Tasauf

Kekuatan SYEKH

 

“Setiap saat kalian kehilangan kontrol akan diri kalian, atau kalian berada dalam situasi sulit, kalian bisa menghubungi hatiku dengan segera.  Walaupun kalian hanya membayangkan diriku, maka itu cukup untuk membuka hubungan denganku, aku akan melihat dirimu.  Koneksi ini akan menimbulkan sebuah kekuatan yang mengalir dengan cepat di antara kita, dan kalian akan terlindungi, ini seperti memasang steker pada tempatnya, agar teraliri arus listrik.”

A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Wash-shalaatu was-salaamu  ‘alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin  wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin

 

Rasulullah SAW sering berdoa, “Allahumma, la takilni ila nafsi tarfataini…Ya Allah, jangan tinggalkan aku dalam genggaman egoku walaupun hanya dalam sekejap mata.” Jika kalian mengikuti ego kalian, itu akan memisahkan kalian dari yang lainnya, membuat kalian sendiri bersama ego kalian.  Merasa dan berpikir bahwa kalian sendiri, itu akan membuat kalian depresi; merusak kepribadian kalian, dan kalian berada dalam kondisi tanpa pertolongan. Kesepian adalah awal dari kesulitan dan penderitaan, baik secara fisik ataupun spiritual. Jika kalian sendirian, kalian tidak akan bisa berpikir jernih dan menyadari kebutuhan akan orang lain. Dan jika kalian berbicara dengan orang dan kalian tidak bersama Syekh kalian, sama saja seperti orang buta melempar batu, tidak mampu mencapai tujuan.

Untuk itu kalian harus memohon, “Wahai Syekhku, aku memohon untuk bersamamu, engkau bersamaku tetapi aku tidak bersamamu, aku akan mencoba bersamamu.” Jika hal ini bertemu, kekuatan akan mengalir.  Semakin kalian bisa berkonsentrasi bahwa Syekh bersama kalian, semakin banyak kekuatan mengalir dari sisinya.  Karena jika kalian bersamanya, itu berarti ia berada dalam diri kalian, dan kalian adalah Syekh kalian itu sendiri.

Ini adalah makna dari kebersamaan dengan Syekh… Kekuatannya akan mengelilingi kalian sebanyak kalian bersama dirinya, dan kalian akan meraih kekuatan yang tak terbatas, karena Syekh terhubung dengan Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW berada di dalam Hadirat-Nya.

Bersamalah dengan Syekh kalian, dan kalian tidak akan kehilangan kekuatan, pengetahuan, kebijaksanaan, kesabaran, bahkan hidup kalian, karena segalanya bersama dirinya.  Kalian tidak akan pernah kesepian, bahkan jika kalian berada di lautan, ataupun di padang pasir, bahkan jika kalian hanyalah satu-satunya manusia di bumi ini.  Kalian akan menjadi yang terkuat di antara orang-orang, dan jika seluruh umat manusia datang untuk menyerang kalian, kalian tidak akan merasa takut, karena kalian terhubung dengan sumber kekuatan sebenarnya.  Jika seseorang menyentuh kalian, ia akan jatuh.

Kenyataan akan kekuatan ini akan membuat hidup kalian menjadi lebih mudah dan aman.  Tidak perlu untuk takut jika kita mampu berkonsentrasi dengan Syekh, tetapi jika kita melupakan dirinya, putus asa, depresi, penderitaan, rasa takut akan datang kepada kita.  Untuk itu bersamalah selalu dengannya, ke mana pun kalian pergi.  Ia akan memimpin dan membimbing kalian dalam segala hal. Maka kalian akan mengerti apa artinya bersama dengan Rasulullah SAW, bersama dengan Allah SWT.  Kalian akan mengalami fana… kalian akan lenyap dan Allah SWT akan muncul dalam diri kalian.

Mereka adalah orang-orang yang dimaksud oleh Rasulullah SAW, ”Jika kamu melihat diri mereka, maka kamu melihat Allah SWT.” “Jika kalian bersama Syekh kalian, setan tidak akan pernah menaklukkan hati kalian.  Dia tidak bisa memasuki hati kalian karena Syekh berada di hati kalian. Semoga Allah SWT membuat mudah bagi kita untuk selalu berada bersama salah satu hamba-Nya yang berada di Hadirat-Nya

 Hubungan Hati

“Setiap saat kalian kehilangan kontrol akan diri kalian, atau kalian berada dalam situasi sulit, kalian bisa menghubungi hatiku dengan segera.  Walaupun kalian hanya membayangkan diriku, maka itu cukup untuk membuka hubungan denganku, aku akan melihat dirimu.  Koneksi ini akan menimbulkan sebuah kekuatan yang mengalir dengan cepat di antara kita, dan kalian akan terlindungi, ini seperti memasang steker pada tempatnya, agar teraliri arus listrik.”

  

dikutip dari buku : From Dunya to Mawla oleh Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani QS

 

 

 

 

6 Comments

  • dinda

    ya GURU kami mohon safaat MU
    dalam setiap hembusan nafas ini..
    ku ingin hadir MU
    hanya pada MU aku mengabdi
    🙂

  • padimuda

    Ya Allah, sehatkanlah selalu Guruku dan limpahkanlah ilmu, kemuliaan, kekayaan,kekuatan , kekuasaan dan umur yang panjang atas Guruku agar aku dapat lebih lama dibimbing dan dituntunnya sampai kehadiratMu.

    Amiin ya Allah.

  • Ruslianto

    MENAHAN KEINGINAN
    Rabi’ah Adawiyah, seorang sufi Wanita, menerangkan bahwa pada suatu hari dia naik perahu,…berlayar menerjang ombak samudera. Diantara rombongannya pada waktu itu ada seorang pemuda yang belia., kelihatan dia selalu menunduk tafakur. Tiba-tiba bertiup angin sangat kencang, mengombang-ambingkan perahu yang ditumpangi mereka.
    Ra’biah Adawiyah meminta kepada pemuda itu: “Wahai anak muda, alangkah baiknya manakala kamu berdo’a kepada Allah, memohon agar kita selamat dari bencana”.
    Mendengar permintaan tsb, pemuda itu memandang dengan sorot mata penuh kebencian, dan dia berkata: “Tidak ada seorang hamba pun yang sanggup menentang kehendak raja, dan raja-raja itu berbuat sekehendaknya”. Setelah berkata begitu dia kembali menunduk.
    Rabi’ah Adawiyah kemudian melanjutkan ceritanya; “Dan setiap kali kami lihat pemuda itu tafakur, berdo’a kepada Allah, setiap kali pula kami memohon kepadanya untuk mendo’akan kami”.kejadian itu terus berulang-ulang dan angin kencang belum juga reda.
    Akhirnya, …..pemuda itu mengangkat kepalanya seakan-akan memberi isyarat kepada angin agar berhenti berhembus. Dan angin pun seketika itu menjadi tenang, perahu tidak terombang-ambing lagi.
    Rabi’ah Adawiyah yang terus mengamati gerak-gerik pemuda itu, tertegun,…….. “Demi Allah,……. apakah yang kamu miliki, wahai anak muda, sehingga dirimu mampu menenangkan angin yang menggon- cang perahu kita ?” tanya Rabi’ah Adawiyah.

    “Kita adalah hamba, Kita menahan diri dari apa yang kita inginkan karena Dia,…. Maka Dia pun menahan, apa yang Dia inginkan demi kita”. jawabnya singkat.

    Semoga cerita teladan ini dapat bermanfa’at bagi kita.
    Wass.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: