Syahid
Tewasnya Santoso di tangan TNI di hutan poso Sulawesi meninggalkan pertanyaan besar dikalangan ummat Islam, apakah Santoso tergolong mati syahid atau tidak. Ada yang meyakini bahwa Sontoso adalah syahid, tentu surga tempatnya dengan berbagai alasan. Orang yang berkeyakinan bahwa Santoso mati syahid salah satunya Jonru. “Santoso boleh dituduh teroris. Namun fakta pada video yang saya temukan pada akun FB seorang teman ini justru membuktikan hal yang berbeda. Terus-menerus berkeringat, tubuh lemas tidak kaku, dan wajah tersenyum, adalah beberapa ciri dari orang yang meninggal sebagai syuhada,” tulis Jonru seperti dikutip, Senin, 25 Juli 2016.
“Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (HR. Ahmad, AN-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu MAjah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud). Sungguh, di negeri ini banyak orang baik yang dituduh teroris. sedangkan teroris yang sebenarnya justru tetap bebas berkeliaran di luar sana,” tambahnya. (Post-Metro)
Ada juga yang berkeyakinan bahwa Santoso tidak termasuk mati syahid, bahkan termasuk kematian yang sia-sia. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Ahmad Syafii Maarif menegaskan bahwa klaim klaim simpatisan paham kekerasan terorisme bahwa teroris Santoso mati syahid itu salah besar. Artinya syahid itu hanya versi mereka, bukan syahid yang sesuai dengan ajaran islam rahmatan lil alamin.
“Menurut mereka (teroris) tapi itu syahid yang dibuat-buat. Itu terjadi karena teroris itu menganut teologi sesat. Dia sudah membunuh banyak orang, tentara dibunuh, orang islam dibunuh, dan banyak lagi masyarakat yang tidak salah dibunuh. Apakah itu syahid?” kata Buya Syafii Maarif dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS Bersama Muhammadiyah di Yogyakarta, kemarin. (Republika)
Kalau saya ditanya apakah Santoso mati syahid atau bukan, saya tidak akan menjawab pertanyaan tersebut karena urusan syahid atau tidak itu adalah wewenang Allah SWT. Manusia hanya bisa menilai berdasarkan batas kemampuannya dan tentu pendapat tersebut bukan kebenaran mutlak.
Lewat tulisan ini saya ingin mengajak sahabat semua untuk merenungi kembali makna syahid, yang selama ini diartikan semata-mata sebagai orang yang mati dalam Jihad, berjuang di jalan Allah. Saya memaknai Syahid dalam padangan sufi sesuai dengan ilmu yang saya pahami. Sebenarnya judul awal tulisan ini “Syahid Dalam Pandangan Sufi” agar nanti orang tidak terjadi perdebatan panjang, kemudian saya persingkat menjadi “Syahid” saja, tentu tetap definisi syahid dalam pandangan sufi.
Secara umum Syahid (kata tunggal Bahasa Arab: شَهيد, sedangkan kata jamaknya adalah Syuhada, Bahasa Arab: شُهَداء) merupakan salah satu terminologi dalam Islam yang artinya adalah seorang Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.
Syahid dalam arti lain adalah menyaksikan atau memandang. Hakikat Syahid adalah telah sampai kepada memandang atau menyaksikan Wajah Allah SWT. Inilah pahala tertinggi bagi seorang hamba yaitu menyaksikan keagungan wajah-Nya. Bukankah pahala tertinggi bagi pendudu surga adalah menyaksikan wajah Allah?
Orang yang bersungguh-sungguh di jalan Allah (Mujahadah) atau berjihad akan mendapat sebuah penghargaan sangat tinggi dari Allah yaitu Syahid, dimana Allah memperkenalkan hamba untuk menyaksikan wajah-Nya.
Berdasarkan definisi ini, tentu kita tidak berani menduga-duga apakah Santoso atau orang lain sampai ke tahap Musyahadah (Menyaksikan) atau meninggal dalam keadaan gelap tanpa cahaya-Nya. Orang yang bisa menyaksikan di akhir hayat tentu orang yang telah berulang kali dan setiap saat menyaksikan dikala hayat masih di kandung badan. Menyaksikan di akhir hayat ibarat seperti sebuah ujian akhir, menentukan lulus atau tidak seorang hamba.
Sama halnya jika kita maknai hadist Nabi barangsiapa yang mengucapkan Kalimah Taybah di akhir kalam maka dijamin masuk surga. Tentu orang yang bisa mengucapkan kalimah tersebut adalah orang yang dalam keseharian setiap saat menyebut menyebut nama Allah, kebetulan di akhir ucapannya terucap juga nama yang sering disebut dalam keseharian. Tidak mungkin orang yang sehari hari tidak pernah berzikir, tidak pernah bersyahadat tiba-tiba di akhir hayat mengucapkan syahadat.
Seperti dalam tulisan yang lalu “Buta Mata Hati” bahwa Syahadat itu menjadi sah dan sempurna setelah sampai kepada maqam musyahadah, benar-benar telah menyaksikan bukan hanya sekedar mengucapkan. “Tidak ada mobil yang paling bagus selain Mercy” hanya sah di ucapkan oleh orang yang telah melihat, menyentuh atau pernah mengendarai Mercy, barulah haqqul yakin. Kalau hanya sekedar mengucapkan maka semua orang dengan mudah mengucapkan, mengalun-alunkan dengan merdu namun ketika ditanya bagaimana Mercy bagus yang anda maksud, dia tidak bisa menjawab sama sekali.
Jadi syahadat di akhir hayat dan syahadat di dalam hayat, di dalam keseharian harus benar-benar terjadi, bukan hanya sekedar di ucapkan sehingga kita tidak tergolong kepada orang yang bersaksi palsu.
Kembali kepada Syahid, di zaman Nabi perintah perang atau berjihad itu langsung keluar dari mulut Nabi, sudah pasti perintah tersebut berasal dari Allah karena tidak mungkin Nabi mengucapkan sesuatu tanpa persetujuan dari Allah. Karena perintah dari Allah maka jaminan Syahid itu pasti di dapat. Kemudian hari perintah Jihad itu keluar dari ulama yang mempunyai kontak rohani dengan Nabi, sehingga nilai syahid itu juga mendapat garansi. Namun pertanyaan sekarang siapa yang menyuruh melakukan teror, membunuh dan menyakiti sesame muslim? Apakah perintah tersebut keluar dari seorang yang dekat dengan Allah yang kontak rohaninya tersambung langsung dengan Rasulullah SAW? Atau perintah tersebut keluar dari hati yang dipenuhi oleh setan, kebencian dan keputus-asaan sehingga kalau mati dalam mengikuti perintah itu langsung disambut oleh setan yang dengan sabar menunggu jiwa-jiwa tersesat.
Jika ingin mendapatkan Syahid, cara terbaik adalah dengan bermujahadah (Berjihad terus menerus) melawan hawa nafsu (Jihad Akbar), melawan setan yang bersemayam dalam dada setiap insan, sampai Allah berkenan membukakan hijab sehingga tersikap tirai penghalang yang selama ini menutupi hati kita sehingga tidak bisa menyasikan keagungan-Nya. Jika hal ini telah kita alami maka akhir hayat hanya menunggu saatnya tiba saja, sedangkan SYAHID telah lebih dulu kita dapat.
Semoga Bermanfaat…
26 Comments
tobirama
menurutku JIHAD yang BENAR sekarang ini sudah jelas di SURIAH sana, lokasi Perangnya jelas! dan musuhnya juga jelas!
arkana0908
@tobirama:
kalo boleh minta pendapatnya, siapa yang anda anggap sebagai musuh dalam perang di Suriah?
tobirama
Nenek guru (Nabi Muhammad SAW) bersabda:
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam (perang melawan pemerintahan As’ad yang SYIAH), satu pasukan di Yaman (perang melawan pemberontah Syiah), dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad).
Nenek guru (Nabi Muhammad SAW) bersabda:
“Kalian akan shulh (mengadakan perjanjian damai, gencatan senjata) dengan Bangsa Romawi (AS dan Eropa) dengan perjanjian aman. Kemudian kalian dan mereka (Romawi) akan memerangi musuh di belakang kalian. Kalian akan dimenangkan Allah, dan meraih ghanimah dengan selamat. Setelah itu kalian (dan Romawi) berkumpul di Marj Dzi Tullul (sebuah dataran tinggi). Lantas seorang Salibis Romawi mengangkat salib sambil berteriak: “Hidup Salib!” Seorang mukmin kemudian marah dan mematahkan salib tersebut. Kemudian Romawi marah dan mengkhianati perjanjian, dan kaum muslimin bersatu melawan mereka. Saat itulah terjadi Malhamah al-Kubra.” (HR. Abu Dawud, 4292. Syekh al-Albani menshahihkan sanad hadits ini, dalam Shahih Abi Dawud, no. 4292)
kemunculan ISIS karena karena Syiah di Irak (pemerintahan boneka amerika), perang di Yaman melawan pemberontak Syiah, perang si Suriah melawan pemerintahan As’ad yang kejam (Syiah).
MUSUH DIBELAKANG KITA saat ini = SYIAH!!!
arkana0908
@tobirama…
jawaban anda sudah saya duga…
dan saya tidak akan berdiskusi lebih lanjut untuk sebuah masalah yg umurnya hampir setua agama islam ini….
tapi sebagai sesama pengamal tarikat, saya sarankan anda untuk lebih melihat dengan mata hati dan tidak mencampur-adukkan masalah politik (Timur Tengah) dan agama…
silakan anda cari dan baca artikel bagus Bang SM mengenai Sunni-Syiah di blog ini….
tobirama
maaf bung arkana sekedar mengingatkan, sy rasa kacamata anda mungkin jarang dibersihkan, apanya yang sama syiah dengan suni (kalau sama2 manusia n mengklaim diri islam; iya )?
“Rukun syarat harus sempurnya kata nenek guru”
Di level syariat mereka sudah menyimpang, jangan lagi bahas yang lain…
Di syahadat mereka ada tambahan MENCELA para sahabat.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘ahnu, beliau berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.
ditambahlagi PERLAKUAN mereka yang mengaku pengikut syiah di iraq, yaman terlebih lagi di Suriah sana kalau memang menganggap Suni saudara mereka.
dan tulisan Bg SM tentang Siah n Suni isinya begitu ya wajarlah, ini kan blog tentang thariqat masa menjelek2kan suatu kaum, ya ga panteslah.
dan tulisan anda
“tidak mencampur-adukkan masalah politik (Timur Tengah) dan agama…”
jika agama ga dipakai…
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan SESAT selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
(Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
lalu dengan apa anda melihat masalah ini?
ya sudah ga usah diperpanjang, sy percaya;
“tiada segala sesuau Aku ciptakan dengan sia2? kata Tuhan
semoga dalam tulisan ini walau kita beda pandangan tapi semoga ada yg bermanfaat bagi pembaca di blok sufi ini.
sy mohon maaf (jika kurang berkenan) n dimaafkan
wassalam…
bagaskara
Setuju bung arkana0908
pengamat
“tidak mencampur-adukkan masalah politik (Timur Tengah) dan agama…”
perasaan itu seperti idiologi sekuler, memisahkan urusan pemerintahan dan agama.
dengan kata lain Tuhan ga di anggap
“uda ga usah bawa2 Tuhan dalam urusan pemerintahan”
mmm… jadi begitu ya
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu. (Huud;57)
arkana0908
@pengamat;
sejak kapan kata ‘tidak mencampur aduk’ itu artinya ‘memisahkan’ ??
mungkin untuk menjadi pengamat yang baik, anda harus perbaiki dulu grammar anda, agar tidak mudah salah terima dan buruk sangka
pengamat
sy kan ketik “SEPERTI” artinya “mirip”,
dan siapa juga menyetujui “mencampur aduk” sama dengan “memisahkan”
sy rasa anda perlu juga jadi pengamat 🙂
arkana0908
mungkin lebih baik tidak perlu dilanjutkan diskusi ini… karena hanya salah paham…
tetapi untuk pembaca blog yang lain, agar tidak perlu terjadi salah sangka lagi…
sebenarnya secara tata bahasa, arti ‘mencampur aduk’ itu memiliki makna yang berkonotasi yang negatif…
silakan google, maka sinonim dari ‘mencampur adukan’ = mengacaukan, membuat jadi rancu, dll…
coba saja tes dalam kalimat, misalkan:
‘…umat islam sebaiknya mencampur-adukan antara agama dan budaya…’
apakah makna kalimat itu positif? tentu tidak, karena kita paham bahwa nilai-nilai budaya belum tentu selaras dengan nilai-nilai agama, harus selektif, disesuaikan, tidak bisa dikacaukan satu sama lain…
pun demikian yang saya maksud dengan ‘….tidak mencampur-adukan masalah politik dengan agama…’
pengamat
lagian anda curang!!!
memenggal tulisan di kalimat “tidak mencampur aduk’ lalu membandingkannya dengan kalimat ‘memisahkan’! ya bedalah artinya.
orang dungu pun tau akan arti makna / maksud dari tulisan saya diatas kalau dibaca semua
“tidak mencampur-adukkan masalah politik (Timur Tengah) dan agama…”
sama dengan “memisahkan urusan pemerintahan dan agama”. karena politik bagian dari pemerintahan.
Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, (QS. Ibrahim;15)
sudah ga usah ngeyel, takutlah akan firman Allah:
“Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (QS. Qaaf;24)
lebih baik ISTIQFARLAH yg buanyak
kecuali masih sayang sama EGO (Kesombongan)
maka terserah kepadamu
n sy akhiri dgn permintaan maaf
wassalam.
iwakosite
Belajar lg yg pinter ya… rahmat Allah meliputi sekalian alam, islam jd tdk indah ditangan org2 spt ini. Hadist palsu disebut shahih, sy yakin kl hadist memerintah kpd keburukan sumber nya dari iblis, dan kebanyakan islam jenis ini memanfaatkan hadist iblis spt di atas, islam saja tdk cukup, pilar agama tdk akan lengkap tanpa iman dan ikhsan.
normalasenja
Kasihan yang masih dibodohi sama isu suriah….syiah suni, suni syiah…coba lihat lagi jauh kebelakang….
fulana
Maka serahkanlah kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan ini… (68:44)
iwak peyek
Berkata Abu Kilabah Rahimahullah,
“Jika seseoarang engkau ajak bicara dengan sunnah, kemudian berkata,”Tinggalkan kami dari yang demikian, coba berikan bukti dari Al-Qur’an**”. Maka ketahuilah kalau dia orang yang sesat.”(Thabaqot Ibnu Sa’ad,Juz 7, hal 184, lihat Tadhimus Sunnah hal.25 )
“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa dia terhadap kesesatannya yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (An-Nisa’:115)
Berkata Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, “Barangsiapa menolak hadts Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, maka dia berada di pinggir jurang kehancuran.” (Thabaqat Al-Haranabilah, 2/11 dan al-Ibaanah, 1/269; lihat Tadhimus Sunnah, hal 29)
mancing mania
“sy yakin kl hadist memerintah kpd keburukan sumber nya dari iblis”
Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.”
untuk bapak penjual IKAN (Iwakosite), lalu bagaimana anda menanggapi perintah membunuh dari Allah di surat ini? karena ini termasuk “memerintah kpd keburukan”
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam (perang melawan pemerintahan As’ad yang SYIAH), satu pasukan di Yaman (perang melawan pemberontah Syiah), dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad).
perang (Suriah,Yaman,ISIS di Iraq) itu sedang terjadi! hadits ini Benar apa Tidak?
nonton TV tidak? (yg ditonton berita apa sinetron?).
jangan kebanyakan ngurusin dunia (jualan ikan).
Budi
Sebaiknya hati2 dengan propaganda yahudi zionist & kaum salibis dlm perang Suriah. Hrs bs membedakan mn jihad & sebaliknya, mn yg hanya LATAH ikut2an berjihad, selebihnya hrs bisa berpikir dengan jernih, tdk emosional, apalagi sampai terpengaruh media2 mainstream barat & antek2nya yg saat ini menguasai seantero dunia. Sayang iman & Islam kita, apalagi sampai sesama muslim berdebat yg berujung pertikaian. Syapa yg paling diuntungkan kl umat Islam bertikai? Syapa yg akan mudah menguasai dunia dgn slogan GOLD, GOSPEL, GLORY kl kita cm ribut memaknai jihad.
Menilai perang Suriah, sebaiknya tdk hanya dari pemberitaan media2 mainstream yg kebanyakan sudah settingan, menjurus ke fitnah utk memojokkan kaum tertentu, mahzab tertentu, sebab tujuan akhirnya mrk adalah menginvasi. Menilai tanpa bukti kongkrit apa yg sebenarnya terjadi di Suriah adalah merupakan fitnah yg dibungkus pembenaran menurut versi diri sendiri & kelompoknya, ini sangat berbahaya krn mudah dipelintir org yg awam, berdosa.
Belajar sejarah suatu negeri sebelum porak poranda adalah salah satu cara agar kita bs menilai dengan lengkap kondisi sebelum perang disana, termasuk kehidupan keseharian masyarakat disana, agama2 yg ada, lengkap dengan sosial ekonominya. Lalu step by step menyaring, belajar mengumpulkan fragmen2, dr seluruh informasi berita, gambar, video yg ada, termasuk medsos2 baik yg pro & kontra utk kemudian mintalah petunjuk kpd Allah Swt agar diberikan pemahaman yg utuh, mintalah fatwa kpd hati nuranimu terdalam sebelum memutuskan, sebelum menjustifikasi konflik Suriah & konflik2 lain di Timteng. Semoga kita semua terlindung dr fitnah dajjal & antek2nya. Aamiin.
abidin kanna
Subhanallah,…
sayyid
Assalamualaikum wr.wb,
RasulAllah Muhammad s.a.w dan para sahabatnya dahulu banyak mengalami peperangan dengan kaum musyrikin mekah yg menyembah berhala dan menghalang-halangi agama Allah sehingga banyak dari para sahabat yg tewas karena membela agama Allah.
perang yg paling berat pada zaman kita ini adalah memerangi hawa nafsu, karena dari pemimpin hingga bawahan lebih mencintai dunia daripada Allah.
Musuhmu yg nyata adalah hawa nafsumu sendiri, berjihadlah untuk melawan itu,
kepingin mati syahid? bersihkan kalbumu,memberikan minum seekor anjing yg kehausan saja sudah bisa masuk surga.coba pikirkan.
wassalamualaikum wr.wb,
sayyid
Abdul Muis Usman
Tersentuh membaca paragraf terakhir. “Jika ingin mendapatkan Syahid, cara terbaik adalah dengan bermujahadah (Berjihad terus menerus) melawan hawa nafsu (Jihad Akbar), melawan setan yang bersemayam dalam dada setiap insan…
Musuh paling besar manusia adalah hawa nafsu dan syetan.
putra galunggung
mati syahid mati dalam penyaksian cahaya ilahi ,dilangit terdekat.mohon koreksinya saudara2ku
Sunardi Sulaiman
Assalamu ‘alaikum,… saya minta izin untuk menyalin artikel-artikel anda saudaraku,….saya banyak mengambil manfaat dari anda,… semoga ilmu yang anda sebarkan bernilai ibadah disisi Allah SWT, Amin
Joko purnomo
sabda kanjeng nabi siapa yg akhir kalamnya Lailahaillaloh bukan akhir hayatnya. Mohon direnungkan
eldyrivaldi
Assalamualaikmum… Maaf maksudnya wajah-Nya apa ya ? Apa Allah itu berwajah atau gmana soalnya ini bertentangan dengan Aqidah Imam Asy’ari…
DIA laisha katmislihi syai’un…
Tidak menyerupai sesuatupun dari ciptaan-Nya, sedangkan berwajah ada pada makhluk ciptaan-Nya…
SufiMuda
Wa’alaikum salam wr. Wb
Islam sangat luas dan berlapis.
Tentang fiqih saya berpedoman kepada Imam Syafii, mungkin yang lain mengikuti mazhab hanafi, maliki atau hanbali.
masalah ushul, yaitu akidah (teologi) dan Tauhid sebagian besar berpedoman kepada Abul Hasan Al Asy’ari atau Abu Manshur Al Maturidi sebagai pendiri Paham Ahlul Sunnah wal Jamaah, salah satu dari 7 aliran lain.
Apa yang dibahas diatas adalah Tasawuf, maka silahkan berpedoman kepada Imam2 Tasawuf spt Imam Junaidi Al-Baghdadi, Ibnu ‘Arabi, Al-Qushairy, Ibnu Athaillah, Syekh Abdul Qadir Jailani dll.
Apa yang kita lihat bertentangan di suatu tingkatan tidak akan bertentangan di tingkatan berikutnya.
Di SD tidak akan ada pelajaran : Kalkukus, Mekanika, Genekologi dan ilmu2 khusus lainnya, pelaran2 itu hanya di tapat di pendidikan lebih lanjut.
Karena tulisan di atas adalah ilmu tasawuf maka carilah rujukan dari imam2 tasawuf agar menemukan jawaban. Apa yang saya tulis di atas akan mudah ditemukan jawabannya di Ihya Ullumuddin karya Imam Al Ghazali dan Al Hikam karya Syekh Ibnu Athaillah As Sakandari.
Demikian
Hamba allah
Assalamu alaikum sodara…..saya hnyalah orang awam yang ingin bertanya kepada antum antum sekalian,,menurut pemahaman saya zikir yang dilakukan oleh orang yang tidak kenal dengan yg dsbutnya tertolak ,seperti alahuma sholli alla muhammad kalau kita tdak pernah bertemu dengan beliau maka sholawat kita tertolak……..apakah bener demikian sodara???
Assalamu alaikum,, mohon jawaban dan penjelasannya sodara??