Sufi Kota Mencari Tuhan
NAMANYA Rumi Cafe. Berlokasi di Jalan Iskandarsyah yang mengarah ke Kemang, kawasan elite di Jakarta Selatan, ia diharapkan menjadi tempat hangout terbaru untuk kaum belia Ibu Kota. ”Saya berniat menjerat anak muda masuk surga,” kata Arief Hamdani, Presiden Haqqani Sufi Institute of Indonesia, sembari tertawa.
Rumi Cafe memang bukan seperti kafe biasa. Tempat ini tidak menyediakan minuman beralkohol. Namun nuansa tenang dan damai langsung menyapa siapa saja yang datang. Hot spot ini digadang-gadang Arief sebagai tempat bertemu, berdiskusi, sekaligus menikmati sema atau whirling dervishes, tarian sufi yang berputar-putar itu, yang diperkenalkan Jalaluddin Rumi, sufi agung abad ke-13.
Kafe kaum spiritualis ini menempati sebuah rumah toko berlantai dua. Dinding interiornya dicat abu-abu tua. Sejumlah buku dan foto tokoh sufi, termasuk Rumi, dipajang berjajar di etalase. Begitu hendak menaiki tangga, ups, ada manekin pria berbusana whirling dengan topi khas, sorban, dan jubah hitam. Setiap akhir pekan, di sini diperagakan tari whirling. ”Siapa pun yang terjebak macet pasti ingin tahu sajian kami,” kata Arief.