Tasauf

Aku Menghargai Tuhan Yang Ada Dalam Dirimu

sahabat_01Saya baru menghapus 2 tulisan yang termasuk paling banyak di baca di sufimuda yaitu “Mengenal Kembali si Busuk Muhammad bin Abdul Wahab”, tulisan yang mengupas tentang sisi negatif dari sosok pendiri paham wahabi yang saya kutip dari web lain dan tulisan “Ulama yang Menyesatkan Ulama” sebuah tulisan pembelaan terhadap tuduhan sesat yang di alamatkan kepada salah satu ulama tarekat, Guru sufi oleh ulama lain.

Tulisan pertama yang di tulis oleh sdr Azis Nawadi dengan gaya tulisan menyerang saya muat di sufimuda.net dengan tujuan agar orang bisa memperoleh informasi berimbang dimana selama ini banyak tulisan menyerang tasaawuf beredar di web “Islami” dan web “jihadi”. Tulisan seperti itu diperlukan untuk memberikan kesadaran bagi orang yang suka menyerang orang lain bahwa berada pada posisi diserang itu tidak enak, menyakitkan dan melukai perasaan. Lebih buruk lagi yang diserang adalah saudara seiman, seagama, masih mencintai Nabi yang sama, dari posisi tidak nyaman tersebut mudah-mudahan akan memberikan sedikit perasaan “sadar” untuk selanjutnya lebih mengedepankan akhlak dalam berdakwah.

Tulisan kedua, saya tulis sendiri, mendapat komentar yang banyak, mencapai 400 komentar, pro dan kontra. Sama seperti tulisan pertama, tujuan saya tidak lain agar orang memperoleh informasi berimbang, dan orang suka menyerang akan timbul kesadaran bahwa posisi diserang itu paling tidak menyenangkan.

Hari ini, 9 Maret saya menghapus kedua tulisan ini karena saya yakin pembaca sufimuda adalah orang-orang arif yang sudah bisa membedakan mana pencerahan dan mana kegelapan, mana negatif dan mana positif. Mengharapkan semua orang sepakat dengan ide kita adalah sesuatu yang mustahil sebagaimana mustahilnya menjadikan ummat Islam dalam satu paham. Salah satu doa Nabi yang tidak dikabulkan oleh Allah adalah Beliau ingin ummat ini dalam Satu, menjadi Satu.

Islam dengan jumlah penganut yang besar tidak mungkin bisa di satukan dalam satu paham, secara garis besar telah dipisahkan oleh Sunni dan Syiah, Puritan dan Moderat, Tasawuf dan Syariat, dan berbagai jenis pemahaman yang terus bermunculan memberikan warna kepada kakayaan Islam.

Islam akan menjadi indah dengan warna-warna berbeda di atas warna dasar yang telah diletakkkan oleh Rasulullah SAW sebagai pondasi dasar kita semua. Ada nilai-nilai dasar dari Islam yang bisa mempersatukan ummat ini di tengah keberagaman.

Atas kesadaran akan keberagaman tersebut, diperlukan kearifan dari kita semua untuk saling menghargai, saling menghormati dan memberi ruang kepada perbedaan agar kita akan semakin kuat, tangguh sehingga bisa mewariskan Islam kepada kenerasi berikut dalam wajah yang enak di pandang.

Dalam ruang yang lebih sempit, tasawuf/tarekat juga memiliki warna berbeda antara satu sama lain. Samaniah, qadiriyah, sattariyah, Naqsyabandi dan berbagai jenis tarekat lain ikut memperkaya ruang mistik Islam, memberikan spirit tertinggi kepada ummat agar terus bisa menjadi manusia yang sempurna dalam pandangan Allah Ta’ala. Dalam ruang lebih sempit lagi, di tarekat yang sama juga terdapat Guru berbeda, diperlukan kebijaksanaan bagi para murid untuk bisa menghargai orang yang berbeda Guru, karena pada hakikatnya Guru itu satu yaitu Allah SWT.

Dalam ruang lebih kecil, seperti juga Syiah, sunni pun terbagi dalam ruang-ruang lebih kecil, ada 4 kamar besar yang di isi masing-masing oleh mazhab, Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali, ke 4 mazhab tersebut memperkokoh sunni dan memperkokoh Islam.

Bicara dalam skala universal, ada 7 milyar manusia hidup di bumi ini dengan jumlah keragaman keyakinan yang lebih banyak lagi. Hanya manusia bijak yang bisa memahami kenapa Tuhan menciptakan keragaman. Di tengah keragaman tersebut Tuhan memberikan pilihan kepada manusia apakah memillih untuk saling berperang atau saling mencintai. Dalam al Qur’an disebutkan bahwa Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku, agar manusia saling mengenal, saling bersilatrahmi dan saling mencintai sesama. Tuhan menciptakan bumi ini fitrahnya adalah untuk menebarkan cinta kasih kepada sesama manusia, saling menyayangi dan mengasihi. “Sayangi yang di bumi maka di langit akan menyayangi mu”, sayangi sesama saudara mu, sesama manusia agar Tuhan menyayangimu.

Manusia yang mencintai Tuhan dan dekat dengan-Nya akan cenderung mengambil sifat-sifat-Nya. Tuhan Maha Pengasih, dengan sifat itulah dia mengasihi seluruh manusia, seluruh hamba hamba Tuhan yang lain tanpa membeda-bedakan. Dalam penciptaan manusia, ada karya-Nya disana, ada getaran-Nya ada kasih sayang-Nya disana, tertanam dalam hati seluruh manusia.

Salah satu alasan terkuat kenapa kita harus mencintai seluruh manusia tanpa membeda-bedakan suku dan keyakinan karena kita yakin bahwa dalam diri mereka ada kasih sayang Tuhan yang tertanam dalam hati. Ketika kita melihat manusia manapun, kita harus menghargai karena dalam diri mereka ada getaran-Nya, ada karya-Nya. Setiap berjumpa dengan semua orang, lihatlah sosok sejati dia bukan kulit dan penampilannya karena Tuhan juga tidak melihat tampilan seseorang. Belajarlah melihat dengan hati sehingga akan Nampak hakikat diri dari semua manusia. Ketika melihat seseorang maka ucapkanlah dalam hati… “Aku Menghargai Tuhan yang ada dalam dirimu”.

24 Comments

  • fatkhurrohman

    alhamdulillah….akhirnya blog ini aktif lagi…trimaksih bangnda sufi muda,,salam dari pos pondok aren

  • Ananda Bumi

    Selamat Ulang Tahun Abangda Sufimuda. Sebuah hadiah yang luar biasa pencerahan untuk berharmonisasi dengan alam, memahami bahwa ada Tuhan dalam setiap makhluk. Sehingga bahasa kasih tercurah untuk setiap makhlukNya dan bersinergi dan berkolaborasi mencapai energi kekuatan yang besar untuk mencintai.

    Selamat Ulang Tahun.

  • Ali

    salam

    sebelumnya saya mohon maaf atas kefakiran saya

    saya ali zainal abidin, salah satu pembaca tulisan ustad

    dalam salah satu paragraf ustad terdapat tulisan “Salah satu doa Nabi yang tidak dikabulkan oleh Allah adalah Beliau ingin ummat ini dalam Satu, menjadi satu.”

    maaf bukanlan sifat Allah adalah Yang Maha Pengabul Doa, apakah ini tidak bertentanga dengan tulisan ustad

    atau mungkin ini karena kefakiran saya sehingga tidak bisa memahami maksud ustad

    atas pencerahannya saya ucapkan terima kasih

    salam

    • SufiMuda

      Salam
      Rasulullah berkata, “Aku meminta tiga hal kepada Rabbku. Tetapi, hanya dua hal dikabulkan, dan satu hal tidak diperkenankan. Aku meminta agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik. Permintaanku pun dikabulkan. Aku memohon agar umatku tidak ditenggelamkan. Permohonanku pun dikabulkan. Aku mengharap agar permusuhan umatku tidak terjadi antar sesama mereka, tetapi permintaanku tidak dikabulkan.”
      Itu persisnya doa yang dipanjatkan Nabi namun tidak dikabulkan Tuhan. Tempat Nabi berdoa itu sekarang menjadi mesjid di Madinah, disebut Mesjid Ijabah.
      Manusia berdoa, Tuhan mengabulkan dan tidak mengabulkan karena Dia Maha Segala-galanya. Maha Mengabulkan dan Maha Tidak Mengabulkan…
      Untuk Memahami Kenapa Tuhan terkadang tidak mengabulkan Doa, coba baca ini

      • achmad anwar

        Assalamualaikum , semoga tulisan yang ada menambah wawasan untuk menjadi orang yang punya kesadaran bahwa setiap diri ada Tuhan karena Allah lebih dekat dari urat leher manusia

      • Heri Pane

        Alhamdulillah abangda SM makin terbuka pikiranku bahwa “Allah itu Berbuat Sekehendak NYA” ternyata benar, bahwa doa Nabi juga ada yang tidak dikabulkan NYA. Sesuai dgn salahsatu ayat di surat Al-Baqarah bahwa “Safaat itu HARUS DENGAN IJINKU” . Shubhanallah. Amin Ya Rabbal Al-Amin.

        • sahlanlan

          Terima kasih bang Sufi Muda, marilah kita menerbar kasih sayang sesama,kami ingin mengomentari tulisan Bang Yulhendri, supaya Bang Yulhendri tidak menghayal menyalahkan orang cobalah menulis kalimat2 yg indah tentang Islam supaya dikomentari sama orang – terima kasih….

        • juah

          Macam mana orang yang pernah makan cabai dengan yang cuma membahas cabai saja… Nengok pun tak pernah… Cuma dengar2 saja… Jadi maklumlah kami pendapat mu

  • Mulyadi

    Assalamualaikum. WrWb. Setiap tulisan yang Abang tulis sangat menenteramkan. Dengan gaya tulisan yang tidak menggurui tetapi mengena dihati. Ditunggu tulisan-tulisan berikutnya bang. Wassalam.

  • Ibnu Thalib al-Banjari

    Alhamdulillah.. Semoga semua menjadi sadar, menyadari dengan penuh kesadaran, akan indahnya saling menghargai, mencintai.
    Tanpa ada lagi saling mencaci dan menghakimi, seakan dia yang paling mengetahui dan menjadi Sang pembenar sejati.

    Ilahi anta maksudi waridhoka matlubi aatinii mahabbataka wamakrifataka ya Allah..

  • belajar sufi

    lakum diinukum waliyadiin…bolehkah kt punya pemikiran bgt klo tdk se paham…walaupun kt sesama muslim…Ty…SM

  • Noni Dewita

    Bismillahhirrahmanirrahiim, Alhamdulillah, senang membaca tulisan sufi muda, awal suratpun menebarkan kasih sayang, apalagi dalam kehidupan, ini yg seharusnya dilakoni dalam akhlak sholat 24 jam, saling kasih sesama ciptaan Allah. salam

  • AN

    AssalamuAlaikum,
    Saya juga bnyk menyimak mereka yg mengkerdilkan ajaran tasauf dgn celaan ,Hanya Allah yg Maha tau siapa yg mau diberi petunjuk diantara kita…membalasnya?cukup dgn doakan yg terbaik buat mereka ,ingin marahpun rasanya tidak bisa entahlah tak tau knp,memang posisi diserang itu tdk enak tp justru itu mmbuat kita mnemukan cara yg baik untuk bertahan mungkin itu yg disebut sabar
    Teruslah menyampaikan kebaikan,selalu ada kerikil di jalan kita cukup kita yg menyingkirkan kerikil itu untuk pencari jalan Allah selanjutnya
    Alhamdulillah,terimah kasih masih bnyk ilmu yg ingin saya pungut dari kakak

    Wassalam

  • mhdir

    Assalam’ualaikum.. Sufi Muda,catatan diatas Sufi Muda mengatakan Salah satu doa Nabi yang tidak dikabulkan oleh Allah adalah Beliau ingin ummat ini dalam Satu, menjadi Satu.
    Secara garis besar telah di pisahkan oleh Sunni dan Syiah.

    _Apakah dimasa Nabi Islam memang sudah terpisahkan oleh pengikut Sunni dan Syiah.?

    _Apakah benar Do’a Seorang Nabi pilihan seperti Muhammad SAW tidak dikabulkan Allah SWT.??

  • Ruslianto

    Istilah-istilah
    1. Ta’ayun = Penentuan diri ,istilah dalam filsafat ibnu al Arabi, yang maksudnya bahwa Zat yang tak terbatas akan menentukan pengejawantahan dirinya dalam bentuk-bentuk tertentu yang ada di dunia.
    2. Ta’ayun jasadi = Penentuan diri Zat di dalam jasad-jasad.
    3. Ta’ayun mitsali = Penentuan diri Zat dalam bentuk-bentuk simbolis (mitsal).
    4. Ta’ayun ruhi = Penentuan diri Zat (Tuhan) dalam bentuk ruh.
    5. Tabi’i = (jamak; tabi’in) Generasi sesudah para sahabat Nabi.
    6. Tafakur = perenungan, meditasi,muraqabah
    7. Tahmid = memuji Allah, mengucapkan ; al-hamdulillah
    8. Tajalli = (jamak; tajalliyat); perwujudan diri, pengejawantahan diri; penampakan Tuhan atau kekuasaan-Nya.
    9. Tajalli dzati = penampakan esensi Illahi.
    10. Tajalli shuri = penampakan sifat-sifat illahi.
    11. Tajdid = pembaharuan; membangkitkan keimanan dan kehidupan Islami.
    12. Takbir = mengagungkan Allah ; mengucapkan Allahu Akbar
    13. Taqwa = berupaya keras menjauhi larangan-larangan Allah; saleh.
    14. Thariqah = cara,metode; cara menuju Tuhan; cara Sufi untuk mencapai Tuhan, atau ‘thariq walayah’ (jalan para wali/orang suci).
    15. Thariq nubuwwah = cara Rasul untuk mencapai Allah.
    16. Tashawwuf = Sufisme.
    17. Tasbih = memuji kemahasucian Allah , dengan mengucap ; Subhanal-Lah
    18. Tawakkal = percaya,dan menyerahkan segalanya hanya kepada Allah; bagi sebagian Sufi berarti penyerahan diri.
    19. Tauhid = mengakui dan meyakini bahwa Allah itu Esa; untuk memenuhi apa yang ditentukan oleh kepercayaan tersebut; di dalam sufi juga berarti pengalaman menyatu dengan Tuhan ; kepercayaan atau doktrin bahwa Zat adalah Tunggal.
    20. Tauhid fi’li = meyakini dan/atau mematuhi ,bahwa setiap tindakan dilaksanakan oleh Tuhan, bahwa Dia adalah satu-satunya Aktor.
    21. Tauhid Syuhudi = mengenali dalam penglihatan akan adanya Zat Tunggal.
    22. Tauhid Syifati = meyakini atau mempercayai , bahwa subjek bagi seluruh sifat dan predikat hanya Allah saja.
    23. Tauhid wujudi = keyakinan bahwa segala wujud adalah tunggal; sebutan lain bagi wahdat-al-wujud.
    24. Walayat = (1) kedekatan pada Tuhan, termasuk dalam dukungan dan perlindungan –Nya; (2)kewalian.
    25. Walayat-i-anbiya = kedekatan, yang dicapai oleh Rasul kepada Tuhannya.
    26. Walayat-i-aulia = kedekatan hubungan dengan Tuhan , sebagai buah dari mengikuti jalan Sufi.
    27. Walayat khash-shah = hubungan khusus yang menghubungkan manusia dengan Tuhan,dengan mengikuti thareqah Sufi , yang berbeda dengan hubungan biasa (walayat ammah) yang ditumbuhkan seorang muslim yang baik melalui keimanan dan kepatuhan kepada syariah.
    28. Wali = (1) orang yang dekat dengan Tuhan, teman setia, yang menikmati perlindungan dan dukungan Tuhan; (2) wali Sufi.
    29. Wishal,Wushul = bertemu dengan Tuhan.
    Demikian dulu, istilah-istilah dalam tasawwuf ini – insya Allah berlanjut, jika saya mendapat izin, sMOGA bermanfaat,…Wassalam

  • Bayu Aji

    Ibarat segitiga yang digambarkan secara normal, semakin keatas akan semakin kecil luasnya. Begitulah pemahaman sufi, semakin sedikit orang yang memahami ajaran ini, karena memang sudah menjadi kehendakNya.

Tinggalkan Balasan ke Ananda BumiBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca