Tasauf

MENDAFTAR SEBAGAI HAMBA ALLAH

Suatu hari dipinggir jalan yang berdebu, para pekerja sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, yaitu memperbaiki jalan. Pekerjaan itu diawasi oleh seorang mandor, sang mandor mengetahui jumlah pekerja, berapa lama dia bekerja, karena seluruh data pekerja tercatat dalam buku nya. Mereka bekerja mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00, istirahat siang jam 12.00-13.00, tiba jam 5 sore para pekerja antri mengambil uang hasil keringatnya, mereka semua di kontrak sebagai pekerja harian. Syarat untuk bisa bekerja terlebih dahulu harus mendaftar kepada mandor, sang mandor melapor kepada atasannya, kalau atasan menyetujui barulah nama pekerja di catat dan kalau bekerja sorenya langsung dibayar.

Seorang anak muda yang lagi menganggur memperhatikan dengan seksama para pekerja, tentu saja perhatiannya terfokus kepada pengambilan upah di sore hari, dalam hatinya berkata : “Enak juga bekerja disini, angkat sana angkat sini, siang dikasih makan sore nya langsung dapat uang, kalau begitu besok aku bekerja disini saja”.

Anak muda tadi besoknya langsung bergabung dengan para pekerja tanpa mendaftar terlebih dahulu kepada mandor, karena pekerja jumlahnya banyak sang mandor tentu tidak memperhatikan kalau ada orang luar yang bekerja tanpa mendaftar. Anak muda bekerja dengan sangat luar biasa, lebih taat dari orang-orang lain yang sudah mendaftar sebagai pekerja, mungkin karena ingin mendapatkan imbalan maka  saat istirahat siangpun dia tidak berhenti bekerja.

Sore hari seluruh pekerja antri mengambil gajinya, satu persatu dipanggil nama, yang dipanggil namanya maju ke depan dan mengambil uang sekalian membubuhkan tanda paraf sebagai tanda sudah mengambil gaji dan sebagai bukti bagi mandor untuk melaporkan kepada atasannya. Anak muda tadi sudah menunggu sekian lama dengan harap cemas, namanya tidak kunjung dipanggil sampai semua pekerja mendapatkan gajinya. Anak muda mendekati mandor  dengan kesal dia berkata: “Kenapa saya tidak dikasih uang? Saya kan bekerja juga bahkan saya lebih rajin dari pekerja yang lain

Mandor memperhatikan wajah anak muda itu dengan seksama, dan bertanya: “Siapa nama kamu?

Sufimuda” jawabnya

Mandor membuka buku catatan kebaikan yang dilakukan pekerja, setelah membolak balik beberapa kali akhirnya mandor kembali menatap wajah anak muda: “Nama kamu tidak tercatat dalam buku saya, jadi kamu tidak dapat gaji

Anak muda itu protes, “Bapak tidak adil, saya telah bekerja dengan rajin, tapi kenapa saya tidak diberikan gaji

Sang Mandor iba juga melihat anak muda itu dengan suara yang agak dipelankan dia berkata kepada anakmuda, “Anak muda, semua yang bekerja disini namanya tercatat, dan mereka semua terdaftar sebagai  hamba dari tuan saya yang kaya raya, saya sendiri budak tuan saya juga, saya tidak punya apa-apa, uang yang dititipkan kepada saya adalah amanah sebagai imbalan atas perbuatan baik mereka kepada tuan saya, kamu telah salah anak muda, kamu ikut-ikutan berbuat tanpa tahu ilmunya, tapi belum lah terlambat, silahkan hari ini kamu mendaftar mudah-mudahan tuan saya berbaik hati menerima kamu sebagai hamba nya, dan kalau nama kamu sudah terdaftar nanti setiap pekerjaan yang kamu kerjakan pasti mendapat imbalan dari tuan kita”.

Anak muda tadi termenung, barulah dia sadar ternyata melakukan sesuatu itu mesti tahu ilmunya tidak cukup hanya dengan ikut-ikutan.

Dari cerita di atas banyak hal yang bisa kita renungi, mudah-mudahan ibadah kita tidak seperti seorang yang bekerja tanpa mendaftar terlebih dahulu, tidak termasuk orang yang ikut-ikutan, kalau hal ini terjadi sangat disayangkan di akhirat nanti ketika kita meminta imbalan atas amalan yang kita lakukan, Tuhan kembali bertanya kepada kita, “Siapa yang menyuruhmu ibadah? Apakah kamu sudah mendaftar sebagai hamba-Ku?” Kita mau jawab apa? Mau kembali ke dunia sudah tidak mungkin karena hidup dunia hanya sekali dan segala amal kebaikan dilakukan di dunia bukan di akhirat.

Pernahkan kita bertanya dalam hati; “Sudahkah nama kita terdaftar sebagai hamba-Nya sehingga setiap perbuatan yang kita lakukan menjadi sah?”

Fungsi seorang Mursyid dalam cerita diatas ibarat mandor tempat kita mendaftarkan diri sebagai hamba-Nya, setelah itu barulah kita bekerja sebagai pekerja yang sah bukan pekerja illegal, barulah kita menjadi hamba sebenarnya bukan hamba-hambaan, kalau kita menjadi hamba-hambaan nanti syurga yang kita dapat juga surga-surgaan.

Nabi di utus ke dunia untuk mengajak manusia ke Tuhan, membuka rahasia bagaimana kita bisa berhubungan dengan Allah sebagai pokok Agama, sebagai Ruh Ibadah, karena apapun yang kita kerjakan kalau tidak ada ilmu perhubungan dengan-Nya akan jadi sia-sia. Nabi telah membisikkan rahasia itu kepada sahabat-sahabatnya yang mulia, diteruskan kepada para ulama pewaris Nabi, sampai sekarang ini. Tali yang menghubungkan antara hamba dengan Tuhan nya telah diberikan kepada Rasulullah SAW sehingga Allah berfirman dalam hadist Qudtsi, “Doa akan tergantung antara bumi dan langit kalau tidak bersalawat kepada Nabi”. Bershalawat tidak lah cukup dengan mengucapkan “Allahumma Shali’ala Saidina Muhammad”, secara syariatnya memang demikian, akan tetapi secara pelaksanaan teknis terlebih dahulu kita harus menemukan frekwensi atau gelombang yang bisa menghubungkan kita dengan Rasulullah, untuk bisa menghubungkan kita dengan Rasulullah tidak lain adalah dengan menghubungkan rohani kita dengan Ulama pewaris Nabi.

Kita sering membaca do’a setelah azan, artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna lagi  memiliki shalat yang didirikan, berilah junjungan kami Nabi Muhammad, WASILAH …….”

Untuk apa kita berdo’a supaya diberikan Wasilah kepada Nabi Muhammad? Do’a ini menyadarkan kita bahwa sebelum melaksanakan shalat sebagai media untuk berjumpa dengan Allah terlebih dahulu kita harus menemukan Wasilah yang menghubungkan kita dengan Allah.

Sangat disayangkan kebanyakan ummat Islam sekarang ini telah terikut paham anti wasilah, dengan dalih bahwa orang yang berwasilah itu sama dengan orang menyembah berhala, dan mereka tidak pernah tahu kalau wasilah itu bukanlah perantara antara hamba dengan Tuhan, akan tetapi wasilah itu adalah sarana untuk langsung berhubungan dengan Allah.

Kepada yang anti wasilah, ada pertanyaan yang harus anda jawab, “Apakah ketika anda melaksanakan ibadah teringat kepada benda-benda tidak termasuk syirik yang sangat berbahaya?

Mau langsung ke Tuhan tanpa ada yang mengantar, monggo, gak ada yang larang, mungkin anda akan lebih hebat dari Nabi kita, dimana Beliau untuk bisa berjumpa dengan Tuhan di antar dan dituntun terlebih dahulu oleh Jibril a.s.

Kalau kita belum pernah ke suatu tempat, cara yang paling aman adalah mencari sopir yang sudah pernah bolak balik kesana, kalau nanti sudah mahir barulah kita bolak balik sendiri.

Allah telah memberikan tali-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dan kemudian diteruskan kepada Ulama Pewarisnya sampai kepada kita, dengan Tali itulah kita akan terhubung dengan-Nya. Lewat Mursyid lah Allah memberikan tali-Nya sebagai pegangan kita semua.

Jadi bukan rajin atau tidak rajin bekerja yang jadi ukuran, tapi terdaftar atau tidak terdaftar secara sah. Belum lah terlambat bagi kita untuk mendaftarkan diri sebagai Hamba Allah, mendaftarkan pada jalur yang telah si sahkan oleh Allah SWT. Merupakan Karunia yang luar biasa andai sekarang kita mau memulai mendaftar sebagai hamba Allah dari pada terus menerus menjadi hamba Baca/hamba syetan atau merasa menjadi hamba Allah.

Padahal

Ya

Padahal…

 

 

46 Comments

  • ahsinmuslim

    alhamdulillah yang pertama. saya sudah terdaftar blom ya? he..he…(introspeksi diri)

    setuju, setiap amal perbuatan yang kita lakukan mesti didasarkan pada ilmu. karena tanpa ilmu arah kesesatan menjadi begitu dekat. siapa mau hidup dalam kesesatan, ya gak? Afwan…..

  • 10

    HEBAT BOS!!! memang biar tahu saudara saudara kita yang masih belum ber BAI’AT bang sufi muda?yang REPOT nanti ada yang MAS SUFI MUDA bisa nggak bila BAI’AT lewat internet? he…he….he ( just kiding)

    salam FI SABILILLAH

  • yudistira

    sayang ya…………….
    bagi yang belum mendaftar sebagai Hamba Allah.

    sholat ……..ya… dapat olah raganya doank
    puasa……..ya… dapat haus dan dahaganya aja
    haji ……….ya … dapat jalan2nya doank
    zakat …….ngabisin duit aja………….

    heeeeeeeeeeeee

    peace:-)

  • hamba'79

    Sdr. Rindu wrote :
    **Saya hamba ALLAH bukan hamba yang lain … semoga istiqomah [seperti percikan nama saya…]**

    yee..semua orang pun ngaku2 sebagai HAMBA ALLAH ..
    ane juga..
    permasalahannya adalah ..apakah kita udah terdaftar belum sebagai hamba Allah..
    setau saya zaman nabi Muhammad aja harus mendaftar dulu ama Nabi Muhammad atau khalifahnya..harus ada saksinya donk…
    ** SAYA BERSAKSI ( mana saksinya ) TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, DAN SAYA BERSAKSI ( LAGI.. ) BAHWA NABI MUHAMMAD ( HARUS KENAL DONK..) UTUSAN ALLAH ***
    nah pertanyaannya apa mas / mbak Rindu sudah ber saksi dan terdaftar…????

    ^^ v
    PiiSS

  • hamba'79

    to mas..yudistira..
    kalau boleh tau mas udah terdaftar belum..dari komennya yakin kali kok sudah terdaftar sebagai hamba ALLAH..
    dimana mas..
    dan kalu saya mau mendaftar dimana ya mas..??
    makasih..

    ^^ V
    PiissSS

  • abdullah

    tul jg tuh, mau nemuin pak bupati aja mesti daftar dlu lwat ajudan,, ga bisa asal nyelonong,.. bang sufi gmana ne cara daftarnya?, apa aja persyaratan biar dterima? saya jg pngen jadi hamba ALLAH, kaya nama saya tuh, abdullah

  • truthseeker

    @sufimuda
    Semua muslim sudah daftar dengan mengucapkan Syahadat (persaksian), knp hendak dipersulit. Saya yakin Allah tidak akan membuat sesulit itu, bayangkan utk menemukan mursyid saja tdk mudah, mengenali yg mana mursyid yg benar lebih sulit lagi. Bagaimana jadinya anak2, orang awam, muallaf dll. Saya pikir kita harus lebih berhati2. Terlebih lagi dengan statement berikut:

    Nabi di utus ke dunia untuk mengajak manusia ke Tuhan, membuka rahasia bagaimana kita bisa berhubungan dengan Allah sebagai pokok Agama, sebagai Ruh Ibadah, karena apapun yang kita kerjakan kalau tidak ada ilmu perhubungan dengan-Nya akan jadi sia-sia. Nabi telah membisikkan rahasia itu kepada sahabat-sahabatnya yang mulia, diteruskan kepada para ulama pewaris Nabi, sampai sekarang ini.

    Sangat tdk masuk akal suatu perintah yg mendasar koq dirahasiakan dan bhkn disampaikan dg berbisik. Jika mmg itu suatu yg mendasar maka seyogyanya disampaikan secara terang benderang. Akan mejadi pertanyaan apakah rahasia tsb shahih ataukah hanya bualan?. Ini penting dijelaskan krn akan menjadi fitnah saja nantinya.
    Akhirnya saya malah berfikir bgm jadinya dg silsilah mursyid yg ada, apakah claim tsb pun tanpa ada dasar? Bagaimanakah cara menguji silsilah tsb valid?

    Bershalawat tidak lah cukup dengan mengucapkan “Allahumma Shali’ala Saidina Muhammad”, secara syariatnya memang demikian, akan tetapi secara pelaksanaan teknis terlebih dahulu kita harus menemukan frekwensi atau gelombang yang bisa menghubungkan kita dengan Rasulullah, untuk bisa menghubungkan kita dengan Rasulullah tidak lain adalah dengan menghubungkan rohani kita dengan Ulama pewaris Nabi.

    Lihat yg saya tebalkan, apakah ini shalawat yg mas sufi lafadzkan? Kalau mmg ini maka tentu tdk sampai krn ini shalawat buntung.
    Sufimuda, tdk usah kita menggunakan kalimat2 yg muluk2 (gelombang etc.) karena Al-Qur’an sdh memerintahkan kita berwasilah QS: Al Maidah:35, tapi jgn juga tafsir berwasilah ini diklaim hanya yg spt sufimuda maksudkan.
    Maaf jika saya terlalu mendesak. Saya tidak anti dg tariqah, tp saya punya pandanga berbeda dg sufimuda dalam memandang masalah2 spt ini.

    Wassalam

  • mako

    BETUL SEKALI memang kita harus berbai’at dahulu saudara2…tetapi setelah dibai’at kita ga boleh setengah2 mgamalinnya…

    btw menurut sufimuda bagaimana tuh, beberapa hari lalu di berita detik.com ada seseorang mengaku salah satu jamaah tarekat besar di Indonesia tetapi berbuat cabul dan nyleneh…zikir dengan berbugil ria katanya untuk pengobatan, padahal dengan lawan jenis…khan kurang ajar namanya?

    apakah seseorang yang tidak focus dalam menerima ajaran dan setengah2 yang jadinya sok tau akan demikian jadinya? nyleneh yang jadinya merusak citra tarekat?

    padahal apabila kita telah sampai..nikmatnya tiada tara khan? ga ada apa2nya kenikmatan yang ada di duniawi ini..betulkah demikian?

    dahulu sekitar hampir 18 tahun lalu saya pernah mendaftar namun karena setelah pindah kota dan kalifah yang mendaftar saya telah wafat..saya jarang amalkan ajarannya…apalagi jarang bertemu dengan kawan2 setarekat….menurut mas sufimuda apakah saya ahrus daftar lagi? karena saya berniat menjumpai mursyid untuk minta di baiat…fyi mursyid yang mau saya datangi beda dengan tarekat terdahulu…dan kebetulan telah berulangkali saya ketemu beliau di tempat saya sekarang….namun menurut saya ajaran & tujuannya sama…cuma agak beda tatalaksananya…

    nuwun mohon saran

  • sufimuda

    Truthseeker…
    jawaban saya gampang aja,
    kalau memang tidak ada yang rahasia, kenapa tidak semua orang bisa melihat Allah? bahkan masih memperdebatkan tentang kemungkinan Allah bisa dilihat?
    Artinya dia belum memperoleh ilmu bagaimana bisa berjumpa dengan Allah, bukankah itu menjadi sebuah rahasia?

    Kalau berwasilah seperti surat al maidah itu bukan wasilah kepada mursyid, lalu berwasilah kepada siapa?
    Kalau pengertian syariat, wasilah itu berupa amal-amal baik, shalat, puasa, dan kebajikan lain, lewat amalan itulah kita bisa sampai kepada Allah.

    Orang-orang Tasawuf secara keseluruhan mengartikan Wasilah itu sebagai Tali penghubung seseorang dengan Tuhan,
    Wasilah itu berupa Nur yang ada dalam dada Guru Mursyid.
    Lengkapnya dapat anda baca di :
    http://sufimuda.wordpress.com/2008/04/22/ber-wasilah-kepada-mursyid/

  • dinda

    Mnurut sy, syahadat tdk dpt dianggap sbagai bukti s1 pendaftaran. Krn persoalan-a sudah knal blum kita ama Allah saat kita bersaksi tsb, klo blum brarti pendaftaran tdk berlaku, benar bgt Ab SUFIMUDA?
    Mnurut sy, mndaftar dl sama Allah, ya Allah sy daptar jd hamba mu bole? Kmudian br brsaksi.
    Dulu Mendaftarkan diri pd rasul, klo skarang ya pd pewaris-a lah, kpd Guru Mursyid yg kamil mukamil, khalis mukhlisin, pd Beliau lah kita mendaftarkan diri,
    Salam Takzim buat Ab SUFIMUDA 🙂

  • sufimuda

    mas Mako, salam kenal,
    Mendaftar itu kan sekali seumur hidup, jadi tidak perlu mendaftar 2 x, kecuali pindah Mursyid.
    Kalau Mursyid nya sama tidak perlu mendaftar lagi, langsung aja amalkan zikir seperti waktu pertama sekali di ajarkan.
    Kalau mas mako sudah pernah suluk, amalkan sesuai dengan tingkatan suluknya, kalau ada yang lupa bisa ditanyakan kepada salah seorang petugas Guru atau kepada Ikhwan yang mas mako kenal…

    ********************************************************
    btw menurut sufimuda bagaimana tuh, beberapa hari lalu di berita detik.com ada seseorang mengaku salah satu jamaah tarekat besar di Indonesia tetapi berbuat cabul dan nyleneh…zikir dengan berbugil ria katanya untuk pengobatan, padahal dengan lawan jenis…khan kurang ajar namanya?
    *******************************************************
    Menurut saya pribadi, thareqat apa saja tidak jadi masalah, asalkan Mursyid nya memenuhi kriteria/syarat sah menjadi seorang Mursyid, salah satu syarat utama adalah bisa mengantarkan sang murid ke hadirat-Nya.
    Tindakan asusila mengatasnamakan Thariqat seperti yang mas mako sebutkan di atas tindakan yang tidak bermoral merusak nama baik thareqat. Harus diselidiki terlebih dahulu apa benar mereka mengamalkan zikir tharekat. Sebab sekarang ini banyak sekali orang-orang yang mengaku mengamalkan Tasawuf, ternyata amalannya itu di dapat dari GUNUNG….., dari Wangsit di Kaki GUNUNG…., tanpa adanya guru pembimbing, kadang orang seperti ini lebih sufi dari pada sufi itu sendiri 
    Thareqat yang benar berdiri atas syariat yang benar.
    Zikir dalam keadaan telanjang bukan ajaran thariqat, secara syariat aja udah menyimpang apalagi secara hakikat,
    Mengamalkan salah satu Thariqat adalah salah satu proses awal seorang bertaubat Nasuha, Tobat dengan sebenarnya untuk tidak kembali kepada yang mungkar-mungkar.
    Seorang yang berhakikat adalah seorang yang Wara’ dan juga menjauhkan yang Subhat, bukan kah begitu mas mako?
    Bagi seorang yang telah mencapai Maqam makrifat, Memakan yang halal aja mesti mendapat izin dari Allah apalagi yang haram sudah pasti tidak disentuh

    Syukur alhamdulillah kita dipertemukan dengan Thariqat yang benar sesuai ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist di bawah bimbingan Guru Mursyid kita yang Kamil Mukamil

    Trimakasih atas kunjungannya.

  • truthseeker

    @sufimuda
    Apakah semua yg ikut tariqah jg melihat Tuhan? Kan tidak juga.
    Pertanyaan yg akan mengganjal saya, koq bisa2nya cara beribadah koq dirahasiakan. Berarti Rasulullah tdk amanah donk?. Apa alasannya dirahasiakan?.
    Yang saya tahu adalah setiap orang memiliki derajat/maqam yg berbeda sesuai dg pencapaiannya. Saya juga setuju bhw tidak semua ilmu Rasulullah disampaikan kpd segala lapisan/derajat. Tapi itu berarti bhw yg standard sudah disampaikan. Semua yg menjalankan kewajiban2 standar ini tidak ada yg salah dg mereka.
    Jadi saya memandanya sebagai bukan rahasia. Ilmu2 tsb memang Raulullah berikan kepada Sayyidina Ali b Abi Thalib (pintu ilmu) dan putrinya Fatimah az-Zahra krn derajatnya/maqam ilmu mrk yg berbeda
    Bagi saya prosesnya spt ini: jk semua umat islam menjalani proses standar dg benar (tdk pakai bypass) maka otomatis Allah akan membimbing manusia tsb jk derajatnya/maqamnya sdh siap utk diberi ilmu melalui para shalihin wa waliullah, dan pertemuan itu akan terjadi dg sendirinya (atas kekuasaan Allah SWT).

    Kalau berwasilah seperti surat al maidah itu bukan wasilah kepada mursyid, lalu berwasilah kepada siapa?

    hehehe..koq sepertinya gak ada yg lain yg bisa jd tempat berwasilah. Kita berwasilah kpd shalihin, Syuhada, Waliullah dan guru kita yg shalihin (mursyid?).
    Sufimuda jgn salah paham bhw sy tdk setuju dg wasilah kpd mursyid, saya setuju saja dg tariqah (institusi) hanya saja bagi saya tdk wajib.

    Wassalam

  • truthseeker

    @dinda

    Mnurut sy, syahadat tdk dpt dianggap sbagai bukti s1 pendaftaran.

    Gpp koq, krn itu bersifat pendapat pribadi..:)

    Krn persoalan-a sudah knal blum kita ama Allah saat kita bersaksi tsb, klo blum brarti pendaftaran tdk berlaku,

    Pengenalan kpd Allah tdk ada ukurannya mba, termasuk yg masuk Tariqah belum tentu lebih mengenal Allah. Sertifikat pd tariqah adalah berfungsi sbg ijab bagi guru-murid atas ikatan/baiat mrk, shg sang guru akan bertanggung jawabpada apa2 yg dipelajari oleh si murid, sekaligus sbg ikatan bagi si murid utk taat kpd sang guru sbg konsekuensi dr tanggung jawab berat yg dipikul oleh sang guru.
    Akan sangat kontroversial jika amalan kita tdk sampai krn tdk bertariqah dan kmd Rasulullah tdk menyampaikan secara explisit dan tdk ditegaskan oleh AQ.
    Jadi kita hrs berpandangan bhw bertariqah adalh suatu jalan utk mencapai maqam yg lbh tinggi dimana jalan tsb lebih mudah/aman krn adanya bimbingan sang guru yg sdh expert.

    Wassalam

  • Aykal Alex

    ayo-ayo…
    abang-abang yang mau mendaftar jadi Hamba Allah…
    pendaftaran dibuka senin sampai minggu 24 Jam…
    Online… dan ga perlu ngantri…
    He.. he.. he..

  • sufimuda

    Truthseeker
    Thariqat telah memberikan saya pelajaran yang sangat berguna yaitu bisa membawa saya bermakrifat kepada Allah, kalau kemudian ada pendapat lain kita bisa bermakrifat tanpa berthariqat, ya sah-sah saja.

    Memang benar Tidak ada ilmu yang dirahasiakan,
    untuk berjumpa dengan Tuhan adalah lewat Thariqat-Hakikat dan makrifat.
    Untuk bisa mengenal Tuhan lewat kekasih-Nya, yaitu Mursyid sebagai Ulama Pewaris Nabi.
    Al-Qur’an jelas sekali menganjurkan kita untuk mencari “Waliyammursyida”.
    Pengertian Waliyammursyida kan banyak, bisa saja orang menafsirkan sebagai pemimpin, bisa imam, bisa guru biasa.
    Kemudian ada orang yang tidak mau berthariqat, itu juga terserah dia

    =======================================
    hehehe..koq sepertinya gak ada yg lain yg bisa jd tempat berwasilah. Kita berwasilah kpd shalihin, Syuhada, Waliullah dan guru kita yg shalihin (mursyid?).
    ========================================

    Sudah jelaskan, ada pilihan Mursyid disitu 🙂
    Mursyid itu adalah seorang wali Allah yang sudah pasti seorang Shalihin.

    Pertanyaannya, kapan nich mau mulai berwasilah kepada yang disebut di atas? 🙂

    Salam

  • Rindu Damai

    Well, sudah lama tidak singgah kemari, ternyata lagi seru-serunya debat ya.
    langsung aja.

    SYAHADAT bukan merupakan bukti seseorang menjadi hamba Allah akan tetapi sebagai bukti seseorang itu Islam disamping melaksanakan rukun Islam yang lain, udah tahu bedanya kan? 🙂

    Syarat menjadi warga negera Indonesia, salah satunya harus mengakui PANCASILA dan UUD45, mempunyai ktp dan syarat-syarat yang lain.
    Untuk menjadi Hamba Negara/Abdi/PNS, harus melalui seleksi, setelah lulus harus ikut Prajab, barulah sah menjadi Hamba Negara.
    Tidak semua warga negara menjadi hamba negara kan?

    PRESIDEN RI adalah bapak kita semua, pengayom kia semua warga negara, semua punya hak untuk berjumpa Beliau, akan tetapi apakah semua warga punya kesempatan untuk berjumpa beliau?
    Jawab : TIDAK.

    Bagaimana cara jumpa Beliau, harus mengenal Beliau terlebih dahulu lewat buku panduan mengenal Presiden, cukup dengan membaca saja?
    jawab : TIDAK

    PRESIDEN membuka kesempatan seluas-luasnya kepada warga negara untuk menjadi Hamba Negara, bahkan untuk berjumpa beliau, tentu harus mengikuti prosedurnya.

    Kenapa anda tidak jumpa Allah :
    Jawab : KARENA ANDA BELUM MENEMUKAN PROSEDURNYA.
    METODE ANDA MASIH SALAH

    Karena anda tinggal jauh di desa balik desa, transportasi pun seadanya, anda bergaul dengan orang-orang setengah bodoh, dan semua orang yang anda kenal adalah orang yang belum pernah jumpa dengan Presiden akhirnya anda mengambil kesimpulan : PRESIDEN TIDAK BISA KITA JUMPAI, DIA ADALAH SANGAT MULIA DAN SANGAT TINGGI KEDUDUKANNYA.

    Untuk menyenangkan hati anda, kemudian anda mencari dalil-dalil yang mendukung bahwa PRESIDEN MUSTAHIL BISA DIJUMPAI.

    Kalau anda bertemu dengan Andi Malaranggeng, atau salah seorang menterinya SBY, mereka menceritakan tentang makam malam bersama dengan Presiden RI, tentang lari pagi berdua Presiden.
    Ketika anda mendengar ini, anda berteriak kuat-kuat :
    MEREKA TELAH SESAT DAN KELIRU, PENGALAMAN MEREKA TIDAK ADA DALAM BUKU YANG SAYA BACA,
    LEBIH BAIK SAYA BEGINI AJA DARIPADA GILA SEPERTI MEREKA.

    Semoga yang BUTA bisa MELIHAT, yang TULI bisa MENDENGAR…

    Mengajari orang bodoh lebih gampang dari pada mengajari orang SOK PANDAI..

    Salam sayang untuk semua 🙂

  • Ibnu Hajar

    Salam Baktos ti urang panineungan
    kembali kepada niatan kita sebenarnya apa sih yang akan kita cari semua telah ada di alqur’an dan hadist
    yang diwahyukan dan digambarkan di kekehidupan
    Rosulullah.

  • hamba'79

    rindu damai…nama yang sangat mendambakan kedamaian..
    no comment buat tanggapannya kali ini..
    jelas,,lugas,,tepat,,tak terbantahkan…logika,,,dan bisa di pahami walaupun untuk anak sd,,,

    boleh kenalan dunk..??

    salam kenal dari hamba’79…
    kapan-kapan pake jalur japri ..
    (jalur pribadi = emailpribadi ) ya boss..

    ^^V
    PiiSSSSSS….

  • fahrizalmochrin

    numpang komentar dalam diskusinya..Menurut saya seluruh umat manusia adalah sebuah ruh suci yang dihembuskan kedalam jasad manusia, jadi mahluknya tidak ada perantara untuk bertemu dengannya, karena ruh manusia berasal darinya..kalau konsep harus mendaftar dulu..bagaimana kondisi umat terdahulu yang belum datangnya Islam?..

  • sufimuda

    Makasih Mas fahrizal sudah memberikan komentar disini.
    Bahwa ruh manusia itu berasal dari Tuhan dan suci itu memang benar, akan tetapi seiring berjalannya waktu ruh tersebut dikotori oleh sifat-sifat tercela.
    Kesucian ruh manusia lambat laun akan hilang dan akhirnya dipenuhi oleh nafsu syetan…
    Allah mengutus Nabi dari Adam sampai dengan Nabi Muhammad tidak lain untuk mengajarkan cara manusia itu bisa kembali kepada Tuhan dalam keadaan bersih, kembali sebagai “Nafsun Mutmainnah” sebagai jiwa yang tenang.
    Allah SWT akan memanggil hambanya sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an, “Ya Aiyuhannafsun Mutmainnah”, yang dipanggil oleh Allah kembali kepada-Nya, kembali kedalam syurga nya adalah jiwa yang tenang.
    Zikir merupakan metode untuk menjadikan jiwa menjadi tenang, hati menjadi tentram, sebagaimana yang difirmankan Allah sesungguhnya zikir itu membuat hati menjadi tenang.

    Umat sebelum nabi Muhammad diajarkan oleh nabi nya masing-masing cara berhubungan dengan Allah, dengan cara itulah mereka kembali kepada Allah dengan tenang.

    Bagaimana ruh kita yang telah kotor itu disucikan?
    Ruh kita disucikan kembali dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah, sebagai ruh yang suci lagi mensucikan.
    Dalam surat Al-‘ala disebutkan :
    “Beruntunglah orang yang telah disucikan jiwa/roh nya, kemudian dia berzikir menyebut nama Tuhan nya kemudian menegakkan shalat”
    Makna “disucikan” tentu bukan kita sendiriyang mensucikan, akan tetapi ada unsur diluar kita yang berperan mensucikan rohani kita

    Inilah kunci rahasia shalat menjadi Khusuk:
    1. Ruh kita disucikan terlebih dahulu
    2. Mengetahui teknik zikir yang tepat
    3. Barulah kita bisa menegakkan shalat dengan khusuk tanpa was-was dan angan-angan, karena disamping ruh kita telah bersentuhan dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah yang hakikatnya adalah Nur Muhammad, juga kepada kita telah diajarkan cara berziikir menyebut nama-Nya dengan benar pula.

  • moonlight

    repot juga ya jadi manusia..
    mu jumpa sm yg nyiptain dirinya aja musti daftar dulu..
    iya, klo daftar di t4 yg benar,
    nah klo t4 pendaftarannya salah gimana doooong…?
    gmana cara tau t4 pndaftaran nya benar ato salah, iklannya aja gada dipasang di koran ato di tv..

  • sufimuda

    he5 ada orang bijak berbisik kepada saya, “Tuhan tidak memerlukan kita masuk syurga, tapi kitalah yang memerlukan diri kita masuk syurga-Nya”.
    Tuhan buat dua jalan : Syurga dan Neraka.
    Kedua jalan tersebut ada prosedurnya masing-masing…
    T4 Pendaftarannya adalah di Mesjid, Langgar, Surau, Zayiwah atau apalah namanya….

    Mulai melakukan shalat dan kebajikan lainnya sudah berawal ikut mendaftar, teruskan kepada yang lebih khusus, mudah2an nanti diberi petunjuk oleh-Nya.
    menaiki tangga harus lewat tangga pertama, jangan meloncat ntar kaki nya patah, bukan begitu moonlight 🙂

  • moonlight

    oooo gitu yah?
    tengkyu atas jawabannya mas sufimuda…
    mudah2an qt bs naik tangga dgn selamat sampai di lantai berikutnya…

  • Aria7x7

    takjub,..takjub 🙂
    atas komentar truthseeker, bahwa yg masuk tarekat jg blm tentu lebih kenal ALLAH,.. sodara2ku yg emang belum kenal ALLAH, pletak!! tuh kan, kena jitak deh. ngapain aja kalian ampe belom kenal ALLAH, makanya,banyak2 beramal hehehehe
    (padahal yang bilang aja malasnya minta ampun) AMPUN TUHAN, kalo aria salah jangan ditempeleng dulu ya, di’sentuh’ aja, kalo bandel dijewer dikit,kl masi bandel jg ya tempeleng aja,
    JANGAN MATIKAN HAMBA DALAM KEADAAN KAFIR DAN BERDOSA KEPADAMU YA ALLAH, Amiin..
    AMPUN TUHAN (lagi..)

  • secret love

    waaa
    coment mbak/ mas rindu damai setajam silet….
    ati2 yang bacanya berdaah- darah……
    ehehehe
    keren deh tulisan mas SUFIMUDA, ditunggu nie yang lebih tajam lagi biar diterbitkan siaran silet versi investigasi. hehehehe

  • Nurul Syifa Mulyati

    Assalamu’alaikum wr wb…….
    Alhamdulillah……… Subhanallah………. Mohon doanya supaya bisa daftar pada alamat yang tepat. kreteria mursyid yg tepat yang seperti apa ? thank
    wassalamu’alaikum wr wb………

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: