sesungguhnya sebelum datang-nya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu & disembunyikan kesaksian yang benar.” -Riwayat Ahmad
    ~ tengok ke peperangan Iraq
    13) Negara Arab menjadi padang rumput & sungai.
    “Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput & sungai2” – Sahih Muslim
    ~ Dubai dah turun salju… Mina dah kena banjir

    TOLONG FORWARDKAN KEPADA TEMAN2 LAIN !!
    Dari Abdullah bin ‘Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda,
    “Sampaikanlah pesanku walaupun 1 ayat…”

    wassalam.

    h.A/a

    @Anakku
    Asallamualaikum wr.wb.

    Mudah2an bukan kiamat yang sejati, Insya Allah ini adalah tanda2 akhir zaman (kata anak saya kiamat kecil), kan ada zaman nabi2Nya, zaman jahiliyah sblum kedatangan Rosullulah SAW, zaman keemasan islam bersama Rosulullah, zaman sahabat2, zaman kekhalifahan,zaman Tabiin, Zaman 4 Mazhab zaman kewalian/kesufian (jajaludin ar rumi, Syekh Abdul Qadir al Jailani q.s) dst dstnya. kini Kita sedang dizaman jahiliyah kembali semua dibalik2in, yang salah jadi benar yang benar disalahkan, halal menjadi haram, haram jadi halal (contohnya idiom dimasyarakat Negara kita “Yang haram aja susah apalagi yang halal” jadinya susah deh yang halal, lalu bertuhankan setan (dukun) jin, agama, uang, Nafsu,tahta, wanita dan harta thogut2/berhala tlah pindah tampak kita sadari kehati kita (mulut bangsa kita sering jadi kenyataan dijadiin kenyataan oleh Allah, mungkin keberkahan dna & rna leluhur kita,seperti” ancur mina ancur mina”, ga lama pun mina di baitullah hancur dulu itu (zaman edan kata Ronggowarsito). Mari kita bersama-sama menpersiapkan diri dan anak keturunan kita /generasi selanjutnya menyambut kedatangan zaman keemasan kembali Islam dengan Iptek(Ilmu teknologi) dan Imtaq (Iman taqwa) dengan kedatangannya Imam Mahdi yang kita tungguh2 dimana semua penduduk bumiNya yang suci adalah islam 100 % sejahtera lahir batin sampai bingung mau sedekah kemana. Mungkin 100 tahun, mungkin juga 1000 tahun lagi hanya Dia Yang Maha Tahu kapan itu terjadi. Kiamat merurut saya yang hina adalah mati dan Kiamat sejati adalah akhir masa/waktu alam semesta itu pasti terjadi. itu janji Allah.

    wassalam

    hinakelana yang lagi berburu taufik hidayah, dan maunahNya

  • siliwangi

    Yah….inilah yang dinamakan perjalanan manusia apakah kita semua bisa melaluinya dengan mulus apakah tidak ? karena untuk mencapai tingkat ma’rifat tidaklah semudah apa yang kita bicarakan sekarang karena diperlukan tingkat kesabaran , kepasrahan dan kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankan ajaran agama islam itu sendiri.jika saudara2xku semua mengerti apa arti dari hakekat islam itu sendiri maka niscayalah saudaraku semua akan sepakat mengatakan bahwa sesungguhnya islam itu adalah ajaran yang indah.
    dalam pelajaran ini kita tidak boleh terlepas dengan apa yang dinamakan kudrat dan iradatnya Gusti Allah itu sendiri jikalau kita semua sudah memahami kedua hal tersebut diatas insyaallah tidak ada yang sulit dalam menjalani hidup ini.

    Salam
    Pajajaran

  • sufigokil

    Wuuaa…. gue ..mauuu mauuan ama lo semuaaa…..buroooq yya hati qaolbi..bukan daunnn kolll..koling-koling ada dimanana… na..ma..muuka lo ….ada… dimana… lahir aapa batin sih,… yang mana batin yang manna….zohir tebolak balik terusa n

  • sufigokil

    Menanti Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Akhir Zaman
    Menanti Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Akhir Zaman
    Penulis: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

    يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انتَظِرُواْ إِنَّا مُنتَظِرُوْنَ

    “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah oleh kalian sesungguhnya kamipun menunggu (pula)’.” (Al-An’am: 158)

    Penjelasan Makna Ayat

    Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata:

    “Pada hari datangnya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Rabbmu, yang merupakan kejadian yang luar biasa, yang dengannya diketahui bahwa kehancuran telah demikian dekat, dan kiamat tidak lama lagi. Maka tidak bermanfaat keimanan dari satu jiwa yang sebelumnya tidak beriman atau yang belum membuahkan kebaikan dalam keimanannya, yakni apabila telah dijumpai sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak bermanfaat keimanan seorang yang kafir apabila dia hendak beriman. Tidak pula bermanfaat bagi seorang mukmin yang kurang beramal untuk semakin bertambah keimanannya setelah itu. Namun yang bermanfaat bagi dia adalah keimanan yang dia miliki sebelum itu serta kebaikan yang dia miliki yang diharapkan (bermanfaat) sebelum datangnya sebagian dari tanda-tanda tersebut. Dan hikmah dari semua itu jelas, di mana keimanan yang mendatangkan manfaat adalah keimanan terhadap perkara yang ghaib, dan merupakan pilihan dari seorang hamba (untuk beriman). Adapun bila tanda-tanda kekuasaan tersebut telah nampak, maka telah menjadi perkara yang disaksikan (bukan ghaib), sehingga keimanan tidak lagi berfaedah. Sebab, hal tersebut menyerupai keimanan yang terpaksa. Seperti keimanan orang yang tenggelam, yang terbakar, dan orang-orang semisalnya yang apabila telah melihat kematian, dia pun berusaha melepaskan apa yang dahulu dia yakini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

    فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِيْنَ. فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيْمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُوْنَ

    “Maka tatkala mereka melihat adzab Kami, mereka berkata: ‘Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.’ Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku atas hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu, binasalah orang-orang kafir.” (Ghafir: 84-85)

    Dan banyak hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menerangkan bahwa yang dimaksud dengan sebagian dari ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya. Dan di saat manusia melihatnya, maka mereka pun beriman. Namun keimanan mereka tidaklah bermanfaat dan telah tertutup pintu taubat atas mereka. Tatkala ini merupakan janji yang dinanti terhadap orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka beserta para pengikutnya menantikan kehancuran dan musibah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan: ‘Katakanlah: tunggulah (munculnya salah satu dari tanda tersebut), sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang menunggunya,’ sehingga kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih berhak mendapatkan keselamatan.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman)

    Al-Qurthubi rahimahullahu berkata: “Para ulama berkata: ‘Tidak bermanfaatnya keimanan seseorang di kala terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, karena telah masuk ke dalam hati mereka perasaan takut yang melenyapkan setiap syahwat hawa nafsunya dan melemahkan setiap kekuatan dari kekuatan tubuhnya. Sehingga, manusia seluruhnya beriman karena mereka yakin akan dekatnya hari kiamat. Seperti keadaan orang yang mendekati kematian, yang memutuskannya dari berbagai dorongan melakukan perbuatan maksiat serta melemahkan tubuh-tubuh mereka. Barangsiapa bertaubat dalam keadaan seperti ini tidaklah diterima taubatnya, seperti tidak diterimanya taubat orang yang mendekati kematian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

    “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum sampai ke tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dihasankan Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’ no. 1903)

    Yaitu, selama ruhnya belum sampai ke ujung tenggorokan. Waktu itu merupakan saat di mana seseorang melihat secara langsung tempatnya di dalam surga atau neraka. Maka orang yang menyaksikan terbitnya matahari dari tempat terbenamnya juga seperti itu (keadaannya). Oleh karenanya, sepantasnyalah setiap orang yang telah menyaksikan peristiwa tersebut atau yang memiliki hukum yang sama dengan yang menyaksikannya, taubatnya tertolak selama hidupnya. Sebab ilmunya tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta janji-janji-Nya telah menjadi sesuatu yang terpaksa.” (Tafsir Al-Qurthubi)

    Ibnu Katsir rahimahullahu juga mengatakan: “Jika seorang kafir menampakkan keimanannya pada saat itu, maka tidak diterima darinya. Adapun bila dia seorang mukmin sebelum hari itu, jika dia baik dalam beramal, maka dia dalam kebaikan yang besar. Namun jika dia mengotori (imannya), lalu dia bertaubat saat itu, maka tidak diterima taubatnya.” (Tafsir Ibnu Katsir)

    Tertutupnya Pintu Taubat

    Ayat yang mulia ini menjelaskan tentang akan munculnya suatu waktu di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lagi menerima taubat orang-orang yang hendak bertaubat di masa itu. Yaitu di kala terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, yang menandakan akan berakhirnya zaman dan bangkitnya hari kiamat. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan tentang penafsiran sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa yang dimaksud adalah tanda-tanda hari kiamat yang besar tersebut, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا؛ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ

    “Ada tiga perkara yang jika telah muncul maka tidak bermanfaat keimanan seseorang yang tidak beriman sebelum munculnya atau dalam keimanannya tidak membuahkan kebaikan; Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, (munculnya) Dajjal, dan (keluarnya) daabbah (binatang melata yang berdialog dengan manusia dan memberitakan kepada mereka akan dekatnya hari kiamat).” (HR. Muslim, Kitabul Iman, Bab Az-Zaman Al-Ladzi la Yuqbalu fihi Al-Iman, 1/158)

    Diriwayatkan juga oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ آمَنَ مَنْ عَلَيْهَا فَذَاكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا

    “Tidak tegak hari kiamat hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya. Apabila telah terbit demikian, dan manusia telah melihatnya maka merekapun beriman. Dan itu merupakan hari yang tidak bermanfaat keimanan bagi satu jiwa, yang dia tidak beriman sebelumnya atau tidak menghasilkan kebaikan pada keimanannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4359 dan Muslim, 1/157)

    Diriwayatkan juga dari Shafwan bin ‘Assal radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan:

    أَنَّ اللهَ جَعَلَ بِالْمَغْرِبِ بَابًا عَرْضُهُ مَسِيْرَةُ سَبْعِيْنَ عَامًا لِلتَّوْبَةِ، لاَ يُغْلَقُ مَا لَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ مِنْ قِبَلِهِ وَذَلِكَ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: {يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا} اْلآيَةَ

    “Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat sebuah pintu taubat di sebelah barat yang luasnya sejarak perjalanan 70 tahun, yang tidak akan ditutup selama matahari belum terbit dari tempat tersebut. Dan itulah maksud dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

    يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا

    ‘Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman…’.”(HR. At-Tirmidzi no. 3536, dan beliau menshahihkannya serta dihasankan Al-Albani rahimahullahu)

    Al-Imam Muslim rahimahullahu juga meriwayatkan dari hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata: ‘Aku telah mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu hadits yang tidak aku lupakan. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya tanda hari kiamat yang paling pertama keluar adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya’.”

    Juga diriwayatkan dari hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada suatu hari: “Tahukah kalian ke mana perginya matahari ini?” Mereka (para sahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan: “Sesungguhnya dia pergi ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia merendahkan diri sambil sujud. Senantiasa dia dalam keadaan demikian hingga dikatakan kepadanya: ‘Terbitlah dari tempat yang engkau kehendaki.’ Dia pun terbit dari tempat biasanya terbit. Lalu dia terus berjalan, dalam keadaan manusia tidak terkejut sedikit pun akan hal itu. Sampai dia kembali berhenti lalu merendahkan diri sambil sujud di tempat menetapnya di bawah ‘Arsy. Dan manusia tidak terkejut sedikit pun dari hal itu. Lalu dikatakan kepadanya: ‘Terbitlah dari tempat terbenammu!’ Lalu terbitlah dia dari tempat terbenamnya.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian hari apa itu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau menjawab: “Itu adalah hari yang tidak bermanfaat keimanan bagi satu jiwa yang tidak beriman sebelumnya atau keimanan yang padanya tidak menghasilkan kebaikan.” (HR. Muslim, 1/159)

    Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini merupakan riwayat-riwayat yang saling menguatkan yang sepakat menunjukkan bahwa jika matahari terbit dari tempat terbenamnya, tertutuplah pintu taubat dan tidak terbuka lagi. Dan hal tersebut tidak dikhususkan pada saat hari terbitnya (dari tempat terbenamnya saja), namun terus berlanjut hingga hari kiamat.” (Fathul Bari, 11/354)

    Pengingkaran Ahlul Bid’ah tentang Kejadian Ini

    Seluruh riwayat ini menunjukkan bahwa kejadian ini pasti akan terjadi di akhir zaman. Dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali dari kalangan ahlul bid’ah, seperti Khawarij dan Mu’tazilah.

    Al-Qurthubi rahimahullahu berkata dalam Tafsir-nya setelah beliau menyebutkan hadits-hadits tentang tanda-tanda hari kiamat tersebut: “Ini semua telah didustakan oleh kaum Khawarij dan Mu’tazilah.” Lalu beliau menyebut atsar ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau berkata: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya rajam itu benar, maka janganlah kalian tertipu. Dan hujjah yang menunjukkan hal tersebut bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegakkan rajam, dan Abu Bakr pun telah merajam, dan sesungguhnya kami pun telah melaksanakan rajam setelah mereka berdua. Dan akan muncul satu kaum dari kalangan umat ini yang akan mendustakan rajam, mendustakan Dajjal, mendustakan terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, mendustakan adanya siksa kubur, mendustakan syafaat, mendustakan kaum yang keluar dari neraka setelah mereka hangus terbakar.” (Diriwayatkan Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf, 7/13364, Ahmad, 1/23. Namun dalam sanadnya ada seorang perawi yang bernama ‘Ali bin Zaid bin Jud’an, dia lemah karena hafalannya yang buruk)

    Ibnu Abdil Barr rahimahullahu juga berkata dalam kitabnya At-Tamhid (23/98) setelah menyebutkan atsar ini: “Seluruh Khawarij dan Mu’tazilah mendustakan enam perkara ini. Sedangkan Ahlus Sunnah membenarkannya dan merekalah al-jamaah serta hujjah membantah orang-orang yang menyelisihi Ahlus Sunnah.”

    Pengingkaran Rasyid Ridha tentang Sujudnya Matahari di Bawah ‘Arsy

    Di antara orang-orang yang mengingkari perkara ini adalah Muhammad Rasyid Ridha. Dalam tafsirnya Al-Manar dia berkata setelah menyebutkan hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu tentang sujudnya matahari di bawah ‘Arsy: “Hadits ini diriwayatkan oleh dua Syaikh (Al-Bukhari dan Muslim) dari berbagai jalan dari Ibrahim bin Yazid bin Syarik, dari Abu Dzar. Dan dia –walaupun di-tsiqah-kan oleh segolongan orang– adalah mudallis. Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata: ‘Dia tidak bertemu Abu Dzar.’ Seperti yang dikatakan Ad-Daruquthni rahimahullahu: ‘Dia tidak mendengar dari Hafshah dan Aisyah, dan tidak menjumpai zaman keduanya.’ Dan seperti yang disebutkan oleh Ibnul Madini rahimahullahu: ‘Dia tidak mendengar dari ‘Ali dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Hal itu disebutkan dalam Tahdzib At-Tahdzib. Dan telah diriwayatkan selain riwayat ini dari para sahabat dengan cara ‘an’anah1, sehingga ada kemungkinan yang memberitakan kepadanya dari mereka adalah orang yang tidak terpercaya. Maka, jika pada sebagian riwayat Shahihain dan kitab-kitab Sunan berpenyakit seperti ini, ditambah lagi ada kemungkinan dimasuki kisah Israiliyat dan kekeliruan penukilan secara makna, lalu bagaimana lagi dengan riwayat-riwayat yang ditinggalkan oleh dua Syaikh (Al-Bukhari dan Muslim) dan yang ditinggalkan oleh periwayat kitab-kitab Sunan?”

    Inilah perkataannya. (Tafsir Al-Manar, 8/211-212. Lihat kitab Asyrath As-Sa’ah, karya Yusuf bin Abdillah Al-Wabil hal. 394)

    Dan ini merupakan perkataan yang batil, yang dijadikan senjata oleh ahlul bid’ah untuk menolak hadits-hadits yang shahih yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menolak apa yang telah menjadi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Adapun jawaban terhadap syubhat Rasyid Ridha adalah sebagai berikut:

    Pertama: dalam hadits tersebut tidak terdapat riwayat Ibrahim bin Yazid At-Taimi dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Namun yang benar adalah riwayat Ibrahim bin Yazid At-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Dan ayahnya bernama Yazid bin Syarik At-Taimi Al-Kufi. Beliau meriwayatkan hadits secara langsung dari para shahabat, di antaranya: ‘Umar bin Al-Khaththab, ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, Ibnu Mas’ud dan yang lainnya radhiyallahu ‘anhum. Beliau adalah seorang perawi yang tsiqah.

    Kedua: dalam riwayat tersebut, Ibrahim bin Yazid telah menyebutkan secara jelas bahwa beliau mendengarkan hadits secara langsung dari ayahnya tanpa perantara. Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Muslim, dia mengatakan: “Dari Ibrahim bin Yazid At-Taimi bahwa dia mendengar –sebagaimana yang aku ketahui– dari ayahnya, dari Abu Dzar.” Maka hilanglah persangkaan tuduhan tadlis dalam riwayat tersebut.

    Oleh karena itu, para ulama Ahlus Sunnah terus menerima hadits ini tanpa ada penolakan dari mereka. Abu Sulaiman Al-Khaththabi rahimahullahu berkata ketika menjelaskan hadits Abu Dzar tersebut: “Pada perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Tempat menetapnya di bawah Arsy’, kita tidak mengingkari bahwa matahari memiliki tempat menetap di bawah ‘Arsy, dari sisi yang kita tidak mampu menjangkaunya, tidak bisa kita saksikan. Dan sesungguhnya bila kita dikabarkan tentang perkara ghaib, maka kita tidak mendustakannya dan tidak menanyakan bagaimana, sebab ilmu kita tidak mampu menjangkaunya.”

    An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Adapun tentang sujudnya matahari, itu adalah sebuah jangkauan ilmu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah ciptakan padanya.” (lihat Asyrath As-Sa’ah, karya Yusuf Al-Wabil hal. 385)

    Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita sekalian dari penyimpangan yang menyesatkan. Wallahu a’lam bish-shawab.

    dicopy dari kebunhimah

  • Mukhtar Alfaqir

    Kendaraannya hanya mendarat dibulan Apakah bisa dilanjut kematahari Bang sm…? Dan komentar2 sohib2 semua sangat menarik sekali,aku merindukan kalian aku ingin dekat dgn kalian,aku mengenal kalian melalui blog SUFIMUDA-Dan kini aku semakin yakin mengalami hal2 yg penuh Misteri ini tidak sendirian.Semoga kita semua memiliki kasih sayang seperti sahabat2 terhadap Nabi Muhammad,Terlebih lagi untuk Bang Sufimuda mengenai Artikel2nya.Yg merupakan pencerahan bagi kita semua amin…3xya roobal alamin.

  • ajak-ajak

    @ Mukhtar Alfaqir
    Kendaraannya bisa mendarat di tempat-tempat yang dikehendakiNYA atas seijinNYA. Kita cuma dipinjemin, gak berhak semau mau kita.
    Yuk kita sama2 berdo’a, mudah2an semakin banyak ummat Nabi Muhammad SAW yang terbuka hijabnya dengan membaca artikel 2 tasawuf seperti di sufimuda ini. Amiiin

  • paijo

    Mana mungkin Buroq itu digambarkan sebagai hewan……….???

    Coba disimak Buku Ayahanda Prof.Dr.H.Kadirun Yahya yang berjudul:
    Isra’ mi’raj Rasulullah saw ditinjau dari sudut Fisika-Esakta

    cuplikan di hal 10

    …Siapapun orangnya termasuk juga Jin dan Malaikat * tidak akan mampu sampai dalam Munajatnya ke hadirat Allah swt sebelum ia diberikan suatu faktor yang tak terhingga kapasitasnya atau sebelum ia mendapatkan suatu WASILAH yang tak terhingga kapasitasnya, seperti yang dikiaskan sebagai Al Buroq!

    Hal ini dikuatkan oleh Firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 35 yang berbunyi :

    “Wahai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah, carilah Wasilah ( faktor yang tidak terhingga kapasitasnya yang langsung menyampaikan engkau kehadirat Allah swt) dan bersungguh-sungguhlah di atasnya,niscaya engkau mendapat kemenangan!.”

    * Malaikat Jibril pernah berkata :

    ” Aku sama sekali tak mampu mendekati Allah; 60.000 tahun lagi aku harus terbang, itulah jarak terdekat antara aku dengan Allah yang dapat aku capai! Jika aku terus juga ke atas, aku pasti akan hancur luluh!.

    Berarti Buroq itu bukan Hewan

    Buroq/Kilat = Wasilah ( Nurun ala nurin/Nur Allah)

    gitu lhoooo……

  • paijo

    @ Goteng

    waalaikum salam
    Dengan senang hati saya terima salam Abang di Semarang ….mudah-mudahan kita selalu dalam lindungan Allah swt.
    Hanya di blok SM lah kita bisa bersilaturahmi,… mana mungkin saya jadi bosan terutama tentang kupasan ilmu Tarikat dari Abangda Sufimuda itu lho yang kadang-kadang bikin orang saling berantem bisa jadi bersahabat.
    Saya tunggu komen selanjutnya…
    wassalam

  • Goteng

    He..He…He…Saya suka sekali semangt ab.Paijo.Mkasih bang klo salam sy nyampe di semarang,wah tetngga ma kang boed doong..Itu kalo saya nggk keliru lho..
    Yah smoga ja bsa ktmu disurau jl kaliurang jogja bang.
    Monggo dilanjut bang komentnya…Biar nambah pengetahuan saya.Slamualaikm…!

Tinggalkan Balasan ke hamba'79Batalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca