Tasauf

Khidir, Sosok Misterius Tapi Nyata

khidirSebelum kita membahas hakikat dari Nabi Khidir yang menurut banyak sumber hidup abadi sepanjang zaman, ada baiknya kita baca dulu dari berbagai sumber tentang kisah hidup Beliau, mulai dari zaman Nabi Musa sampai setelah zaman Nabi Muhammad SAW.

Al-Khiḍr secara harfiah berarti ‘Seseorang yang Hijau’ melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam situs Encyclopædia Britannica, dikatakan bahwa Khidr memiliki telah diberikan sebuah nama, yang paling terkenal adalah Balyā bin Malkān

Khidr adalah sepupu Dzul Qarnain dari pihak ibu. Menurut Ibnu Abbas, Khidr adalah seorang anak cucu Nabi Adam yang taat beribadah kepada Allah dan ditangguhkan ajalnya. Ibunya berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa Parsi.

Kemudian Mahmud al-Alusi menambahkan bahwa ia tidak membenarkan semua pendapat mengenai riwayat asal-usul Nabi Khidr, tetapi An-Nawawi mengatakan bahwa ia adalah seorang putra raja

Kisah Musa dan Khiḍr dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab menceritakan bahawa beliau mendengar nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”

Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.

Itulah kisah pertama tentang Nabi Khidir yang menjadi guru hakikat membimbing Nabi Musa mengenal ilmu-ilmu yang selama ini belum pernah diketahui. Kelanjutan kisah ini bisa di baca di Wikipedia. Dalam beberapa riwayat, Nabi Khidir pernah datang bertakziah ketika Rasulullah wafat, riwayatnya sebagai berikut :

Berkata Ibnu Abu Dunia, yang didengarnya dari Kamil bin Talhah, dari Ubad bin Abdul Samad, dari Anas bin Malik, mengatakan: “Sewaktu Rasulullah SAW meninggal dunia, berkumpullah sahabat-sahabat beliau di sekeliling jenazahnya menangisi kematian beliau. Tiba-tiba datang kepada mereka seorang lelaki yang bertubuh tinggi memakai kain panjang. Dia datang dari pintu dalam keadaan menangis. Lelaki itu menghadap kepada sahabat-sahabat dan berkata: “Sesungguhnya dalam agama Allah ada pemberi takziah setiap terjadi musibah, ada pengganti setiap ada yang hilang. Bersabarlah kamu kerana sesungguhnya orang yang diberi musibah itu akan diberi ganjaran.”

Kemudian lelaki itu pun menghilang daripada pandangan para sahabat. Abu Bakar berkata: “Datang ke sini lelaki yang memberi takziah.” Mereka memandang ke kiri dan kanan tetapi lelaki itu tidak nampak lagi. Abu Bakar berkata: “Barangkali yang datang itu adalah Khidir, saudara nabi kita. Beliau datang memberi takziah atas kematian Rasulullah SAW.” Kisah Lengkap pertemuan Khidir dengan orang-orang setelah Nabi bisa di baca disini.

Dari berbagai sumber diketahui bahwa Nabi Khidir pernah berguru kepada Imam Abu Hanifah dan Abul Qasim Al-Qusyairi pernah berjumpa dengan Nabi Khidir disamping orang-orang lain dikemudian hari. Nabi Khidir adalah Guru dari Nabi Musa, lalu bagaimana mungkin orang yang sama berguru kepada Imam Abu Hanifah yang hidup ribuan tahun setelah Nabi Musa.

Saya tidak menulis secara panjang lebar kisah-kisah pertemuan Khidir dengan para ulama karena memang kisah tersebut sangat banyak. Menjadi bahan renungan kita, apakah khidir itu sebuah pangkat rohani atau seseorang yang hidup abadi.

Kalau menurut pendapat saya pribadi yang saya dapat dari Guru, Khidir itu bukanlah sosok tapi merupakan pangkat rohani yang diberikan Allah kepada orang yang mempunyai pengetahuan luas tentang hakikat dan Khidir memang ditakdirkan Allah untuk tidak mengembangkan syariat tapi tunduk kepada Syariat Nabi di zamannya. Kalau anda mencari Khidir dalam arti sosok manusia, maka anda tidak akan pernah bisa menjumpai Khidir karena orang yang berpangkat Khidir di zaman Nabi Musa bernama Balyā bin Malkān itu sudah tiada.

Disinilah kebanyakan orang yang senang dengan gaib terjebak dengan pemahaman yang keliru tentang Khidir, menganggap khidir itu adalah sosok yang hidup abadi, tidak pernah mati, hidup dari zaman Nabi Musa sampai sekarang. Karena terobsesi dengan Gaib akhirnya orang ada yang menggali sumur kemudian membuat tempat bertapa di bawah dekat sumber air dengan harapan bisa berjumpa dengan Khidir yang konon kabarnya hidup di air atau lautan. Di khawatirkan muncul setan yang datang mengaku sebagai Khidir dan memberikan amalan-amalan sesat yang membuat manusia jauh dari Tuhan.

Kalau para sahabat Nabi bisa berjumpa dengan Khidir, generasi setelahnya, Imam Abu Hanifah, Al-Qusyairi dan banyak yang lainnya, tentu kalau kita menggunakan metode yang sama dengan mereka pasti bisa juga jumpa dengan Khidir. Anda harus mengetahui terlebih dulu siapa sosok yang pangkat rohani nya sebagai khidir yang bisa membuka rahasia ketuhanan yang ketika anda berjumpa dengan Beliau akan menjadi terang segalanya. Lalu siapakah manusia di zaman sekarang yang berpangkat rohani Khidir? Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui.

Jadi yang anda cari terlebih dulu bukan Khidir, tapi Allah. Kalau anda mencari Khidir saya khawatir anda akan disesatkan setan, tapi kalau anda telah berhampiran dengan Allah maka segala rahasia gaib akan tersingkap termasuk rahasia Khidir yang merupakan salah satu hamba-Nya yang Shaleh.

Demikian

36 Comments

  • fadli

    kalau saya sependapat dengan opsi yg ke 2 dari tulisan saudara zabaniyah tersebut.

    Pilihan manusia yg jadi takdir Allah hanya 2 menurut Al-quran, Fasik atau Taqwa.
    Fasiq ujungnya kafir dan selanjutnya Neraka
    sedangkan …..
    Taqwa ujungnya beriman dan beramal soleh selanjutnya lagi dikasihi Allah (ridho).

    Untuk itulah diturunkan peringatan/ teguran !!! (karena secara logika nih ya, ngapain ada peringatan kalau sandiwaranya hanya lempang-lempang saja)

    kembali kepada kehendak Allah, Itulah kehendak Allah diantara 2 pilihan tadi yg disebut Takdir!!!

    Wallahu’alam, ….hehehe

  • fadli

    mas/ abang/ pak sufimuda, saya minta didoakan agar bisa jadi manusia yg selalu istiqomah dijalan Allah. banyak dosa saya ini, perang dengan hawa nafsu masih terus jatuh bangun bin pontang-panting, masih sering tertembak oleh pasukan azazil …….hehehe. didoakan ya bang karena saya yakin doa para orang sholeh …..In Shaa Allah besar artinya bagi pribadi ini.

  • Ruslianto

    SATU KISAH SYARAT DENGAN PENOMENA :
    Bergelimang-lah cerita hal-hal yang ghaib jika menceritakan tentang pertemuan Khidir dengan Nabi Musa ini, dan nuansa kisahnya dimulai dengan prasa konon,… kecuali Allah SWT berfirman dalam kisah tersebut, Wajib kita mengimani Al Qur’an – namun setelahnya banyak cerita berkembang mengikuti latar belakang budaya dan nalar manusia (beriman) itu sendiri pada setiap zamannya, maka makna kisah ini menjadi sedikit terseleweng-lah dari makna yang sebenar nya, atau begitu tinggi derajat yang dapat diraih oleh Sang Khidir (itu) ?
    Sehingga kita (sedikit) merenung (bagi yg mau), kok bisa (bisa) nya ya, pangkat seorang Nabi (Musa a.s) diajari oleh seorang Hamba Allah bernama Khidir (tentu secara logika) berarti ;

    1, Khidir adalah sosok Hamba Allah berada ditingkat Ma’rifat tinggi telah sampai “disisi Allah” (QS.Qaf ayat 16) Sedangkan Nabi Musa belum sampai ketingkat tsb, karena baru sampai pada mqam rasul (menyampaikan), selain itu coba lihat Al Qur’an ,… Sesungguhnya ilmu Allah SWT sangat-lah luasnya, (QS.Lukman,ayat-27) namun Nabi Musa a.s ”menyatakan bahwa Beliau-lah orang yang paling tinggi ilmunya,. (karena telah dapat berkata-kata dengan Tuhan) ; sombong ?
    Allahu-a’lam bisawwab. Ini juga suatu “pelajaran” bagi orang yg beriman dan bertakwa.
    2, Memperhatikan apa “disebalik” kisah pertemuan antara Musa a.s dan Khidir, diantaranya yg menarik :
    # bahwa Khidir “mengetahui” hal-hal yg akan datang, sedangkan manusia yg diwakili Nabi Musa a.s , tidak tau masa yg akan datang,.. sebenarnya (ini) termasuk kunci bagi yang ingin memahami, Sebab apa ? bukan kah kita ketahui berdasarkan Al Qur’an masa yang akan datang hanya Allah saja yg tau ? begitu juga halnya, ttg kapan kiamat, ttg roh, dan

    Bahwa jika azal sudah datang tidak ada suatu yang dapat mengundurkannya,… (Lihat Al Qur’an) dan ternyata Nenek Guru (Silsilah ke 34 TN) setelah meninggal beberapa jam, bisa hidup lagi dan “hanya” untuk menunggu Ayahanda Guru (Silsilah ke 35 TN) untuk berpesan sesuatu.
    # Dan Lihat Al Qur’an, Jika kamu beribadah harus langsung kepada Allah,… tapi mengapa kita wajib mencari/memakai “wasilah” dan bersama Mursyid ingin menemui Allah, dan ternyata JUGA BISA LANGSUNG ( Lihat QS. Al Maidah-35).
    3, Menurut hemat saya (maaf) kisah pertemuan Nabi Musa dan Hamba Allah Khidir, adalah nashik manshuk- NYA Al Qur’an secara Hakekat, tentu bagi yg ingin memahami dari sebelah “dalam”. Allahu-a’lam bisawwab.
    4, Lalu apa yg dapat disimpulkan ? kemestriusan itu dan mau ber-ilmu seperti Hamba Allah Khidir ? Ya masuk Tharekat tapi cari Mursyidnya Kamil Mukamil yang Silsilahnya sampai kepada Rohani Rasulullah s.a.w ,… namun itu semua terpulang kpd Hidayah Allah SWT.
    Lhoi (kok) masuk Thareqat ??? ada yg bertanya ; karena,……. buanyaak “karomah” serupa Khidir a.s tsb diperlihatkan oleh Ayanhanda Guru (Silsilah ke 35 TN) maupun Guru dari Sufi Muda ini Yang manusia (beriman) biasa ta’ bisa melakukannnya.
    Al Qur’an Suurah An-Nisa ayat 69 :
    Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi-Nabi,Siddiqin (ulama), Syuhada dan Solikhin (Ulama).
    Al Qur’an As-Sajadah ayat 24 :
    Dan Kami jadikan mereka menjadi ikutan (lahir batin) untuk menunjukki manusia dari perintah Kami ketika sabar serta yakin dengan keterangan Kami.
    Maaf, saya sudahi (dulu) dengan Al Qur’an Yusuf ayat 105 ;
    Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah/Kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalu lalang (melaluinya), sedang mereka berpaling dari padanya.

    Wass; Maaf kepada insannya manusia dan Maaf juga Kpd Bangda Sufi Muda serta mohon ampun kepada Allah SWT.
    Maaf sekali lagi jangan sodara Masuk Tharekat yg Palsu (pula), itu pesan Guru-Ku , tercantum pada Buku Capita Selecta .

  • agussuman

    maaf dr saya pribadi khidir itu memang ada orangnya..ini nabi musa memang bertemu orang bukan pangkat rohani… pelajaran yg saya petik dr khidir ya terus belajar carilah guru yg arif yg benr ngajarinnya..kulit dan isi sedalam dalamnya, bukan kulit thok …lalu gembar gembor hanya pd fanatik pd sektarian sendiri dakwah sektarian…mohon maaf ini just sharing dr yg masih awam jg …wallaahu a’lam

  • sayyid

    Assalamualaikum wr.wb,
    mas sufimuda yg saya hormati,
    soal nabi khidir a.s juga sudah saya tanyakan kepada Allah.
    -pertemuan dekat dua belah laut antara nabi musa a.s dan nabi khidr a.s
    -siapakah beliau

    nanti saya tuliskan karena masih sibuk.

    wassalamualaikum wr.wb,
    sayyid.

  • sayyid

    Assalamualaikum wr.wb,
    mas sufimuda,
    Alhamdulillah, Allah telah memberikan saya waktu untuk dapat meriwayatkan sedikit tentang pertemuan nabi musa a.s bersama muridnya dengan nabi khidir a.s.
    Nabi musa a.s dilahirkan kira-kira pada abad 14 sebelum masehi dan begitu inshaAllah halnya dengan nabi khidr a.s, jadi tidak mungkin apabila nabi khidir ada pertalian persaudaraan dengan zulkarnain karena zulkarnain lahir pada abad ke 3 sebelum masehi.kerajaan romawi berdiri pada abad ke 7 sebelum masehi dan kerajaan persia berdiri pada abad ke 5 sebelum masehi jadi nabi khidir a.s juga bukan keturunan kedua bangsa ini.

    nabi khidir a.s bukan bangsa israel,arab,romawi,persia tetapi beliau adalah seorang yg berkulit putih.
    ingatlah, para nabi juga berbangsa-bangsa.

    soal pertemuan nabi musa a.s dan nabi khidir a..s dekat 2 buah lautan masih menjadi pertanyaan.
    nabi musa a.s dan muridnya telah berjalan kaki menyusuri pantai bertahun-tahun untuk menemui sosok hamba Allah yg mulia ini, sampailah mereka pada suatu tempat(negara) yg sekarang ini namanya Turki, mereka menuju ke suatu daerah yg namanya sekarang iniadalah antalya, di daerah inilah inshaAllah perbatasan antara laut Aegea dan laut mediterranean di sebelah selatan turki.

    Semoga bermanfaat untuk kita semua.

    wassalamualaikum wr.wb,
    sayyid.

      • arkana

        @thuz…. kalo anda belum kenal dengan Allah atau nama apapun yang anda sebut Tuhan, jangan sinis begitu….
        silakan baca lebih dalam blog ini… anda akan tau bahwa Allah itu bukan zat yang ghaib…

        • sayyid

          Assalamualaikum wr.wb,
          mas Arkana,
          Betul kata mas.
          Apabila kita masih berada pada tahapan dzat Allah ,kita tidak akan sampe kepadaNYA.
          Allah berfirman kepada nabi musa a.s pada surat taha ayat 11-14.
          “Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku” [QS. Thaha : 11-14].

          Dengan ayat ini ,tanggapan saya adalah:
          Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku” [QS. Thaha : 11-14].
          Bahwa sesungguhnya jangan menyembah dzatNYA,lafadzNYA,sifat-sifatNYA tetapi sembah saja lah Allah.Apabila kita shalat apakah dzat Allah,lafzd Allah dan sifat-sifat Allah yg kitah sembah?tentu tidak bukan?hanya Allah semata.(hakikat).

          wassalamualaikim wr.wb,
          sayyid

        • Reza Fahlevi

          Lalu yang di sebut dzat Allah itu yang bagai mana, mohon penjelasan.. Saya salah satu orang yang sedang mencari..

          • sayyid

            Assalamualaikum wr.wb,
            bang/dik reza fahlevi,
            Kita percaya bahwa Allah tetap laysa kamitslihi syai´un yaitu tidak sama dengan segala sesuatu.
            apabila kita menyembah zat berarti kita menyembah sesuatu yg memiliki bentuk.

            maqam yg tertinggi yaitu:
            apabila kita memandang dengan mata hati dan mata kepala dengan pandangan yg terputus akan tiada yg ada dalam wujud ini ,yg ada hanya wujud Allah Ta´laa saja.

            rasuallah Muhammad s.a.w telah bersabda : semua manusia itu tidur,maka apabila mati barulah bangun.

            wassalamualaikum wr.wb,
            sayyid

  • ali

    Assalamualaikum.maaf mas …doakan saya pada Tuhan yang Esa supaya aku dicintainNya …semoga Tuhan membalas mas yg lbih baik yang DIA ketahui .Amin..makasih…wassalamualaikum.

  • akhmad

    Assalaamu’alaikuuuum wr.wb… Salut buat sufimuda dangan cara dakwahnya,,,,,,,,,,, Khaidir yg bersama nabi musa as. Itu adalah mutlak manusia menurut dalil al qur’an.. Alasannya., 1_ beliau (khidir) melakukan perbuatan manusia” melubangi perahu,membunuh anak kecil,membangun kembali sbuah pondok/gubug” 2_ beliau melakukan pejalanan dan berbicara dgn nabi musa… 3_ beliau dberi “pangkat kenabian” oleh allaah… Untuk khidir yg dbilang sufi muda pangkat kerohanian sseorang… Saya pribadi masih ragu “ma’af bukan tidak percaya…. Baik lah akan sy ulas alasan kraguan itu…. 1_ orang yg sdh mencapai ksuatu titik krohanian tertentu kdng2 bs bertemu atau dtemui oleh nabi khidir…(Saya Setuju ) 2_ sbagian/beberapa orang arif yg pernah bertamu/ditemui beliau bercerita kpd saya tentang beliau dan sy dapat mengambil 1 ksimpulan “fisik/tubuh” dr cerita itu mirip/serupa… Dan tentang beliau yg dgn nabi musa as. Al qur’an tdk menjelaskan bentuk fisik beliau… Jd disinilah letak keraguannya,,, apakah beliau adalh nabi khidir ktika bersama nabi musa as. Ataukah beliau pangkat krohanian seseorang… Karna tidak ada yg memuat akhir sejarah hidup dr balya ibnu mulqan,,, yg sy thu beliau adalah orang yg sngat2 dekat dgn allah dn dberi mu’zijat yg tak terkira oleh allaah,, wassalaam….

  • edwar rivani

    Saya sependapat dengan anda pada point terakhir jangan mencari yang selain Allah nantinya akan dibukakannya segala rahasiaNya ……tapi kalau sudah tahu diamlah karena kau akan dikapirkan banyak orang seperti Syech Jenar

  • yok

    thanks sauki atas sembahyangx saya pernah ngalami laduni spt itu tp ngak berani saya ambil krn teringat kalimat khidir ke musa “hai saudaraku semua itu permata jgn lalai dgn permata nti ngak sampai”

    • tobi

      waspadalah…waspadalah hati-hati dgn ungkapan kata krn klau terlalu banyak mengungkap kata khawatir pada kemurtatan,ingatlah nabi muhammad di utus tdk utk mengajar kesufian,tapi beliau di utus utk mengajar syariat islam,kerjakanlah yg di ajarkan nabi berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah(Al-hadits)

      • SufiMuda

        Benar, Nabi mengajarkan Islam yang meliputi : syariat, tarekat, hakikat dan makrifat, ini lah makna dari Kaffah (menyeluruh).
        Apa yang diamalkan oleh kaum sufi bersumber dari al-Qur’an dan Hadist yang jalur Gurunya bersambung kepada Rasulullah SAW sehingga dijamin ke-Shahihan nya.

  • Adrian

    Khidir menurut pendapat ku adalah sosok hamba Allah yg selalu ada untuk menjaga pemimpin umat manusia, seseorang bisa mempimpin umat Allah ke jalan yg benar, tentu merupakan manusia yang di pilih oleh Allah sendiri berdasarkan ke-iman-an nya. Walaupun pemimpin itu manusia terpilih, dia tetap seorang manusia, yang salah satu sifat dasarnya adalah ke sombongan atau ke angkuhan. Nah, utk mengingatkan hal itu, menjaga agar tidak menjadi sombong maka Allah mengingingatkan dia dengan sosok Khidir yg hadir di jaman nabi Musa. Sebenarnya setiap hamba Allah dapat menjelma menjadi Khidir (pembawa pesan Allah), dan kebanyakan yg manusia yg menjelma menjadi khidir itu bersifat polos atau jujur (karena disebutkan bahwa ia bersifat hijau). Layaknya seorang anak kecil yang masih polos, tidak mempedulikan kedudukan atau jabatan seorg pemimpin, maka hanya dia lah yg berani menegur pemimpin tanpa di hukum. Dan seorg anak kecil selalu bersikap jujur yg takut dan dekat akan Allah. Itulah sosok khidir menurut pendapatku. Apabila ada sosok khidir yg sudah dewasa atau tua, dia tetap merupakan hamba Allah yg hanya takut akan Allah, bukan manusia. Maaf bila pendapat saya salah dan ada kata2 yg kurang berkenan. Terima kasih.

  • Dian A.r

    Maaf, ilmu pertemuan 2buah lautan itu menurut saya kiasan 🙂 itu ilmu hai’atil maknun, seperti peristiwa ketika musa ikut perjalanan dengan khidir, di perjalanan khidir melubangi perahu yang mengakitbatkan mereka tenggelam, dan membunuh seorang anak yg kelelahan, lalu membangun rumah seorang anak yatim agar hartanya terjaga rapat, itu jg kiasan. Ilmu makrifat itu rahasia,terjaga rapat, sbg mana hadist nabi yg diriwayatkan olh abu hurairah “aku telah hafal dari rasulullah 2ilmu, yang pertama adl ilmu yang aku dianjurkan menyebar luaskan kpd sekalian manusia yaitu syariat, yg ke dua ialah ilmu yang aku tidak boleh menyebar luaskan kepada manusia yaitu ilmu yg seperti ‘hai’atil maknun” maka apabila ilmu ini disebar luaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku(engkau menghallal kan darah ku). HR.Thabrani
    Semakin jelas, karna ilmu ini tidak akan diterima oleh orang yg hanya berdasar syariat, karna akan timbul fitnah dan ketidak pahaman.dan ilmu ini hanya akan ditrima oleh orang yg berbait “dzikir”. Krn tingkatan terendah itu syariat(dasar), tarekat(perbuatan=tingkah laku), hakikat(merasakan=hati) lalu makrifat(mengenal=pikiran)

  • hamba allah

    Bismillahirrohmanirohim,assalamualaikum wr wb,salam kenal,buat semua tuan guru yg dimuliakan allah swt sebaiknya sampaikan yg benar menurut al-quran dan hadist,perbanyaklah istighfar dan untuk mengenal allah swt atau nabi khidir perbanyaklah dzikir malam insyaallah anda akan mengenalnya,jika sudah mengenalnya maka jalankan segala perintah allah swt dan jauhi segala laranganNYA.sebaiknya jangan ceritakan apa yang anda alami sewaktu berdzikir carilah guru yang sesungguhnya guru yang tepat.wassalam.

Tinggalkan Balasan ke zabaniyyahBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca