-
Bijaksana…
Bagi pendosa yang jahat, aku mungkin terlihat jahat. Tetapi bagi yang baik, betapa luhurnya aku. (Mirza Khan, Anshari) Meskipun Ibnu Arabi dicintai oleh semua Sufi, mempunyai banyak pengikut pribadi dan menjalankan fungsi teladan kehidupan, tidak diragukan ia merupakan suatu ancaman bagi kalangan formalis. Seperti al-Ghazali, kekuatan intelektualnya lebih unggul dari semua orang sezamannya yang lebih konvensional (di bidang pemikiran). Alih-alih menggunakan berbagai kemampuan ini untuk mengukir satu tempat dalam skolastisisme, ia menyatakan — seperti banyak Sufi lainnya — bahwa jika seseorang memiliki intelek yang kuat, fungsi terakhirnya adalah memperlihatkan bahwa intelektualitas hanyalah suatu sarana pengantar kepada sesuatu yang lain. Sikap ini bukan suatu kesombongan — apalagi kalau kita benar-benar bertemu…
-
Uwais al-Qarni
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul.
-
Detik-detik Wafatnya Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Jasadnya memang sudah terkubur lebih dari delapan abad. Namun nama dan tauladan hidupnya tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Dialah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, ulama sufi kelahiran Persia yang kemasyhurannya setingkat dunia. Syekh Abdul Qadir terkenal sebagai pribadi yang teguh dalam berprinsip, sang pencari sejati, dan penyuara kebenaran kepada siapapun, dan dengan risiko apapun. Usianya dihabiskan untuk menekuni jalan tasawuf, hingga ia mengalami pengalaman spiritual dahsyat yang mempengaruhi keseluruhan hidupnya. Jejak Syekh Abdul Qadir juga dijumpai dalam belasan karya orisinalnya.
-
Ivan Aguéli Pelopor Tasawuf di Eropa
Jika bertanya siapa yang pertama kali mengenalkan tasawuf di tanah Eropa? Ivan Aguelilah jawabannya. Cendekiawan Muslim asal Swedia ini dikenal amat ahli dalam metafisika sufi dan mengenalkannya ke benua biru. Ia dikenal dengan nama ‘Abd al-Hadi Aqhili. Agueli lahir pada 24 Mei 1869 di Sala, Västmanland, Swedia. Nama kecilnya John Gustaf Agelii, putra dari seorang dokter hewan Johan Gabriel Agelii. Sejak muda, Agueli menunjukkan bakat seni yang luar biasa dan minat dalam sufistik agama. Pada 1879, ia belajar ke Gotland dan Stockholm.
-
Nama SUFI Sudah Dikenal Zaman Pra Islam
Bantahan Terhadap Orang Yang Berkata : “Kami Tidak Pernah Mendengar Nama Sufi Sebelumnya dan Nama Itu Tentu Nama Baru Diciptakan” Jika ada seseorang bertanya, “Kami tidak pernah mendengar istilah ash-Shufiyah dikalangan sahabat Rasulullah saw., tidak juga di kalangan kaum setelah mereka (tabi’in). Sedangkan yang kami ketahui hanyalah sebutan ‘Ubbad (Ahli Ibadah), Zuhhad (Ahli Zuhud), Sayyihin (para pengembara) dan fuqara’ (orang-orang fakir). Tidak pernah ada riwayat yang menuturkan, bahwa salah seorang di antara para sahabat dipanggil dengan sebutan Sufi”.
-
Syekh Abu Yaqub Yusuf Al-Hamdani
Syekh Abu Ya’qub Yusuf Al-Hamdani adalah termasuk salah seorang tokoh sufi yang sangat terkenal dan besar sekali pengaruhnya. Beliau pun dikenal pula sebagai seorang Wali Qutub atau Wali Ghauts, yakni pemimpin para wali pada zamannya. Beliau adalah salah satu arif billah yang agung, penjaga sunnah Nabi Muhammad SAW. Syekh Ya’qub al-Hamadzani adalah salah satu Wali Allah yang menempati maqam ghauts al-adhim, dan merupakan salah satu figur utama dalam silsilah Tarekat Naqsyabandiyah.
-
Syaikh Abdul Qadir Jailani, Pemimpin Para Wali
Sayyid Abdul Qadir dilahirkan di Naif, di kawasan daerah Jailan, Persia. Ia dilahirkan pada bulan Ramadhan 470 H, kurang lebih bertepatan dengan tahun 1077. Ayahnya bernama Abi Shalih Abd Allah Janki Dusti, seorang yang taat kepada Allah dan mempunyai garis keturunan dengan Hasan RA. Ibunya adalah Umm al-Khayr Fatimah binti Abi Abd Allah al-Sawma’i yang bergaris keturunan dengan Husain RA.