Tasauf

Jangan Pernah Menilai Ucapan Orang Yang Sedang Jatuh Cinta

cinta-allahSepanjang hidup seorang pecinta Tuhan yang difikirkan adalah bagaimana dia bisa menyenangkan Tuhannya, bisa melayani Tuhannya dengan sepenuh hati. Ketika yang berbicara adalah cinta maka tidak ada lagi ukuran salah benar, pahala dan dosa bahkan tidak ada juga surga dan neraka. Bagaimana mungkin seorang yang sedang jatuh cinta bisa kita tawarkan kenikmatan lain sementara dia sedang hanyut dengan cintanya. Sejuta kenikmatan yang ditawarkan tidak akan mempengaruhi sedikitpun khusyuk dia kepada Sang Kekasih.

Cinta tidak mengenal logika dan akal pun terkadang menjadi lumpuh. Lalu bagaimana mungkin kita bisa menghukum ucapan orang-orang yang sedang dimabuk cinta. “Engkau adalah wanita tercantik sedunia, tak ada yang bisa menandingi kecantikanmu” atau “engkau adalah pria paling ganteng sejagad raya, hanya orang gila yang mengatakan dirimu tidak ganteng”. Kita yang sedang tidak jatuh cinta kemudian dengan santai menilai ucapan-ucapan orang yang sedang tenggelam dalam lautan cinta memakai logika orang sehat, tentu saja kita menilai mereka dengan penilaian yang salah. Wanita yang dimaksud dia “paling cantik sedunia”, jangankan bisa bertanding di ajang Miss Universe, dipertandingan wanita paling cantik se kelurahan saja bisa kalah. Tapi apakah kita bisa menggugat penilaian orang yang dimabuk cinta?? Jawabannya TIDAK. Kalau ada yang menilai dengan penilaian orang normal maka yang menilai itu tergolong tidak Normal.

Begitu juga ucapan-ucapan dan tindakan orang yang sedang mabuk cinta dengan Tuhan atau mabuk cinta dengan Rasul maka logika tidak lagi bisa jalan. Saidina Abu Bakar Shiddiq ra menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya untuk orang yang dicintainya yaitu Nabi Muhammad SAW bahkan begitu cinta kepada Nabi, Aisyah anak kandung beliau pun diizinkan menikah dengan Nabi. Sahabat-sahabat Nabi menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk Nabi semata, bahkan nyawapun mereka berikan, semua bisa terjadi karena cinta.

Begitu asyiknya Nabi dengan Tuhannya, sehingga dalam sebuah riwayat pernah Nabi tidak mengenal sama sekali istri Beliau Aisyah. Berulang kali Aisyah memperkenalkan diri tetap Nabi tidak mengenalnya. Kemudian Aisyah sadar kalau Nabi sedang tenggelam dalam samudera cinta Tuhan, akhirnya Aisyah diam.

Rabi’ah al Adawiyah dengan cinta membara dan kondisi mabuk kepayang kepada Allah berdoa, “Ya Allah, jika aku beribadah kepadamu karena mengharapkan surga-Mu maka tutuplah pintu surga itu, seandainya aku beribadah karena takut neraka-Mu maka masukkan aku ke dalam neraka itu tapi kalau aku beribadah karena diri-Mu semata maka jangan palingkan wajah-Mu dari aku”. Lalu ada orang yang merasa pandai bukan pandai merasa kemudian menilai ucapan Rabi’ah dan menuduh Rabi’ah dan kaum sufi orang yang tidak menginginkan surga dan tidak takut neraka. Kemudian diciptakan fitnah dengan segudang argumen, dipakai ayat-ayat Al-Qur’an yang dipahami sejengkal pandangannya untuk menyalahkan ucapan Rabi’ah. Itu sama dengan orang mempertandingkan sosok yang disebut oleh orang jatuh cinta sebagai “wanita paling cantik sedunia” dalam ajang pemilihan wanita paling cantik. Inilah yang disebut orang bodoh yang tidak mengetahui kebodohannya.

Dalam kondisi mabuk Ketuhanan, Mansur al-Halaj berucap, “Aku adalah Kebenaran”, kemudian ucapan itu dijadikan bahan diskusi panjang dan rumit sepanjang zaman, padahal dalam kondisi sadar al-Halaj sendiri adalah seorang yang taat beribadah, paling takut dengan Allah bagaimana mungkin dia mau menyatakan diri sebagai Tuhan???. Al-Halaj bisa jadi hanya sekali mengeluarkan ucapan itu dalam kondisi mabuk cinta, artinya ucapan “Ana al-Haq” bukanlah ucapan keseharian dari al-Halaj. Sama juga dengan ucapan Nabi, “Aku adalah Ahmad tanpa Mim” serupa dengan ucapan Al-Halaj, apakah kita bisa menghukumi Nabi sebagai orang yang mengaku sebagai Tuhan?? Padahal dalam keseharian Nabi adalah seorang hamba yang sadar penuh sebagai hamba.

Itulah sebabnya Abu Yazid al-Bisthami memberikan nasehat, “Barangsiapa yang menuntun ilmu tanpa berguru maka wajib setan gurunya”. Ucapan-ucapan Sufi kita nilai dari sudut pandang ilmu diluar sufi maka tentu saja kita menganggap mereka sesat dan salah. Bagaimana mungkin seorang ahli hukum bisa menilai tindakan seorang dokter atau seorang insyiur karena memang kedua ilmu itu berbeda. Kalau ingin menilai kualitas seorang dokter maka harus memakai ilmu kedokteran. Kalau ingin menilai ucapan seorang pengamal tasawuf harus memakai ilmu tasawuf. Menuntut ilmu hanya dengan membaca tanpa memiliki Guru lebih banyak kelirunya dari pada benarnya.

Banyak ucapan-ucapan dari orang sufi yang dianggap keliru karena menilainya dengan menggunakan ilmu yang berbeda. Kadang dengan bangga mengatakan berdasarkan ayat ini, hadit riwayat ini ucapan sufi itu keliru dan sesat. Mereka yang menilai itu lupa bahwa kaum sufi itu adalah orang yang sangat paham Al-Qur’an dan Hadits bahkan atas izin Allah mereka sanggup memahami lapisan-lapisan yang tersirat dan tersembunyi dari tersuratnya Al-Qur’an. Alangkah bijaknya kalau ada ucapan tokoh Sufi yang tidak kita pahami atau tidak lazim jangan buru-buru menilai salah dengan ilmu kita yang terbatas, tanyakan kepada orang yang ahli dibidangnya agar mendapat bimbingan.

Menutup tulisan singkat ini saya memberikan saran, “Jangan pernah menilai ucapan  orang yang sedang jatuh cinta karena ucapannya tidak bisa dijadikan dasar hukum sebagai benar atau salah. Hanya orang yang tenggelam dalam cinta saja yang bisa memahami ucapan orang yang dimabuk cinta”. Demikian!

19 Comments

  • awam

    Ingin rasanya belajar ilmu tauhid dan pernah belajar ilmu tauhid walau sebentar(berhenti karena terjadi sesuatu terhadap saudara yg kebetulan bersamaan belajar sama saya)mungkin karena ceroboh belum mengerti syareat serta mendahului pengajaran dari mursid lewat buku dan di angan angan sendiri maknanya,sekarang saudara sakit syaraf.kejadian tersebut membuat trauma sendiri bagi saya tapi dalam hati yg paling dalam masih ingin belajar ilmu tauhid lagi.kpada sufi muda tolong beri sedikit tips buat saya gimana baiknya langkah-langkahnya belajar ilmu tauhid?apa harus menguasai syariat dulu agar tidak tertsesat nantinya

  • awam

    Kejadian terjadi pada waktu saudara sholat maghrib setelah itu saudara berteriak keras (astagfurullah)berkali kali dengan posisi sujud sambil menangis keras setelah kejadian itu perubahan terjadi pada diri kakak saya,kakak saya kegiatan sehari harinya hanya sholat baca qur’an,wirid di dlm kamar tidak seperti biasanya semua lantai rumah di pel bersih dgn alasan najis,memakai wangi wangian,pergi sendirian mengembalikan hutang hutang serta barang yg pernah di pinjam ke teman temanya seperti buku,uang,gitar,jarang tidur cuma dikamar wirid,dibawah ke rumah orang pintar katanya orang tersebut kalo anak ini bisa berhasil katanya besok dia bisa tetulung membantu orang tapi kalo gagal bisa sakit jiwa dan katanya juga kemasukan jin.pernah juga sungkem orang tua ibu disuruh ambil air wudhu terus pamitan bawah tas katanya ada tugas,sama ibu gag boleh pergi malah saudara mengancam mengambil pisau mau bunuh diri kalo ibu tidak ngijinin dgn alasan menghalangi tugas terserbut.mau gag mau ibu ngijinin. terus saya telpon orang pintar katanya gag usah dicari besok juga pasti kembali. Ternyata benar besok paginya ia pulang.yang saya tanyakan peristiwa apakah itu?minta penjelasanya sufi muda??? (Mohon maa’f setelah dapat jawaban dari sufi muda kalo bisa tulisan saya di hapus demi menjaga aib keluarga)

      • awam

        Alhamdulillah terimah kasih sufimuda atas tanggapanya semoga tulisan sufi mudah bermanfaat bagi banyak orang terutama seorang awam seperti aq,ya allah bimbinglah hamba kejalan lurus jalan yg engkau ridho-i serta tuntunlah hambamu ini lindungi hambamu yg lemah ini dari godaan syetan yg menyesatkan jalanku untuk berusaha mencintaimu,ya allah tiada daya dan kekuatan selain atas ijinmu ya allah yang maha tinggi lagi maha mulia

  • Candra

    Banyak kata2 profesor yang tidak dipahami atau diartikan dengan salah oleh anak2 SMP. Itu karena mereka belum cukup ilmunya.

    Demikian juga Alquran dan hadist, kalau tidak cukup ilmunya banyak ayat2 suci itu tdk bisa dipahami atau lebih buruk lagi diartikan salah.

    Menurut Kami hanya ALLAH dan orang2 yang beserta dengan ALLAH (Kekasih ALLAH) yang memahami sepenuhnya makna yang tersurat dan tersirat dari Alquran itu Sendiri.

    • zal

      jadi siapa yang kekasih Allah itu Mas.., alangkah sedihnya kita kalau kita juga tak termasuk didalamnya ya… padahal ayat kedua (al Baqarah) dikatakan Alkitab itu sebagai petunjuk, namun kalau hanya kekasih Allah yang Sampeyan maksud itu saja yang difahamkan Allah…duh betapa ruginya kita…sepanjang hidup tak ada petunjuknya…manalagi kalau ada pendapat kalau kekasih Allah itu manusia seperti kita juga, disembunyikan Allah, ….padahal ada pada dirimu sendiri..mengapa kamu tak melihatnya… (penggalan ayat..embuh)

    • ahmed elbrown

      Keilmuan ada tiga, tergantung orang yang memahaminya,
      -filsafat (kebenaran berdasarkan pemikiran rasional)
      -sains (kebenaran berdasarkan pembuktian)
      -mistis (kebenaran berdasarkan perasaan)
      masing2 ilmu ini benar apabila diaplikasikan dgn benar..namun utk mencari titik temu keduanya itu yg susah)
      cth: isra’ mi’raj, kemungkinan tidak akan pernah bs terbukti dgn fakta2, begitu juga tingkat kekhusyukan shalat dll.
      tp sy rasa, cocok juga tulisan dlm thread ini dijadikan teori baru dlm ilmu sains mengenai hal2 bersifat ruhaniah (mistis). Dengan teori “cinta”…subhanallah..hehehe

  • arkana

    membaca kutipan ini:
    “…Sama juga dengan ucapan Nabi, “Aku adalah Ahmad tanpa Mim”…”

    jadi teringat dulu pernah diskusi ttg itu. konon berasal dari hadits yg lengkapnya: “Aku Ahmad tanpa mim, aku Arab tanpa ‘ain, barangsiapa melihatku, telah melihat Al Haq”
    diskusi berakhir dg vonis itu hadits dhaif atau palsu. ketika itu memang saya gak berhasil menemukan sumber yg qualified untuk menjelaskan hadits itu.

    memang sangat suka dipercaya betapa kalimat spt itu bisa terucap dari mulut sang Rasul.
    apalagi hanya berbekal pengetahuan di dataran syariah saja.

  • awam

    Maaf sudah saya kirimkan lengkap di email sm,saya harapkan balasan dan siap menunggu jawaban sufi muda agar tidak menjadi tanda tanya bagi saya pribadi,salam kenal buat bapak atau mas chandra terimakasih sudah mangamini do’a saya,saya baru di blog ini

  • Ruslianto

    Maaf,..banyak dizaman ini Para Guru dan Ustadz “mengajar ilmu tauhid” , tanpa mengajar WASILAH, sehingga ummat mencari hubungan LANGSUNG KE-TUHAN secara AWAM, (ini) Jelas tidak akan berhasil ! ; Maaf sekalilagi Maaf- TUHAN BUKAN ZAHIR SEPERTI KITA.
    DIMENSI-NYA BUKAN SEPERTI MANUSIA dan FREKWENSI-NYA PUN BUKAN SEPERTI MANUSIA ! BAGAIMANA MUNGKIN IA DAPAT DIHUBUNGI SEPERTI MANUSIA ! (secara AWAM).
    Disamping beribadat secara Manusia Zahir, TUHAN MEMERINTAHKAN KITA MENCARI WASILAH DAN MENEMUKANNYA !
    QS.Suraah Al-Maidah ayat 35 :
    Hai orang yang beriman, Taqwalah pada Allah, dan Carilah/ Temukanlah Wasilah, yang membawa engkau pada Allah, sungguh-sungguhlah engkau di “jalan” itu, niscaya engkau MENANG (dunia – Akhirat).

    Ia (Insan tersebut) tidak pernah diajar bagaimana cara pelaksanaan teknis memusnah kan AL IBLIS dalam Hati Sanubarinya, yang sebenar nya adalah POKOK / PANGKAL dari SHOLAT yang tidak khusuk.
    Ia hanya diajarkan menyebut A’udzubillahi minasy syaithoonir rojiimm, yang “diproduksinya” sendiri secara awam, ia hanya baru diajarkan “meniru bunyi”, tanpa pernah diajarkan bagaimana cara pelaksanaan teknisnya “menyalurkan” Ayat tersebut. dari Sumbernya yang Maha Dasyat,

    Dalam hal yang begini rupa, Insan tersebut akan mengalami kecelaka an besar, yaitu ia akan kembali ke alam baqa dengan masih bersama sama dengan iblis dihatinya, karena ia tidak pernah mampu memus nah kannya selama hayatnya. (karena tak pernah mengetahui cara metode pelaksanaan teknisnya).
    Sang iblis mengikutinya dalam mengharungi alam barzhah sampai akhir dunia. Na u’udzubillahi min zhalik

    Rasulullah pernah bersabda kepada para Sahabatnya yang kira-kira berbunyi : “Kita telah kembali dari memenangkan suatu peperangan kecil di medan laga, sekarang kita mulai menghadapi suatu pepera ngan besar, yaitu memusnahkan Iblis Laknatullah yang berada di sanubari kita sendiri !”.
    Inilah ILMU TAUHID YANG SEBENARNYA, MENG-ESAKAN ALLAH DAN MEMBERSIHKAN HATI/ROH.
    Wass.

  • irfan

    Bukan lah allah yg mencari kekasih nya……tetapi kekasihnya itu lah yg mencari allah…….didalam hakikat manusia itu tiada yg ada hnya allah……..jadi setiap manusia yg diciptakan allah tak lain dan tak bukan hanya semata2 menyembah allah…..begitu jg dengan jinn…..”Tidak kuciptakan jin dan manusia hnya menyembah kepadu”.

    .Jadi, dalam hal Mengenal Allah SWT diperlukan Hati yang telah Mendapatkan Cahaya-Nya, karena hanya dengan Cahaya-Nya lah Hati akan Mengenal Allah.
    Marilah kita Memohon kepada Allah untuk ma’rifat-Nya, seperti yang diberikan kepada Kekasih-Kekasih-Nya yaitu Nabi kita Muhammad SAW, Para Nabi, Para Wali. Dan semoga kita tidak seperti apa yang d

    Firmankan Allah dalam Alquran;

    “””” Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk Neraka kebanyakan dari Jin dan Manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk Memahami (Allah), dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar.(Qs.7:179)”””””

    sebagaimana Perintah Allah: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang diri mereka sendiri? (Qs.30:8).

    Maka Marilah kita ber-Tafakkur, Masuk Ke Dalam diri kita masing-masing!
    Untuk Mengenal diri, Apakah kita harus Masuk ke dalam diri?
    Iya, karena bila kita mau Mengenal diri tapi kita tidak Masuk ke dalam diri, maka Perkenalan terhadap diri kita hanya sebatas Prasangka-Prasangka saja, hanya sebatas rasa-rasanya, atau katanya-katanya. Maka untuk mengenal diri sebenar-benar diri kita harus Masuk ke dalam diri dan Melihatnya sendiri.
    seperti Firman Allah; Dan di dalam dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak melihat? (Qs.51:21).

Tinggalkan Balasan ke awamBatalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari Sufi Muda

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca