-
Tajalli (3)
Perpaduan antara hati nurani dan akal itulah yang dapat sampai kepada hakikat dan dapat naik memperoleh tajalli tertinggi. Dengan akal saja orang tidak akan sampai memperoleh derajat itu, sebagaimana halnya orang juga tidak akan sampai ke derajat itu, kalau hanya dengan kalbu hati nurani tanpa akal. Manusia ulul albab adalah memadukan kedua daya rohani yang amat besar dan menentukan itu, yaitu daya akal dan daya kalbu hati nurani. Itulah manusia yang dapat melaksanakan pola ajaran dan amal Dienul Islam dengan utuh dan sempurna.
-
Tajalli (2)
Sayyid Abdul Karim bin Ibrahim Jaelani dalam kitabnya “ Al Insanul Kamil” mengatakan ada empat tingkatan tajalli : Tajalli Af’al Tajalli Af’al (perbuatan) lenyapnya af’al seorang hamba dan yang ada hanya af’al Allah SWT. Af’al yang hakiki adalah Af”al Allah. Segala sesuatu yng ada ini pada hakiakatnya adalah hasil af’al Allah, yang dilakukan oleh makhluknya merupakan sunatullah semata. Sunatullah yang merupakan sebab dan akibat. Alah berfiman : “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu” (Q.S. Ash Shafat 37 : 96).
-
Tajalli (1)
Tajalli adalah orang-orang yang telah melaksanakan takhalli dan tahalli secara baik dan sempurna dengan riyadhah dan mujahadah yang terus menerus, sehingga dia sampai kepada tingkatan hakikat yang akhirnya menjadi kekasih Allah SWT. Pengamal tarekat yang sampai kepada tingkatan ini, terbukalah hijabnya dan telah dekatlah dia kepad Allah SWT, sehingga dia mengetahui siapa yang dia imani, kepada siapa dia beribadat dan mengabdi, yaitu Allah SWT yang maha agung dan maha tinggi dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya.