Sekte

Rendah Diri Kaum Wahhabi

Rendah Diri Kaum Wahhabi

Oleh: Saidiman

 

 

Wahhabi kemudian juga dikenal sebagai gerakan anti-ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu sumber keterbelakangan umat Islam. Mereka menolak apapun yang baru, seperti teknologi dan jaringan informasi, karena itu dianggap bid’ah. Dengan tegas mereka menolak demokrasi. Mereka mengurung perempuan di dalam rumah. Mereka mengharamkan nyanyian. Mereka membenci kesenian. Memanjangkan jenggot bagi laki-laki dewasa adalah kewajiban. Buku-buku tasawuf dan filsafat yang merupakan salah satu warisan kekayaan intelektual Islam dianggap barang haram. Praktik kehidupan sosial seperti ini tampak nyata dalam kehidupan masyarakat Afganistan di bawah kekuasaan Taliban yang berideologi Wahhabisme.

Dalam sebuah diskusi di Paramadina beberapa waktu lalu, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyebut kelompok Islam Wahhabi sebagai kelompok Islam yang memiliki rasa rendah diri yang sangat tinggi. Kelompok ini kemudian menutupi rasa rendah dirinya dalam bentuk mental mudah tersinggung, gampang mengkafirkan orang, dan aksi-aksi kekerasan. Mereka menganggap diri dan kelompoknyalah yang memiliki otoritas kebenaran sejati. Kelompok-kelompok lain adalah kafir, penghuni neraka, dan kalau perlu harus dimusuhi bahkan dibasmi.

 

Belakangan, ciri-ciri rasa rendah diri seperti dikemukakan Gus Dur itu mudah ditemui dalam praktik fatwa sesat, pengusiran, teror, dan pembakaran rumah-rumah kelompok keagamaan di Indonesia yang mereka anggap sesat. Tentu saja mereka tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan. Meski terus sesumbar mewakili aspirasi kelompok mayoritas umat, kenyataannya mereka segelintir saja.

 

Ideologi yang dikembangkan kelompok yang gemar mengkafirkan dan mengeluarkan fatwa sesat ini sangat mirip dengan ideologi Islam yang sekarang dianut kerajaan Arab Saudi, Wahhabisme. Bahkan kebanyakan pengamat mengatakan bahwa hampir semua gerakan Islam garis keras dewasa ini merupakan bagian dari, atau setidaknya dipengaruhi oleh, kelompok Wahhabi. Ideologi inilah yang dianut secara resmi oleh Taliban di Afganistan dan jaringan al-Qaidah yang beberapa tahun ini aktif melakukan kegiatan teror di pelbagai belahan dunia.

 

Gus Dur menyebut kelompok Wahhabi memiliki rasa rendah diri yang sangat besar karena ideologi ini berasal dari satu wilayah pinggiran di jazirah Arab, yaitu Najd. Kota Najd adalah satu wilayah yang dalam sejarah Islam tidak pernah memunculkan intelektual atau pemimpin Islam yang diakui. Wilayah ini malah terkenal sebagai wilayah yang kerap melahirkan para perampok suku Badui. Nabi sendiri mengakuinya dalam salah satu hadis. Orang-orang Najd juga adalah kelompok orang yang paling akhir masuk Islam. Bahkan Najd melahirkan tokoh oposan terhadap nabi Muhammad yang amat terkenal: Musailamah al-Kazzab (Musailamah Sang Pembohong). Musailamah mendeklarasikan diri sebagai nabi pesaing untuk menandingi popularitas kenabian Muhammad saat itu.

 

Selain Wahhabi, ideologi garis keras pada masa-masa awal Islam, Khawarij, juga didirikan orang-orang Najd. Banyak pengamat menyimpulkan bahwa Wahhabisme sebenarnya hanyalah bentuk baru dari ideologi Khawarij. Orang-orang Khawarijlah yang mempopulerkan konsep takfir (pengkafiran) dan bahkan pembunuhan terhadap mereka yang tidak setuju dengan pendapatnya. Kelompok inilah yang kemudian membantai sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, dan melancarkan aksi yang sama terhadap Gubernur Damaskus saat itu, Amr Bin Ash.

 

Kaum Wahhabi menjadi kekuatan yang destruktif ketika mereka melakukan aliansi mengejutkan dengan sekelompok bandit pimpinan Muhammad Ibn al-Saud dari wilayah Dir’iyyah. Al-Saud sendiri adalah keturunan Banu Hanifah, salah satu klan yang di masa lalu menjadi pendukung utama Musailama al-Kazzab. Sejak saat itulah kaum Wahhabi terus melancarkan intimidasi dan teror dalam bentuk pengkafiran dan pembantaian terhadap orang-orang yang mereka anggap kafir (kelompok Syi’ah, mayoritas Sunni, dan orang-orang non-Muslim). Arab Saudi lalu mereka kontrol, sampai saat ini, sehingga menjadi negara yang paling tertutup dan paling tidak bebas di seluruh dunia.

 

Wahhabi kemudian juga dikenal sebagai gerakan anti-ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu sumber keterbelakangan umat Islam. Mereka menolak apapun yang baru, seperti teknologi dan jaringan informasi, karena itu dianggap bid’ah. Dengan tegas mereka menolak demokrasi. Mereka mengurung perempuan di dalam rumah. Mereka mengharamkan nyanyian. Mereka membenci kesenian. Memanjangkan jenggot bagi laki-laki dewasa adalah kewajiban. Buku-buku tasawuf dan filsafat yang merupakan salah satu warisan kekayaan intelektual Islam dianggap barang haram. Praktik kehidupan sosial seperti ini tampak nyata dalam kehidupan masyarakat Afganistan di bawah kekuasaan Taliban yang berideologi Wahhabisme.

 

Dengan keuntungan minyak yang masih mengucur sampai hari ini, penguasa Saudi sukses mengekspor ideologi Wahhabi ke seluruh pelosok dunia, tidak hanya ke negara-negara Islam, melainkan juga ke Eropa dan Amerika. Menurut Hamid Alghar, dalam buku Wahhabism: A Critical Essay, kelompok ini berhasil meraih pengikut sekitar 10% dari keseluruhan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Anak-anak muda yang menyediakan diri menjadi martir dalam kegiatan bom bunuh diri di Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun ini, sebetulnya datang dari generasi yang benar-benar terdidik secara “Barat.” Tapi, ideologi yang diekspor penguasa Saud-Wahhabi telah menggerakkan mereka untuk melakukan aksi terorisme.

 

Keluarga Saud dan Wahhab yang kini menguasai otoritas politik dan agama di Arab Saudi sesungguhnya bukanlah keluarga yang dikenal saleh, kalau tidak dapat disebut kurang bermoral. Stephen Sulaiman Schwartz, dalam The Two Faces of Islam: The House of Sa’ud from Tradition to Terror, menyebut keluarga al-Saud sangat gemar menghambur-hamburkan kekayaan Saudi untuk keperluan judi dan main perempuan. Dengan kelakuan semacam itu, jumlah pangeran Saudi saat ini ditaksir mencapai 4.000 orang. Artinya, seorang raja yang memiliki ratusan istri dan selir bukanlah dongeng belaka di Arab Saudi.

 

Schwartz menyebut dukungan terhadap Wahhabisme yang dilakukan penguasa Saudi adalah bentuk pengelabuan atas praktik tak bermoral yang mereka lakukan. Ideologi yang disebarkan oleh keluarga mantan bandit inilah yang kemudian dianut, atau setidaknya mempengaruhi, kelompok Islam Indonesia yang belakangan gemar mengkafirkan dan mengeluarkan fatwa sesat terhadap mereka yang berbeda pendapat. Pengetahuannya terhadap Islam dan sejarahnya tidak mendalam, bahkan mereka bukan orang-orang yang cukup religius. Saya percaya bahwa kekerasan bukanlah pantulan dari religiositas seseorang atau sekelompok orang. Mungkin, rasa rendah diri itulah yang justru mendatangkan brutalisme.

Sumber : www.islamlib.com

27 Comments

  • Aria7x7

    Sudah menjadi rahasia umu kalau pangeran2 kerajaan saudi asik bergelimang harta dan gila perempuan.
    Kalaulah itu yang disebut islam, sungguh menyedihkan sekali.
    Saudi juga sangat jinak kepada amerika seperti anj*** piaraan. sekarang malah kita lihat orang2 yang dituduh sesat seperti syiah (iran, ahmadinejat) yang terang terangan jadi musuh dan menentang amerika. Palestina dibantai2 oleh yahudi, saudi tenang2 aja. padahal kalau memang merasa saudara, tidak usahlah se agama, se ras aja, tentu mereka akan merasa terusik jika palestina dikeroyok sama israel dan amerika seperti sekarang ini. lalu apa gunanya ideologi wahabi yang mereka anut? mereka malah memilih memerangi islam yang lain yang tidak seideologi dengan mereka ketimbang mencurahkan tenaga untuk membantu sesama. besar x kecurigaan saya bahwa wahabi ini adalah “ultimate weapon” nya yahudi dan amerika untuk menghancurkan islam. kita patut ingat bagaimana snouck dahulu menghancurkan islam dari dalam setelah berpura2 menjadi muslim dan menuntut ilmu ke arab saudi. itu dilakukan setelah belanda kehabisan akal tidak bisa menaklukkan aceh dengan senjata dan kekerasan.

    • ocha

      Saudi juga sangat jinak kepada amerika seperti anj*** piaraan….ya iyalah….emang mau dapet duit minyak dari siapa ….tapi jaangan salah duitnya itu buat ndanain para teroris2 itu………

      emang wahabi tuh penyakit yang aneh…….

  • kang asep stokis hpa bogor

    masalahnya kita harus berfikir dengan landasan ilmu,….jadi kalau kurang ilmnya, kita susah juga berkomentar……apakah wahabi itu benar atau salah,….mereka begitu tegas karena mereka tahu ilmu islam yang ada banyak bid’ahnya…..itu versi mereka…..dengan hujjah yang jelas….tetapi kalau kita juga punya hujjah…yang tentunya juga jelas sesuai dengan quran dan sunnah walau tingkatannya tidak sohih, asal tidak palsu saja kita masih bisa beramal….biar saja yang jelas ada hujjahnya walau lemah, misalnyaaa!!!! tetapi ini khusus untuk yang muamalah,,,, kalau yang untuk aqidah harus tegas dengan berdalil yang shohihhhhhh,…. kalau niat sholat lalu di bid’ahin,….biarin aja dalilnya juga ada ……berdoa angkat tangan,,,,,,lanjut saja dalilnya juga ada ,…..walaaaaaau dalilnya lemah tidak apa ……..asal jangan aqidah berubah seperti ahmadiah……ko wahabi malah diam sajaaaaaaaa,…..yang utuh donggggggg

  • sufimuda

    akhir-akhir ini memang sedang hangat-hangatnya perbincangan tentang wahabi/salafi, mungkin ada hubungan dengan perubahan kebijakan Kerajaan Arab Saudi yang mulai mengkritik sikap wahabi yang terlalu keras/ekstrem.
    Kerajaan Malaysia yang dulu pendukung kuat Wahabi juga mulai berubah sikap, Ada sebuah asumsi bahwa tidakan-tindakan terorisme lahir dari buah fikiran wahabi.
    Satu hal yang kami ketahui bahwa kaum wahabi sangat membenci orang-orang sufi, bagi mereka praktek-praktek sufi merupakan tindakan bid’ah yang menjurus kepada kemusyrikan. Dengan alasan itulah mereka tanpa rasa bersalah membunuh ribuan orang sufi dan kaum syiah.

    Setuju dengan Kang asep (salam kenal), kaum wahabi diam dengan masalah ahmadiah, diam dengan penjajahan amerika terhadap Iraq, diam tujuribu bahasa ketika Israel membantai saudara kita di Palestina.
    seperti kata iklan, TANYA KENAPA?! 😀
    Musuh mereka utama adalah dua golongan yaitu SUFI & SYI’AH.
    musuh sekunder adalah seluruh aliran dalam Islam yang tidak sepaham dengannya
    Ulama wahabi tidak pernah mengeluarkan fatwa jihad untuk membela saudara kita yang ditindas,
    tapi
    mengeluarkan fatwa sesat terhadap aliran lain sangat berselera, 2 tahun lalu ulama wahabi mengeluarkan fatwa sesat terhadap Jama’ah Tabliq, seluruh aliran tidak boleh mengajar di Mesjidil Haram kecuali…… WAHABI

    Forum ini bukan merupakan forum justifikasi menentukan salah benar, kami mengangkat artikel ini sebagai sebuah informasi, setiap informasi tentu ada kurang dan lebihnya.

    kami sangat senang dari saudara-saudara kami yang berfaham wahabi/salafi menganggapi artikel ini sehingga kita dapat informasi yang berimbang.

    semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dari-Nya, amin

  • samudera pasai

    wah seru ne… seru
    bahkan banyak orang yang lupa bahwa islam yang masuk ke indonesia pada awalnya dikembangkan dengan tarekat, bukan syariat ala wahabi… tapi sekarang malah disalah2an oleh kaum wahabi dengan mengatakan bahwa tarekat itu bukan islam murni???? cape… deh!!!

  • samsul

    Setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
    salut sama sufimuda. Semoga Allah selalu meluruskan hati anda, sehingga menghasilkan tulisan tulisan yang lurus pula.

    Setelah saya melihat perkembangan Wahabi ini lewat buku yang mereka buat, ebook gratis yang mereka buat, maka sekitar 10 tahunan lagi maka Umat Islam akan sebagian besar mengikutinya.

    Jadilah Islam yang asli akan kembali kesarangnya dan akan tinggal di gua-gua bagaikan ashabul kahfi yang bersembunyi akibat takut dibunuh kaum penyembah berhala.

  • sanggardewa

    be rahmatan lil alamin people
    sebarkan cinta kasih ke seluruh alam semesta
    karena itu adalah salah satu tujuan diutusnya sayyidil wujud Muhamad Saww

  • abdullah

    Rasulullah SAW bersabda: Barang Siapa yang melakukan amalan (ibadah) bukan dari perintah kami, maka amalan (ibadah) itu tertolak (HR Bukhori Muslim). Kalau tertolak saja mungkin tak apa apa hanya capek kerja tanpa upah, tapi kalau di cap melakukan perbuatan bid’ah, ancaman hukumannya adalah neraka. Hadistnya : Sebaik baik perkataan adalah Kitabullah (Al Qur’an), sebaik baik arahan adalah arahan Muhammad SAW, seburuk buruk urusan (agama) adalah mengada adakan suatu yang baru (bid’ah), setiap bid’ah adalah sesat, setiap yang sesat adalah neraka (HR Bukhori Muslim). Pasti kita tahu bahwa yang dimaksud dengan mengadakan sesuatu yang baru yang dimaksud Rasulullah SAW adalah sesuatu yang baru dalam bidang agama, bukan yang baru dalam hal dunia, yaitu membuat mobil, pesawat terbang dsb. Kalau itu yang dimaksud (dalam hal dunia) Rasulullah SAW mengatakan “Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”

  • abdullah

    Gus Dur kan yang mengatakan bahwa kitab suci yang paling porno itu adalah Al Qur’an, apakah suara ini yang kalian dengar dan orang ini yang kalian agungkan?

    • mardianto

      Tuduhan yang terlalu emosional dilandasi kebencian juga bagian dari larangan agama. udah sempurnakah kita mebaca kitab suci dan as- sunnah?

  • Ruslianto

    Al Qur’an Srh Al Ahzab 66,67,68 :
    Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata : “Wahai,kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”
    Dan mereka berkata :”Ya Tuhan kami,sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin dan para pembesar kami,lalu mereka menyesatkan kami dari j a l a n (yang benar)
    “Ya Tuhan kami,timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”

  • aisyah m yusuf

    Kaum wahabi diam terhadap penjajahan amerika terhadap Iraq, diam tujuribu bahasa ketika Israel membantai saudara kita di Palestina. Ulama wahabi tidak pernah mengeluarkan fatwa jihad bagi bangsa arab untuk membela saudara kita yang ditindas di Palestina, karena musuh mereka yang sebenarnya adalah umat islam sendiri yang tidak sefaham dan diluar faham wahabi.

  • naufal

    Mohon di Koreksi lagi pernyataan bahwa Taliban adalah Wahabi.
    Guru Musyid saya KH.Umar Fathullah dari pondok pesantren Al Fatah Temboro Magetan pernah belajar beberapa tahun di Pakistan. Beliau bercerita bahwa banyak guru2 beliau di Pakistan adalah Ulama-Ulamanya Taliban Afghanistan.
    Kata beliau bahwa kalian (santri2) masih punya ikatan dengan rohani Taliban karena guru yg sama.
    Mereka bukan Wahabi tetapi pengamal tasawuf juga.

    • SufiMuda

      Kalau kemudian ada anggota taliban yang belajar tasawuf itu wajar2 aja. Sama dengan orang Muhammadiyah atau wahabi sekalipun di Indonesia kemudian menekuni tarekat, tapi mereka bukan lagi wahabi tapi sudah menjadi pengamal tarekat.
      Bisa jadi mereka menjadi pengurus Muhammadiyah, tapi mereka mempunyai Guru Mursyid.
      demikian

Tinggalkan Balasan ke samudera pasaiBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca