Tasauf

BISAKAH MELIHAT ALLAH

Tentang melihat Tuhan ada 3  pendapat ulama :

  1. Tuhan tidak bisa dilihat didunia dan akhirat
  2. Tuhan hanya bisa dilihat di akhirat
  3. Tuhan bisa dilihat didunia dan akhirat

Pendapat pertama dianut oleh kaum Mu’tazilah, diambil dari dalil Al-Qur’an bahwa Allah tidak bisa dijangkau oleh apapun.

Pendapat Kedua inilah yang paling banyak diikuti oleh ummat Islam, termasuk para ulama Ahlul Sunnah Wal Jamaah, dengan dalil bahwa penduduk surga wajahnya berseri-seri ketika mereka berjumpa dengan Tuhannya, artinya Allah hanya bisa dilihat di akhirat, mustahil bisa dilihat di dunia.

Pendapat Ketiga dianut oleh golongan Tasauf, mereka berpendapat jika didunia tidak bisa melihat Tuhan maka di akhirat juga sudah pasti tidak akan bisa.

“Bagaimana kita bisa mengingat Tuhan bila kita tidak pernah melihat-Nya” begitulah pendapat para Sufi dari dulu sampai sekarang.

Syekh Abu Yazid ketika ditanya tentang melihat Tuhan, beliau menjawab,”aku tidak menyembah sesuatu yang tidak kulihat”

 

Andai melihat Tuhan itu sebuah pilihan dan anda diberi kesempatan untuk memilih, Anda memilih golongan yang mana?

90 Comments

  • BANDITJAHIL

    saya memilih golongan yang ketiga…
    tapi gimana caranya????

    tapi tuhan aja..hehe jangan TUHAN 🙂

  • Habib

    Semua pilihan sudah benar.. tentunya menurut keyakikan mereka masing-masing akan tetapi tentunya islam itu logis, dan universal, logis tentunya masuk di akal sehat. dengan ini saudara-saudara ku sekalian tentunya memiliki akal sehat dengan pilihan yang tepat.. 🙂

  • Aria7x7

    Saya pilih yang ketiga lah, alangkah nikmatnya kalau sholat benar2 memandang wajahNYA,.. katanya aja “wajjahtu wajhiyaa lilladzi,…” tul ga? 🙂

    komen utk saudara habib, pengertian “akal sehat” pun bisa berbeda untuk tiap orang, contoh kecil, coba yang berikut ini yang mana yang disebut akal sehat?
    1. Kalau kita sakit, tentu dokter yang sembuhkan.
    2. Kalau kita sakit, tentu ALLAH yang sembuhkan.

    yang mana yang akalnya lebih sehat dari yang dua itu? kalau misalnya dua duanya pergi ke dokter, dan sembuh.

  • yudistira

    sudah pasti yang ke tiga donk BANG:-)

    mana mungkin bisa berenang di australia kalau tidak bisa berenang di Indonesia.
    emangnya sulap
    heeeeeeeeeeeee

  • sanggardewa

    Salam,
    Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengahui.(Q.2:115)
    maksudnya Tajalli Allah bisa kita saksikan/lihat pada seluruh mahluq-Nya. karena mahluq dan Kholiq adalah satu kesatuan.

  • sufimuda

    Salam kenal t saudaraku sanggardewa, mudah2an sufimuda bisa menjadi sanggarTUHAN he6.
    Allah berfirman, “Telah Ku ciptakan rupaKu sebagai mana rupa hamba-Ku”.
    nah konsep melihat ALLAH pada makhluk adalah tepat sekali tapi tentu tidak semua makhluk dipakai sebagai wajah-Nya, tidak semua manusia disebut INSAN, dan tidak semua INSAN mendapat gelar HAMBA.
    ANALOGI NYA seperti ini :
    Tidak semua penduduk indonesia itu mendapat gelar sebagai mandataris rakyat alias PRESIDEN, hanya orang pilihan saja yang mendapat gelar PRESIDEN. walaupun INDONESIA itu bisa berwujud dalam seluruh warga, berwujud dalam bentuk tanah air, pulau2, gedung2, aparatur negara…. semuanya INDONESIA….
    tapi yang benar2 mewakili indonesia adalah sang PRESIDEN…. PRESIDEN adalah WALI INDONESIA…. HAMBA INDONESIA…
    trus
    wajah ALLAH hanya ada dalam wajah hamba-Nya,
    Para nabi adalah hamba-Nya..
    Para Wali adalah hamba-Nya
    Guru Mursyid adalah hamba-Nya.
    Carilah hamba-Nya maka pasti akan berjumpa DIA.

    Tapi hati2 lho… banyak yang ngaku-ngaku hamba ALLAH, kalau ngasih sumbangan ke mesjid jumlahnya cuma Rp. 10.000,- dia buat nama HAMBA ALLAH. 🙂

    HAMBAH ALLAH adalah orang yang telah sempurna mengenal ALLAH dan sempurna mengabdikan diri kepada-Nya.
    HAMBA ALLAH adalah WALI ALLAH.
    kuasa ALLAH adalah dalam diri hamba ALLAH..

  • deedee

    Assalamu’alaikum wr.wb. Salam Kenal..
    Saya pendatang baru, tapi saya mau langsung aja menanyakan, saya sering mendengar atau pernah juga berhadapan langsung dengan orang2 yang mengatakan bahwa Shalat itu tidak wajib dilakukan, katanya cukup dengan niat saja sudah cukup, atau prinsip itu hanya khusus untuk orang2 tertentu yang tingkat keimanannya sudah tinggi (tapi saya juga tidak tau bagaimana disebut tingkat iman yang tinggi) dan ada juga yang Shalat tapi mengatakan tidak semua waktu Shalat wajib dilaksanakan hanya beberapa waktu saja. mohon bantuannya, terimakasih atas waktunya..
    Wassalam..

  • sufimuda

    Alaikumsalam wr.wb.
    Salam kenal kembali
    Shalat itu tiang agama, hukumnya wajib, kewajiban melaksanakannya berlaku untuk seluruh orang Muslim yang sudah Baliqh (semua pasti sepakat tentang ini  )
    Anda harus berhati-hati dengan pernyataan2 aneh atau orang2 aneh yang mengatakan shalat itu tidak wajib atau cukup dengan niat saja…

    12 tahun kami ber Guru, selama itu pula kami mengamati sang Guru, Beliau tidak pernah meninggalkan Shalat karena memang demikian ajaran tasauf sebenarnya, kalau dilihat ukuran iman, menurut kami Beliau adalah orang yang paling tinggi imannya, paling tinggi Maqam nya, tapi tidak pernah meninggalkan shalat…

    Rasulullah SAW junjungan kita sebagai contoh, Beliau tidak pernah meninggalkan shalat, maka jika ada hal2 yang tidak dimengerti dan membingungkan kembali kepada Al Qur’an dan hadist.

    Kami menganjurkan anda untuk mencari GURU MURSYID agar bisa dibimbing kepada-Nya,
    Banyak orang menuntut ilmu kabathinan, kedigjayaan lantas mengkait-kaitkan dengan tasauf dan mengeluarkan pernyataan2 aneh, seperti shalat tidak wajib, puasa tidak perlu dan lain2.

    Kalau dia seorang pengamal Tasauf, sebelum dia belajar tasauf memang malas shalat, nah setelah dia bertasauf tinggal mencari alasan aja, mencari pembenaran atas sikap malasnya, kalau ditanya, “kenapa anda tidak shalat?” dengan enteng dia jawab, “Kalau sudah tinggi maqamnya tidak berlaku lagi kewajiban shalat” 

    Demikian jawaban singkat ini, mudah2an berkenan dan kami mintak maaf juga kepada orang2 yang fahamnya berbeda (yang malas shalat) kalau jawaban ini menyakitkan anda

    Guru berpesan, “ Jangan engkau memberi makanan burung enggang kepada burung pipit, bukan makanannya beracun tapi ukurannya terlalu besar, nanti burung pipit bisa mati tercekik” 🙂

  • farid

    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam, seraya menyeru: ‘Siapa yang berdo’a kepada-Ku, maka Aku memperkenankan do’anya, siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku mengampuninya.
    HR. Al-Bukhari (no. 7494), Muslim (no. 758 (168)), at-Tirmidzi (no. 3498), Abu Dawud (no. 1315, 4733) dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 492) dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab at-Tauhiid (I/280).

    Cukup itu saja bagi kita di dunia yang merindukan kedekatan dengan Alloh SWT, tanpa harus melihatNya. hanya di akhirat saja kita bisa melihatNya… ber-sabarlah sebentar saudara2ku… dunia hanya sementara….

  • sufimuda

    Ya, hidup ini penuh pilihan…
    Mau jumpa Allah di dunia, di akhirat, atau tidak jumpa sama sekali, itu tergantung masing2 individu.

    Kalau yang ga mau jumpa, Allah SWT akan memberikan dalil2 bahwa Dia tidak bisa dijumpai di dunia, dan dalil itu akan terus bertambah karena yang diinginkan memang dalil2 seperti itu.

    Bagi yang sungguh2 ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah akan membuka hati hamba-Nya untuk menyaksikan keagungan wajah-Nya.

    Ya begitulah Maha Hebatnya Allah SWT, Dia tidak pernah memaksa hamba-Nya untuk berjumpa dengan-Nya..

    Terimakasih udah memberikan hadist yang amat bermanfaat,
    “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam….

    Setiap malam Dia turun ke langit dunia, untuk apa? untuk mendatangi hamba2 yang merindukan perjumpaan dengan-Nya,

    Kalau Tuhan hanya bisa dijumpai di akhirat, maka Dia tidak akan turun ke langit dunia tiap malam….

    Trimakasih atas kunjungannya,

  • QA management

    siapakah anda ini sebenarnya wahai saudara sufimuda??..semakin kuikuti dng seksama semua yg ada dlm blog anda…semakin hati ini kian tenang…kian melunak…ahhh….andaikan aku bisa melihatNYA…walau hanya sekali dlm hidupku….hmmm 🙂

  • Widi

    Assalamualaikum

    Yang begini ini saya masih bingung. Karena allah kan tidak mau disekutukan, kadang kalau mau ikut2an tarikat, takut….. benarkah ? menyekutukan allah gak ya ? karena kadang aku liat murid2 tasauf sepertinya mengidolakan sekali kepada gurunya. Terus terang hati ini jadi bimbang. Sebenernya sama dengan pesantren2 juga, kadang gurunya disanjung2.

    Maklum ya, saya orang awam. Bisakah orang awam melihat tuhan ? bukankah tuhan itu dekat sekali ?

    Btw mau nanya juga, menurut mas sufimuda, mother theresa itu bagaimana akhiratnya ?

    1. Beliau bisa dibilang baik sekali
    2. Tapi dengan kepercayaannya bisa dikatakan menyekutukan tuhan yang esa.

    Terima kasih sebelumnya

    Salam damai

  • sufimuda

    Wa’alaikum salam
    Kenapa mesti bingung? tidak ada orang Islam yang mau menyekutukan Allah SWT, karena itu dosa besar yang tidak diampuni Allah SWT

    Mengidolakan Guru kami rasa itu wajar-wajar saja dari pada mengidolakan artis yang jelas2 gak ada hubungan dengan Tuhan.
    Tentang menyanjung Guru coba anda baca “Mengagungkan ulama apakah syirik”.

    Tidak ada istilah awam atau tidak awam, yang ada adalah orang yang terbuka atau tertutup hijab nya.
    Pembuka hijab (batas) antara kita dengan Alllah tidak lain dosa-dosa kita, maka dalam thariqat di ajarkan zikir untuk menghilangkan kotoran2 di hati agar hati menjadi jernih dan bisa menangkap cahaya-Nya

    Kalau anda menanyakan mother theresa bagaimana akhiratnya, hanya Allah SWT yang tahu, tidak hak kita untuk memberikan penilaian tentang amalan seseorang.

    Kalau kita berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadist, siapa yang tidak mengucapkan Dua kalimah syahadat maka dia itu kafir.
    Yang pertama diperiksa nanti di akhirat adalah shalat, kalau shalatnya gak benar maka seluruh amalannya di tolak, apa mother theresa melakukan shalat?

    Sama kalau kita bertanya, apakah Thomas Alva edison masuk surga? kan dia telah menciptakan lampu yang menerangi Mesjid, dan rumah ibadah seluruh agama?

    Jawabannya sama…

    Akan tetapi hakikat yang sebenarnya hanya Allah SWT yang tahu, Dia yang punya surga, Dia yang punya akhirat, terserah Dia apakah seseorang itu masuk Surga atau Neraka.

    Demikian saudariku widi, mudah2an jawaban sufimuda berkenan dihati 🙂

    Peace juga

  • widi

    Assalamualaikum

    Thanks jawabannya, mau dibilang nggak bingung, tapi ya bingung. wkwkkww.. maklum ya mas. Mungkin karena aku ini masih memikirkan “apa kata orang”….

    Thanks lah pokoknya

  • farid

    mas sufimuda di dunia manusia tidak akan bisa melihat Alloh, bahkan Nabi Musa AS hanya melihat tajalli Nya saja…

    Dari Abu Dzar r.a katanya:”Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w:”Adakah anda melihat Allah?” Jawab baginda:”Dia Maha Cahaya, bagaimana aku dapat melihatnya?”
    (Muslim)

    Dari Abu Musa, ia berkata Rosulullah SAW bersabda, “Hijab (pembebas) Allah ialah Nur (cahaya). Sekiranya nur itu disingkapkan niscaya keagungan wajahnya akan membakar seluruh mahluk yang sampai pada pandangan Tuhan kepadanya”.
    (Muslim)

    Dan ingatlah , ketika kamu berkata :” Hai Musa, kami tidak akan beriman kepada mu sebelum kami melihat Allah dengan terang , kerana itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya (al-Baqarah : 55) Nabi Musa pula pernah meminta kepada Allah.”Berkatalah Musa : Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku (Zat-Mu Yang Maha Suci) supaya aku dapat melihatmu” Allah berfirman :” Engkau tidak sekali-kali akan sanggup melihat Ku, tetapi pandanglah ke gunung itu, maka jika ia tetap berada pada tempatnya (seperti sediakala) nescaya engkau akan dapat melihat Ku .” Tatkala Allah (menzahirkan kebesaran-Nya) kepada gunung itu, (maka), “Tajalli-Nya” menjadikan gunung itu hancur lebur dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata :” Maha Suci Engkau (wahai Tuhanku) aku bertaubat kepada-Mu dan akulah orang yang pertama beriman pada zamanku.” (al- A’raaf :143)

    berargumentasilah dengan Hadits2 shahih saudaraku…

    Salam kenal semuanya ^_^

  • Adinata

    hihihihi,,, saya suka cuplikan dari sufimuda : Guru berpesan, “ Jangan engkau memberi makanan burung enggang kepada burung pipit, bukan makanannya beracun tapi ukurannya terlalu besar, nanti burung pipit bisa mati tercekik.
    Cuman susah juga ya kalau pas kita menabur makanan untuk burung enggang eeeh tau-tau ada burung pipit yang merasa jadi burung enggang dan ikut-ikutan. Kalau si pipit tercekik, mau salahkan siapa coba?

  • sufimuda

    Mas Farid, seperti yang saya katakan di awal bahwa melihat Tuhan itu adalah pilihan, kalau anda meyakini bahwa Allah itu tidak bisa di lihat di dunia, maka di alam bawah sadar anda akan terbentuk sebuah pemikiran bahwa melihat Allah itu adalah suatu hal yang mustahil, Impossible!, dengan demikian maka anda akan cenderung memperkuat keyakinan anda dengan dalil-dalil, itu sulit diubah, seberapa banyakpun saya kemukakan dalil bahwa Allah itu bisa dilihat di dunia, setiap Shalat bisa berjumpa dengan Allah saya yakin 100% anda tidak akan percaya, saya ucapkan selamat dengan pemikiran anda, silahkan teruskan….

    ==========================================
    Dari Abu Dzar r.a katanya:”Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w:”Adakah anda melihat Allah?” Jawab baginda:”Dia Maha Cahaya, bagaimana aku dapat melihatnya?”
    (Muslim)

    Dari Abu Musa, ia berkata Rosulullah SAW bersabda, “Hijab (pembebas) Allah ialah Nur (cahaya). Sekiranya nur itu disingkapkan niscaya keagungan wajahnya akan membakar seluruh mahluk yang sampai pada pandangan Tuhan kepadanya”.
    (Muslim)

    ==========================================

    Ucapan nabi adalah Mutasyabihat, sayang sekali anda memaknai secara Literal…
    Menurut saya dalil itu bukan berarti Nabi tidak melihat Tuhan, akan tetapi Nabi menggambarkan tentang Kemahahebatan Allah, yang cahaya-Nya dapat membakar makluknya.
    Makhluk yang mana yang terbakar? yang makhluk yang unsurnya berbeda dengan Cahaya Allah.
    Syetan otomatis akan terbakar bila berhadapan dengan Cahaya-Nya.

    Maka untuk bisa memandang wajah Allah itu harus melewati tahapan panjang, harus secara intensif mendapat bimbingan agar tidak terbakar…
    Harus melewati 3 alam :
    Alam Jabarut
    Ala Malakut
    Alam Rabbani..
    Di alam Rabbani kita bisa melihat Allah SWT.

    Sungguh sangat disayangkan kalau anda mengatakan Nabi Musa tidak bisa melihat Tuhan,
    Nabi musa meminta kepada Allah untuk melihat-Nya..
    Seorang Nabi sebagai manusia pilihan tidak mungkin meminta yang tidak masuk akal, meminta sesuatu yang membuat Tuhan murka?
    Artinya permintaan Nabi Musa untuk Melihat Allah adalah permintaan yang wajar dan logis…

    :” Engkau tidak sekali-kali akan sanggup melihat Ku, tetapi pandanglah ke gunung itu, maka jika ia tetap berada pada tempatnya (seperti sediakala) nescaya engkau akan dapat melihat Ku

    Apakah Gunung yang dimaksud dalam Al-qur’an itu gunung zahir, apakah itu bukit tursina? atau salah satu gung di dunia?
    BUKAN
    Gunung yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah keakuan nabi Musa, kalau gunung itu (keakuan/kedirianmu) masih ada maka engkau tidak akan bisa melihat Aku…

    Ketika Nabi Musa Fana (Lebur dalam zat Allah), maka saat itulah dia bisa menyaksikan Allah, sehingga keluar ucapannya, “sesungguhnya akulah orang yang pertama beriman”
    Kenapa dia bisa beriman? karena udah melihat Allah?

  • dinda

    🙂
    tiada lagi yang dapat terucap…
    hilang sudah semua kata-kata.
    air mata jatuh bercucur…
    rasa yang berbicara.
    bahagia..
    Tuhan aku rindu…
    rindu pada saat pertama kita jumpa 🙂

    untuk mas farid
    omong kosong, kalo kita bilang rindu ama TUHAN sedangkan kita ngak pernah ketemu dengan NYA.
    gimana mas …?

  • Adinata

    Maha Suci Allah, Dzat yang sempurna lagi menyempurnakan makhlukNya.
    dinda, kata-katamu di bait terakhir bikin aku menangis,,, sungguh saat saat terindah yang tak ingin terlupa atau digantikan dengan syurga sekalipun.

    sufimuda, sungguh mulia si pemberi makan yang bersusahpayah memilah makanan agar semua burung dapat memakannya sesuai kemampuannya masing-masing. Kami para penonton hanya berharap agar enggang tidak merebut makanan pipit dan pipit tidak memaksa diri memakan jatah enggang.

    Keponakan saya juga sama, dia tidak bisa di kasih tau kalau api itu panas. Setelah dia pegang api itu, menjerit dia, baru tahu oooh ini rasanya panas. Umurnya baru 22bulan.

  • farid

    ——————————————-
    Apakah Gunung yang dimaksud dalam Al-qur’an itu gunung zahir, apakah itu bukit tursina? atau salah satu gung di dunia?
    BUKAN
    Gunung yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah keakuan nabi Musa, kalau gunung itu (keakuan/kedirianmu) masih ada maka engkau tidak akan bisa melihat Aku…
    ———————————————-

    wah 10X…… ini pake tafsir apa bosss???

    —————————————-
    untuk mas farid
    omong kosong, kalo kita bilang rindu ama TUHAN sedangkan kita ngak pernah ketemu dengan NYA.
    gimana mas …?
    —————————————–

    Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah
    SAW bersabda, ”Seorang hamba sangat dekat dengan Rabb-nya saat ia bersujud. Karena itu,
    perbanyaklah berdoa saat itu.” (Diriwayatkan Muslim).

    Dari Anas r.a. dari Nabi SAW yang
    bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman: ”Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal,
    Aku mendekat kepada sehasta. Jika ia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya
    sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari-lari
    kecil.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

    Apakah ini tidak cukup mengobati kerinduan kepada Allah?

  • Adinata

    farid, anda mempertanyakan tafsiran ayat dari sufimuda mengenai yang tersirat dari ayat. Kok sepertinya anda hanya memahami /menerima yang tersurat saja, tapi pahamkah anda hadis yang anda berikan juga bermakna tersirat dan tersurat?
    Hadis Abu Hurairah anda bersurat mengenai seorang hamba akan sangat dekat dengan Tuhannya saat sujud (entah sujud saat sholat atau sujud saat bahagia, atau sujud saat sedih dililit hutang, dsb pokoknya sujud). Pahamkah anda yang tersirat dari kata-kata itu? kenapa tidak disebutkan dekat saat sholat (bukan pas sujud aja), atau saat zikir, atau pas baca qur’an, atau saat puasa atau saat haji? Apasih arti sujud? benarkah anda sudah bisa sangat dekat dengan Tuhan anda tubuh saat sujud? Berapa banyak koruptor, perampok, pembunuh, pemerkosa, dan para penjual agama yang bersujud saat sholat, dekatkah mereka dengan Tuhannya saat itu? Apa yg ada dalam pikiran dan hati kita saat sujud jasmani? Uangkah?anak/istri/adik/kakak/ayah/ibu/pacar/teman/musuh/ka’bah/mesjid/atau kiyaikah? atau Tuhan?
    Sa’at seluruh penghuni langit di suruh sujud kepada Adam waktu Adam diciptakan, sujud seperti kita sujud waktu sholatkah? Setelah bisa sujud secara maknawi, saat itulah kita baru bisa benar-benar dekat denganNya, dan kalau sudah dekat, minta apa aja ga perlu teriak-teriak,, cukup berbisik merdu dengan bahasa yang indah ,,,,
    Dan itu bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, mau pake gaya apapun, selama kita ‘sujud’. Barulah bisa terwujud: Do’a itu senjata orang Mukmin.

    Hadis Anas jelas jelas adalah hadis tersirat. Apakah anda juga mau memahami hadis ini sesuai dengan yang tersurat saja? Kalau iya, bagaimana tafsir anda saat Tuhan berlari-lari kecil? dan kenapa kok berlari2 kecil? kenapa nggak jalan cepet? atau berlari besar? atau lompat?
    Jelas kedua hadis diatas bisa membantu mengobati kerinduan kepada Allah, tapi kalau kita sudah memahami secara tersiratnya dan seperti kata dinda: kalau sudah bertemu dengan Nya.
    Dari tulisan dinda, saya bisa punya gambaran sedikit mengenai dinda sebatas: sifat2 dinda, emosi dinda, pemikiran dinda. Tapi apa itu bisa saya gunakan sebagai keyakinan kalau saya sudah dekat dengan dinda? Ketemu dululah baru bisa bilang dah kenal,,, kalo kenal aja belom gimana bisa bilang dekat?
    Atau cukup kenalan di forum ini:- dinda, salam kenal yah! – lantas sah berarti saya dah kenal dinda?

    To dinda: salam kenal yah,,, hehehehehhe
    mudah2an kita bisa ketemuan biar kenal beneran, bukan kenal kurang-lebih (kira-kira)

  • Abahselatan

    Sungguh sangat luar biasa pembahasan saudara-saudara sekalian…

    bila manusia masih berandai..
    maka hanya andai lah yang menyampaikannya berandai-andai
    bila kita cinta pun berandai…
    maka dicintai pun kita akan diandai-andai..
    bila kita melihat berandai…
    maka dilihat pun akan diandai-andai
    bila kita rindu berandai
    maka dirinduipun kita akan diandai-andai…

    BILA MELIHAT MASIH BERANDAI…
    MAKA KITA JUGA DILIHAT OLEH ANDAI-ANDAI…

    tak ada yang dapat menutup manusia untuk dapat melihat dan bertemu, bercerita dan mencurahkan CINTA pada TUHANNYA dengan penuh kerinduan dan kasih cinta… kecuali manusia yang belum mengenal NYA……

    salam kenal tuk semua rekan-rekan…
    teriring salam mesra penuh cinta…

  • Rindu Damai

    #########################################
    Dari Anas r.a. dari Nabi SAW yang
    bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman: ”Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal,
    Aku mendekat kepada sehasta. Jika ia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya
    sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari-lari
    kecil.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

    Apakah ini tidak cukup mengobati kerinduan kepada Allah?
    #########################################

    Kalau kita datang kepada Tuhan sambil berjalan akan disambut sambil berlari-lari kecil…
    jelas sekali makna hadist itu, kok bung farid gak faham2 juga ya?

    Bung farid harus tahu diri, yang disambut itu bukan orang sejenis anda yang cuma hanya pandai baca doank,
    Wajar aja anda gak pernah jumpa, metode yang anda pake salah,…

    Anda merindui sesuatu yang belum pernah anda jumpai??? capee dech

    Nabi Ibrahim mimpi bertemu dengan Allah SWT yang memerintahkan untuk memenggal leher anaknya…
    Tuhan yang bagaimana yang datang itu bung farid?

    Imam Al-Ghazali mimpi bertemu dengan Allah,
    kok imam ghazali bisa, kok anda gak bisa?
    rumus yang anda pake tidak sama dengan Imam Ghazali.

    Allah itu Maha Gaib dan Maha Zahir,
    Yang zahir aja anda bingung apalagi yang Gaib…

    ah jadi ingat cerita orang yang berdebat tentang hakikat air bersih….
    Kebanyakan berdebat
    lama-lama nanti bisa ditanduk ama kerbau 😀

  • Widi

    Assalamualaikum

    Mas, mas, terus terang saya binung ??? kalau benar bisa berjumpa dengan allah, hanya melihat atau saling berdiskusi… asyik kali ya.

    Di semarang ada nggak yang bisa bantu ketemu allah.

    Kalo melihat allah bisa, melihat mahluknya allah yg gaib pasti lebih gampang kali ya kayak malaikat, setan, jin, dll.

    Mengenai tersirat dan tersurat, wkwkwkwk, malah saya tambah bingung, udah ilmu cetek… nyasar kesini alhamdulillah, tapi apa daya pengetahuan nggak sampai jadi tambah bingung… semuanya pake puisi2 indah aduhai..

    Aku pasrah aja kali ya.

  • QA management

    mas..mas…mendingan ga usah pingin liat setan & jin dehh…saya udh pengalaman sejak umur 15 thn liat bgt’an…ughh rasanya tersiksa bngt Rohani dipermainkan syaitan…mending dikeroyok orang sekampung kalii..kalo ada kesempatan bisa balas mukul…kalo lawan yg ga keliatan?? duhhh mampuss deh aku 🙁 sy skrng malah pinginnya sieh 24 jam bersama & dijaga Malaikatnya Allah Ta’ala…ughhhh….pasti amannn & nyamannn 🙂

  • Adinata

    widi, kalau anda merasa bingung, coba pegangan deh,, hehehehehe (just kidding)

    Coba kirim private email ke sufimuda, alamat emailnya ada kok di blog ini.
    Saya yakin sufimuda akan dengan sangat senang hati sharing dengan anda.
    Seperti halnya nabi, untuk ketemu Allah harus melalui malaikatNya dulu. Mustahil kita yang tidak akan mungkin menjadi Nabi ini, malah lebih hebat dari Nabi, bisa ketemu Tuhan langsung tanpa melalui malaikatNya.
    Gimana cara ketemu malaikat?
    silahkan diskusikan dengan sufimuda atau rekan2 tarekat lain yang bersedia membantu widi. (so far saya baru liat email sufimuda yang menawarkan konsultasi private).

    Semoga membantu.

    Salam

  • farid

    ————————————————–
    Sa’at seluruh penghuni langit di suruh sujud kepada Adam waktu Adam diciptakan, sujud seperti kita sujud waktu sholatkah? Setelah bisa sujud secara maknawi, saat itulah kita baru bisa benar-benar dekat denganNya, dan kalau sudah dekat, minta apa aja ga perlu teriak-teriak,, cukup berbisik merdu dengan bahasa yang indah ,,,,
    Dan itu bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, mau pake gaya apapun, selama kita ’sujud’. Barulah bisa terwujud: Do’a itu senjata orang Mukmin.
    ———————————————————
    Berhati-hatilah dalam ta’wil mas adinata, jangan sampai berlebihan

    ———————————————–
    Kalau kita datang kepada Tuhan sambil berjalan akan disambut sambil berlari-lari kecil…
    jelas sekali makna hadist itu, kok bung farid gak faham2 juga ya?
    ———————————————–
    terus gimana pemahaman yang benar?

    ——————————————-
    Bung farid harus tahu diri, yang disambut itu bukan orang sejenis anda yang cuma hanya pandai baca doank,
    Wajar aja anda gak pernah jumpa, metode yang anda pake salah,…
    ——————————————-
    Tunjukkan metode saya yang salah, dan benarnya gimana?

    ———————————————-
    Anda merindui sesuatu yang belum pernah anda jumpai??? capee dech
    ———————————————
    Kita rindu bertemu dengan rasullullah padahal kita belum pernah berjumpa dengannya…
    Kita rindu sama jodoh belum ketemu2 (bagi yang blm nikah)…^_^

  • Adinata

    farid,
    kalau saya baca buku tentang jurus satu jari kelingking bisa membunuh harimau. Saya pelajari teorinya sampai ngelotok, saya bikin 2 pernyataan si pengarang buku: harimau akan mati dengan kelingking ; kita tidak akan terluka. Saya pakai akal saya, saya akan berkata seperti anda: ah , berlebihan sekali teori ini. Mana mungkin bunuh harimau pakai satu jari kelingking? Apa lagi tanpa kita mendapat luka. Harimau kan besar, lincah dan ganas. Emangnya kucing?
    Saya harus minta kejelasan dari si pengarang buku. Ternyata saya bertemu dengan murid si pengarang buku, yang tahu betul maksud yang ada dalam buku itu. Saya minta tolong padanya tuk diajari jurus itu. (Sebab saya yang butuh.) Lantas saya diajari dan melihat si murid pengarang buku tadi berhasil membunuh harimau dengan jari kelingking, saya pakai lagi akal saya: hmm,,, ternyata ada kemungkinan harimau bisa mati dengan jari kelingking manusia. Dan bener juga, si harimau kulihat tidak bisa melukai murid si pengarang buku itu.
    Sampai saat saya berhadapan dengan Harimau, saya praktekan apa2 yang diajari murid si pengarang buku tsb dalam rangkaian amalan /action/gerak(mustahilkan kalau saya ajak harimau diskusi) yang mirip2 seperti yang diajarkan oleh murid si pengarang buku. Maklumlah karena saya baru tau teori dan belum pernah melawan harimau sendirian, apalagi latihanpun agak2 malas, ternyata badan saya kena cakar juga. Tapi Harimau itu bisa saya bunuh dengan kelingking saya.
    Akal saya akan menyimpulkan: Oooh,,, hebat benar ilmu ini, cuma dengan kelingking saja harimau bisa mati. Apalagi kalau semua jari saya latih. Apalagi kalau saya rajin berlatih, tentu jurus ini akan lebih hebat lagi dan saya tidak akan terluka. Ternyata kata-kata si pengarang buku itu benar dan tidak berlebihan.

    Terserah farid mau mengartikan cerita diatas secara harfiah saja, atau bisa mengambil maknanya juga.

    Saya berlebihan dulu ya farid:
    Sejauh ini yang saya baca dari posting2 anda dan teman2 lain, sepertinya kok teman2 menawarkan buah manggis yang sangat manis, tapi farid melarang orang2 untuk memakannya sambil teriak-teriak: JANGAN DI MAKAN,, BUAH ITU PAHIT SEKALI! GA ADA ENAKNYA!. Jelas teman-teman yang menawarkan akan bingung dan heran. Apalagi orang2 yang ditawari rejeki manggis tadi. Dapet rejeki kok ga boleh diambil.
    Selidik punya selidik, oooh pantes teman-teman yakin sekali kemanisan dari buah manggis karena metode makan buah manggis mereka sudah benar. Manggis dikupas dulu, dipilih daging buahnya baru dimakan.
    TERNYATA, metode farid makan manggis pake metode makan apel. JELASSSS gak akan terima kalau manggis itu dibilang manis. Terlalu berlebihan kalo bilang kulit manggis itu manis. Ya kan farid?. 😀

  • rian widi

    wkkk, mas mas jangan menyalahkan mas farid, beliau ini mirip saya tapi lebih berilmu, saya ragu dengan tasauf dan ilmu agama cetek, hanya berpikir berdasar akal dan logika, meski menurut hati saya tertarik, nyatanya saya masih disini 😀

    Kalau bisa melihat allah, bisakah allah dideskripsikan dengan kata-kata ? atau misal nabi, seperti apakah nabi ? atau dilarang ?

    mungkinkan orang yg tidak bermursyid bertemu nabi atau malaikat malahan? seperti banyak orang yang mengklaim ditunjuk oleh sebuah kekuatan “xxx” yang menunjuk mereka sebagai utusan tuhan ?

  • farid lagi

    buat mas adinata anda tidak berlebihan kalau mengatakan demikian karena hanya tentang buah-buahan.
    oke deh kita anggap thoriqoh ini buah manggis tentang cara mengupasnya dari dulu saya tanya sama mas sufimuda tidak dijawab-jawab…

    buat mas widi teruslah bersikap kritis terhadap hal-hal seperti ini, salam kenal.

  • Adinata

    farid lagi,
    Banyak jawaban dari pertanyaan anda yang sudah di sebutkan dalam artikel2 di blog ini, baik yang ditulis oleh sufimuda sendiri atau artikel dari orang lain. Atau dari postingan comment rekan-rekan yang semuanya dapat anda baca di blog ini. Tapi sejak awal anda hanya membaca, benar-benar HANYA membaca. Sama seperti posting anda diatas, anda hanya menganggap itu hanya sebatas tentang buah-buahan. Meski pada akhirnya anda seolah-olah mengalah “oke deh kita anggap thoriqoh ini buah manggis”.
    Padahal yang saya paparkan dalam permisalan buah manggis diatas adalah Islam, bukan Thoriqoh, apalagi manggis.
    Dan selama anda hanya ‘membaca’, baik tulisan2 dalam blog ini ataupun tulisan2 lain di manapun, anda mendapat ‘hafalan’ dari bacaan anda dan seistilah anda.
    Ini sama seperti yang saya alami dulu, dan mungkin rekan2 yang sekarang sudah mendalami pengamalan tasawuf juga dulunya begini.

    Kalau permisalan manggis itu sudah anda pahami (bukan sekedar hafal loh), saya akan melanjutkan dengan permisalan cara memakan buah manggis yang sudah dikupas. Tapi bagaimana yah? Masak saya kunyah dulu buah manggisnya baru saya kasih anda? Atau anda mau mengunyah sendiri atau cuma di emut? Ma’af kalau permisalan ini membingungkan/mengkacaukan hafalan anda. Jujur, sayapun dulu sangat bingung saat menganti cara makan dari ‘ala apel’ menadi ‘ala manggis’ (mudah-mudahan anda dan teman-teman tidak sebingung atau lebih bingung dari saya). Tapi setelah terbiasa ‘mengikuti’ orang yang mengajari saya cara makan buah manggis, saya menemukan kebenaran dalam menikmati buah manggis ini.
    Mudah-mudahan anda, atau setidaknya ada orang lain (yang berani meninggalkan cara makan ‘ala apel’)yang tertarik dan bisa merasakan nikmatnya manggis seperti yang saya dan rekan2 pengamal tasawuf rasakan. Sebab nikmatnya manggis itu bukan cuma nanti di syurga. Itu bisa kita nikmati di dunia dan (apalagi) akhirat.
    Saat menikmati isi manggis yang sangat2 berharga dan manis inilah, saya,kami, anda, kita, bisa dengan PASTI – bukan sekedar sejarah kejayaan Islam dulu, bukan kira-kira, bukan mudah2an – membuktikan:

    “Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.”

    (hmm,,, tolong jangan membaca ‘tinggi’ disini sebagai satuan metrik semata. Susah ngukur berapa meter tingginya Islam)

Tinggalkan Balasan ke deedeeBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca