Motivasi,  Pemikiran

“SETAN…Terimakasih Ya!”

Suatu hari Guru Sufi berkata, “Suatu saat nanti kau akan berterimakasih kepada setan”. Ucapan yang terasa asing dan aneh bagi saya. Menjadi bahan renungan dan terus terang awal mendengarnya saya kaget. Kenapa harus berterima kasih kepada makhluk yang di kutuk oleh Tuhan, menjadi musuh abadi manusia sampai akhir zaman. Saya mencari makna lain ucapan Guru, biasa nya seorang Wali Allah berbicara dalam bahasa kias yang memiliki makna lain.

Guru mengetahui kebingungan saya dan dilain kesempatan Beliau kembali mengucapkan kata yang sama, “Suatu saat nanti kau akan berterimakasih kepada setan”. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut Beliau terdiam agak lama. Beliau tentu mengetahui fikiran saya yang masih bingung dengan ucapan tersebut. Sambil tersenyum Beliau melanjutkan, “Gara-gara ada setan kita menjadi rajin berdzikir, rajin beribadah dan hati-hati dalam bertindak”.

Saya menjadi paham apa yang dimaksud Guru, berterima kasih bukan dalam arti kita datangi setan kemudian sampaikan rasa terimakasih. Ucapan Guru itu merupakan nasehat bahwa di dunia ini memang ada hukum sebab akibat. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tentu ada maksud dan tujuan baik di ketahui manusia atau tidak. Setan tentu saja menjadi sosok yang selalu disalahkan dalam setiap tindakan buruk manusia. Orang membunuh disebabkan godaan setan, melawan orang tua juga setan yang salah bahkan malas beribadah juga setan menjadi kambing hitam. Andai akibat disalahkan tersebut setan mendapat pahala tentu pahala setan dan anak buahnya lebih banyak dari para ahli ibadah sekalipun.

Salman Rusdhie seorang penulis berkebangsaan Inggris yang lahir di Mumbai India membuat heboh ummat Islam seluruh dunia lewat karyanya The Satanic Verses yang isinya sangat menyinggung perasaan seluruh ummat Islam. Ayatullah Komeini mengeluarkan fatwa hukuman mati kepada Salman Rusdhie tahun 1989. Ketika Agama nya dihina, maka sekat sekat pembatas selama ini menghalangi ummat Islam menjadi hilang, Suni dan Syiah menjadi kompak sama-sama mengutuk tindakan Salman Rushdhie. Jika memakai bahasa sederhana, Setan berbisik kepada Salman Rusdhie untuk menulis karya tersebut dan hasilnya membuat ummat Islam marah dan bersatu, tanpa sadar setan berperan menyatukan ummat Islam. Suatu saat kita berterima kasih dengan setan, gara-gara dia kita semua bisa bersatu.

Kasus pelecehan terhadap Agama Islam dari dulu sampai akhir zaman tetap ada. Akhir 2016 masih segar dalam ingatan kita kasus Ahok, dimana ucapannya menghina al Qur’an dan menyingung perasaan ummat Islam. Terlepas ini kasus politik atau tidak, salah ucap Ahok membuat ummat Islam bersatu dan belum pernah dalam sejarah Ummat Islam bisa berkumpul dalam jumlah sangat besar seperti aksi 212 akhir 2016 yang lalu. Setan telah berbisik kepada Ahok sehingga dia salah ucap dan apa yang keluar dari mulut Ahok membuat heboh seluruh Indonesia, kita juga berterimakasih kepada setan, gara-gara bisikan dia kepada Ahok membuat ummat Islam bersatu.

Kasus yang paling segar saat ini adalah puisi Sukmawati Sukarnoputri dan saat saya menulis ini Beliau sudah meminta maaf dengan sungguh-sungguh dan mengakui kesalahannya. Namun demikian beberapa kelompok masih terus melanjutkan kasus ini untuk di proses secara Hukum, untuk memberikan efek jera kepada siapapun kelak agar hati hati dalam berucap. Setan dalam hal ini telah berbisik pula kepada Sukmawati agar membuat puisi yang menyinggung perasaan ummat, kemudian seluruh eleman Islam bangkit membela. Belum pernah FPI dan GP-Anshor bisa kompak, baru dalam kasus Puisi Sukmawati ini mereka kompak, sama-sama melapor ke Polisi. Maka tanpa sadar Setan berperan menyatukan ummat Islam lewat bisikannya, walaupun tentu saja Setan tidak ada maksud seperti itu.

Manusia bisa termotivasi dengan 2 hal yaitu : Mengejar Kesenangan dan Menjauhi Sengsara. Seluruh tindakan manusia berdasarkan dua hal tersebut, berusaha mengejar kesenangan dan berusaha menjahi sengsara. Kenapa orang rajin bekerja tidak lain karena dia tidak ingin hidup susah dan ingin hidup senang. Manusia rajin beribadah karena menghindar siksa neraka dan mengejar surga. Allah SWT menciptakan dua jenis makhluk yang saling bertolak belakang, Malaikat mewakili Kesenangan dan Setan mewakili sengsara.

Manusia akan bisa mencapai tahap pencerahan setelah melewati dua tahap ini, mengejar kesenangan dan menjauhi sengsara. Seorang yang beribadah karena takut neraka seperti seorang yang hidup dalam penjara sedangkan seorang yang beribadah karena mengharap surga seperti seorang pedagang, hanya menghitung hitung laba. Ketika manusia mendapat bimbingan dari utusan Allah SWT, maka mereka bisa melewati tahap ini sehingga sampai kepada CINTA.

Ketika berbicara tentang CINTA maka tidak ada lagi hitungan untung rugi, sakit senang karena semuanya telah melebur kepada Sang CINTA itu sendiri. Nabi ketika di goda dengan harta dan wanita tidak membuat Beliau mundur sedikitpun, begitu juga ketika diancam, karena Beliau tidak berdakwah mengharapkan apa-apa, hanya karena cinta bergelora kepada Allah.

Kembali kepada Setan, mungkin juga manusia harus bisa melewati tahap ketakutan dan kesenangan. Beribadah bukan karena adanya setan yang terus menerus menggoda, tapi karena memang dia telah mengenal dan mencintai Allah. Tahap ini tidak bisa dengan melompat harus melewati tahap demi tahap.

Kita juga tidak tahu apakah ummat Islam di Indonesia yang sangat sensitif ketika agamanya dihina termasuk ke tahap Cinta, karena sangat Cinta kepada agamanya atau hati nya masih sangat rapuh, sedikit dihembus langsung terbakar berkobar kobar. Saya yakin sebagian orang yang mencaci Sukmawati adalah karena dia tidak suka agamanya dihina, sebagian lain ikut-ikutan agar terlihat sebagai orang yang membela agama.

Mencaci karena CINTA? Rasanya tidak mungkin karena kebencian dan cinta tidak bisa berkumpul dalam satu wadah. Ketika hati di isi dengan cinta maka disitu tidak mungkin ada benci. Jadi ingat ketika orang bertanya kepada Rabi’ah al Adawiyah seorang tokoh sufi wanita, “Apakah engkau membenci setan?”, Rabi’ah menjawab, “Hatiku telah penuh oleh Cinta ku kepada-Nya sehingga tidak menyisakan ruangan untuk benci kepada apapun termasuk setan”.

Mencela orang yang mencela adalah hal biasa dan normal terjadi akan tetapi mendoakan orang yang mencela itu adalah tindakan terpuji sebagai mana dicontohkan oleh junjungan kita Rasulullah SAW. Andai setan itu berwujud manusia, entah dia memaki atau memuji, entah bernyanyi atau berpuisi, maka suatu saat kita datangi dia sambil tersenyum, “SETAN… TERIMA KASIH YA!”.

11 Comments

  • Pahmi hidayat

    Ass. Salam ta’zim untuk bangda.mantap bang. Jgn sibuk mengurusi Setan krn mmg itu yg diinginkannya cukuplah bagi kita mendekatkan diri kepada yg menciptakan setan pasti amanlah kita krn mmg setan cuma takut pada yg menciptakan dia ( ALLAH).

  • Ridho

    Subhanallah.. merinding dan bergetar tubuh ini. Akhirnya mendapat pencerahan yang teramat dalam. Trimakasih Abangda, ijin share ya..

  • Ruslianto

    Perlukah sebuah pembuktian
    Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 88 : “ Qul la’inijtama’atil-insu wal jinnu ‘alaa ay ya’tuu bi misli haazal –Qur’anni laa ya’tuna bi mislihii walauu kaana ba’duhum liba’din zahiiraa”.
    Artinya: Katakanlah ; “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini , mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”.
    Dengan begitu sangat mustahil dan naifnya seorang manusia menganggap bahwa Al Qur’an adalah rekayasa Nabi Muhammad SAW atau produksi budaya, cerita fiksi apalagi dianggap sbg ayat setan.
    Beratus-ratus tahun lalu para ulama sudah mempelajari Al Qur’an , Mereka membolak-balik mushaf untuk mencari esensi dari sebuah pesan.dan setiap menemukan sesuatu yang baru, pertanyaan demi pertanyaan yang lain akan mengikutinya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yg selalu melekat “rasa” keingintahuan yang begitu tinggi, tetapi sekaligus mempunyai kegersangan bathin.(ini akibat ta’bermaknanya dzikir Qolbu) dan kegersangan (ini) merambat kepada kegersangan intelektual manusia itu sendiri, yang selalu muncul ketika dalam tafakurnya ia mencoba mencari tahu tentang hakekat dirinya (prihatin memang).
    Al Qur’an sarat dengan rahasia yang belum diungkap sepenuhnya , Sebuah rahasia tidak akan muncul begitu saja, sebisa mungkin (hendaknya) kita harus menggali dan menagkap esensi dari sebuah tanda (ayat) , Baik secara kauniyah maupun secara kauliyah , Disisi lain “pembuktian “ atas kebenaran Al-Qur’an dapat sekaligus sebagai “daya” untuk lebih meningkatnya maqom ketaqwaan manusia. Dan apakah boleh manusia meminta bukti kepada Allah SWT ?…… Ingatlah ketika Allah SWT berkata pada Ibrahim a.s ; “Belum percayakah engkau ?” Ibrahim a,s menjawab : “Aku Percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap). Selanjutnya Allah SWT berfirman ; “Kalau begitu ambillah empat ekor burung , lalu cincang lah olehmu kemudian masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka , niscaya mereka datang kepadamu dengan segera, Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”.Kisah Nabi Ibrahim a.s berdialog dengan Allah SWT terangkum pada QS.Al Baqarah-260.
    Kisah tentang Salman Rusdhie dengan bukunya Satanic Verses(nya) ,.. Gaung protes terasa juga di Surau QA Medan, Alhamdulillah saya dapat kesempatan hadir kala itu, Dalam Fatwa Ayahanda Guru berkomentar tentang Si Salman (ini) , : “Pintar juga orang ini,.. memancing batang terendam, selama ini ummat hanya memandang sebagian dengan dogma Al Qur’an itu, karena tak dapat membuktikan apa-apa yang disebut dalam firmanNya,…oo tapi Ayahanda tetap tidak setuju dengan pikiran si salman itu, dilaknat dia itu” andaikan ia ketemu Ayahanda terlebih dulu tidak akan terbit buku itu…. Ayahanda tunjukkan padanya metodologi mengeluarkan power dari Al Qur’an yang agung itu. Di Surau ini dapat diselesaikan secara tuntas dan gilang gemilang ! SEMUA KASUS DISELESAIKAN SECARA TUNTAS DENGAN KEKUATAN “KALIMAH ALLAH” YANG DISALURKAN DARI METAFISIKA AL QUR’AN MELALUI METODOLOGI THARIQATULLAH !. ENERGI yang tersimpan tersembunyi dalam Al Qur’an yang selama berabad-abad lamanya, tak mampu dikeluarkan oleh Kaum Muslimin sedunia, karena tidak mengetahui cara dan menguasai Ilmu Metodolagi Teknologi selama ini, akan dapat dikeluarkan dengan dasyatnya untuk membuat orang Mukmin itu menjadi “KHALIFAH ALLAH’ DAN KHALIFAH RASULULLAH YANG SEBENARNYA DI ATAS BUMI”. Jadi Ayahanda tahu betul jalan pikiran si Salaman Rusdhie itu, karena tak dapat mengeluarkan power pada Qur’an itu , ia berpikir seperti itu, oo dilaknat Allah dia itu”.
    Sallam ta’zim buat Bang Arkana.
    Demikian dulu, sMoga bermanfaat, Wassalam.

  • Ruslianto

    Diantara Tipu Daya Setan

    Ibnul Jauzi berkata ; “Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seorang laki-laki datang menghadap kepada Imam Abu Hanifah, ia mengadukan bahwa ia telah menanam harta di suatu tempat namun ia lupa tempat menanamnya”,

    Imam Abu Hanifah berkata : “ Ini bukan masalah fikih sehingga aku bisa memberikan solusi untukmu, Akan tetapi laksanakan-lah shalat dari malam hingga esok pagi, insya Allah engkau akan mengingatnya”,.. Kemudian laki-laki itu melaksanakannya. Baru saja ia laksanakan seperempat malam, ia mengingatnya tempat itu. Kemudian esok hari ia datang menemui Abu Hanifah, memberitahukannya.

    Imam Abu Hanifah berkata : “Aku tahu bahwa setan tidak akan membiarkanmu melaksanakan shalat sampai engkau ingat. Mengapa tidak engkau sempurnakan shalat sepanjang malam, sebagai ungkapan rasa syukurmu kepada Allah ?!

    Wass,.demikian dulu,..sMOGA bermanfaat.

    • Fulan

      menurutku yang tepat bukan bertrima kasih kepada setan, tapi emang setan itu yang Bodoh! atau kecerobohan setan itu sendiri.

      sebelum ikut tasauf/thariqat, sy dulu punya pengalaman pribadi…. kejadian itulah yang membuat saya mempertimbangkan langkah untuk mencoba menapaki jalan tasauf (thariqat).

      dimana saat itu sy sedang melaksanakan shalat magrib, pas masuk pada tasyahud akhir sy terkejut! karena ada yg meniup cukup keras telinga (sblh kanan) saya, “lho tadi itu apa? pintu n jendela sy tutup, kipas angin ga ada, kok ada angin sekeras itu menerpa tubuh sy, lagian pas telinga doang yg jadi sasaran n bukan anggota tubuh yg lain?”.

      stelah menyelesaiakn shalat magrib sy mikirin kejadian tadi.

      Di kamar tadi cuma saya seorang, kalaulah itu Malaikat sy rasa ga mungkin, karena malaikat mahlkluk Allah yang patuh, jadi TERSANGKA UTAMA cuma 1, siapa lagi klu bukan ulah SETAN/JIN!!!.

      Sy berfikir, “tadi kan sy shalat, yg kata ustadz disaat shalat itu kita sedang menghadap Allah (Tuhan), wah berarti Tuhan ga berkenan hadir dong saat aku menghadap! berarti sia-sia pula shalatku selama ini, kalaulah Tuhan memang berkenan atas kehadirannku tentu Setan ga bakal ngerjain kek tadi donk!? berarti shalatku belum benar nih!!!”.

      kejadian itu sedikit-dikit mendorong sy untuk lebih mengenal tentang agama yg sy anut ini (Islam), walau otodidak dari dengar ceramah di Radio, TV, baca buku dll. yg akhirnya bermuara untuk masuk ke level 2 (berthariqat).

      alhamdulillah, singkat cerita klu lagi ingat kejadian itu sy sering senyum2 sendiri “wah ternyata SETAN Bego juga ya 😀 “! coba saat itu telinga sy ga di tiup mungkin ga kepikiran untuk ikut tasauf he he he…

Tinggalkan Balasan ke Pahmi hidayatBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca