Sejarah

AHLI SILSILAH THAREQAT NAQSYABANDIYAH

 

AHLI SILSILAH THAREQAT NAQSYABANDIYAH

 

Ati’ullaha wa ati’ur rasula wa ulil amri minkum” (An-Nisa’ 59).

Ta’atilah Allah  dan  Rasulullah serta para pemimpin kalian.

Dengan mematuhi Rasulullah SAW, berarti kita  mematuhi Allah . Oleh sebab itu jagalah agar Tuhan dan Rasulullah selalu berada dalam hatimu, dan bila kalian mematuhi gurumu, berarti kalian mematuhi Rasulullah SAW

Keberadaan seorang guru sangat penting dan setiap orang harus mempunyai seorang guru. Tanpa guru, tak seorang pun dapat mengalami kemajuan dan tak seorang pun bisa menemukan jejak dan jalur yang harus dituju. Bahkan Rasulullah SAW dan seluruh Rasul yang diutus Allah SWT ke dunia ini juga mempunyai guru. Rasulullah SAW mendapat bimbingan Jibril AS dalam proses pencarian Tuhan. Itulah sebabnya kita harus mempunyai seorang guru yang akan menunjukkan jalan kepada Rasulullah SAW dan seterusnya kepada Allah SWT. Jangan berpikir bahwa kita  dapat mencapai suatu tempat tanpa seorang guru, mustahil. Bila kita menempuh jalan sendiri, kita tidak akan mencapai suatu tempat karena jika kita kehilangan jejak, akan benar-benar tersesat. Oleh sebab itu gunakanlah seorang pemandu yang mengetahui jalan yang kalian tempuh, yaitu orang yang pernah melalui jalan itu sebelumnya, sehingga dia menjadi berpengalaman. Dia akan mengantarmu dan membimbingmu langsung menuju tujuanmu tanpa pergi ke sana ke mari, atau ke suatu tempat yang bisa menyesatkanmu.

Itulah sebabnya mengapa seluruh Tarikat  mempunyai Silsilah  yang merupakan mata rantai Guru-Guru yang sambung-menyambung dan kembali secara langsung, tanpa interupsi kepada Rasulullah SAW. Inilah yang kita butuhkan, suatu jalinan langsung. Kita tidak menginginkan suatu mata rantai yang terputus di suatu tempat. Suatu pipa yang tertanam di dalam tanah dan membawa air dari satu desa ke desa yang lain harus benar-benar terjalin dengan baik. Jika terdapat satu lubang di suatu tempat, air itu tidak akan sampai. Jika mata rantai Wali itu terputus, kita  tidak akan sampai kepada Rasulullah SAW.

Jika kita bertanya kepada seluruh manusia di muka bumi apa Agama anda, mereka mengatakan, “Kami adalah pemeluk Budha, Hindu, Kristen, Judaisme, atau Yoga,” atau suatu bentuk agama dan kepercayaan lainnya. Jika kita bertanya kepada mereka, “Siapa guru kalian?” Mereka akan menjawab, “si Anu dan Anu,” lalu siapa guru dari si Anu dan Anu tadi?

Sekarang kita bukannya ingin menentang suatu agama atau kepercayaan, karena semuanya itu akan mengantarkan kalian menuju tujuan masing-masing, tetapi mengertilah apa yang kami tanyakan, siapa guru dari guru kalian tadi? Orang itu tidak akan tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Seseorang mungkin akan menjawab, “Kepercayaannya berasal dari ajaran mistik dari leluhur mereka yang telah berusia 2.000, 3.000, atau 6.000 tahun.” Lalu bagaimana kondisi “pipanya” dalam kurun waktu ribuan tahun itu? Siapa guru-guru yang membentuknya, guru-guru dan Guru Besar yang meneruskannya? Tidak ada yang mengetahuinya, mereka hanya mengenal dua, tiga atau empat guru, setelah itu tidak ada lagi.

Sebuah pohon yang tidak berakar tidak akan menghasilkan buah. Pohon yang perakarannya tidak kuat akan mudah diterpa angin karena pondasinya sangat lemah. Seorang guru tidak boleh “mencantelkan diri,” begitu saja tanpa orang-orang mengetahui siapa gurunya, siapa guru-guru sebelumnya sampai guru yang mendirikan jalur tersebut. Itulah sebabnya guru-guru Sufi merupakan guru-guru yang saling terhubung dan merupakan guru-guru terkuat di dunia, mereka mempunyai hubungan yang benar, mereka mengetahui para leluhur mereka. Jika anda tidak mengetahui leluhur anda, maka anda tidak akan terhubung ke mana-mana atau tidak mengetahui ke mana anda terhubung.

Dari Budha hingga sekarang, bisakah seseorang menghitung jumlah guru-gurunya? Atau dalam agama Hindu? Bagaimana dengan agama Sikh? Atau filosofi China? Jelaskan mengenai Silsilah guru-guru mereka, atau paling tidak sebutkan nama-nama mereka sejak 3.000 tahun yang lalu. Kami menginginkan mata rantai yang tidak terputus, tanpa ada satu yang hilang. Kalian tidak akan menemukan mata rantai seperti itu, bahkan dalam spiritualitas Kristen atau filosofi Yahudi, kita hanya bisa menemukannya dalam Sufisme. Dan tanpa mata rantai seperti itu kita tidak bisa pergi ke mana-mana,Karenanya setiap orang membutuhkan guru Sufi untuk mengantarkannya menuju tujuan masing-masing.

Ini adalah pengetahuan yang diambil dari hati Sayyidina Muhammad SAW dan dibawakan melalui Silsilah guru-guru tersebut. Anda tidak bisa menemukannya di buku apa pun.

Rasulullah SAW menerima tiga Atribut dari Allah SWT, yaitu: pertama, beliau dibersihkan dengan Air Kehidupan dan diberikan kehidupan yang abadi. Kedua, beliau menerima Cahaya Ilahi. Pada saat itu, sebagaima yang telah kami katakan, beliau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh setiap orang dan berada dalam hati setiap orang. Itulah arti dari ayat, “Wa’lamuu anna fikum rasuulullah,” “Ketahuilah bahwa Rasulullah  ada bersamamu, di antara kamu dan dalam dirimu” (al-Hujurat 7), karena beliau telah disandangkan dengan Cahaya Ilahi tersebut. Itulah sebabnya Rasulullah  dapat mengetahui apa yang kita rasakan, bagaimana masa depan kita, apa yang kalian lakukan, dan apa yang akan terjadi baik di sini maupun di hari kemudian.

Yang ketiga, Rasulullah SAW menerima Kekuatan Ilahi dari Samudra Kekuatan Ilahi. Semua ini bersumber pada suatu pengetahuan tingkat tinggi dan harus dipahami dengan seksama. Itu adalah atribut dari “Bahrul Qudra,” Samudra Kekuatan, yang pernah diminta oleh Nabi Musa u namun tidak diberikan oleh Allah. Nabi Musa AS meminta agar Allah SWT memberinya kekuatan dari Samudra Kekuatan agar bisa berkata kepada sesuatu, “Jadilah!” dan jadilah dia, Allah I berkata, “Tidak, lihatlah gunung itu, Aku akan memberikan cahaya kepada gunung itu. Jika gunung itu tetap berdiri di tempatnya, engkau akan diberikan kekuatan itu, tetapi jika gunung itu melebur atau hancur, engkau tidak bisa menerima kekuatan itu, karena engkau pun akan hancur.” Dan ketika Allah SWT mengirimkan cahaya ke gunung itu, gunung itu menjadi hancur lebur, Nabi Musa AS pun jatuh pingsan (al-A’raf 143). Itulah sebabnya Allah I mengatakan bahwa kekuatan itu bukan untuknya melainkan untuk Rasul terakhir.

Allah SWT telah memberi Rasulullah SAW Samudra Kekuatan itu sehingga beliau bisa mengucapkan “Jadilah!” Maka jadilah dia—tanpa perlu meminta izin kepada Allah SWT karena beliau telah berenang dalam Samudra Kekuatan itu. Rasulullah SAW bersabda, Maa shabballahu fii shadrii syay-an ilaa wa shababtuhu fi shadri Abii Bakri,” “Apa pun yang Allah  berikan ke dalam hatiku, telah kuberikan pula ke dalam hati Abu Bakar Ash-Shiddiq RA” (Maybudi, Razi, Ajluni, Suyuti), kemudian Abu Bakar As-siddiq menyerahkan semuanya kepada Salman al-Farisi , Salman  kepada Qasim , Qasim  kepada Imam Jakfar Saddik seterusnya pada Abu Yazid Al Bisthami sampai kepada Syekh Bahauddin Naqsyabandy dan sampai sekarang kepada Guru kita. Inilah yang dinamakan Silsilah.

Bagi seorang Sufi tidak mempunyai jarak dengan nabi Muhammad walau dipisahkan sambung menyambung dengan 36 Ahli Silsilah kerena setiap Ahli Silsilah itu sesungguhnya Rohani mereka bersatu dengan Rohani Rasulullah SAW dan sudah pasti bergabung dengan Allah SWT. Muhammad bin Abdillah selaku manusia telah wafat meninggalkan kita 1400 tahun yang lalu, akan tetapi Nur Muhammad akan tetap abadi sepanjang zaman.

Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi (Ahli Silsilah ke-34) pernah menjelaskan dalam pantunnya :

Bukan Marabah Makan Padi, Marabah makan buah sikaduduk

Bukan di Mekkah tempat nabi, Nabi beserta kita duduk

Begitu dekatnya, begitu akrab dan mesranya para sufi merasakan hubungannya dengan Rasulullah dan Allah SWT

Jangan berpikir bahwa Allah  menciptakan makhluk-Nya dan meninggalkannya begitu saja. Allah  akan menyandangkan para Wali-Nya dan menyandangkan Rasulullah  dengan Atribut dan Cahaya-Nya untuk menghindarkan orang dari penderitaan dan dosa menuju maqam yang tinggi di hari kemudian.

Ketika Salman al-Farisi RA, salah satu Wali terbesar yang muncul setelah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq  dan berasal dari Persia, mengetahui dari buku yang telah dibacanya dan melalui suatu tanda di luar kebiasaan yang muncul di gugusan bintang, yang menandakan bahwa Rasul terakhir akan muncul. Beliau tahu bahwa akan terjadi suatu peristiwa besar di dunia ini. Untuk pergi ke Mekkah, beliau menjual dirinya sebagai budak kepada beberapa orang yang pergi ke Mekkah, dan beliau mengiringi unta milik orang yang membelinya sepanjang 5.000 mil dari Persia ke Mekkah untuk bertemu Rasulullah SAW. Sekarang kita malah enggan untuk menempuh 20 atau 40 mil dengan kendaraan, dan mengatakan bahwa itu terlalu jauh. Lihatlah perjalanan para Wali yang sangat panjang dan jauh untuk bertemu dengan Rasulullah SAW

Kepada Para Wali diberikan Ilmu yang Maha Luas tidak akan habis diminum oleh Milyaran orang, kepada para Ahli Silsilah (Maha Guru) dititipkan Nur Muhammad sebagai faktor tak terhingga  untuk menyelamatkan ummat manusia dari kehancuran. Abu Hurairah  dalam hadits, “Shabba Rasulullah  fii qalbi wi’aanaini fa ammaa ahaduhumaa fa batsats-tuhu bii khalqi wa ammal akhara law batsats-tuhu laquthi’a hadzal bul’uum,” “Rasulullah  telah meletakkan dua jenis ilmu pengetahuan dalam hatiku. Satu pengetahuan telah kusebarkan kepada orang-orang, tetapi bila pengetahuan yang lainnya kukatakan, mereka akan memotong leherku” (Bukhari).

Allah membasuh hati Rasulullah dengan “Bismillah al-‘azhim,” Nama yang Terbesar. Sampai sekarang setiap Wali mencoba untuk mengetahui Nama Allah yang Terbesar, tetapi tidak ada yang mengetahuinya, karena rahasia itu belum dibukakan kepada seseorang, kecuali Rasulullah endiri yang telah menerima rahasia tersebut di dalam hatinya. Semua sekat dihilangkan dari hati Rasulullah tatkala Allah membasuh hatinya dengan air sungai Khawtsar, sebuah sungai di Surga yang diberikan kepada Rasulullah SAW manakala Allah SWT berfirman, “Innaa a’thaynaakal Khawtsar” (al-Khawtsar 1). Jika seseorang mandi di dalamnya, hatinya tidak akan pernah mati. Inilah sebabnya Rasulullah e bersabda, “Ana hayyun thariyyun fii qabri,” “Aku hidup dan tetap segar dalam kuburku” (Suyuti).

Ketika beliau baru berusia 1 jam, Rasulullah SAW bertanya kepada Allah SWT seolah-oleh beliau melihat-Nya, “Wahai Tuhanku, bagaimana dengan ummatku? Apakah Engkau akan membasuh ummatku dengan air dari sungai ini? Jika tidak, aku tidak mau dibasuh sendiri. Aku harus bersama ummatku, aku tidak bisa meninggalkan mereka.” Menurut Rasulullah SAW, ketika beliau meminta hal ini kepada Allah, Allah membasuh seluruh ummatnya dengan air dari Sungai Kehidupan itu. Allah I membasuh dan membersihkan hati mereka sampai menjadi bersih dan transparan seperti yang dimiliki Rasulullah, kemudian Allah  menyerahkan mereka kepadanya, “Aku menyerahkan ummatmu dalam keadaaan bersih, suci, lemah lembut, pemurah, rendah hati, saling mencintai dan menghormati sesamanya. Apakah engkau menerimanya?” Rasulullah  yang melihat mereka semua dalam keadaan bersih dan suci lalu berkata, “Aku menerimanya.” Ketika beliau mengatakan akan membawa mereka, Allah menunjukkan kepadanya bagaimana mereka akan membuat banyak dosa ketika diturunkan ke dunia ini. Rasulullah  bersabda, “Wahai Tuhanku, apa yang telah Kau lakukan?” Allah  menjawab, “Lupakan saja, cahaya tidak akan musnah dari dalam hati mereka. Mereka akan menutupi cahaya itu dengan kegelapan, tetapi itu akan seperti lap, dan Aku akan memberimu Awliya yang akan menjadi pembantumu agar mereka dapat membersihkan dan mengkilapkan hati mereka.”

Setelah Rasulullah  menerima ummatnya dengan cahaya mereka, dan setelah Allah  menunjukkan dosa-dosa yang akan mereka lakukan, Rasulullah meminta beberapa pembantu. Dengan segera Allah  memberinya 7.007 Wali Naqsybandi untuk membantu beliau membersihkan ummatnya. Di antara mereka terdapat 313 Wali yang tingkatannya tinggi. Dan di antara mereka terdapat 36 Guru Besar dari Ahli Silsilah, jalan kita menuju Rasulullah SAW. Mereka hidup disetiap zaman apabila satu orang berlindung kehadirat Allah SWT maka akan digantikan oleh penerusnya sehingga seluruh Ilmu Rasulullah tersampaikan kepada ummatnya walau terbentang jarak ribuan tahun. Ketigapuluh Enam Guru Besar mencoba melakukan yang terbaik untuk membersihkan setiap orang dari dosa-dosanya melalui cahaya yang telah diberikan Allah  ke dalam hati mereka. Beruntunglah bahwa kita berada di tangan salah satu Guru Besar tersebut—Guru Besar terakhir dalam silsilah ini, Maha Guru yang ketigapuluh Enam yang sangat Keramat.

 

 

 

 

 

 

126 Comments

  • aria 7x7

    Ya TUHAN, Mudahkanlah langkah kami, murahkanlah rejeki kami, dan hilangkan setan2 yang membebani punggung2 kami sehingga kami sampai pada MU, sehingga kami ziarah kepada MU, sujud di hadapan MU, dan menangis di kaki MU,…

    Amin ya RABBAL ‘ALAMIN,…

  • sufimuda

    Trimakasih saudaraku admin atas kunjungan dan infonya…
    mari kita sama2 terus berdakwah menyampaikan Kebenaran,
    Salam kenal

  • Sam1n

    Assalamualaikum.Mohon maaf sblumnya,sy mw brtanya,apakah menjadi mursyid hrs ada pengangkatan dr mursyid sbelumnya.Atas jwbnya saya ucapkan trima kasih.Wasalam

  • ajak-ajak

    @sam1n
    Tidak pernah ada yang namanya Mursyid mengangkat dirinya sendiri. Sejak dulu, seorang Mursyid diangkat Allah SWT melalui mursyid sebelumnya. Nabi Muhammad SAW pun diangkat Allah melalui Mursyid beliau yaitu Jibril as. Demikian seterusnya sampai sekarang kalau tharekat itu benar2 Haq.

  • ajak-ajak

    Dalam tarekat yang Haq, apapun tarekatnya, kalau seorang murid mau tau siapa Mursyidnya sekarang dan siapa Mursyid sebelumnya, atau siapa Mursyid berikutnya, tanyakan saja langsung pada Allah SWT.
    Tentunya dengan metodologi yang benar.
    Sebab didalam tarekat yang Haq (sekali lagi ditegaskan yang Haq) seluruh tali silsilah keMursyidan adalah milik Allah SWT. Dia yang menentukan dan Dia yang memilihnya.
    Silahkan amalkan metode yang ada dalam tarekat anda untuk bertanya (bermunajat) langsung padaNya.

  • asep

    Ass. Wr. Wb.

    @Sufimuda @yg lainnya

    Saya ingin mengetahui dan menanyakan fatwa dari Maha Guru yang ketigapuluh Enam yang sangat Keramat yg ditujukan kepada seluruh umat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia umumnya ? Sehingga saya tertarik untuk menjadi muridnya.

    Demikian pertanyaan saya, ditunggu jawabannya.

    Wass. Wr. Wb.

  • hinakelana

    Wa Alaikum Sallam wr. wb

    @Asep
    Apakah yang anda maksud dengan “Maha Guru yang ke36….dst”
    Saya belum mengetahuinya sama sekali, tolong anda jelaskan, saya tertarik sekali denganNya…lalu siapa Mahaguru dari yang ke1 s/d yang ke 35…. kalo,, panjang ke email saya aja :robby3762@yahoo.com…

    Thanks… makin seru aja neeh

  • teruterubozu-298.blog.friendster.com

    Cahaya itu ada….

    Tapi tertutupi gelap…

    Hanya yang “terpilih” yang bisa “menghilangkan” gelap itu…

    Melalui para “Orang-Orang Yang Hanya dipilih Oleh-Nya”

    Punten kalo ada yang keliru

  • sufi baru

    allah dan para walinya hanya akan di tunjukan kepada orang yang segolongan dengannya…..

    dan Allah itu bersembunyi ditempat yang terang bagi orang yang di tunjukinya…

    “tak tahu maka tak kenal..
    tak kenal maka tak sayang..
    tak sayang maka tak cinta..
    tak cinta maka tak kasih…

    ‘BELUM PERGI SUDAH KEMBALI…BELUM KAU MINTA SUDAH KUBERI…”

    LA HAULA WALA QUWATA ILLABILLAHIL ALIYIL AZIM..
    ILAHI ANTA MAKSUDI WARIDHLOKA MATHLUBI..

  • padimuda

    Menuju ke pulau rahasia, tentu harus melalui jalan rahasia.
    Penunjuk jalannya pun selalu menjaga rahasia.
    Hanya petunjuk Yang Kuasa menjadi penghubungnya.
    Jalan rahasia bukan jalan ke neraka atau syurga
    sekedar suasana persinggahan abadi semata
    tapi sudah sampai di hadapan pulau rahasia.
    Tinggal menyebrang bersama kapal Maha PerkasaNya.
    Kalau semua orang bisa dan sampai kesana
    bukan lagi rahasia namanya.

    Itu sudah

  • ajak-ajak

    @pencari kebenaran,
    Niat bertarekat dengan bimbingan seorang Guru Mursyid adalah karena Allah, untuk mendapat Ridho-Nya.
    Cuma itu.

    Niat anda yang mau jadi maha guru ke 37 mah niatan anak kecil. Sayang kalo bertarekat cuma sekedar supaya bisa jadi guru, apalagi cuma supaya bisa jadi maha guru. Chemeeeeeennn…..

  • pranoto

    maaf bang sufi muda apa anda belum pernah mendengar Fatwa Nenek yang menyatakan tidak ada lagi orang yang paling keramat setelah mursid yang ke 35.. coba anda koreksi dikit

    • SufiMuda

      Saya pernah mendengarnya
      Menurut saya tujuan Beliau mengungkapkan tidak lain agar orang-orang zaman itu fokus kepada yang ke-35 dan tidak menebak-nebak lagi setelahnya.

      Syekh Naqsyabandi pernah juga berkata bahwa : “Akhir dari seluruh tarekat adalah awal dari tarekatku ini”.
      Syekh Naqsyabandi di gelar Muhammad ke-2. Seluruh orang zaman itu meyakini tidak ada lagi walibesar setelah Beliau.

      Kalau melihat hadist nabi, wasilah itu akan berlanjut sampai 70 :

      “Tidak masuk Neraka orang yang melihat aku dan tidak akan masuk neraka orang yang pernah melihat aku sampai 70 wasitah (70 generasi)”

      Hadist ini mengisyaratkan kepada kita bahwa wasilah kita akan terus berlanjut.
      Cuma bagi kita tidak perlu menerka-nerka siapa yang ke sekian, peganglah Guru yang sekarang secara otomatis memegang seluruh Mata rantai Guru, mulai Rasulullah SAW sampai akhir zaman

      salam

  • Santri Gundhul

    Saudaraku Sufi Muda,
    Boleh jadi hadis tersebut adalah benar, namun ada hal yg perlu kita CERMATI, RENUNGI tentang ” AKU “. Ketika AKU terucap oleh Muhammad bin Abdullah sebagai JASAD FISIK yang kini telah terkubur dalam tanah, maka bagaimana dengan kita-kita yg kini hidup bukan di jamannya Kanjeng Nabi saw yg tak bisa melihat AKU nya secara fisik???.

    “ Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya Ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka “……..dst.

    Rasul itu adalah utusan Tuhan. Dia adalah ZAT HIDUP yang menjadi penghubung antara Manusia dengan Tuhan yang Maha Hidup dengan jasad kasar seperti kita ini. Makanya dalam banyak ayat-ayat Kitab Suci kata Rasul-Nya TIDAK DIKAITKAN dengan jasad fisik ( jasmani ) Nabi Muhammad atau Nabi-Nabi yang terdahulu.

    Salam CINTA DAMAI~513

    • SufiMuda

      Ya Mas…
      “AKu” dalam hadist itu bukan aku nya Muhammad bin Abdullah akan tetapi AKU nya arwahul muqadasah Rasulullah yang menjadi wasilah ummat menuju Allah.

      Yang di utus oleh Tuhan adalah Nur-Nya ketika masuk dalam wadah Muhammad bin Abdullah maka bentuknya seperti Muhammad Bin Abdullah, tapi ketika Nur itu pindah ke dalam seorang Mursyid, yaah spt itulah bentuknya 🙂

      Jadi memandang Aku adalah sama dengan memandang Nur-NYa.

      Salam Damai selalu…

  • Yogasvara

    Ass….
    Ikhwan yang baik dan diberkati ALLAH…domisili saya di Bekasi Timur, dimanakah saya dapat menemukan Mursyid yang pantas saya jadikan Guru, dalam mencari pencerahaan, dunia dan Akhirat….mohon kiranya ada ikhwan2 yang tahu untuk membantu saya…karena saya sangat mendambakan pertemuan dengan Mursyid tersebut….apalagi jika domisili Mursyid tersebut dekat dengan tempat tinggal saya…itu sangat membantu…dan sangat saya harapkan…

    Wass…
    Ferry S Dharmatias
    0812 1818 2718
    YM : ferby_523@yahoo.com

    • ibnu taqarrub

      ingin mau mursyid yg murabbi usahalah kemalaysia perak jika benar2 sungguh mahukannya yg sedang mencari yg mencari sudah tk ketemui tk jumpai jalan yg sudah buntu fikiran kusut jiwa kemari wahai muslimin muslimat mu`minin mu`minat sekeliannya..

  • iseng

    sekedar penyambung syarat ahli silsilah Rasulullah harap diperhatikan hukum “HARAM HUKUMNYA BERMURSYID KEPADA YANG SUDAH MENINGGAL/BERLINDUNG”

    dikarenakan apabila sang AHLI SILSILAH sudah meninggal/berlindung maka pastilah sudah ada ahli waris berikutnya.

    wassalam

    • pranoto

      menurut siapa bang..Apakah ada fatwa dari Mursyid terdahulu secara aklamasi didepan seluruh umatnya yang menyatakan ada penggantinya atau penerusnya..karena Hakikat Mursyd tidak pernah Mati..mari kita instropeksi diri dan menjalankan keyakinan abang tanpa memprovokator atau saling menjelekan satu sama lain…….selamat berjuang .

      • iseng

        mat kenal dan salam dalam perjuangan

        Pertama2 Mohon Maaf jika pernyataan itu dianggap sebagai Provokasi dan mengandung unsur menjelekkan…

        mengenai pernyataan saya diatas adalah pernyataan yang sudah ada dari zaman Rasulullah SAW sampai pada mursyid yang sekarang… dan merupakan sunnatullahNYA

        saya coba menyadur tulisan bang sufi muda diatas sbb:
        “Apa pun yang Allah berikan ke dalam hatiku, telah kuberikan pula ke dalam hati Abu Bakar Ash-Shiddiq RA” (Maybudi, Razi, Ajluni, Suyuti), kemudian Abu Bakar As-siddiq menyerahkan semuanya kepada Salman al-Farisi , Salman kepada Qasim , Qasim kepada Imam Jakfar Saddik seterusnya pada Abu Yazid Al Bisthami sampai kepada Syekh Bahauddin Naqsyabandy dan sampai sekarang kepada Guru kita. Inilah yang dinamakan Silsilah”.

        jadi silsilah adalah wujud dari pernyataan saya diatas… dimana apabila seorang Waliyamursida sudah berlindung/meninggal maka ada seorang lagi yang sudah siap menerima “Tugas dan Gelar” yang diemban pendahulunya.

        kita coba kembali kemasa sepeninggal Rasulullah SAW Abu Bakar Sebagai” WALIYAMURSIDA”… memerintahkan untuk membakar semua foto /gambar RAsulullah SAW. dengan alasan:
        1.Agar tidak dipertuhankan???-> dikarenakan “Unsur ALLAH” tidak ada lagi maka tidak pantas lagi untuk dipertuhankan.
        2.Kerana “unsur ALLAH ” itu sudah pindah maka otomatis “Wajah ALLAH” itu sudah berubah dari wajah Rasulullah ke Wajah Abu Bakar……inilah kenapa sampai sekarang kita tidak menggunakan wajah MUhammad Bin Abdullah sebagai Rabithah.(sunatullah)
        (ZATNYA yang laissakamitslihi saiun->tidak berbentuk, berupa &bersuara apabila menempati wadah akan berupa, berbentuk dan bersuara menyerupai wadah )
        ——————————————————————————–
        Hakikat Mursyd tidak pernah Mati.
        mengenai hakikat mursid tidak pernah mati memang benar tetapi “tugas dan Haq” diatas bumi dari ROHANI MURSYID yang sudah berlindung sudah tidak ada lagi. karena sudah menjadi tugas dan HAq penerusnya.

        Jika seorang Presiden Sudah berhenti dan menyerahkan “tugas dan HAq” nya…Sebagai Presiden maka tidak dapat lagi dia memberikan misalnya grasi kepada siapapun sebagai HAq Presiden karena dia sekarang bukanlah Presiden. dalam artian segala FAsilitas “Kpresidenan” yang dimiliki tidak laku lagi baginya walaupun dulu dia pernah menggunakan HAq itu.

        inilah maksud dari pernyataan saya diatas .yang semuanya berasal dari SunatullahNYA semata.

        Sekali lagi mohon maaf apabila pernyataan saya menyebabkan ketersinggungan dan kesalahpahaman

        salam dalam perjuangan
        mohoon beribu maaf

        • Mikael

          السلام عليكم ورحمة الله
          Anda salah…. Maka kemursyidan Abu Yazid Bustomi jg gugur, sebab jarak antara Abu Yazid dg Imam Ja’far Sodiq as lebih dari 100 tahun… Lalu bagaimana akan dikatakan tidak sah bahkan haram bermursyid pd yg sudah berlindung?!?! Tolong cermati sejarah dengan benar….

          • SufiMuda

            Antara Abu Yazid al Bisthami dengan Imam Ja’far shadiq ada 3 nama yang tidak dicantumkan. Jadi bukan Abu Yazid berguru gaib langsung ke Imam Ja’far Shadiq.
            3 nama tsb adalah : Makruf al Kharki, Imam Ali Ridha dan Musa Al Khazim.
            Di dalam tarekat Qadiriyah dan pecahannya yang juga tersambung ke Imam Ja’far Shadiq, 3 nama ini disebut dan tertulis.

            Kenapa 3 nama ini tidak dicantumkan? Silahkan di baca lagi sejarah tarekat.

            Penghilangan nama ini sama dengan hadist Mursal, beberapa perawi tidak dicantumkan, namun tidak mengurangi kualitas hadist.

            Begitu juga antara Abu Yazid dengan silsilah berikutnya, 4 nama tidak di cantumkan.

            Jadi seluruh Guru2 besar itu berguru kepada yang hidup bukan kepada yang sudah wafat.

            Kita pun begitu, kecuali melanjutkan Beguru. Misalnya dalam perjalanan berguru, sang Guru meninggal dunia, tapi dia sudah menjadi murid. Kalau dia sudah sempurna berguru, dia tetap bermursyid kepada yang sudah meninggal tsb.
            Kalau belum sempurna, WAJIB melanjutkan berguru kepada pewaris dari Sang Guru.

            Demikian

      • Anak ayah

        Menurut syariat yg benar bang,tidak boleh berguru pada yg sudah meninggal karena bisa syirik ,tarikat yg baik berdiri diatas syariat yg benar ,mursyid memang tidak mati bahkan tidak akan mati karena nur muhamad yg ada dalal dirinya dan nur illahi ,dzat tuhan tidak akan mati ,tapi dunia tunduk kepada lapuk DZAT ITU TIDAK AKAN LAPUK JUGA KALO DZAT ITU SUDAH TIDAK ADA KIAMAT INI DUNIA ,Tapi dzat itu menyerupai seperti wadahnya layaknya air kalo di baskom kayak baskom dia dipindahkan lagi di gelas kaya gelas dia dan seterusnya TAPI WADAHNYA HARUS ADA bukan yg sudah tidak ada,KALO BERGURU WAKTU BELIAU MASIH ADA BERMURSYID PADA BELIAU GPP SAMPE SKR TPI YG BARU BARU YG BLM PERNAH JUMPA SECARA LAHIRIAH HUKUM SYARIAT NYA TIDAK DIBOLEHKAN BERGURU PADA YG SUDAH BERLINDUNG

      • Anak ayah

        KALO TAK MENGAKUI ADA NYA KELANJUTAN KENAPA GAK LANGSUNG KE MUHAMAD DARI DULU KENAPA HARUS ADA SILSILAH???? APA ABANG AJA YG JADI MURSID PENERUS SILSILAH NYA??

    • Santri Gundhul

      Saudaraku ISENG,

      Pernyataan HARAM itu dikarenakan PEMAHAMAN akan seorang Mursyid yang disandarkan pada SOSOK LAHIRIAHNYA…Sungguh..ini sangat MENYEDIHKAN…

      Sebenarnya GURU dan MURID itu sudah ada di dalam DIRIMU. Seseorang yang berguru hanyalah sebagai wahana untuk mempercepat proses KETUNDUKAN pada kehendak sang CAHAYA HIDUP dengan berbagai methode yang telah dilakukan oleh sang Guru dalam MUJAHADAH dan RIYADAH nya.

      Salam CINTA DAMAI~513

      • iseng

        salam balik 513 buat YMM dan ALfatihah buat mas santri gundul.semoga YMM memperkenankan.dan melindungi kita dari bentuk “halus dan tidak terasa”perbuatan menyekutukan sang Pencipta ….

        terima kasih atas masukannya.

  • gotengs

    Ass.Wr.Wb
    pada ngmpul disini to..
    Mau koment palagi ya.
    Smua dah diboröng abang2ku..Kunci seluruh ibadah lagi..
    Salam kangen aja dah bang tuk smua abangku, dari kediri…

  • jok

    @iseng
    yang anda jadikan mursyid itu jasadnya atau rohaniahnya.kalau anda jasadnya anda keliru,sebab nuralanurin itu ditanamkan pada rohaniahnya dan rohaniah ahli silsilah itu tetap hidup.anda ndak pernah wukuf ya.AYAHANDA GURU TIDAKPERNAH MENUNJUK PENGGANTINYA.HANYA SATU YANG DITUNJUK(ADA S AKSI HIDUP),TAPI BELIAU TIDAK MAU.MAAF BUKAN BANG MOGA.MALAH BANG MOGAPUN TAKUT &HORMAT PADA BELIAU DAN PERNAH IKUT SULUK DISURAU BELIAU.

    • iseng

      @jok:

      saya kira ada kesalahpahaman persepsi mas jok dari pernyataan saya diatas.

      adakah penyataan saya diatas yang mengatakan Rohani Mursyid itu mati????

      Pernyataan saya diatas berbicara mengenai MURSYID maka yang dimaksud adalah bentuk LAHIRIAH beliau. jika berbicara mengenai bentuk Rohani/batin maka kita berbicara mengenai “RABITHAH”.

      HARAM HUKUMNYA BERMURSYID KEPADA YANG SUDAH BERLINDUNG/MENINGGAL ……

      Pada saat seorang MURSYID masih hidup maka bentuk lahiriahnya masih menyatu dan memiliki ROHANI MURSYID..sehingga zahir tersebut masihlah pantas tuk dipertuhankan…..(masih ada unsur ketuhanan)

      tetapi apabila telah berlindung berarti ROHANI MURSYID yang kekal hidup telah berpisah dari Zahirnya…nah apakah masih pantas kita mempertuhankan zahir yang tidak lagi mengandung unsur ROHANI MURSYID?????

      inilah penjelasan dari pernyataan diatas.
      ———————————————————————————
      (saduran pertanyaan jok)
      “………..anda ndak pernah wukuf ya..AYAHANDA GURU TIDAKPERNAH MENUNJUK PENGGANTINYA….. dst…”
      (jawab)
      mmmmm…saya tidak pernah menyatakan kalau Waliyamursyida itu main tunjuk penggantinya; coba bang jok baca2 lagi pernyataan saya………mungkin hanya kesalahan persepsi saja seperti diatas

      mohon maaf jika ada kata yang menimbulkan salah
      penafsiran…. dan mohon petunjuk pula jika ada penjelasan yang salah ……

      wassalam

    • Anak ayah

      YG DITUNJUK ABANGDA FATHONY KAH MAKSUT ABANG?
      ASAL ABANG TAU YG DITUNJUK AYAHANDA GURU DAN SINYATAKAN ABSOLUT JIKA MENDIRIKAN TN
      ADA 9 STATUTA
      NO.1 & 2 PUTRA BELIAU
      DAN NO URUT LAINNYA SALAH SATU NYA ABNGDA FATHONY KALO GAK SALAH ,KALO GAK PERCAYA CARI SEJARAH YG JELAS DARI SUMBER YG JELAS BANG JANGAN CUMA KATANYA

        • abu salam

          Abangda Tony adalah pimpinan zahiriah surau nurul amin surabaya…Abangda Moga pernah juga suluk disana padahal beliau waktu itu pimpinan zahiriah surau ghasil amin jember….juga abangda amirudin juga pernah suluk disana…Diantara beberapa khalifah utama ( Bang Toni,Bang Moga,Bang Asrul Bakar,Bang Yahya senawat dll ) memang hanya Bang Toni yang tak mau menjadi Mursyid (setelah Ayahanda Berlindung) lainnya menjadi Mursyid dengan silsilah dibawah Ayah..kecuali Bang Amir yang memakai silsilah lain……Bang Toni sering berkata dan berpesan agar jangan pindah mursyid dan tetap ikut Ayah..hingga sekarang meskipun pimpinan zahiriah berganti ganti jamaah nurul amin baik yang baru apalagi yang lama tetap bermursyid pada Ayahanda Guru….dan Beliau slalu Hadir untuk membimbing anak anaknya baik yang baru apalagi yang lama…ada 2 teory kemursyidan diantaranya teory mursyid mutlaq…dan nurul amin yang memakainya semuanya hanyalah masalah hati dan keyakinan saja…..Ya Allah ampunilah dosa kami dan Tempatkanlah derajat yang tertingi buat Guru Guru Kami

  • iseng

    @jok:

    saya kira ada kesalahpahaman persepsi mas jok dari pernyataan saya diatas.

    adakah penyataan saya diatas yang mengatakan Rohani Mursyid itu mati????

    Pernyataan saya diatas berbicara mengenai MURSYID maka yang dimaksud adalah bentuk LAHIRIAH beliau. jika berbicara mengenai bentuk Rohani/batin maka kita berbicara mengenai “RABITHAH”.

    HARAM HUKUMNYA BERMURSYID KEPADA YANG SUDAH BERLINDUNG/MENINGGAL ……

    Pada saat seorang MURSYID masih hidup maka bentuk lahiriahnya masih menyatu dan memiliki ROHANI MURSYID..sehingga zahir tersebut masihlah pantas tuk dipertuhankan…..(masih ada unsur ketuhanan)

    tetapi apabila telah berlindung berarti ROHANI MURSYID yang kekal hidup telah berpisah dari Zahirnya…nah apakah masih pantas kita mempertuhankan zahir yang tidak lagi mengandung unsur ROHANI MURSYID?????

    inilah penjelasan dari pernyataan diatas.

    mohon maaf jika ada kata yang menimbulkan salah
    penafsiran…. dan mohon petunjuk pula jika ada penjelasan yang salah ……

    wassalam

  • jok

    didalam TN pernah terjadi kekosongan zahiriah pimpinan diantaranya nenek jafar sodik dengan nenek abu yazid .malah secara zahir kedua nenek tersebut tidak pernah bertemu.bagaimana pendpat anda

  • kadaldibuayain

    nanya dong Bang..

    gimana ‘hukum’nya memasang foto/gambar Mursyid/Khalifah-nya di internet? di facebook misalnya..

    Khan skr lg marak tuuh.. bnyk murid yg dgn inisiatifnya sndiri, krn bentuk kecintaan-nya, menampilkan foto2 Guru-nya, dan membuat grup di facebook. Sejauh pengamatan sy, kalo di tarekat lain, ndak ada masalah sih.. malah kesannya ‘adem’, ada nuansa cinta.. hehehe..

    Tapi beda ketika ada grup yg memasang foto salah seorang Wali Besar dlm silsilah TN ini. Kenapa kok malah isinya ‘berantem’ mulu ya?? hehehe..

    Tolong tanggapannya dong Abang2ku yg pinter2.. Ditunggu yaa.. Love u all Abang2. 😀

    • iseng

      “akan ada hari2 dimana rahasia akan dibuka”…. yah mungkin realitasnya jadinya seperti itu semakin banyak kemunculan YMM di media sebagai pertanda “persiapan” TN menghadapi zaman syariat penuh…..

      kalo yang gontok2an itu TN sih wajar aja bang kadal…. buat persiapan menghadapi ZAMAN SYARIAT PENUH dimana “Hakikat yang benar duduk pada syariat yang benar” maka anak2 TN harus siap dan butuh latihan tuk menghadapi suluk “kelambu besar”…. nah disinilah ajangnya…. yang pasti selama masih dalam koridor TN..dan berpegang teguh pada wasilah yang berasal dari yang satu…. maka nggak bakalan jadi kacau karena :
      1. “DIANTARA KEDUANYA ADA AKU”….
      2. “SESAMA KUTUB AKAN TOLAK-MENOLAK”

      jadi jangan dianggap masalah ini adalah hal negatif…tapi sesungguhnya inilah sifat positif yang ingin ditanamkan guru kita …. sebagai persiapan menghadapi perubahan zaman sekaligus merubah zaman….

      salam dalam tali wasilah yang berasal dari yang SATU.

      amin

  • MFH

    Assalamu ‘alaikum,

    Mohon maaf, bukan saya bermaksud untuk bertikai masalah tariqat. Disini saya melihat banyak diantara abang-abang yang berpendapat bahwa YMAG tidak menunjuk siapapun penerusnya. Mungkin itu sebuah penafsiran dari fatwa YMAG.

    Namun saya disini juga ingin menyampaikan sebuah pendapat berbeda, yaitu bahwa YMAG telah menunjuk penerusnya.

    Pendapat ini diperkuat oleh fatwa YMAG pada Hari Guru tahun 1976 yang direkam oleh (alm) Abangda Jafar Ali. Pada saat itu YMAG menutup fatwanya, “…Kemudian daripada itu kita syukuri hari jadinya daripada Ayah sendiri, seperti yang disebut diatas tadi, didampingi pula dengan pensyukuran hari jadi daripada H. Drs. Iskandar Zulkarnain, dan H. Abdul Khalik Fajduani, SH. Semoga keduanya terus berdiri dan hidup untuk menegakkan kebesaran Kalimatullahil Yal Ulya…”.

    Ini hanya sebagian dari fatwa YMAG tentang penerus kemursyidan. Masih ada beberapa fatwa Beliau lainnya.

    Kemudian salah satu murid terkasih YMAG yaitu (alm) Abangda H. Syahril (In) Malik bersaksi bahwa pada tanggal 11 Januari 1998, mewariskan tongkat kemursyidan kepada (YM Buya) H. Iskandar Zulkarnain.

    YMAG saat itu memerintahkan kepada keduanya untuk mengumumkan berita tersebut kepada seluruh jamaah. Namun karena tinggi hadab akan Gurunya, YM Buya menolak untuk mengumumkan. Beliau juga sempat berdebat dengan Abangda In Malik.

    Sekarang tidak masalah siapa yang berhak untuk meneruskan kemursyidan YMAG. Karena secara syariat, seorang khalifah yang telah mendapat Ijazah dan mewairisi Ilmu, dapat menjadi Imam ketika Gurunya telah berlindung. Sang Imam ini seseorang yang ada secara zahir, sehingga mampu menunjukkan jalan secara bathin.

    Tapi kalau kita menyatakan berguru kepada seorang Wali yang telah berlindung, menurut saya kurang tepat. Karena jika kondisinya demikian dapat diterima, lebih baik kita berguru langsung kepada Rasulullah SAW.

    Wallahu ‘alam bisawwab.

    Wassalam

  • joni

    @mfh
    waktu ziarah kemarin tongkat & mahkota AYAHANDAGURU MASIH ADA KOK.DISISI KANAN SERAGAM TENTARA BELIAU DAN DISISI KIRI JUBAH ,TONGKAT & MAHKOTA BELIAU.ABANGISKANDAR TIDAK KUAT KOK JADI MURSYID JUGA BANG MOGA YANG SEKARANG SERING SAKIT & BEROBAT DI DAERAH JAWA BARAT.

    • GAK TAU APA2

      PUSAKA AYAHANDA GURU JELAS MASIH ADA DI QUTUBUL AMIN, KARENA MEMANG TIDAK DIWARISKAN PADA SIAPAPUN. YANG PALING DEKAT DENGAN AYAHANDA ADALAH IBUNDA DAN PARA KHADAM… MASA IYA SIH AYAH TIDAK MEMBERI TAHU MEREKA KLO MEMANG ADA PEWARISNYA…. LUCU DECH. Yachh… kita tengok kmbali kenapa Ayahanda pindah dri Sawangan ke Arco, krn Ayah sudah tau yg sbenarnya… Klau mau cari info yg pling jelas langsung kpd orang2 trdekatnya jangan ke yang lainnya.

  • bowiebollyn

    Asslmualaikum…Bang mohon Maaf,,,kapan ya kira2 utk bs d bangunnya Surau kita di daerah Riau…khususnya di Tembilahan????sx lg maaf ya bang>..

  • M. David

    jika kalian mau mencari guru mursyid Thariqoh Naqsyabandiyah ,. datang aja ke prov. Bengkulu ..
    silsisah ke-39 dari Rasulullah .saw_

    • ardy

      hahahaha, lucu yaaaa ko udah ada silsilah ke 39, dari manatuhh asal usulnya dia jadi muryid jangan sampe dia menggangkat dirinya sendir… atau murid yang diusir dari gurunya tru pulangkampung dia lngsung jadi mursyid…. hahahaha sekali lagi saya ketawa…. hahaha

  • Salik

    seorang mursyid yg kamil mukamil itu pasti AKAN DAN TELAH MENUNJUK AHLI WARISNYA.

    Karena HUKUM Memberikan / Menunjuk Al-Waris dalam Al-Quran adalah Wajib.

    Apakah demu egois suatu kelompok atau orang sehingga justru menjatuhkan kehormatan sang guru. dengan menyetakan bahwa mursyid tsb telah melanggar perintah Allah.
    subhanallah

  • Runa

    Saya membayangkan kita semua seolah berada dalam satu kelas di suatu sekolah. Gaduh, ada yang berdiskusi, ada yang berdebat, bahkan ada yang saling ejek dan saling menjelekkan. Syukur2 gak saling tonjok…
    Semua berbicara, semua melontarkan pendapat, semua merasa pintar dan merasa benar. Padahal Sang Guru tak pernah menyuruh untuk banyak bicara.
    “Jangan ribut dan rajin-rajinlah belajar” Itu kata-kata yang sering dilontarkan oleh Sang Guru.
    Namun..namanya jg murid. Sering melanggar perintah Guru. Semoga Sang Guru mengampuni semua kesalahan yang dilakukan murid karena keluguan dan kebodohannya ini.

    • ardy

      guru memang tidak pernah menyuruh kita ribut tapi guru mengajarkan kita untuk beraljar mencari yang benar, kalo kerja kita cuman mendengar dan mengerjakan tanpa mencari kebenaran maka buat apa kita belajar, maka apa bedanya kita dengan anak TK.

  • Yongki

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Illahi Anta Maqsudi Waridho kamat lubi

    Saya ucapkan terima kasih kepada pengasuh blok ini
    saya membaca cerita diatas sampai meneteskan airmata
    begitu mulia hati seorang rosul yang ketika (IA DIMANDI KAN DAN DIA TIDAK MAU KALAU UMMAT NYA TIDAK IKUT)
    tanpa terasa air mata saya keluar karna saya merasa bangga dan senang Allah telah menunjukkan jalan untuk berbaiat dan bertareqat..pada 2007 yang lalu…saya di baiat oleh sala satu mursyd muda…gurunya (BUYA SYEK MUHAMMAD RASYID SYAH AFFAN DI, DAN DARI MURID BUYA SYEK ZAINAL ARIFIN DAN SETERUSNYA yang ditdak bisa saya sbt satu persatu.. mereka menyebarkan ajaran ILMU TASSYAWUFF DI KABUPATEN REJANG LEBONG, CURUP PROVINSI BENGKULU.

    WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

    SEMOGA ALLAH SENANTIASA MELIMPAHKAN, NUR IMAN, NUR ISLAM, NUR TAUHID, NUR MA’RIFAT KEDALAM HATI KITAU SEMUA…..AMIN YA ROBBAL ALAMIN.

  • putra

    sebaiknya berhati hati karena belum tentu menurut kamu benar tp tdk bagi allah boleh jadi tidak baik tapi abaik bagi allah ………….. ikutilah kata hati karena kata hati tidak bisa adalah murni bukan godaan syetan

Tinggalkan Balasan ke bowiebollynBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca